Anda di halaman 1dari 6

PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT)

Nomor: .......................

Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) ini, dibuat dan ditandatangani pada hari ini Jumat tanggal
dua puluh tiga bulan Oktober tahun dua ribu dua puluh (23-10-2020), yang bertandatangan
dibawah ini :

Diana Sari Yuni Atmaja, yang dalam hal ini jabatannya selaku Direktur dari dan oleh karena itu
bertindak untuk dan atas nama Perseroan Terbatas PT. Abbasy Digital Teknologi, berkedudukan di
Jakarta, Yang Anggaran Dasar dan Pendirian Perusahaan dibuat berdasarkan Akta No. 06 Tanggal 16
November 2017 yang dibuat dihadapan Agus Pratomo Budi Santoso, S.H., M.Kn, Notaris di
Kabupaten Bekasi, beserta perubahan-perubahannya yang terakhir dirubah berdasarkan Akta Nomor: 5
Tahun 2020 tanggal 2 Oktober 2020, yang dibuat dihadapan Agus Pratomo Budi Santoso, S.H., M.Kn,
Notaris di Kabupaten Bekasi, berkedudukan hukum di Menara BCA Lt. 50 Grand Indonesia, Jl. M.H.
Thamrin No. 1 Jakarta Pusat 10310, dengan demikian berwenang dan sah untuk mewakili Perseroan
melakukan perjanjian ini, dan selanjutnya disebut ”Pihak Pertama”.

Nama : Ir. Yoyok Yusuf Arifin


Tempat, Tanggal Lahir : Madiun, 15 Mei 1964
Alamat : Jl. Palbatu I No. 1 RT. 003 RW. 004 Kel. Menteng Dalam Kec. Tebet
Kota Administrasi Jakarta Selatan Prov. DKI Jakarta
Nomor KTP : 3174011505640003

Dalam Perjanjian Kerja ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, yang selanjutnya disebut
sebagai “Pihak Kedua”.

Pihak Pertama dan Pihak Kedua secara sendiri-sendiri disebut sebagai “Pihak” dan secara bersama-
sama disebut sebagai “Para Pihak”, menerangkan terlebih dahulu:

Bahwa, Para Pihak sepakat bahwa Perjanjian Kerja ini dibuat atas dasar tersedianya pekerjaan
Pengadaan Konsultan Pengawas Relokasi DC DRC BPJS Ketenagakerjaan Tahun 2020 yang
selanjutnya disebut sebagai “Mitra Kerja Pihak Pertama”.

Bahwa, Para Pihak sepakat mengadakan Perjanjian Kerja berdasarkan Surat Perintah Kerja dari Mitra
Kerja Pihak Pertama No. …………………….. tanggal ………………….

Bahwa, Pihak Pertama memerlukan jasa jasa pekerja untuk melakukan pekerjaan Pengadaan
Konsultan Pengawas Relokasi DC DRC BPJS Ketenagakerjaan Tahun 2020 dan Pihak Kedua bersedia
untuk memenuhi kebutuhan Pihak Pertama tersebut.

Bahwa, apabila selama jangka waktu berlakunya Perjanjian Kerja ini pekerjaan pada perusahaan yang
menjadi Mitra Kerja Pihak Pertama tidak tersedia lagi dan/atau telah selesai, maka Perjanjian Kerja
ini akan dianggap berakhir.

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, dengan ini Para Pihak sepakat untuk mengikatkan diri dalam
Perjanjian Kerja ini dan melaksanakannya sesuai dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

PASAL 1
JANGKA WAKTU PERJANJIAN KERJA

Perjanjian Kerja ini berlaku terhitung sejak tanggal 27 Oktober 2020 sampai dengan tanggal 24
Januari 2021 (90 hari kalender).

PASAL 2
JABATAN DAN PENEMPATAN KERJA

1. Pihak Kedua bersedia ditempatkan oleh Pihak Pertama untuk bekerja di perusahaan yang
menjadi Mitra Kerja Pihak Pertama, sesuai dengan penempatan yang ditetapkan oleh Pihak
Pertama dengan ketentuan sebagai berikut:

1/8
a. Jabatan : Tenaga Ahli
b. Lokasi : .....................
c. Pengaturan hari dan jam kerja disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku di Mitra Kerja
Pihak Pertama.

2. Tugas–tugas Pihak Kedua selanjutnya akan ditentukan oleh Pihak Pertama dan/atau Mitra
Kerja Pihak Pertama sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.

3. Pihak Kedua bersedia dipindah tugaskan dan bersedia bekerja dengan sistem kerja yang
berlaku di lingkungan kerja Mitra Kerja Pihak Pertama.

PASAL 3
PENGUPAHAN

Selama jangka waktu Perjanjian Kerja ini, Pihak Pertama memberikan upah kepada Pihak Kedua
sebagai berikut:

a. Uang Muka … % atau sebesar Rp. ……………………………………… Non PPN dan PPH yang
akan dibayarkan setelah Perjanjian ini ditandatangani Para Pihak;
b. Sisa … % atau sebesar Rp. ……………………………………… Non PPN dan PPH yang akan
dibayarkan setelah masa pemeliharaan pekerjaan di Mitra Kerja Pihak Pertama dinyatakan
selesai dengan dibuktikan dengan ditandatanganinya Berita Acara Pemeliharaan yang
ditandatangani Para Pihak.

PASAL 4
TATA CARA PEMBAYARAN UPAH

1. Dalam pembayaran upah bagaimana dimaksud dalam Pasal 3 Pihak Pertama akan memberikan
pada Pihak Kedua maksimal 14 (empat belas) hari kalender setelah invoice diterima oleh Pihak
Kedua.

2. Cara pembayaran upah sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 ayat 1 dilakukan dengan cara transfer
melalui …………………….

PASAL 5
TATA TERTIB

1. Dalam melaksanakan tugas sehari-hari Pihak Kedua wajib melaksanakan dengan sebaik-baiknya
dengan penuh tanggung jawab serta memperhatikan petunjuk pimpinan atau sesuai dengan
ketentuan yang ada dalam perusahaan Mitra Kerja Pihak Pertama, sebagai berikut :

a. Pihak Kedua wajib:


1) Menjaga nama baik, harta milik Pihak Pertama dan/atau Mitra Kerja Pihak Pertama
dengan penuh tanggung jawab;
2) Menyimpan rahasia perusahaan Pihak Pertama dan/atau Mitra Kerja Pihak Pertama;
3) Menghindarkan diri dalam perbuatan pemborosan dan tindakan-tindakan lain yang merugikan
Pihak Pertama dan/atau Mitra Kerja Pihak Pertama;
4) Bekerja sesuai dengan waktu kerja atau jadwal yang telah ditetapkan;
5) Hadir minimal 30 (tiga puluh) menit sebelum waktu kerja;
6) Menjaga dan memelihara kebersihan dan kerapihan tempat kerja;
7) Mengenakan pakaian dan perlengkapan kerja serta tanda pengenal pegawai;
8) Pihak Kedua wajib mengenakan pakaian rapi dan sopan;
9) Mentaati kewajiban-kewajiban lainnya berdasarkan tata tertib lainnya sesuai dengan
operasional Pihak Pertama dan/atau Mitra Kerja Pihak Pertama yang berlaku, dan
ketentuan-ketentuan lain yang dikeluarkan oleh Pihak Pertama.

b. Pihak Kedua dilarang :


1) Melakukan pelanggaran tindak pidana seperti pencurian, penggelapan uang, membawa
dan/atau menggunakan dan/atau mengedarkan obat-obatan dan/atau minuman terlarang,
melakukan tindakan perkelahian (kecuali dalam rangka mempertahankan diri dan

2/8
mengamankan aset), melakukan tindakan pelecehan seksual, asusila dan tindakan lain yang
dapat merusak citra dan nama baik Pihak Pertama maupun Mitra Kerja Pihak Pertama;

2) Membawa senjata api dan/atau benda tajam;


3) Berkumpul, bersenda gurau, berbincang-bincang dengan rekan kerja yang berdampak pada
terganggunya pelaksanaan tugas;
4) Merokok, membaca majalah/koran dan sejenis pada saat bekerja;
5) Menggunakan komputer dan telepon selain untuk kedinasan;
6) Memakai sandal, mengenakan celana jeans, pakaian yang berbahan kaos/transparan/rok
pendek melebihi 5 cm di atas lutut/blus tanpa lengan/blus berleher rendah, selama waktu
kerja;
7) Melakukan transaksi jual/beli barang/makanan baik milik sendiri maupun pihak lain selama
waktu kerja;
8) Menerima tips atau memungut biaya dalam bentuk apapun terkait pelaksanaan tugas;
9) Melakukan hal yang dilarang lainnya berdasarkan tata tertib lainnya sesuai dengan
operasional Pihak Pertama dan/atau Mitra Kerja Pihak Pertama yang berlaku, dan
ketentuan-ketentuan lain yang dikeluarkan oleh Pihak Pertama.

2. Pihak Pertama akan memberikan Surat Peringatan (SP I/II/III) dengan terlebih dahulu melihat
jenis dan tingkat pelanggaran terhadap Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran dan/atau
kesalahan sebelum menjatuhkan sanksi Pengakhiran Hubungan Kerja dengan memperhatikan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Pihak Pertama dapat memberikan sanksi Pengakhiran Hubungan Kerja kepada Pihak Kedua
tanpa peringatan terlebih dahulu apabila terbukti Pihak Kedua telah melakukan kesalahan berat
dan/atau membahayakan perusahaan Pihak Pertama dan/atau Mitra Kerja Pihak Pertama dan
Pihak Kedua bersedia dilakukan Pemutusan Hubungan sebagaimana dimaksud dalam Undang-
undang dan peraturan Ketenagakerjaan yang berlaku.

PASAL 6
KERAHASIAAN

Para Pihak wajib menjaga kerahasiaan dan ketentuan dalam Perjanjian ini, termasuk seluruh informasi
atau data, baik secara lisan, elektronik maupun tertulis, yang diterima dari salah satu Pihak dan tidak
akan memberikannya kepada pihak ketiga diluar Para Pihak, tanpa persetujuan terlebih dahulu dari
Para Pihak.

PASAL 7
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

1. Dalam melaksanakan tugas pekerjaannya, Pihak Kedua akan mematuhi ketentuan kesehatan dan
keselamatan kerja yang ada di lokasi kerja Pihak Pertama dan/atau Mitra Kerja Pihak
Pertama.

2. Pihak Kedua wajib melaporkan kepada Pihak Pertama dan/atau Mitra Kerja Pihak Pertama
dalam hal terjadinya kecelakaan kerja maupun adanya hal-hal yang dapat mengakibatkan
kecelakaan kerja.

PASAL 8
MANGKIR

1. Dalam hal Pihak Kedua tidak masuk bekerja tanpa alasan yang sah atau hal-hal yang tidak dapat
diterima alasannya oleh Pihak Pertama, maka dianggap mangkir (tidak masuk kerja).

2. Selama mangkir sebagaimana tersebut dalam ayat (1), upah tidak dibayar berdasarkan Pasal 93
ayat (1) Undang-Undang No 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

3. Dalam hal Pihak Kedua tidak masuk selama 5 (lima) hari kerja berturut-turut tanpa alasan yang
sah dan telah dipanggil 2 (dua) kali secara tertulis ke alamat yang tercatat dalam data pegawai
Pihak Pertama melalui pos tercatat, maka Pihak Kedua dikualifikasikan mengundurkan diri
berdasarkan Pasal 168 Undang-Undang No 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

3/8
PASAL 9
ISTIRAHAT DAN CUTI TAHUNAN

1. Pihak Kedua berhak istirahat paling singkat 1 (satu) hari dalam 1 (satu) minggu.

2. Untuk memperlancar pelaksanaan tugas/pekerjaan yang diberikan kepada Pihak Kedua,


maka pelaksanaan cuti tersebut disepakati untuk diatur bersama dengan Pihak Pertama.

PASAL 10
SAKIT DAN BANTUAN KESEHATAN

1. Apabila Pihak Kedua tidak masuk kerja karena sakit, maka harus segera memberitahukan
pada hari itu juga kepada Pihak Pertama dan/atau Mitra Kerja Pihak Pertama serta
memberikan Surat Keterangan Dokter pada hari pertama masuk kerja kembali. Apabila tidak
melampirkan Surat Keterangan Dokter, maka dianggap mangkir.

2. Pihak Kedua wajib menjaga kesehatan dirinya sendiri, jika sakit maka Pihak Pertama
menyediakan fasilitas kesehatan melalui kepesertaan dalam BPJS Kesehatan atau fasilitas
kesehatan lain sesuai ketentuan yang berlaku.

PASAL 11
BERAKHIRNYA PERJANJIAN KERJA

1. Perjanjian Kerja ini akan berakhir demi hukum sesuai dengan Jangka Waktu Perjanjian Kerja
sebagaimana disepakati dalam Pasal 1 Perjanjian Kerja ini.

2. Dalam hal terjadi peristiwa pelanggaran yang dilakukan oleh Pihak Kedua terhadap ketentuan
dalam Perjanjian Kerja ini, maka Pihak Pertama berdasarkan keputusannya sendiri berhak untuk
mengakhiri Perjanjian Kerja ini dengan seketika tanpa kewajiban membayar ganti rugi kepada
Pihak Kedua.

3. Dalam hal Pihak Kedua dikembalikan oleh Mitra Kerja Pihak Pertama karena dianggap tidak
mampu bekerja dengan baik dan/atau dinilai kurang baik meski Pihak Kedua telah diberi
kesempatan untuk memperbaiki kinerjanya sebanyak … kali/bulan, maka Perjanjian Kerja ini
dapat diakhiri oleh Pihak Pertama tanpa kewajiban membayar ganti rugi kepada Pihak Kedua.

4. Selama Perjanjian Kerja ini berlangsung Pihak Kedua dapat mengajukan permohonan
pengunduran diri kepada Pihak Pertama selambat-lambatnya 30 (tigapuluh) hari sebelumnya
dengan kewajiban membayar ganti rugi sebesar upah selama sisa masa Perjanjian Kerja.

5. Apabila Pihak Kedua diterima atau diangkat sebagai karyawan oleh Mitra Kerja Pihak
Pertama, maka Pihak Kedua diwajibkan untuk membayar ganti rugi sisa waktu Perjanjian
Kerja.

6. Apabila Pihak Kedua diterima atau diangkat sebagai karyawan oleh Mitra Kerja Pihak
Pertama, maka Pihak Pertama membebaskan Pihak Kedua untuk membayar ganti rugi dalam
bentuk apapun juga.

7. Dengan berakhirnya Perjanjian Kerja maka segala hak dan kewajiban akan berakhir pada tanggal
dan hari berakhirnya Perjanjian Kerja tersebut.

PASAL 12
PERPANJANGAN PERJANJIAN KERJA

1. Bilamana Pihak Pertama akan memperpanjang Perjanjian Kerja yang disetujui oleh Pihak
Kedua, maka Pihak Pertama akan memberitahukan kepada Pihak Kedua paling lambat 7
(tujuh) hari sebelum Perjanjian Kerja ini berakhir dan dengan kesepakatan dari Para Pihak
dibuatkan perpanjangan Perjanjian Kerja (addendum/amandemen).

4/8
2. Dalam hal Perjanjian Kerja ini tidak diperpanjang maka sesuai kesepakatan antara Pihak
Pertama dan Pihak Kedua, maka Perjanjian Kerja ini akan berakhir demi hukum pada tanggal
yang telah disepakati, sehingga hubungan kerja Para Pihak berakhir dengan sendirinya.

Pasal 13
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)

1. Keadaan Memaksa adalah peristiwa-peristiwa yang secara langsung mempengaruhi


pelaksanaan Perjanjian, dan terjadi di luar kekuasaan dan kemampuan Para Pihak untuk
mengatasinya yaitu:
a. Bencana alam;
b. Bencana non alam (antara lain epidemi dan wabah penyakit);
c. Huru-hara;
d. Pemberontakan;
e. Perang;
f. Pemogokan;
g. Kebakaran;
h. Gangguan industri lainnya sebagaimana dinyatakan melalui keputusan bersama antara
menteri-menteri teknis terkait;
i. Peraturan Pemerintah mengenai keadaan bahaya, sehingga Pihak Kedua terpaksa tidak dapat
memenuhi kewajibannya atau menghentikan pekerjaannya; dan/atau
j. Peraturan Pemerintah mengenai ketenagakerjaan yang berlaku secara serta merta.

2. Peristiwa-peristiwa dimaksud harus dibenarkan oleh Penguasa setempat, dan diberitahukan


secara tertulis oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak
terjadinya peristiwa dimaksud untuk disetujui oleh Pihak Pertama.

3. Pada saat terjadinya Keadaan Memaksa, Perjanjian ini akan dihentikan sementara hingga
Keadaan Memaksa berakhir dengan ketentuan, Pihak Kedua berhak untuk menerima pembayaran
sesuai pelaksanaan pekerjaan yang telah dilakukan.

4. Dalam hal selama masa Keadaan Memaksa, Pihak Pertama memerintahkan secara tertulis
kepada Pihak Kedua untuk sedapat mungkin meneruskan pekerjaan, maka Pihak Kedua berhak
menerima pembayaran sebagaimana ditentukan dalam Perjanjian Kerja dan mendapat penggantian
biaya yang wajar sesuai dengan yang telah dikeluarkan untuk bekerja dalam situasi demikian.

PASAL 14
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Perjanjian ini tunduk pada hukum Negara Republik Indonesia.

2. Apabila terjadi perselisihan antara Para Pihak sehubungan dengan Perjanjian ini, maka
perselisihan tersebut akan diselesaikan secara musyawarah untuk mufakat oleh Para Pihak.
Namun, apabila perselisihan tersebut tidak dapat diselesaikan secara musyawarah dalam jangka
waktu 60 (enam puluh) hari, maka Para Pihak sepakat untuk menyelesaikan perselisihan yang
terjadi melalui Dinas Tenaga Kerja dan Pengadilan Hubungan Industrial tempat Pihak Kedua
bekerja.

3 Selama perselisihan masih dalam proses penyelesaian, Para Pihak tetap berkewajiban untuk
menyelesaikan kewajibannya masing-masing sebagaimana ditentukan dalam Perjanjian ini.

PASAL 15
KELANGSUNGAN BEKERJA

1. Apabila Mitra Kerja Pihak Pertama mengakhiri kerjasama dengan Pihak Pertama dan
menunjuk vendor lain, maka Perjanjian ini akan berakhir dengan sendirinya.

2. Pihak Kedua tidak diperkenankan menuntut Pihak Pertama apabila Perjanjian berakhir
dikarenakan ketentuan yang berlaku dalam Pasal 16 ayat 1 diatas.

5/8
PASAL 16
PENUTUP

1. Hal-hal teknis yang belum diatur dalam Perjanjian Kerja ini akan ditetapkan lebih lanjut dalam
keputusan tersendiri oleh Pihak Pertama.

2. Perjanjian Kerja ini dibuat dengan itikad baik, bebas dari tekanan ataupun paksaan dari pihak
manapun serta ditandatangani dalam keadaan sadar oleh kedua belah pihak di atas materai
secukupnya asli rangkap 2 (dua) yang masing-masing memiliki kekuatan hukum yang sama.

Jakarta, 23 Oktober 2020


Pihak Pertama Pihak Kedua

Diana Sari Yuni Atmaja Ir. Yoyok Yusuf Arifin


Direktur

6/8

Anda mungkin juga menyukai