Anda di halaman 1dari 5

PERPANJANGAN PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU

Nomor: ..................................................

Pada hari …………………, tanggal ………………. (……………………………………………), kami yang


bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ................................
Jabatan : ................................
Alamat : ................................
................................

Dalam perjanjian kerja ini bertindak untuk dan atas nama perusahaan PT………………………, yang
selanjutnya disebut Pihak Pertama.

Nama : ................................
Tempat, tgl. Lahir : ................................
Pendidikan : ................................
Status Pernikahan : ................................
Alamat : ................................
................................
KTP No : ................................
Masa Berlaku KTP : ................................

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, yang selanjutnya dalam Perpanjangan Perjanjian
Kerja Waktu Tertentu (Perpanjangan PKWT) ini disebut sebagai “PIHAK KEDUA”

Kedua belah pihak dengan ini menyatakan bahwa Pihak Pertama menerima Pihak Kedua sebagai karyawan
perusahaan Pihak Pertama dengan status Karyawan Kerja Waktu Tertentu dan Pihak Kedua menyatakan
bersediaan untuk bekerja di perusahaan Pihak Pertama dengan status Karyawan Kerja Waktu Tertentu.

Kedua belah pihak menerangkan bahwa sebelum dibuat Perjanjian ini, Kedua belah pihak telah terikat pada
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) yang dimulai pada tanggal .......... (......................) dengan
Nomor : ..............................................

Kedua belah pihak sepakat untuk mengikatkan diri dan tunduk dalam suatu Perpanjangan Perjanjian
sebagaimana diatur dalam Pasal 59 ayat (4) Undang – Undang Tenaga Kerja No. 13 tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan yang disebut sebagai “Perpanjangan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu” dengan ketentuan-
ketentuan sebagai berikut :

Pasal 1

FORM-SOP-/HR ….. Halaman 1 / 5


1. Pihak Pertama menerima Pihak Kedua bekerja di PT……………………… sebagai Pekerja dengan
status ................................. sebagai ................................... , di Departemen ..................................
2. Uraian pekerjaan yang memuat rincian tugas dan tanggung jawab Pihak Kedua akan diberikan oleh
Pihak Pertama sebagai pedoman umum Pihak Kedua untuk menjalankan pekerjaannya.
3. Pihak Kedua setuju dan berkesanggupan untuk mematuhi seluruh kebijakan/peraturan yang berlaku
di PT……………………….
4. Pihak Pertama dapat menempatkan Pihak Kedua di wilayah kerja atau departemen lain yang akan
ditunjuk kemudian oleh Pihak Pertama apabila diperlukan.

Pasal 2

1. Pihak Pertama menempatkan Pihak Kedua di wilayah kerja perusahaan Pihak Pertama yaitu di
Departemen ………………………….
2. Pihak Pertama dapat menempatkan Pihak Kedua di wilayah kerja atau departemen lain yang akan
ditunjuk kemudian oleh Pihak Pertama apabila diperlukan.
3. Pihak Pertama dapat mempromosikan atau memutasikan Pihak Kedua jika ada kebutuhan
Departemen lain dengan menyesuaikan kemampuan kerja Pihak Kedua.

Pasal 3

1. Pihak Pertama memberikan gaji sebagai upah kerja Pihak Kedua sebesar Rp.
……………………….,- (……………………………………….), setiap bulannya dengan ketentuan
periode perhitungan gaji dari tanggal 20 sampai tanggal 19 bulan berikutnya , dan diterima setiap
tanggal 25 (tentative).
2. Pihak Pertama berhak melakukan pemotongan upah Pihak Kedua untuk kepentingan Pajak
Pendapatan maupun kepentingan lainnya yang sah.
3. Apabila Pihak Kedua tidak melaksanakan pekerjaannya karena Mangkir, Alpa, Ijin Pribadi atau
alasan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya maka Pihak Pertama berhak
melakukan pemotongan upah secara proporsional dengan ketentuan upah sebulan dibagi 22 hari
kerja kecuali sakit, izin sesuai dengan Peraturan Perusahaan.
4. Pihak Pertama berhak melakukan pemotongan upah Pihak Kedua untuk kepentingan Pajak
Pendapatan maupun kepentingan lainnya yang sah.

Pasal 4
1. Pihak Pertama menetapkan jam kerja bagi Pihak Kedua yang diatur berdasarka lingkup kerja Pihak
Kedua yaitu sebagai berikut:
 Senin s/d Jumat : 09.00 -18:00 WIB
 Istirahat Senin s/d Kamis : 12.00 -13.00 WIB
 Istirahat Jumat : 11.30 -13.00 WIB
2. Pihak Pertama dapat menentukan jam kerja lain jika diperlukan dengan mengingat rasa
kemanusiaan dan Pihak Kedua dapat diberikan uang lembur.
3. Pihak Kedua wajib melakukan presensi kehadiran baik pada saat masuk (pagi) maupun pulang
(sore).
4. Pihak Kedua bersedia masuk pada hari sabtu apabila di butuhkan oleh Pihak Pertama dengan
mendapatkan insentif kehadiran.

FORM-SOP-/HR ….. Halaman 2 / 5


Pasal 5

1. Pihak Kedua harus menjaga citra dan kewibawaan / pribadi dan perusahaan Pihak Pertama,
didalam tempat bertugas / kantor maupun di masyarakat umum dan mentaati ketentuan rahasia
perusahaan Pihak Pertama.
2. Pihak Kedua diharapkan dapat mendayagunakan seluruh pengetahuan dan keahlian Pihak Kedua
demi kemajuan perusahaan Pihak Pertama pada umumnya dan bagi diri Pihak Kedua sendiri pada
khususnya, serta menjadi contoh yang baik bagi rekan kerja dan pihak lain yang berhubungan baik
langsung maupun tidak langsung dengan Pihak Kedua.
3. Pihak Kedua wajib hadir ditempat kerja sesuai jam kerja yang sudah ditentukan Pihak Pertama
sebagaimana diatur dalam Pasal 4 ayat (1) dan siap melaksanakan tugas tepat pada waktu
dimulainya jam kerja sampai dengan berakhirnya jam kerja.
4. Pihak Kedua hanya boleh meninggalkan tempat kerja setelah usai jam kerja, kecuali atas ijin dari
atasan.
5. Pihak Kedua wajib memberitahukan kepada atasan apabila oleh karena suatu alasan Pihak Kedua
tidak dapat hadir ditempat kerja untuk memperoleh ijin.
6. Pihak Kedua wajib memberitahukan kepada atasan apabila oleh karena suatu alasan Pihak Kedua
terlambat masuk kerja atau pulang sebelum waktunya.
7. Pihak Kedua diwajibkan mengenakan kartu identitas karyawan yang sah selama menjalankan
aktivitas kerja di tempat kerja.
8. Pihak Kedua wajib bertingkah laku sopan, menjauhi pelecehan seksual dan menjaga suasana
keakraban di dalam lingkungan kerja maupun dalam lingkungan masyarakat.

Pasal 6

1. Pihak Pertama mengikutsertakan Pihak Kedua dalam Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja (BPJS
Ketenagakerjaan) yang disesuaikan dengan ketentuan program di Pihak Pertama.

Pasal 7

1. Selama dalam hubungan kerja Pihak Kedua wajib mentaati dan melaksanakan ketentuan mengenai tata
tertib, kedisiplinan dan kewajiban-kewajiban yang dibebankan kepadanya, sesuai dengan ketentuan
dalam Peraturan Perusahaan.

2. Tindakan pelanggaran kedisiplinan dapat diambil terhadap Pihak Kedua, oleh Pihak Pertama dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Melakukan penipuan, pencurian, atau pengelapan barang dan atau uang milik pengusaha
atau milik teman sekerja atau milik teman pengusaha.
b. Memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan sehingga merugikan pengusaha atau
kepentingan negara.
c. Mabuk, minum-minuman keras yang memabukan, memakai dan atau mengedarkan
narkotika, psikotropika, dan zat aditif lainnya di lingkungan kerja.
d. Melakukan perbuatan asusila atau perjudian di lingkungan kerja.
e. Menyerang, menganiaya, mengancam atau mengintimidasi teman sekerja atau pengusaha
di lingkungan kerja.
f. Membujuk teman sekerja atau pengusaha untuk melakukan perbuatan yang bertentangan
peraturan perundang-undangan.
g. Dengan ceroboh atau sengaja merusak, atau membiarkan dalam keadaan bahaya barang
milik perusahaan yang menimbulkan kerugian bagi perusahaan.

FORM-SOP-/HR ….. Halaman 3 / 5


h. Dengan ceroboh atau sengaja membiarkan teman sekerja atau pengusaha dalam keadaan
bahaya di tempat kerja
i. Membongkar atau membocorkan rahasia perusahaan yang seharusnya dirahasiakan
kecuali untuk kepentingan Negara.
j. Melakukan perbuatan lainnya di lingkungan perusahaan yang diancam pidana penjara 5
tahun atau lebih.
k. Menerima pemberian imbalan jasa dalam bentuk apapun, untuk melakukan hal-hal yang
merugikan atau mengurangi keuntungan atau menambah biaya perusahaan.
l. Dengan sengaja menyembunyikan penyakit berat atau penyakit menular yang
membahayakan keselamatan dan kesehatan kerja dirinya dan karyawan lainnya.
m. Mangkir selama 5 (lima) hari kerja atau lebih tanpa keterangan secara tertulis yang
dilengkapi dengan bukti yang syah.

3. Jika Pihak Kedua melanggar pasal 7 ayat 2 huruf a sampai dengan huruf m, maka Pihak Pertama
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa persyaratan apapun.
4. Pihak Pertama berhak meminta ganti rugi kepada Pihak Kedua, apabila Pihak Kedua lalai atau ceroboh
yang menyebabkan hilang atau rusaknya barang-barang milik Perusahaan, dengan jalan memotong
upah.

Pasal 8
1. Perpanjangan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (Perpanjangan PKWT) ini berlaku selama ...... (......)
tahun yang dimulai tanggal ......................... (...................................) dan berakhir
tanggal ........................................ (.............................................................),
2. Perpanjangan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (Perpanjangan PKWT) berakhir sebelum jangka waktu
berakhir apabila:
a. Pihak Kedua meninggal dunia
b. Adanya putusan pengadilan dan atau penetapan lembaga penyelesaian hubungan industrial
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
c. Diakhiri oleh salah satu Pihak (Pihak Pertama atau Pihak Kedua) karena adanya keadaan
memaksa.
d. Dikualifikasikan sebagai Pengunduran diri secara Sukarela adalah apabila Pihak Kedua, mangkir
selama 5 (lima) hari kerja atau berturut-turut tanpa keterangan secara tertulis yang dilengkapi
dengan bukti yang sah dan telah dipanggil dengan patut dan tertulis sebanyak 2 (dua) kali.
3. Dengan berakhirnya Perpanjangan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu yang diakhiri oleh salah satu pihak,
maka kewajiban Pihak Pertama akan putus secara material pada hari dan tanggal ditetapkan.

Pasal 8

1. Pihak Kedua bersedia dengan sukarela untuk dipanggil dan bermusyawarah apabila ditemukan adanya
permasalahan tentang penyimpangan yang terjadi dan diduga dilakukan oleh Pihak Kedua, baik
sebelum berakhirnya Perpanjangan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu maupun setelah berakhirnya
Perpanjangan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu.
2. Apabila Pihak Kedua tidak hadir dalam pemanggilan yang telah ditentukan dalam ayat 1 (satu), maka
Pihak Kedua dianggap telah beritikad buruk dan akan di proses sesuai hukum yang berlaku.
3. Segala ketentuan yang belum diatur dalam perjanjian ini akan diatur selanjutnya dalam adendum yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini dan akan diputuskan secara bersama.

Demikian Perpanjangan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (Perpanjangan PKWT) antara Pihak Pertama
dengan Pihak Kedua ini dibuat untuk saling mentaati dan menjalankan hak dan kewajibannya.

FORM-SOP-/HR ….. Halaman 4 / 5


Peranjangan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (Perpanjangan PKWT) ini dibuat dan dilaksanakan di Jakarta
tanggal ………………………. (……………………………….) dan dibuat dalam rangkap 2 (dua) dengan
kekuatan hukum yang sama dan masing – masing pihak menandatangani di atas materai yang cukup dan
apabila salah satu pihak mengingkari isi Perjanjian kerja ini bersedia ditindak sesuai ketentuan undang-
undang yang berlaku.

Jakarta , ................................

Pihak Pertama Pihak Kedua

………………………… ………………………………
Direktur Pekerja

FORM-SOP-/HR ….. Halaman 5 / 5

Anda mungkin juga menyukai