Anda di halaman 1dari 34

PERATURAN PERUSAHAAN PT.

KARYA CIPTA METALINDO PERKASA

NOMOR XXXXX TAHUN 2023

TENTANG KETENAGAKERJAAN, KEPEGAWAIAN, HUBUNGAN KERJA,


PENGUPAHAN, FASILITAS TUNJANGAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL, TATA
TERTIB DAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA.

MUKADIMAH
Dengan rahmat Tuhan yang Maha Esa

dan berdasarkan hasrat bersama akan terwujudnya hubungan industrial yang harmonis dan
selaras antara Perusahaan dengan karyawannya menurut asas-asas Hubungan Industrial
Pancasila, dimana terdapat tujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.
Peraturan Perusahaan ini diadakan dengan maksud untuk menciptakan ketenangan
bekerja bagi para karyawan dan ketenangan berusaha bagi pihak perusahaan, dimana
terdapat sikap saling hormat menghormati dan percaya mempercayai dengan rasa penuh
tanggung jawab. Pihak perusahaan dan karyawan secara bersama-sama berusaha semaksimal
mungkin meningkatkan hasil kerja, produktivitas dan keuntungan sebagai syarat yang utama
serta pengupahan yang adil dan layak bagi karyawan yang tercakup dalam Peraturan
Perusahaan ini demi ketentraman bekerja bagi seluruh karyawan agar kelangsungan hidup
Perusahaan serta kelestarian kerja dapat terjamin.
Dengan demikian Peraturan Perusahaan ini akan mempertegas hak dan kewajiban
masing-masing pihak. Memperteguh hubungan kerja yang sehat dalam perusahaan,
memperbaiki, mempertahankan serta mengembangkan adanya hubungan yang harmonis
antara perusahaan dan karyawannya.
Dengan berpegang teguh pada pokok-pokok pikiran tersebut diatas dan atas dasar
saling menghargai, kami bersama-sama membuat Peraturan Perusahaan ini yang isinya
sebagai berikut :

MENGINGAT : 1.

1
MEMUTUSKAN:

MENETAPKAN : PERATURAN PERUSAHAAN TENTANG KETENAGAKERJAAN,


KEPEGAWAIAN, HUBUNGAN KERJA, PENGUPAHAN, FASILITAS
TUNJANGAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL, TATA TERTIB DAN PEMUTUSAN
HUBUNGAN KERJA.

Contents
MUKADIMAH 3
BAB I KETENTUAN UMUM 4
PASAL 1 Istilah-istilah 4
PASAL 2 Pihak-Pihak Yang Mengadakan Kesepakatan 5
PASAL 3 Maksud dan Tujuan Peraturan Perusahaan 5
PASAL 4 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) 6
PASAL 5 STANDAR PERILAKU BISNIS 8
BAB II HUBUNGAN KERJA 9
PASAL 6 Persyaratan Penerimaan Karyawan 9
PASAL 7 Masa Percobaan 9
PASAL 8 Perjanjian Kerja Waktu Tertentu 9
PASAL 9 Penerimaan Pelajar/Mahasiswa Magang 9
Pasal 10 Penempatan, Mutasi dan Promosi 10
BAB III HARI DAN JAM KERJA 11
PASAL 11 Ketentuan Umum 11
PASAL 12 Hari Kerja dan Jam Kerja 11
PASAL 13 Hari Besar 11
PASAL 14 Kehadiran 11
PASAL 15 Cuti Tahunan 12
PASAL 16 Istirahat Melahirkan / Keguguran 12
PASAL 17 Ijin Menunaikan Ibadah Agama 12
PASAL 18 Ijin Tidak Bekerja Yang Dibayar 13
BAB IV PENGUPAHAN 14
PASAL 19 Pengertian Umum 14
PASAL 20 Pengupahan / Penggajian 14
PASAL 21 Waktu Pembayaran Upah / Gaji 14
PASAL 22 Penyesuaian Upah / Gaji Berkala 14
PASAL 23 Pembayaran Upah/Gaji Selama Istirahat Sakit 15
PASAL 24 Upah Masa Skorsing 15
PASAL 25 Hak-hak Karyawan Yang Ditahan Oleh Pihak Berwajib 15
PASAL 26 UPAH LEMBUR 16

2
BAB V FASILITAS TUNJANGAN 17
PASAL 27 Tunjangan Makan 17
PASAL 28 Tunjangan Transport 17
PASAL 29 Insentif Kehadiran 17
PASAL 30 Tunjangan Perjalanan Dinas 18
PASAL 31 Tunjangan Hari Raya Keagamaan 18
PASAL 32 Tunjangan Pernikahan 18
PASAL 33 Bantuan Melahirkan 19
PASAL 34 Santunan Bagi Karyawan Karena Meninggalnya Keluarga Karyawan 19
BAB VI KESEJAHTERAAN SOSIAL 21
PASAL 35 Olah Raga 21
PASAL 36 Rekreasi 21
PASAL 37 Penghargaan Pengabdian Atas Masa Kerja 21
PASAL 38 Tempat Makan dan Minum 21
PASAL 39 Seragam Kerja 22
PASAL 40 Jaminan Pemeliharaan Kesehatan 22
PASAL 41 Jaminan Sosial Tenaga Kerja 22
BAB VII TATA TERTIB 23
PASAL 42 Tanggung Jawab Pengawasan 23
PASAL 43 Disiplin dan Sanksi 23
PASAL 44 Surat Peringatan 26
BAB VIII PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA 27
PASAL 45 Tata Cara Pemutusan Hubungan Kerja 27
PASAL 46 Sebab-sebab Pemutusan Hubungan Kerja 27
PASAL 47 Pemutusan Hubungan Kerja Karena Pelanggaran Tata Tertib 28
PASAL 48 Pemutusan Hubungan Kerja Karena Sakit Berkepanjangan 28
PASAL 50 Pemutusan Hubungan Kerja Karena Pekerja Mengundurkan Diri 28
PASAL 51 Pemutusan Hubungan Kerja Karena Lanjut Usia / Masa Pensiun 29
PASAL 52 Pemutusan Hubungan Kerja Karena Rasionalisasi, Merugi selama 2 tahun Berturut-turut
dan Pailit 29
PASAL 53 Pemutusan Hubungan Kerja Karena Mangkir 5 Hari Kerja Berturut-turut Tanpa
Keterangan 30
PASAL 54 Pemutusan Hubungan Kerja Karena Kesalahan Pengusaha 30
PASAL 55 Surat Keterangan Kerja 31
PASAL 56 Uang Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja Dan Uang Penggantian Hak 31
BAB IX PENUTUP 33
PASAL 60 Penutup 33

3
4
BAB I
KETENTUAN UMUM

PASAL 1
Istilah-istilah

1. Pengusaha
Ialah Pemegang Saham PT. Karya Cipta Metalindo Perkasa serta pejabat yang diberi
kuasa olehnya untuk bertindak atas nama PT. Karya Cipta Metalindo Perkasa.
2. Perusahaan
Ialah Badan Hukum Perseroan Terbatas Karya Cipta Metalindo Perkasa.
3. Karyawan/Pekerja
Tenaga kerja yang terikat hubungan kerja pada perusahaan dengan menerima upah/gaji
berdasarkan Surat Perjanjian Kerja dan terikat dengan Surat Perjanjian Kerja tersebut
4. Upah / Gaji
gaji memiliki arti sebagai sejumlah uang yang dibayar dalam waktu tetap
kepada pekerja. gaji adalah kompensasi dari perusahaan kepada pekerja
dalam kurun waktu yang sama.

Nominal gaji yang diterima oleh karyawan di suatu perusahaan umumnya

tetap, kecuali ada lembur (over time) sehingga nominal gaji akan bertambah.

Gaji yang diperoleh karyawan setiap bulan terdiri dari gaji pokok yang

jumlahnya tetap ditambah dengan tunjangan yang sesuai dengan peraturan

perundang-undangan seperti tunjangan kesehatan, transportasi, keluarga,

dan lainnya.

b. Upah
Nominal upah berubah-ubah atau tidak tetap sesuai dengan perhitungan

upah berdasarkan jam kerja, tingkat kehadiran, dan produktivitas atau jumlah

pekerjaan yang telah diselesaikan. Dasar perhitungan ini dilakukan

berdasarkan kesepakatan antara pekerja dengan pengguna jasa (majikan).

5
Nominal upah antara pekerja yang satu dengan lainnya sangat mungkin

berbeda meski bekerja untuk pemberi pekerjaan yang sama.

Upah berarti upah/gaji pokok ditambah tunjangan tetap lain yang dibayarkan secara
teratur kepada karyawan. Definisi upah tidak termasuk insentif, komisi atau bonus,
pembayaran berdasarkan kebutuhan (misalnya penggantian pengeluaran untuk
kendaraan) atau tunjangan variable seperti uang kehadiran, transport dan makan.
5. Upah Minimum Regional (UMR)
Berdasarkan Pasal 41 PP Pengupahan, arti UMR adalah upah minimum yang bisa
terdiri dari upah tanpa tunjangan atau upah pokok termasuk tunjangan tetap. UMR
atau upah minimum regional berlaku di suatu wilayah setelah mendapat
persetujuan dari Gubernur

Upah bulanan terendah yang terdiri dari upah atau gaji pokok di tambah tunjangan tetap
diwilayah tertentu dalam suatu propinsi.
6. Upah pokok/Gaji Pokok
Upah sehari/gaji sebulan diluar tunjangan-tunjangan (tunjangan tetap dan tidak tetap)
7. Upah penuh/Gaji penuh
Upah sehari/gaji sebulan di tambah tunjangan-tunjangan. ( harus di bedakan antara
upah dan Gaji)
8. Hari Kerja
Hari-hari dimana pekerjaan dilakukan sebagaimana ditetapkan oleh pengusaha dengan
berpedoman kepada peraturan pemerintah dan perundang-undangan yang berlaku.
9. Hari Besar
Hari-hari libur resmi Nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia.
10. Insentif / Komisi / Bonus Prestasi
Sesuatu yang diberikan pengusaha kepada karyawan dalam bentuk uang atas dasar
prestasi kerja yang telah ditetapkan.
11. Tunjangan Hari Raya Keagamaan (THR)
Suatu penerimaan berupa upah / gaji pokok ditambah tunjangan tetap dibayarkan
kepada karyawan oleh pengusaha menjelang hari raya keagamaan.
12. Keluarga Karyawan
Anggota keluarga karyawan yang terdaftar di Departemen HRD terdiri dari seorang
suami/istri yang sah (dibuktikan dengan surat nikah) dan sebanyak-banyaknya 3 orang
anak kandung (dibuktikan dengan bukti kelahiran) dari suami/istri yang sah dan dibawah
usia 21 tahun atau dapat diperpanjang sampai dengan usia 25 tahun sepanjang anak
tersebut masih sekolah disertai bukti-bukti dari institusinya, belum bekerja dan belum
menikah.
13. Lingkungan Perusahaan
Adalah tempat-tempat dalam areal perusahaan baik gedung kantor, ruang pabrik, jalan
dan pekarangannya.

6
14. Tempat Tugas
Berarti bagian dari tempat kerja tertentu di mana karyawan ditugaskan (misalnya ke
cabang, area pabrik atau kota tertentu).
15. Indeks Harga Konsumen (IHK)
Suatu data tentang harga dari berbagai macam barang kebutuhan yang dikeluarkan oleh
Biro Pusat Statistik untuk menunjukkan perubahan harga berbagai macam kebutuhan
yang biasanya dikeluarkan satu bulan sekali.
16. Inflasi
Menurunnya nilai mata uang rupiah terhadap berbagai macam barang dipasaran yang
dilaporkan oleh Biro Pusat Statistik setiap bulan.
17. Kecelakaan Kerja
Kecelakaan yang terjadi berhubung dengan hubungan kerja termasuk penyakit yang
timbul karena hubungan kerja, demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan
berangkat dari rumah menuju tempat kerja dan pulang ke rumah melalui jalan yang biasa
atau wajar dilalui.
18. Karyawan Tetap (PKWTT)
Karyawan yang mengikatkan diri dengan pengusaha dalam batas waktu yang tidak
ditentukan.
19. Karyawan Kontrak / Outsourcing (PKWT)
Karyawan yang mengikatkan diri dengan pengusaha dalam batas waktu tertentu dan
ditetapkan melalui perjanjian kerja.
20. Surat Perjanjian Kerja
surat yang diberikan oleh perusahaan kepada pekerja untuk menandai bahwa pekerja
tersebut telah resmi bisa bekerja di perusahaan. Di dalamnya memuat tentang poin-poin
berisi hak dan kewajiban kedua belah pihak. Biasanya surat perjanjian kerja dikenal juga
sebagai surat kontrak kerja, dan telah di tanda tangani oleh kedua belah pihak.

PASAL 2
Pihak-Pihak Yang Mengadakan Kesepakatan

Peraturan Perusahaan ini dibuat dan disepakati oleh :


1. PT. Karya Cipta Metalindo Perkasa, dimana kantor pusatnya berkedudukan di Jalan
Pangeran Jayakarta Kav 16 No 2/3, yang selanjutnya dalam kesepakatan ini disebut
Pengusaha
2. Perwakilan Karyawan PT. Karya Cipta Metalindo Perkasa yang ditunjuk oleh perusahaan
dan mewakili pabrik serta cabang, yang selanjutnya dalam kesepakatan ini disebut sebagai
wakil karyawan.

PASAL 3
Maksud dan Tujuan Peraturan Perusahaan

7
Untuk mengatur hubungan kerja serta hak dan kewajiban kedua belah pihak antara
perusahaan dengan karyawan sesuai dengan ketentuan-ketentuan di bidang ketenaga
kerjaan, diantaranya :
1. Merumuskan secara jelas hak dan kewajiban antara Perusahaan dan Karyawan.
2. Mempererat hubungan yang harmonis di lingkungan perusahaan.
3. Mengatur cara-cara penyelesaian perselisihan atau perbedaan pendapat dengan
musyawarah untuk mufakat.
4. Menerapkan peraturan perundangan yang berlaku tanpa mengurangi
ketentuan-ketentuannya.

PASAL 4
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

1. a. Perusahaan bertekad mencapai kinerja yang terbaik dalam hal kesehatan dan
keselamatan kerja, dengan tujuan menciptakan dan menjaga lingkungan kerja yang
aman dan sehat di seluruh usahanya.
b. Karyawan berkewajiban mentaati dan melaksanakan seluruh aturan yang berkaitan
dengan Kesehatan dan Keselamatan Kerja

2. Konsisten dengan hal ini, perusahaan akan :


a. Terus menerus meningkatkan kinerja kesehatan dan keselamatan kerja, dengan
memperhatikan perubahan harapan masyarakat, ilmu pengetahuan dan praktek
manajemen
b. Mentaati seluruh hukum, peraturan dan standar yang berlaku, dan dimana tidak terdapat
perangkat hukum yang memadai, menggunakan dan menerapkan standar yang
mencerminkan komitmen perusahaan pada kesehatan dan keselamatan
c. Melibatkan karyawan dan kontraktor dalam meningkatkan kinerja kesehatan dan
keselamatan kerja
d. Melatih dan meletakkan tanggungjawab pada karyawan secara individual atas wilayah
tanggung jawabnya
e. Menangani resiko dengan menerapkan sistem manajemen untuk mengenali, menguji,
memonitor dan mengontrol bahaya
f. Memastikan karyawan, kontraktor dan pengunjung PT. Karya Cipta Metalindo Perkasa
tahu dan mengerti kewajiban mereka sehubungan dengan kebijakan ini

3. Dasar Pemikiran Tentang Keselamatan Kerja


a. Seluruh bentuk kecelakaan dapat dihindari
b. Bekerja dengan aman adalah persyaratan kerja
c. Keterlibatan karyawan sangat penting
d. Semua tingkat Manajemen dan seluruh karyawan bertanggung jawab atas
keselamatan kerja.
e. Seluruh jalannya pekerjaan dapat diberi pengamanan.
f. Melatih karyawan untuk bekerja dengan aman sangat penting.

4. Peraturan Keselamatan Yang Harus Dipatuhi Oleh Seluruh Karyawan


a. Seluruh karyawan harus mematuhi peraturan dan ketentuan Keselamatan
Kerja dan Instruksi Kerja.
b. Tidak menjalankan pekerjaan dengan cara yang membahayakan.
c. Tidak berbuat ceroboh atau bercanda saat bekerja.

8
d. Dilarang meminum minuman keras (alkohol) dan menggunakan narkoba saat di
lingkungan perusahaan dan saat jam kerja berlangsung.
e. Tidak membahayakan keselamatan orang lain.
f. Alat-alat pelindung khusus harus digunakan setiap saat.
g. Melaporkan setiap kejadian yang berkaitan dengan kecelakaan kerja atau kondisi yang
membahayakan saat bekerja.
h. Tidak memalsukan dokumen.
i. Tidak diperkenankan mengganggu atau merusak alat-alat dan peralatan
keamanan.
j. Seluruh mesin dan peralatan harus dijalankan dengan cara yang aman.

Pelanggaran dalam mematuhi peraturan pokok ini akan diberikan sanksi


indisipliner dengan segera. Setiap karyawan bertanggung jawab mematuhi
seluruh ketentuan yang diatur oleh instruksi kerja atau peraturan pemerintah
yang berkaitan dengan Kesehatan dan Keselamatan Kerja.

5. Alat dan Pakaian Pelindung Diri


a. Khusus untuk karyawan di pabrik wajib menggunakan :
- Helm
- Sepatu pengaman
- Sarung tangan (diharuskan saat menanggani baja)
- Celana panjang
b. Karyawan dilarang dengan alasan apapun untuk merubah atau memodifikasi
pakaian pelindung kerja yang disediakan perusahaan.
c. Karyawan diwajibkan memelihara sebaik-baiknya pakaian seragam yang
diberikan perusahaan, serta menggunakan helm, sarung tangan maupun sepatu
pengaman selepas jam kerja harus dikembalikan ke dalam loker. Kehilangan atau
kerusakan yang disengaja menjadi tanggung jawab karyawan dan harus
diganti oleh karyawan yang bersangkutan.
d. Sebelum diberi pakaian kerja/sepatu kerja yang baru, yang lama harus di kembalikan
e. Pakaian, perlengkapan dan peralatan kerja wajib di kembalikan kepada perusahaan
apabila karyawan mengundurkan diri atau mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK)
f. Perusahaan akan mengadakan pelatihan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
kepada seluruh karyawan.

6. Kebersihan
Perusahaan mewajibkan kebersihan menjadi tanggung jawab semua pihak. Perusahaan
juga tidak berkompromi terhadap hal-hal yang membahayakan keselamatan karyawan
yang diakibatkan oleh tidak terpeliharanya kebersihan.
Yang diharapkan perusahaan paling sedikit :
a. Mess karyawan, kantin, Lorong, gang keluar masuk, tangga dan ruang locker harus
tetap bersih dan rapi.
b. Lokasi kerja harus bersih sebelum dan sesudah bekerja.
c. Membersihkan tempat kerja adalah bagian dari pekerjaan setiap karyawan

9
7. Kebijakan Tentang Merokok
Karyawan dilarang merokok di dalam tempat kerja setiap saat kecuali di tempat-tempat
yang telah ditentukan perusahaan yang dapat dilihat pada denah pabrik dan kantor serta
ditempelkan pada papan pengumuman. Pelanggaran terhadap pasal merupakan
pelanggaran tata tertib yang dapat dikenakan sanksi berupa teguran dan sanksi lainnya.

PASAL 5
STANDAR PERILAKU DALAM BEKERJA

1. Seluruh keterangan yang bersifat rahasia perusahaan yang menyangkut kegiatan atau
rencana perusahaan hanya akan dipakai sesuai maksud dan tujuannya, dan tidak boleh
digunakan untuk mendapatkan keuntungan pribadi.
2. Baik perusahaan maupun karyawan tidak boleh terlibat dalam kegiatan yang akan
menimbulkan konflik kepentingan dan setiap keputusan bisnis harus bersifat netral dan
tidak memihak.
3. Karyawan tidak dibenarkan menerima uang atau pemberian lain dari pihak lain yang
berhubungan dengan usaha perusahaan.
4. Semua transaksi perusahaan akan dibukukan dengan benar dan dengan alasan apapun
data palsu, tidak benar atau tidak jelas tidak dapat dimasukkan dalam pembukuan.
5. Karyawan tidak diberikan ijin untuk mengajukan/ menerima/ meneruskan pinjaman dalam
bentuk apapun termasuk pinjaman online, bank, pihak ke tiga, dll yang menggunakan atau
mengatasnamakan perusahaan sebagai referensi dan yang dalam kegiatan peminjaman
tersebut apabila ada dan pihak perusahaan mendapatkan tagihan/aduan/panggilan dari
pihak pemberi pinjaman maka karyawan dapat di berikan sanksi tegas berupa surat teguran
terakhir dan pemecatan bila di perlukan.
6. Karyawan tidak dibenarkan untuk melakukan kegiatan yang dapat membahayakan dan
merugikan diri sendiri dan/atau pihak keluarga karyawan seperti penggunaan narkoba,
perjudian, aksi ugal ugalan yang membahayakan jiwa.
7.

10
BAB II
HUBUNGAN KERJA

PASAL 6
Persyaratan Penerimaan Karyawan

1. Penerimaan karyawan baru di perusahaan disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan


dan karyawan yang diterima semata-mata berdasarkan atas kualifikasi yang diperlukan
untuk mengisi jabatan tertentu di dalam organisasi perusahaan tanpa memandang agama,
suku dan keturunan / ras.
2. Syarat-syarat penerimaan karyawan ditentukan oleh perusahaan.
3. Sebelum diterima sebagai karyawan, maka semua pelamar harus melalui prosedur
penerimaan karyawan yang berlaku.
4. Calon karyawan yang memiliki hubungan kekeluargaan (ayah/ibu/anak /ponakan/sepupu/
paman/bibi) harus memberikan informasi tersebut sebenar-benarnya kepada pihak direksi
pada saat pengajuan lamaran dan sepenuhnya menjadi hak direksi untuk memutuskan.

PASAL 7
Masa Percobaan

1. Setiap karyawan yang baru diterima untuk masa waktu yang tidak tertentu harus melalui
masa percobaan paling lama 3 (tiga) bulan.
2. Masa kerja karyawan dihitung sejak hari pertama karyawan bekerja.
3. Dalam masa percobaan pengusaha atau karyawan dapat memutuskan hubungan kerjanya
setiap saat tanpa ada kewajiban apapun.

PASAL 8
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu

1. Perjanjian kerja waktu tertentu adalah perjanjian kerja antara pekerja dengan pengusaha,
untuk mengadakan hubungan kerja dalam waktu tertentu atau untuk pekerjaan tertentu
dan dilaksanakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Dalam Kesepakatan Kerja Waktu Tertentu tidak boleh dipersyaratkan adanya masa
percobaan.

PASAL 9
Penerimaan Pelajar/Mahasiswa Magang

1. Perusahaan akan mengumumkan jika dirasakan perlu untuk memberlakukan program


magang bagi pelajar / mahasiswa
2. Perusahaan akan memberikan kepada mereka uang saku/makan hanya selama mereka
berada di perusahaan

11
Pasal 10
Penempatan, Mutasi dan Promosi

1. Penempatan
Calon karyawan yang diterima di perusahaan akan ditempatkan sesuai dengan maksud
penerimaan sebagaimana yang ditetapkan oleh perusahaan.

2. Mutasi
a. Perusahaan berhak memindahkan sementara atau seterusnya karyawan dari suatu
jabatan/bagian/lokasi ke jabatan/bagian/lokasi yang lain dengan mempertimbangkan
kemampuan, keahlian, minat, pengalaman serta persyaratan lainnya.
b. Karyawan yang dipindahkan akan mendapat pemberitahuan secara lisan dan atau
tertulis dari atasan yang bersangkutan. Jika diperlukan, kepada yang bersangkutan
akan diberikan pelatihan agar mampu mengerjakan tugasnya dengan baik.
c. Karyawan yang ditugaskan wajib bersedia dipindahkan sesuai kebutuhan perusahan.

3. Lowongan Jabatan
Apabila terdapat lowongan jabatan maka perusahaan dapat lebih dulu
mempertimbangkan karyawan yang ada dengan pemberitahuan secara internal untuk
memberi kesempatan kepada karyawan yang mungkin berminat.
Perusahaan akan mempertimbangkan dengan dasar pengetahuan, ketrampilan, sikap,
kemampuan, cara kerja selama ini, masa kerja dan pendidikan. Karyawan akan melalui
serangkaian tes untuk memastikan apakah yang bersangkutan dapat mengisi posisi
tersebut atau tidak.

4. Perubahan Struktur Organisasi


Apabila struktur organisasi PT. Karya Cipta Metalindo Perkasa berubah dan
menyebabkan mutasi/penurunan jumlah karyawan/penghapusan jabatan tertentu,
Perusahaan akan melindungi hak-hak karyawan dan tidak akan mengurangi upah
karyawan yang terkena mutasi jabatan. Tunjangan akan disesuaikan dengan jabatan
baru. Apabila tidak ada lowongan jabatan, status karyawan akan diatur sesuai dengan
Peraturan Perusahaan .

5. Hubungan Keluarga
Perusahaan tidak mempekerjakan karyawan yang mempunyai hubungan keluarga
didalam satu lokasi atau divisi/departemen yang dapat menimbulkan konflik kepentingan.
Apabila sudah ada karyawan yang mempunyai hubungan keluarga seperti suami/istri,
anak/menantu, adik/kakak dan sepupu sedapat mungkin mereka tidak boleh bekerja
pada bagian departemen yang sama yang dapat menimbulkan konflik kepentingan.
keputusan final ada di dewan direksi.
6. Perkawinan Antar Karyawan
Bila terjadi perkawinan antar karyawan, dan karyawan tersebut bekerja pada satu lokasi
atau divisi/departemen yang sama dan dapat menimbulkan konflik kepentingan, maka
salah satu harus dimutasikan ke bagian/departemen/cabang lainnya. Keputusan final ada
di dewan direksi.

12
BAB III
HARI DAN JAM KERJA

PASAL 11
Ketentuan Umum

Pengusaha akan melaksanakan hari dan jam kerja sesuai dengan perundang-undangan yang
berlaku dan penyimpangan terhadap ketentuan jam kerja dilakukan setelah mendapat ijin dari
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI.

PASAL 12
Hari Kerja dan Jam Kerja

1. Dengan memperhatikan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, hari kerja di


perusahaan adalah 5 (lima) hari seminggu.
2. Jumlah jam kerja yang berlaku untuk seluruh pekerja dalam seminggu adalah 40 (empat
puluh) jam kerja efektif dan 8 (delapan) jam sehari.
3. jam kerja perusahaan diatur sebagai berikut
a. Hari Senin s/d Kamis : jam 08:00-17:00
b. Hari Jumat : jam 08:00-17.00
c. Hari Sabtu & Minggu : Libur

waktu Istirahat
a. Hari Senin s/d Kamis : jam 12:00-13:00
b. Hari Jumat : jam 11:30-13:00

PASAL 13
Hari Besar

1. Hari besar adalah hari libur Nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah.
2. Pada hari besar karyawan mendapat istirahat dengan tetap mendapat gaji bulanan.
3. Apabila pekerjaan yang menurut sifatnya harus tetap dijalankan terus pada hari besar,
maka kehadiran karyawan diperhitungkan sesuai dengan peraturan tentang upah/gaji
lembur.

PASAL 14
Kehadiran

1. Setiap karyawan wajib berada di dalam kantor saat jam masuk dan pulang kantor. Tidak
ada pengecualian / toleransi bagi Marketing untuk tidak kembali ke kantor.
2. Insentif kehadiran akan hilang jika karyawan tidak masuk kerja, datang terlambat atau
pulang lebih awal/tidak kembali ke kantor atau izin pribadi selama jam kerja dan termasuk
bagi yang tidak melakukan absen.

13
3. Dalam hal karyawan tidak hadir karena alasan sakit yang bersangkutan wajib
menginformasikan kepada atasan atau personalia dan menyerahkan surat dokter dan copy
resep obat paling lambat 1 hari setelah karyawan masuk bekerja kembali.
4. Bagi karyawan yang merencanakan datang terlambat atau pulang lebih awal karena alasan
darurat seperti sakit, keluarga meninggal dan lain-lain harus mengajukan ijin terlebih dahulu
ke atasan masing-masing agar tidak dijatuhkan sanksi berupa Surat Peringatan.

PASAL 15
Cuti Tahunan

1. Karyawan yang telah bekerja selama 12 (dua belas) bulan berturut-turut tanpa terputus
berhak atas cuti tahunan selama 12 (dua belas) hari kerja dengan tetap mendapatkan
gaji.
2. Permohonan cuti harus dilakukan secara tertulis dengan mengisi form cuti serta di -
tandatangani oleh atasan dan HRD Sect. Head, formulir cuti harus diajukan paling lambat
1 minggu sebelum cuti dilakukan.
3. Permohonan cuti tidak boleh bersamaan dalam satu bagian, dan yang mengajukan
lebih dahulu serta lebih penting yang diutamakan.
4. Masa berlaku cuti tahunan sampai dengan akhir tahun berjalan, dalam hal ini dapat
diperpanjang sampai dengan 3 (bulan) atau akhir bulan maret yang diatur oleh atasan
masing-masing.
5. Jika karyawan tidak masuk bekerja selain karena alasan sakit dan ijin yang
diatur oleh Peraturan Perusahaan, pada saat jatah cuti tahunannya telah habis atau
karyawan belum mendapat cuti,maka gajinya dipotong sejumlah hari yang ditinggalkan
pada bulan yang bersangkutan.
6. Setiap karyawan yang sakit harus menunjukkan surat dokter, jika tidak akan dikatagorikan
mangkir.

PASAL 16
Istirahat Melahirkan / Keguguran

1. Karyawati yang akan melahirkan mendapatkan istirahat selama 3 (tiga) bulan, yang
dapat diambil 1,5 (satu setengah) bulan sebelum melahirkan dan 1,5 (satu setengah) bulan
sesudah melahirkan atau menurut rekomendasi dokter kandungan atau bidan.
2. Istirahat karena gugur kandungan lamanya 1,5 (satu setengah) bulan atau sesuai dengan
surat keterangan dokter kandungan.
3. Selama istirahat tersebut karyawati tetap menerima upah harian/gaji bulanan.

PASAL 17
Ijin Menunaikan Ibadah Agama

Ijin menunaikan ibadah agama sesuai ketetapan pemerintah tentang pelaksanaan ibadah haji
dengan syarat-syarat sebagai berikut :
1. Karyawan yang bersangkutan telah memiliki masa kerja sekurang-kurangnya 1 (satu)
tahun.

14
2. Ijin hanya diberikan 1 (satu) kali selama masa kerja di perusahaan.
3. Pengajuan permohonan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum berangkat.
4. Selama ijin upah dibayar penuh.

PASAL 18
Ijin Tidak Bekerja Yang Dibayar

1. Karyawan dapat diberikan ijin tidak bekerja, dengan tetap mendapatkan upah untuk
keperluan-keperluan sebagai berikut :
a. Pernikahan karyawan 3 (tiga) hari kerja
b. Pernikahan/khitanan/baptis anak sah 2 (dua) hari kerja
c. Isteri sah karyawan melahirkan / keguguran sampai
proses kelahiran 2 (dua) hari kerja
d. Suami/isteri, anak kandung, kakak/adik kandung,
Ayah/Ibu kandung, mertua, menantu meninggal dunia 2 (dua) hari kerja

2. Ijin tidak bekerja yang dibayar dihitung sesuai hari kerja, yang harus diambil berturut-turut
mulai dari kejadian .
3. Untuk persoalan yang berhubungan dengan panggilan resmi dari instansi Pemerintah
yang terkait dengan kewajiban sebagai warga negara lamanya sesuai dengan jumlah
waktu yang diperlukan dengan disertai bukti yang sah mengenai panggilan tersebut.
4. Setiap karyawan wajib meminta ijin kepada atasan apabila berhalangan hadir/tidak
masuk kerja.

15
BAB IV
PENGUPAHAN

PASAL 19
Pengertian Umum

Pengupahan adalah sistem dan proses pembayaran upah / gaji serta tunjangan – tunjangan
yang besar dan nilainya memperhatikan segi pekerjaan, taraf hidup pekerja dan
kelangsungan usaha perusahaan.

PASAL 20
Pengupahan / Penggajian

1. Penggajian bagi pekerja bulanan terdiri dari :


a. Gaji bulanan
b. Tunjangan & Insentif yang ditentukan oleh perusahaan.
2. Pekerja harian hanya mendapat upah harian.
3. Pajak atas upah/gaji adalah menjadi tanggungan perusahaan.

PASAL 21
Waktu Pembayaran Upah / Gaji

1. Gaji pekerja bulanan dibayarkan setiap bulan pada tanggal 25, kecuali ada hal-hal di luar
kendali. Jika hari pembayaran jatuh pada hari libur maka pembayaran dilakukan lebih
awal sehari sebelumnya.
2. Uang makan, transport, kehadiran, pulsa, insentif luar kota dan lembur dibagikan setiap
bulan pada tanggal 15

PASAL 22
Penyesuaian Upah / Gaji Berkala

1. Pengusaha sekurang-kurangnya akan melakukan penyesuaian upah/gaji secara berkala


satu tahun sekali pada setiap bulan Januari.
2. Penetapan upah / gaji didasari oleh jabatan, keahlian, kemampuan karyawan,
sikap, kondite dan prestasi kerja karyawan yang bersangkutan.
3. Penetapan penyesuaian upah/gaji juga dilakukan dengan mempertimbangkan tingkat
kemampuan perusahaan.
4. Pembayaran upah / gaji terendah tidak akan kurang dari ketentuan upah minimum
yang ditetapkan pemerintah.
5. Penyesuaian upah/gaji dapat pula terjadi dalam hal adanya promosi atau demosi
Jabatan.

16
PASAL 23
Pembayaran Upah/Gaji Selama Istirahat Sakit

1. Karyawan yang istirahat sakit tetap dibayarkan upah harian/gaji bulanannya, apabila
menyerahkan surat keterangan dokter .
2. Banyaknya istirahat sakit dalam satu surat keterangan dokter akan dibayar sesuai dengan
jumlah hari yang tertulis/tercantum pada rekomendasi keterangan dokter.
3. Dalam hal karyawan sakit terus menerus dalam jangka waktu lama yang dibuktikan oleh
surat keterangan dokter dan hasil laboratorium, maka karyawan akan menerima upah atau
gaji sebagai berikut :

Masa / lamanya sakit Upah yang dibayarkan


4 (empat) bulan pertama 100% upah harian/gaji bulanan
4 (empat) bulan ke dua 75% upah harian/gaji bulanan
4 (empat) bulan ke tiga 50% upah harian/gaji bulanan
Bulan selanjutnya dibayar 25% upah sebelum PHK dilakukan pengusaha.

4. Apabila karyawan setelah 1 (satu) tahun istirahat sakit dalam perawatan dan pengawasan
dokter dan atau dinyatakan tidak dapat melanjutkan hubungan kerja, maka pengusaha
mempunyai hak untuk memutuskan hubungan kerja sesuai pasal 172 UU No. 13 th 2003.

Ya. Pekerja yang mengambil cuti sakit berhak mendapatkan upah. Kewajiban pengusaha untuk
membayar upah pekerjanya yang sakit atau cuti sakit berbayar diatur dalam pasal 93 ayat (2) huruf a
UU 13/2003.

PASAL 24
Upah Masa Skorsing

1. Skorsing dilaksanakan dalam rangka PHK dan dilaksanakan sampai adanya penetapan
dari Lembaga Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial.
2. Selama skorsing, upah dibayar penuh.

PASAL 25
Hak-hak Karyawan Yang Ditahan Oleh Pihak Berwajib

1. Selama 6 (enam) bulan tersebut pengusaha tidak wajib membayar upah tetapi wajib
memberikan bantuan kepada keluarga yang menjadi tanggungannya, dengan ketentuan
sebagai berikut :
a. 1 (satu) orang tanggungan : 25% dari upah/gaji sebulan
b. 2 (dua) orang tanggungan : 35% dari upah/gaji sebulan
c. 3 (tiga) orang tanggungan : 45% dari upah/gaji sebulan
d. 4 (empat) orang atau lebih tanggungan : 50% dari upah/gaji sebulan
2. Bantuan dapat diberikan paling lama 6 (enam) bulan sejak hari pertama karyawan
ditahan pihak yang berwajib.

17
3. Dalam hal karyawan dibebaskan dari tahanan karena pengaduan pengusaha dan ternyata
tidak terbukti melakukan kesalahan, maka pengusaha wajib mempekerjakan kembali
karyawan dengan membayar upah penuh beserta hak lainnya yang seharusnya diterima
karyawan terhitung sejak karyawan ditahan.

Apabila karyawan diputuskan oleh Pengadilan Negeri terbukti melakukan kesalahan, maka
pengusaha dapat mengajukan permohonan ijin Pemutusan Hubungan Kerja.

PASAL 26
UPAH LEMBUR

1. Upah lembur hanya diperuntukan bagi level dibawah staff bagian security, produksi,
bengkel, gudang dan pengiriman.
2. Waktu kerja lembur pada hari kerja biasa hanya dapat dilakukan paling banyak 3 jam
dalam 1 (satu) hari dan untuk hari libur paling banyak 8 jam.
3. Setiap karyawan yang telah bekerja selama 4 jam wajib mendapat istirahat selama ½
jam. Jam istirahat tidak termasuk jam kerja lembur.
4. Upah lembur diatur menurut Kepmenaker No. KEP 102/MEN/VI/2004 tentang Dasar
Perhitungan Upah Lembur, sebagai berikut :

No. Upah/Jam Hari Kerja Biasa Hari Libur Mingguan /


Nasional
1 1,5 x
Jam kerja ke – 1 ---------------------------------
upah/jam
2 2x Jam kerja
Jam kerja ke-1 s/d ke-8
upah/jam ke – 2 dan ke – 3

5. Upah per jam karyawan bulanan = 1_ x upah sebulan


173

Catatan : angka 173 adalah jumlah jam rata-rata bekerja dalam satu bulan.

18
BAB V
FASILITAS TUNJANGAN

PASAL 27
Tunjangan Makan

1. Bagi karyawan yang bekerja di dalam kantor, perusahaan menyiapkan fasilitas makan
siang di dalam perusahaan.
2. Bagi karyawan yang sering berada di luar kantor seperti kolektor, supir dan marketing
diberikan tunjangan makan (harian) yang nilai uangnya dapat mencukupi untuk makan
dengan kandungan kalori yang cukup.
3. Karyawan akan kehilangan hak untuk mendapatkan uang makan (harian) apabila ia tidak
masuk kerja (dibuktikan dengan absensi) karena alasan apapun.

PASAL 28
Tunjangan Transport

1. Perusahaan memberikan tunjangan transport kepada karyawan yang tidak mendapat


fasilitas mess karyawan dan penggantian BBM dari perusahaan.
2. Tunjangan transport diberikan sesuai kebijakan dengan memperhatikan tingkat
kehadiran.
3. Karyawan yang karena tuntutan profesinya harus menggunakan kendaraan, diminta
untuk menyediakan kendaraannya sendiri (baik mobil maupun motor). Karyawan tersebut
akan menerima penggantian biaya pemilikan dan pengoperasian dengan jumlah yang
ditentukan perusahaan.
Penggantian ini bukan merupakan tunjangan tetap, sehingga apabila pekerjaan yang
bersangkutan tidak lagi membutuhkan kendaraan itu maka pihak perusahaan bisa
mencabut biaya penggantian tersebut.
4. Apabila dalam keadaan dimana kendaraan karyawan yang berhak tidak dapat dipakai
untuk melaksanakan pekerjaannya karena alasan apapun, maka karyawan tersebut
diharuskan mencari kendaraan alternatif selama jangka waktu tersebut.

PASAL 29
Insentif Kehadiran

1. Insentif Kehadiran diberikan apabila karyawan sudah memiliki masa kerja 3 bulan.
2. Insentif kehadiran diberikan satu bulan sekali, dengan syarat hadir bekerja selama satu
bulan kerja tanpa terlambat atau pulang cepat dan dibuktikan dengan laporan absensi.
3. Dispensasi hanya diberikan bagi karyawan yang ditugaskan untuk melakukan perjalanan
dinas luar Kota, mengikuti pelatihan dan menyelenggarakan pameran untuk kepentingan
perusahaan.

PASAL 30
Tunjangan Perjalanan Dinas

19
1. Bila dianggap perlu perusahaan dapat menetapkan karyawan untuk melaksanakan tugas
diluar kota atas permintaan atasan masing-masing yang disetujui oleh direktur.
2. Bagi karyawan yang melakukan perjalanan dinas lebih dari 150 (seratus lima puluh) km
dan harus bermalam, maka kepadanya akan diberikan tunjangan sebagai berikut :
a. Uang makan
b. Uang saku
c. Penginapan
d. Transport
3. Besaran dan prosedur pengajuan tunjangan perjalanan dinas ditentukan oleh surat
keputusan perusahaan terkait.

PASAL 31
Tunjangan Hari Raya Keagamaan

1. Tunjangan Hari Raya Keagamaan diberikan kepada karyawan setiap 1 (satu) tahun sekali
dibayarkan setiap hari raya idul fitri.
2. Pelaksanaan pembayaran Tunjangan Hari Raya dibayarkan paling lambat 2 (dua) minggu
sebelum Hari Raya berlangsung.
3. Besarnya Tunjangan Hari Raya adalah sebagai berikut :
a. Bagi yang sudah bekerja 1 (satu) tahun atau lebih diberikan sebesar 1 (satu) bulan
upah tetap.
b. Bagi yang masa kerjanya 3 (tiga) bulan atau lebih tetapi kurang dari 1 (satu) tahun
diberikan secara proporsional yaitu :

𝑚𝑎𝑠𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎
12
𝑥 𝐺𝑎𝑗𝑖 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛

4. Karyawan yang pada Hari Raya masa kerjanya kurang dari 3 (tiga) bulan tidak akan
mendapatkan hak Tunjangan Hari Raya.
PASAL 32
Tunjangan Pernikahan

1. Perusahaan memberikan tunjangan pernikahan kepada karyawan pada pernikahan


pertama selama bekerja di PT. Karya Cipta Metalindo Perkasa dengan melampirkan bukti
foto kopi surat nikah.
2. Besarnya tunjangan pernikahan adalah sebagai berikut :
a. Level staff dan staff ke bawah : Rp 400,000,-
b. Supervisor : Rp 500.000,-
c. Manager dan manager ke atas : Rp 600.000,-

PASAL 33
Bantuan Melahirkan

1. Perusahaan memberikan bantuan melahirkan kepada karyawan untuk kelahiran anak


pertama dan kedua yang lahir dari isteri yang sah dan terdaftar di Personalia.

20
2. Pengajuan untuk mendapatkan bantuan melahirkan harus disertai dengan bukti/akte
kelahiran atau surat keterangan lahir dari bidan/dokter dan diajukan paling lambat 1 (satu)
bulan dari tanggal dikeluarkannya bukti tersebut.
3. Besarnya bantuan melahirkan adalah sebagai berikut :
a. Level staff dan staff ke bawah : Rp. 400,000,-
b. Supervisor : Rp. 500,000,-
c. Manager ke atas : Rp. 600.000,-

PASAL 34
Santunan Bagi Karyawan Karena Meninggalnya Keluarga Karyawan

1. Apabila keluarga karyawan meninggal dunia (orang tua/mertua/suami/isteri/anak kandung


yang sah secara hukum) perusahaan akan memberikan santunan kematian dengan
melampirkan bukti KK dan surat Keterangan Kematian dari Kelurahan/rumah sakit.
2. Besarnya santunan kematian adalah sebagai berikut :
a. Level staff dan staff ke bawah :Rp. 400,000,-
b. Supervisor :Rp. 500,000,-
c. Manager ke atas :Rp. 600.000,-

21
BAB VI
KESEJAHTERAAN SOSIAL

PASAL 35
Olah Raga

1. Untuk mempertinggi semangat karyawan dan menjaga kondisi kesehatannya, perusahaan


menyediakan sarana olah raga .
2. Karyawan bertanggung jawab berpartisipasi dalam program kegiatan olahraga dan
merawat fasilitas olah raga sesuai dengan peraturan yang ada.

PASAL 36
Rekreasi

Untuk mempererat rasa kekeluargaan diantara sesama karyawan serta melepaskan lelah
selama bekerja, perusahaan menyelenggarakan kegiatan rekreasi sesuai dengan
kemampuan dan kondisi perusahaan.

PASAL 37
Penghargaan Pengabdian Atas Masa Kerja

1. Bagi karyawan yang memiliki masa kerja 5 (lima) , 10 (sepuluh), 20 (dua puluh), 30 (tiga
puluh) tahun dan usia pensiun, Perusahaan akan memberikan piagam penghargaan dan
sejumlah uang/ koin emas tergantung masa kerjanya.
2. Ketentuan Penghargaan Pengabdian Masa Kerja adalah sebagai berikut :

NO MASA KERJA BENTUK PENGHARGAAN


1 5 tahun Plakat , koin emas setara Rp. 2.500.000,-
2 10 tahun Piagam, koin emas setara Rp. 8.000.000,-
3 20 tahun Piagam, koin emas setara Rp. 15.000.000,-
4 30 tahun Piagam, koin emas setara Rp. 25.000.000,-

PASAL 38
Tempat Makan dan Minum

1. Perusahaan menyediakan fasilitas makan siang yang layak bagi karyawannya.


2. Perusahaan menyediakan air minum dan tempat air minum ditempat-tempat yang telah
ditentukan.

22
PASAL 39
Seragam Kerja

1. Seragam kerja baru akan diberikan pada saat karyawan diterima bekerja.
2. Pergantian seragam akan dilakukan setiap bulan Januari.
3. Khusus karyawan operator produksi, QC dan warehouse diberikan jatah penggantian
sepatu 2 (dua) tahun sekali setiap bulan Januari.

PASAL 40
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

1. Karyawan yang telah diangkat menjadi karyawan tetap, berhak dan diwajibkan ikut dalam
kepesertaan Asuransi Kesehatan yang ditunjuk oleh perusahaan.
2. Perusahaan menanggung 100% dari premi yang dibayarkan.
3. Anggota keluarga karyawan yang berhak didaftarkan adalah karyawan sendiri, satu orang
suami/istri dan maksimal 3 orang anak yang sah secara hukum.
4. Karyawan yang ingin menambah anggota keluarganya dalam kepesertaan asuransi diluar
dari yang ditanggung perusahaan wajib melunasi premi 100% pada bulan jatuh tempo.
5. Khusus karyawan kontrak akan diikutkan asuransi kesehatan khusus rawat inap

PASAL 41
Jaminan Sosial Tenaga Kerja

1. Setiap pekerja yang lulus masa percobaan wajib diikutsertakan dalam program
Jamsostek, khusus pekerjaan yang beresiko seperti operator, teknisi di pabrik,
pengiriman dan supervisi lapangan langsung didaftarkan Jamsostek.
Program Jamsostek yang terdiri dari :
a. Program Jaminan Kecelakaan Kerja
b. Program Jaminan Kematian
c. Program Jaminan Hari Tua
2. Jaminan kecelakaan kerja adalah santunan kecelakaan yang terjadi pada saat karyawan
bekerja serta dalam perjalanan pergi dan pulang dari tempat kerja.
3. Jaminan kematian adalah santunan kematian yang diberikan diluar dari kecelakaan kerja.
4. Perusahaan dapat memberikan bantuan bagi karyawan dalam mengurus klaim Jaminan
Kecelakaan Kerja dan Kematian, apabila diperlukan.
5. Karyawan yang masih aktif tidak bisa mencairkan dana Jamsostek.
6. Khusus Jaminan Hari Tua (JHT) klaim baru bisa dikeluarkan apabila yang bersangkutan
dalam keadaan :
a. Tidak menjadi karyawan PT. Karya Cipta Metalindo Perkasa
b. Meninggal dunia
c. Mencapai usia 55 (lima puluh lima) tahun
d. Mengalami cacat total dan permanen yang telah dinyatakan oleh dokter
7. Mengenai Jaminan Pemeliharaan Kesehatan yang dilaksanakan sendiri dengan manfaat
lebih baik dari program JPK Jamsostek

23
BAB VII
TATA TERTIB

PASAL 42
Tanggung Jawab Pengawasan

1. Setiap pimpinan atau atasan langsung karyawan bertanggung jawab atas berlakunya tata
tertib Perusahaan serta menjamin kedisiplinan karyawan yang berada dibawah
pengawasannya.
2. Setiap pimpinan atau atasan langsung harus dapat menindak pelanggaran yang dilakukan
oleh bawahannya, apabila terdapat alasan-alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.

PASAL 43
Disiplin dan Sanksi

1. Guna menjaga keamanan dan ketertiban, karyawan dilarang memasuki lingkungan


perusahaan atau diharuskan meninggalkan lingkungan perusahaan apabila :
a. Dalam keadaan mabuk akibat pengaruh alkohol atau obat terlarang (narkoba).
b. Membawa minuman keras yang memabukkan dan obat terlarang (narkoba).
c. Membawa senjata api, senjata tajam atau sejenisnya yang dianggap berbahaya.
d. Memakai pakaian yang tidak pantas, seronok dan melanggar kesopanan termasuk
tidak menggunakan seragam dan sepatu di dalam kantor.
e. Menyerang, menganiaya, berkelahi, mengancam atau mengintimidasi teman sekerja
atau pengusaha di lingkungan kerja.
f. Mengalami gangguan kejiwaan seperti berteriak histeris atau berbuat onar di
lingkungan perusahaan.
g. Perintah dari kepolisian atau badan pemerintah lain.
h. Diluar jam kerja dan sebelum ada ijin tertulis dari atasan.

2. Atas tindakan pelanggaran berat terhadap Peraturan Perusahaan yang dilakukan


oleh seorang karyawan, Perusahaan dapat memberikan sanksi Pemutusan Hubungan
Kerja pelaksanaannya sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku.
Jenis-jenis pelanggaran berat :
a. Melakukan penipuan, pencurian, atau penggelapan barang dan atau uang milik
perusahaan.
b. Memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan sehingga merugikan perusahaan.
c. Mabuk, meminum minuman keras yang memabukkan, memakai dan atau
mengedarkan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya di lingkungan kerja.
d. Melakukan perbuatan asusila atau perjudian di lingkungan kerja.
e. Menyerang, menganiaya, mengancam atau mengintimidasi teman sekerja atau
pengusaha di lingkungan kerja.
f. Membujuk teman sekerja atau pengusaha untuk melakukan perbuatan yang
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
g. Dengan ceroboh atau sengaja merusak atau membiarkan dalam keadaan bahaya
barang milik perusahaan yang menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
h. Dengan ceroboh atau sengaja membiarkan teman sekerja atau pengusaha dalam
keadaan berbahaya di tempat kerja.

24
i. Membongkar atau membocorkan rahasia perusahaan yang seharusnya dirahasiakan
kecuali untuk kepentingan Negara; atau
j. Melakukan perbuatan lainnya di lingkungan perusahaan yang diancam pidana penjara
5 (lima) tahun atau lebih.
k. Pekerja mengganggu atau bergurau pada jam kerja sehingga menyebabkan
kecelakaan kerja.
l. Berkelahi secara fisik sesama karyawan di lingkungan perusahaan.
m. Karyawan membawa senjata api, bahan peledak, senjata tajam atau bahan lainnya
yang sifatnya membahayakan ke dalam lingkungan perusahaan.
n. Melakukan kesalahan yang bobotnya sama setelah mendapat peringatan terakhir
(ketiga) yang masih berlaku.

3. Karyawan akan diberikan teguran lisan jika melakukan pelanggaran ringan sebagai
berikut :
a. Berbicara kasar dan bersikap tidak sopan
b. Tidak melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan penuh rasa tanggung jawab sesuai
perintah dari atasan dan pimpinan perusahaan.
c. Tidak memelihara dengan baik perlengkapan dan peralatan kerja, mesin dan investaris
perusahaan seperti mobil dan motor perusahaan.
d. Melakukan usaha-usaha bisnis pribadi didalam lingkungan perusahaan.
e. Keterlambatan lebih dari 1 kali sebulan.
f. Tidak memberitahukan ketidakhadiran dalam bekerja.
g. Parkir ditempat yang bukan tempatnya.
h. Berbuat ceroboh atau bercanda yang tidak perlu.

4. Karyawan akan diberikan sanksi Surat Peringatan Pertama (SP1) dengan masa berlaku
3 bulan apabila melakukan pelanggaran sebagai berikut :
a. Karyawan tidak mematuhi pengarahan atasan tanpa alasan yang wajar meskipun
sudah diperingatkan berulang-ulang secara lisan.
b. Karyawan datang terlambat sebanyak 3 (tiga) kali di atas 15 menit dalam satu bulan.
c. Karyawan pulang lebih awal atau meninggalkan tempat kerja tanpa ijin dari atasan.
d. Karyawan mangkir 2 (dua) hari dalam sebulan tanpa keterangan yang dapat
dipertanggungjawabkan.
e. Karyawan memanipulasi laporan kunjungan ke customer

f. Karyawan bertindak kasar dan bertingkah laku tidak sopan setelah terlebih dahulu
diperingati secara lisan oleh atasan.
g. Karyawan tidak menggunakan seragam kerja atau sepatu di lingkungan perusahaan.
h. Karyawan membuang sampah sembarangan atau membiarkan tempat kerjanya kotor
dengan sampah yang berserakan.
i. Karyawan menolak atau tidak mengikuti meeting atau pelatihan yang telah ditetapkan
tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
j. Karyawan merokok ditempat-tempat terlarang.
k. Tidur saat jam kerja
l. Mengendarai kendaraan melampaui batas kecepatan yang diijinkan di dalam
lingkungan perusahaan

25
m. Merusak, menghilangkan atau menyalahgunakan alat perlindungan diri
n. Tidak menggunakan alat-alat pelindung keselamatan kerja
a. Karyawan menggunakan atau meminjamkan atau membawa alat, mesin atau
kendaraan (mobil, truk, forklift dll.) yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan atau
wewenang untuk itu kecuali ada perintah khusus dari atasannya dalam bentuk surat ijin.
b. Karyawan melakukan kesalahan proses produksi, pemesanan barang maupun
penjualan sehingga merusak atau merugikan perusahaan.

5. Karyawan akan diberikan sanksi Surat Peringatan Kedua (SP2) dengan masa berlaku 6
bulan apabila melakukan pelanggaran sebagai berikut :
a. Karyawan melakukan pelanggaran setingkat dengan pelanggaran yang dapat dikenai
sanksi Surat Peringatan Pertama (SP1) dalam masa berlakunya Surat Peringatan
Pertama (SP1).
b. Karyawan menolak untuk menandatangani Surat Peringatan Pertama (SP1) yang
sesuai dengan kesalahannya dalam batas waktu 3 (tiga) hari.
c. Karyawan datang terlambat sebanyak 5 (lima) kali di atas 15 menit dalam satu bulan.
d. Karyawan mangkir 3 (tiga) kali dalam sebulan.
e. Karyawan membuang alat-alat secara sembarangan ke lantai, sehingga dapat
mencelakakan orang lain atau mengakibatkan alat-alat tersebut rusak.

6. Karyawan akan diberikan sanksi Surat Peringatan Ketiga (SP3) dengan masa berlaku 9
bulan apabila melakukan pelanggaran sebagai berikut :
a. Karyawan melakukan pelanggaran setingkat dengan pelanggaran yang dapat dikenai
sanksi Surat Peringatan Pertama (SP1) dalam masa berlakunya Surat Peringatan
Kedua (SP2).
b. Karyawan melakukan pelanggaran setingkat dengan pelanggaran yang dapat dikenai
sanksi Surat Peringatan Kedua (SP2) dalam masa berlakunya Surat Peringatan
Pertama (SP1).
c. Karyawan menolak untuk menandatangani Surat Peringatan Kedua (SP2) yang sesuai
dengan kesalahannya dalam batas waktu 3 (tiga) hari.

d. Karyawan meninggalkan mesin dalam keadaan berjalan pada waktu istirahat atau
pulang kecuali mesin-mesin tertentu yang harus berjalan sesuai dengan prosedur
tertentu.
e. Karyawan merusak atau menghilangkan dengan ceroboh dan tidak bertanggung jawab
terhadap inventaris maupun kendaraan kantor yang diserahkan sehingga merugikan
perusahaan.
f. Karyawan melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat mengganggu ketertiban atau
ketentraman kerja, menimbulkan keonaran atau perkelahian didalam jam kerja maupun
diluar jam kerja di lingkungan perusahaan.
g. Melakukan tugas secara tidak bertanggung jawab yang dapat menimbulkan kerugian
besar terhadap orang lain maupun perusahaan.
h. Melakukan kegiatan politik atau propaganda kampanye di lingkungan perusahaan.

26
PASAL 44
Surat Peringatan

1. Surat Peringatan yang diberikan kepada karyawan bertujuan semata-mata untuk mendidik
karyawan agar untuk selanjutnya tidak melakukan pelanggaran.
2. Karyawan karena tindakannya dianggap atau diduga telah melakukan pelanggaran
terhadap tata tertib Perusahaan atau kondisi-kondisi tertentu yang berakibat Pemutusan
Hubungan Kerja dapat diberikan pembebasan tugas sementara (skorsing).
3. Karyawan telah mendapat SP3, khusus untuk kasus terlambat 3 kali diatas 15 menit, maka
apabila yang bersangkutan masih terlambat diatas 15 menit gajinya akan dipotong
sejumlah hari ia melakukan keterlambatan.
4. Suatu pelanggaran dapat mengakibatkan misalnya : pelepasan jabatan, penurunan
jabatan, perubahan status dan dapat juga berupa penurunan nilai tunjangan-tunjangan
yang disesuaikan dengan jabatan barunya.

27
BAB VIII
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA

PASAL 45
Tata Cara Pemutusan Hubungan Kerja

1. Pada prinsipnya Pengusaha berusaha semaksimal mungkin untuk mencegah terjadinya


Pemutusan Hubungan Kerja tetapi apabila itu tidak dapat dihindari, maka pelaksanaannya
berpedoman pada perundang-undangan yang berlaku.
2. Setiap terjadi proses Pemutusan Hubungan Kerja akan dirundingkan dengan karyawan
yang bersangkutan.

PASAL 46
Sebab-sebab Pemutusan Hubungan Kerja

1. Pengusaha dapat memutuskan hubungan kerja tanpa meminta penetapan dari LPPHI
(Lembaga Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial) apabila :
a. Karyawan dalam masa percobaan
b. Karyawan mengundurkan diri
c. Karyawan telah mencapai usia pensiun
d. karyawan yang hubungan kerjanya berdasarkan kesepakatan kerja waktu tertentu
karena masa berlakunya telah berakhir atau karena pekerjaan yang diperjanjikan telah
selesai.

2. Pemutusan hubungan kerja antara pengusaha dengan karyawan dapat diakibatkan


sebagai berikut :
a. Pelanggaran berat
b. Pelanggaran tata tertib
c. Sakit berkepanjangan
d. Karyawan meninggal dunia
e. Karyawan mengundurkan diri
f. Karyawan telah mencapai usia pensiun
g. Rasionalisasi

3. Pengusaha dilarang melakukan pemutusan hubungan kerja dengan alasan :


a. karyawan berhalangan masuk kerja karena sakit menurut keterangan dokter selama
waktu tidak melampaui 12 (dua belas) bulan secara terus menerus.
b. Karyawan berhalangan menjalankan pekerjaannya karena memenuhi kewajiban
terhadap Negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
c. Karyawan menjalankan ibadah yang diperintahkan agamanya;
d. Karyawan menikah;
e. Karyawati hamil, melahirkan, gugur kandungan atau menyusui bayinya;
f. Karyawan yang mengadukan pengusaha kepada yang berwajib mengenai perbuatan
pengusaha yang melakukan tindak pidana kejahatan;
g. Karena perbedaan paham, aliran politik, agama, suku, ras, warna kulit, golongan, jenis
kelamin, kondisi fisik atau status perkawinan

28
PASAL 47
Pemutusan Hubungan Kerja Karena Pelanggaran Tata Tertib

1. Dalam hal karyawan melakukan pelanggaran ketentuan yang diatur dalan Tata Tertib
Peraturan Perusahaan, pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja, setelah
kepada karyawan yang bersangkutan diberikan surat peringatan pertama, kedua dan
ketiga secara berturut-turut. Pelaksanaannya sesuai dengan Peraturan Perundangan yang
berlaku.
2. Karyawan yang mengalami pemutusan hubungan kerja dengan alasan tersebut diatas
memperoleh uang pesangon sebesar 1(satu) kali, uang penghargaan masa kerja sebesar
1 (satu) kali dan uang penggantian hak sesuai ketentuan UU TenagakerjaNo. 13 tahun
2003 pasal 156.

PASAL 48
Pemutusan Hubungan Kerja Karena Sakit Berkepanjangan

1. Pengusaha dilarang memberhentikan karyawan dalam keadaan sakit kecuali bila yang
bersangkutan telah menjalani sakit selama 12 (dua belas) bulan.
2. Terhadap karyawan yang diberhentikan akibat sakit berkepanjangan maka berhak atas
pembayaran uang pesangon 2 (dua) kali, uang penghargaan masa kerja 2 (dua) kali dan
uang penggantian hak sesuai pasal 172 UU Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003.

PASAL 49
Pemutusan Hubungan Kerja Karena Pekerja Meninggal Dunia

1. Apabila karyawan meninggal dunia maka dengan sendirinya hubungan kerja terputus.
2. Pengusaha akan memberikan kepada ahli warisnya yang sah segala hak yang muncul
pembayaran uang pesangon 2 (dua) kali, uang penghargaan masa kerja 1 (satu) kali dan
uang penggantian hak sesuai UU Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003.
3. Dalam hal besarnya jaminan kematian yang diterima dari PT. Jamsostek atau asuransi lain
ternyata lebih kecil dari jumlah uang pesangon dan uang penghargaan masa kerja pada
ayat 2 (dua) kali, maka selisihnya dibayar oleh pengusaha.
4. Uang duka akan diberikan sesuai kebijakan perusahaan.

PASAL 50
Pemutusan Hubungan Kerja Karena Pekerja Mengundurkan Diri

1. Karyawan tetap yang akan mengundurkan diri dari Perusahaan harus memberitahukan
secara tertulis kepada atasan dan bagian Personalia paling lambat 1 (satu) bulan
sebelumnya, selama menunggu hari H karyawan harus tetap melakukan kewajibannya
sampai tanggal pengunduran diri yang ditentukan, hal ini dimaksudkan untuk
mempersiapkan penggantinya yang dimaksud atau dalam rangka transfer pengetahuan.
Pelanggaran terhadap ketentuan ini maka Perusahaan akan menahan kompensasi berupa
komisi/bonus karyawan hingga tugas yang diberikannya selesai.

29
2. Karyawan yang mangkir atau tidak masuk bekerja dalam waktu 5 (lima) hari kerja terus
menerus atau lebih tanpa pemberitahuan dan alasan yang sah dianggap mengundurkan
diri.
3. Karyawan yang mengundurkan diri tidak berhak atas uang pesangon, kecuali uang pisah
dan uang penggantian hak apabila masa kerjanya memenuhi syarat untuk itu yang diatur
dalam UU Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003.
4. Pembayaran uang pisah dan uang penggantian hak dilakukan sekaligus pada saat hari
terakhir karyawan bekerja.
5. Uang pisah besarnya adalah sesuai dengan perhitungan Uang Penghargaan Masa Kerja
yang dibayarkan apabila memenuhi syarat pada ayat 1.
6. Uang pisah dibayarkan apabila karyawan yang bersangkutan telah bekerja selama minimal
3 tahun kerja.

PASAL 51
Pemutusan Hubungan Kerja Karena Lanjut Usia / Masa Pensiun

1. Batas umur karyawan lanjut usia ditetapkan 55 tahun


2. Karyawan yang telah mencapai batas usia maksimal 55 tahun akan diberhentikan
dengan hormat dari jabatannya. Apabila akan dilanjutkan hubungan kerjanya tersebut
maka harus ada kesepakatan kedua belah pihak.
3. Apabila perusahaan mengikutkan karyawannya ke dalam program pensiun dimana
preminya dibayar penuh oleh perusahaan maka karyawan tidak berhak atas uang
pesangon dan uang penghargaan masa kerja, tetapi tetap berhak atas uang penggantian
hak.
4. Dalam hal besarnya manfaat pensiun yang diterima ternyata lebih kecil dari jumlah uang
pesangon 2 (dua) kali, uang penghargaan masa kerja 1 (satu) kali dan uang penggantian
hak, maka selisihnya dibayar oleh pengusaha.
5. Dalam hal perusahaan tidak mengikutsertakan karyawan yang mengalami pemutusan
hubungan kerja karena usia pensiun maka perusahaan wajib memberikan karyawannya
uang pesangon 2 (dua) kali, uang penghargaan masa kerja 1 (satu) kali dan uang
penggantian hak sesuai ketentuan UU Ketenagakerjaan No.13 th. 2003 pasal 156.
6. Perusahaan akan memberikan piagam/sertifikat ucapan terima kasih atas
pengabdiannya selama ini kepada karyawan yang telah mencapai lanjut usia.

PASAL 52
Pemutusan Hubungan Kerja Karena Rasionalisasi, Merugi selama 2 tahun Berturut-turut
dan Pailit

1. Pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap karyawan dalam hal
terjadi perubahan status, penggabungan, peleburan atau perubahan kepemilikan
perusahaan dan karyawan tidak bersedia melanjutkan hubungan kerja, maka karyawan
berhak atas uang pesangon sebesar 1 (satu) kali, uang penghargaan masa kerja 1 (satu)
kali dan uang penggantian hak sesuai ketentuan UU Tenagakerja No.13 tahun 2003
pasal 156.

30
2. Pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap karyawan dalam hal
terjadi perubahan status, penggabungan, peleburan atau perubahan kepemilikan
perusahaan dan pengusaha tidak bersedia menerima karyawan di perusahaannya
atau karena alasan efisiensi, maka karyawan berhak atas uang pesangon sebesar 2
(dua) kali, uang penghargaan masa kerja 1 (satu) kali dan uang penggantian hak sesuai
ketentuan UU Tenagakerja No.13 tahun 2003 pasal 156.
3. Pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap karyawan karena
perusahaan tutup yang disebabkan perusahaan mengalami kerugian secara terus
menerus selama 2 (dua) tahun dan dibuktikan oleh laporan keuangan 2 (dua) tahun
terakhir yang telah diaudit oleh akuntan publik, berada dalam keadaan memaksa
(force majeur) atau pailit , maka karyawan berhak atas uang pesangon sebesar 1
(satu) kali, uang penghargaan masa kerja 1 (satu) kali dan uang penggantian hak
sesuai ketentuan UU Tenagakerja No.13 tahun 2003 .

4. Pengurangan tenaga kerja ini dilakukan seselektif dan seobjektif mungkin untuk
menghindari terjadinya kesalahpahaman yang berakibat lebih buruk pada kondisi
Perusahaan melalui jalam musyawarah dengan pekerja terlebih dahulu.

PASAL 53
Pemutusan Hubungan Kerja Karena Mangkir 5 Hari Kerja Berturut-turut Tanpa
Keterangan

1. Karyawan yang mangkir selama 5 (lima) hari kerja atau lebih berturut-turut tanpa
keterangan secara tertulis yang dilengkapi dengan bukti yang sah dan telah dipanggil
oleh perusahaan 2 (dua) kali secara patut dan tertulis dapat diputus hubungan kerjanya
karena dikualifikasikan mengundurkan diri.
2. Keterangan tertulis dengan bukti yang sah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 (satu)
harus diserahkan paling lambat pada hari pertama karyawan masuk kerja.
3. Karyawan tersebut dikualifikasikan mengundurkan diri dan hanya berhak atas uang pisah
sebesar 1 (satu) bulan gaji dan uang penggantian hak.

PASAL 54
Pemutusan Hubungan Kerja Karena Kesalahan Pengusaha

1. Karyawan dapat mengajukan permohonan pemutusan hubungan kerja kepada lembaga


penyelesaian perselisihan hubungan industrial Departemen Tenaga Kerja setempat
dalam hal pengusaha melakukan perbuatan sebagai berikut :
a. Menganiaya, menghina secara kasar atau mengancam karyawan.
b. Membujuk dan atau menyuruh karyawan untuk melakukan perbuatan yang
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
c. Tidak membayar upah tepat waktu selama 3 (tiga) bulan berturut-turut atau lebih.
d. Memberikan pekerjaan yang membahayakan jiwa, keselamatan, kesehatan dan
kesusilaan karyawan sedangkan pekerjaan tersebut tidak dicantumkan pada
perjanjian kerja atau job description.
2. Pemutusan hubungan kerja dengan alasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
karyawan berhak mendapat pesangon 2 (dua) kali, uang penghargaan masa kerja 1

31
(satu) kali dan uang penggantian hak sesuai pasal 156 UU Ketenagakerjaan No.13 th
2003 pasal 156.
3. Dalam hal pengusaha dinyatakan tidak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud
ayat (1) oleh lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial maka pengusaha
dapat melakukan pemutusan hubungan kerja tanpa penetapan lembaga penyelesaian
perselisihan hubungan industrial dan karyawan tersebut tidak berhak atas pesangon dan
uang penghargaan masa kerja sesuai ketentuan UU Tenagakerjaan No.13 th 2003.

PASAL 55
Surat Keterangan Kerja

1. Pada saat berakhirnya hubungan kerja Pengusaha akan memberikan surat keterangan
kerja bagi karyawan yang bersangkutan setelah karyawan tersebut menyelesaikan semua
ketentuan yang diatur oleh Pengusaha.
2. Surat keterangan kerja diberikan kepada karyawan tetap yang lolos pada masa percobaan.

PASAL 56
Uang Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja
Dan Uang Penggantian Hak

1. Dalam hal terjadi Pemutusan Hubungan Kerja, pengusaha diwajibkan membayar uang
pesangon dan atau uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak yang
seharusnya diterima. Adapun besarnya sebagaimana yang diatur dalam UU
Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003 adalah sebagai berikut :

A. Uang Pesangon
Masa Kerja Uang Pesangon

Kurang dari 1 tahun 1 bulan upah/gaji


1 tahun atau lebih tapi kurang dari 2 tahun 2 bulan upah/gaji
2 tahun atau lebih tapi kurang dari 3 tahun 3 bulan upah/gaji
3 tahun atau lebih tapi kurang dari 4 tahun 4 bulan upah/gaji
4 tahun atau lebih tapi kurang dari 5 tahun 5 bulan upah/gaji
5 tahun atau lebih tapi kurang dari 6 tahun 6 bulan upah/gaji
6 tahun atau lebih tapi kurang dari 7 tahun 7 bulan upah/gaji
7 tahun atau lebih tapi kurang dari 8 tahun 8 bulan upah/gaji
8 tahun atau lebih 9 bulan upah/gaji

32
B. Uang Penghargaan Masa Kerja
Masa Kerja Uang Pesangon
3 tahun atau lebih tapi kurang dari 6 tahun 2 bulan upah/gaji
6 tahun atau lebih tapi kurang dari 9 tahun 3 bulan upah/gaji
9 tahun atau lebih tapi kurang dari 12 tahun 4 bulan upah/gaji
12 tahun atau lebih tapi kurang dari 15 tahun 5 bulan upah/gaji
15 tahun atau lebih tapi kurang dari 18 tahun 6 bulan upah/gaji
18 tahun atau lebih tapi kurang dari 21 tahun 7 bulan upah/gaji
21 tahun atau lebih tapi kurang dari 24 tahun 8 bulan upah/gaji
24 tahun atau lebih 10 bulan upah/gaji

B. Uang Penggantian Hak, meliputi :


​ . Gaji yang belum dibayarkan
1
​2. Cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur.
​ 3. Biaya atau ongkos pulang untuk karyawan dan keluarganya ketempat
​ dimana pekerja ditempatkan untuk bekerja.
​ 4. Penggantian perumahan, pengobatan dan perawatan sebesar 15% dari
​ uang pesangon.

33
BAB IX
PENUTUP

PASAL 60
Penutup

1. Peraturan Perusahaan ini di tandatangani oleh Direktur PT. Karya Cipta Metalindo
Perkasa dan telah disepakati oleh seluruh karyawan sebagai aturan yang harus dipatuhi
oleh seluruh pihak.

2. Apabila terjadi salah penafsiran akan diselesaikan secara musyawarah dan apabila tidak
tercapai kata mufakat maka akan diserahkan penyelesaiannya kepada kantor
Departemen Tenaga Kerja (depnaker) setempat

3. Peraturan Perusahaan berlaku mulai sejak di tanda tangani oleh dewan direksi dan akan
terus di perbarui mengikuti perkembangan dan segala perubahan aturan yang belaku
dari Pemerintah.

Ditetapkan di Jakarta,
pada tanggal,

Salinan sesuai dengan aslinya


Kepala biro Hukum PT. KCMP

34

Anda mungkin juga menyukai