Anda di halaman 1dari 28

PERATURAN PERUSAHAAN

Tahun 2023 - 2025

PT MERAH PUTIH PETRO GAS

Jalan Jendral Sudirman


Komplek Ruko Permata Niaga
Blok C No. 33 Lt 2
Kelurahan Sukajadi, Kecamatan Batam Kota
Kota Batam - Kepualauan Riau

Peraturan Perusahaan PT MERAH PUTIH PETRO GAS | Hal.1


KATA PENGANTAR

Sebagai sarana Hubungan Industrial guna menjamin tercapainya hubungan


kerja yang harmonis untuk dapat meningkatkan produktifitas perusahaan serta
meningkatkan kesejahteraan pekerja, maka diperlukan adanya suatu Peraturan
Perusahaan (PP) sebagai pelaksanaan dari salah satu program pembangunan
Pemerintah Republik Indonesia di bidang ketenagakerjaan.

Pada dasarnya peraturan perusahaan ini merupakan hukum yang harus


dipatuhi oleh PT MERAH PUTIH PETRO GAS selaku Pengusaha dan Pekerja,
yang mengatur hak dan kewajiban kedua belah pihak, sehingga tercapai suatu
hubungan yang harmonis, saling pengertian dan bersifat mufakat musyawarah
yang mencerminkan kebijaksanaan-kebijaksanaan dalam segala hal.

Peraturan perusahaan ini senantiasa selaras dengan Undang-undang,


Peraturan Perundang-undangan, serta Ketentuan-ketentuan dari Pemerintah
Republik Indonesia, dengan demikian baik pengusaha maupun Pekerja sama-
sama bertanggung jawab untuk memenuhi semua kewajiban yang telah
tercantum di dalam peraturan perusahaan ini, guna lebih meningkatkan
produktifitas kerja serta meningkatkan kesejahteraan Pekerja.

Oleh karena itu, berlandasan pokok-pokok pikiran tersebut dan atas dasar
saling menghormati serta mempercayai hak dan kewajiban masing-masing
pihak, masing-masing pihak dapat meningkatkan diri dan saling bekerja sama
untuk memenuhi peraturan perusahaan ini.

Batam, 26 Juli 2023


PT MERAH PUTIH PETRO GAS

WIRIANTO
Direktur

Peraturan Perusahaan PT MERAH PUTIH PETRO GAS | Hal.2


BAB I
UMUM

PASAL 1
MAKSUD DAN TUJUAN PERUSAHAAN

Dalam rangka membina hubungan kerja yang harmonis dan saling


membutuhkan antara pengusaha dan pekerja yang dilandasi Hubungan
Industrial Pancasila, maka Perusahaan telah membuat Peraturan Perusahaan
yang memuat berbagai ketentuan bagi pekerja dan pengusaha. Hal tersebut
bertujuan memenuhi ketentuan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang (Perpu) Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja. Dalam hal
pengawasan ketenagakerjaan dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kota Batam.
Adapun tujuan dan maksud Peraturan Perusahaan ini adalah memberikan
pedoman dan tata tertib yang berkaitan dengan syarat-syarat kerja, hak,
kewajiban dan tanggung jawab antara pengusaha dan pekerja. Membangun
hubungan kerja yang harmonis antara Pengusaha dan Pekerja guna
meningkatkan produktifitas dan kesejahteraan pekerja.
Dengan menjelaskan hak-hak dan kewajiban dari Perusahaan dan Pekerja
serta diaturnya tata tertib dalam melaksanakan pekerjaan, diharapkan
terciptanya pengertian yang sungguh-sungguh akan kedudukan masing-masing
dalam kegiatan operasional. Hal ini penting untuk tercapainya tujuan bersama
yaitu meningkatkan kemajuan perusahaan yang selanjutnya akan
meningkatkan pula kesejahteraan pekerja.

PASAL 2
PENGERTIAN DAN ISTILAH – ISTILAH

Dalam Peraturan Perusahaan (PP) ini yang dimaksud dengan:


1. Perusahaan adalah PT MERAH PUTIH PETRO GAS berkedudukan di Kota
Batam dengan Akta Pendirian No.9 tanggal 11 September 2019 dibuat
dihadapan Notaris Dyah Sulityoningtyas Kusumowardhani, S.H., M.Kn., di
Kota Batam.
2. Peraturan Perusahaan adalah peraturan yang dibuat secara tertulis oleh
pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja dan tata tertib perusahaan.
3. Pimpinan Perusahaan adalah anggota manajemen, pimpinan atau pejabat
yang oleh perusahaan diberi wewenang untuk bertindak, baik kedalam
maupun keluar atas nama perusahaan untuk hal-hal yang berkaitan dengan
perusahaan.
4. Direksi adalah sebagaimana tersebut dalam Anggaran Dasar Perusahaan
yaitu Direktur dan Komisaris.
5. Pengusaha adalah:
a. orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang
menjalankan suatu perusahaan milik sendiri;

Peraturan Perusahaan PT MERAH PUTIH PETRO GAS | Hal.3


b. orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang secara
berdiri sendiri menjalankan perusahaan bukan miliknya;
c. orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang berada di
Indonesia mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a
dan b yang berkedudukan di luar wilayah Indonesia.
6. Pemberi Kerja adalah orang perseorangan, pengusaha, badan hukum, atau
badan-badan lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja dengan
membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.
7. Keluarga Pekerja adalah 1 (Satu) orang suami/istri sah, dan anak-anak
yang sah sampai batas umur 18 tahun, maksimum 3 (tiga) orang anak,
selama masih menjadi tanggungan orang tua, belum menikah, belum
berpenghasilan dan telah didaftarkan ke perusahaan.
8. Atasan adalah pekerja yang secara struktural mempunyai jabatan yang
lebih tinggi.
9. Atasan Langsung adalah pekerja/buruh yang secara struktural mempunyai
jabatan yang lebih tinggi secara langsung dalam suatu unit kerja.
10. Pekerja adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau
imbalan dalam bentuk lain.
11. Status Pekerja:
Berdasarkan Status pekerja, pekerja dibedakan sebagai berikut:
a. Pekerja Tetap adalah pekerja yang terikat hubungan kerja dengan
perusahaan untuk jangka waktu tidak tertentu.
b. Pekerja Kontrak adalah pekerja yang terikat hubungan kerja dengan
perusahaan untuk pekerjaannya dan jangka waktu tertentu serta syarat-
syarat dan kondisi kerjanya diatur dalam perjanjian tersendiri.
c. Pekerja Harian adalah pekerja yang hubungan kerjanya berdasarkan
harian dan atau pekerjaannya perhitungan gajinya berdasarkan harian.
12. Kerja Lembur adalah kerja yang dilakukan oleh Pekerja atas perintah
perusahaan diluar hari dan jam kerja yang sudah ditetapkan.
13. Jam Kerja adalah waktu yang telah ditetapkan oleh pekerja untuk
melakukan pekerjaan atau hal – hal yang berhubungan dengan pekerjaan.
14. Hari Kerja adalah hari yang sudah ditetapkan dimana pekerja wajib datang
ketempat kerja dan melakukan pekerjaan.
15. Upah adalah hak pekerja yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang
sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja yang
ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan,
atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja dan
keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan
dilakukan.
16. Kecelakaan Kerja adalah kecelakaan yang terjadi pada saat waktu kerja.
17. Kesejahteraan Pekerja adalah suatu pemenuhan Kebutuhan dan atau
keperluan yang bersifat jasmaniah dan rohaniah, baik dalam maupun diluar
hubungan kerja, yang secara langsung atau tidak langsung dapat
mempertinggi produktifitas kerja dalam lingkungan kerja yang aman dan
sehat.

Peraturan Perusahaan PT MERAH PUTIH PETRO GAS | Hal.4


18. Perjanjian Kerja adalah perjanjian antara pekerja dengan pengusaha atau
pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak, dan kewajiban para
pihak.
19. Hubungan Kerja adalah hubungan antara pengusaha dengan pekerja
berdasarkan perjanjian kerja, yang mempunyai unsur pekerjaan, upah, dan
perintah.
20. Pemutusan Hubungan Kerja adalah pengakhiran hubungan kerja karena
suatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban
antara pekerja dan pengusaha.

PASAL 3
RUANG LINGKUP

1. Peraturan perusahaan ini mengikat dan berlaku bagi Pengusaha dan


Pekerja.
2. Sepanjang tidak diatur oleh perundang-undangan yang berlaku, maka
kedua belah pihak setuju untuk tunduk terhadap Peraturan Perusahaan ini.

PASAL 4
HAK PENGUSAHA

Dalam mengelola dan menjalankan usaha, Pengusaha berhak untuk:


1. Menetapkan peraturan-peraturan yang mengatur jalannya perusahaan
dengan tetap memperhatikan Peraturan Perusahaan dan Peraturan
Perundang-undangan yang berlaku.
2. Menerima, menempatkan, merotasi, atau memutasi pekerja dari suatu
bagian ke bagian lain sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
3. Memberi penugasan kepada Pekerja ke setiap lokasi proyek/ lokasi
pekerjaan baik di Batam maupun di luar Batam.
4. Memberikan perintah kerja yang layak bagi pekerja disertai dengan
penjelasan mengenai tugas dan dan kewajiban kepada pekerja baik secara
lisan maupun tertulis.
5. Mengeluarkan kebijakan- kebijakan perusahaan yang perlu dan berguna
untuk kemajuan perusahaan dan pekerja.
6. Memutuskan hubungan pekerja/buruh sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku.

PASAL 5
KEWAJIBAN PENGUSAHA

1. Memberikan upah kepada pekerja sesuai dengan yang telah ditentukan


kepada pekerja berdasarkan tugas dan tanggungjawabnya serta
memperhatikan kemampuan perusahaan.
2. Memberikan kesempatan kepada pekerja untuk pengembangan diri
menurut kemampuan dan kompetensi yang dimiliki, serta memperhatikan

Peraturan Perusahaan PT MERAH PUTIH PETRO GAS | Hal.5


kesejahteraan pekerja yang disesuaikan dengan kondisi, kemampuan
perusahaan serta menjaga iklim kerja yang baik.
3. Melaksanakan keselamatan kerja sesuai ketentuan yang berlaku.
4. Memberikan Jaminan Sosial Tenaga Kerja sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

PASAL 6
HAK PEKERJA

1. Berhak atas upah setelah melaksanakan kewajiban sesuai dengan


perjanjian kerja.
2. Mengajukan saran, keluhan serta pengaduan masalah pekerja kepada
perusahaan sesuai dengan prosedur yang berlaku.
3. Mendapat kesempatan atas pengembangan diri sesuai dengan prestasi
kerja yang ditunjukan serta kebutuhan perusahaan.
4. Mendapat hak-hak yang timbul dari hubungan dengan pengusaha seperti
diatur dalam Undang-undang dan Peraturan Perusahaan yang berlaku.

PASAL 7
KEWAJIBAN PEKERJA

1. Menjaga Rahasia Perusahaan:


a. Pekerja wajib menyimpan seluruh rahasia yang berkaitan dengan
perusahaan.
b. Pekerja dilarang menyimpan, memperlihatkan kepada pihak ketiga atau
membawa keluar catatan ataupun dokumen-dokumen tanpa ijin secara
tertulis dari Perusahaan.
2. Melayani, berkomunikasi, dan bersikap baik kepada Konsumen/Klien
Perusahaan.
3. Memberikan informasi dan data pribadi pekerja dengan jujur.
4. Menjaga nama baik perusahaan.
5. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan perintah kerja dengan bersungguh-
sungguh, dan mengutamakan keselamatan kerja.
6. Mentaati aturan-aturan yang berlaku di perusahaan.
7. Menjaga dan meningkatkan kualitas kerja.
8. Menjaga dan merawat alat-alat kerja, dan asset perusahaan.
9. Bersedia bekerja lembur setiap saat apabila ada pekerjaan yang mendesak.
10. Bersedia ditempatkan dimana saja sesuai proyek perusahaan berada.
11. Dapat bekerjasama dalam team kerja.

Peraturan Perusahaan PT MERAH PUTIH PETRO GAS | Hal.6


BAB II
HUBUNGAN KERJA

PASAL 8
PERJANJIAN KERJA

1. Dalam setiap hubungan kerja antara Pengusaha dan Pekerja akan dibuat
perjanjian kerja secara tertulis.
2. Perjanjian kerja tersebut dibuat berdasarkan kesepakatan yang mengatur
syarat-syarat kerja dalam hubungan kerja.

PASAL 9
HUBUNGAN KERJA YANG BERLAKU DI PERUSAHAAN

Berdasarkan pada sifat dan jangka waktu perjanjian kerja, hubungan kerja yang
berlaku dalam perusahaan terbagi atas:
1. Pekerja dengan Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT), dan
2. Pekerja dengan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT).
a. Hubungan Kerja didasarkan atas jangka waktu tertentu.
b. Hubungan Kerja didasarkan atas selesainya suatu pekerjaan/proyek.
c. Hubungan Kerja didasarkan atas Perjanjian Pemborongan Kerja.
d. Hubungan Kerja Harian Lepas, dalam hal yang sifatnya khusus apabila
perusahaan membutuhkan pekerja untuk jangka waktu sampai dengan
atau kurang dari 3 (tiga) bulan, maka Pengusaha dapat mempekerjakan
pekerja dengan hubungan kerja harian lepas.

PASAL 10
PENERIMAAN PEKERJA

1. Penerimaan pekerja sepenuhnya menjadi hak dan wewenang perusahaan


sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
2. Persyaratan umum penerimaan pekerja perusahaan adalah sebagai
berikut:
a. Warga Negara Indonesia (WNI).
b. Mengikuti dan dinyatakan lulus seleksi penerimaan calon pekerja yang
diadakan oleh perusahaan.
c. Pada saat penerimaan berusia minimal 18 (delapan belas) tahun.
d. Melengkapi berkas-berkas yang dibutuhkan untuk keperluan
administrasi.

Peraturan Perusahaan PT MERAH PUTIH PETRO GAS | Hal.7


PASAL 11
JABATAN PEKERJA

Jabatan pekerja terdiri dari:


1. Jabatan Kantor
a. Manajer
b. Supervisor
c. HRD
d. Legal
e. Keuangan
f. Marketing
g. Accounting
h. Purchasing
i. Penagihan dan Kasir
j. Admin
k. IT
l. Drafter
m. Staf Produksi
n. Staf gudang dan Stocker
2. Jabatan Produksi & Lapangan
a. Staf Koordinator
b. Staf Produksi
c. Staf Lapangan
d. Tukang
e. Pembantu Tukang (Helper)

PASAL 12
PENEMPATAN, MUTASI DAN PERJALANAN TUGAS

1. Demi lancarnya kegiatan perusahaan serta pendayagunaan tenaga kerja


yang ada, perusahaan dapat menempatkan, merotasi, atau memutasikan
pekerja dari satu bagian ke bagian yang lainnya dalam lingkungan
perusahaan.
2. Penempatan dan mutasi tidak diharuskan adanya perubahan pada gaji
pokok dan tunjangan-tunjangan lainnya, tergantung pada kondisi dan
kebijaksanaan perusahaan.
3. Untuk hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan, perusahaan dapat
memerintahkan pekerja / buruh melakukan tugas kerja baik di dalam
maupun di luar kota.
4. Penolakan perintah sebagaimana diatur pada ayat (1) dan ayat (3) di atas
merupakan suatu pelanggaran berat yang dapat dikenakan sanksi berupa
Pemutusan Hubungan Kerja dengan tanpa pesangon.

Peraturan Perusahaan PT MERAH PUTIH PETRO GAS | Hal.8


5. Pekerja yang menolak untuk dipindah (rotasi) sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) dan ayat (3) dikategorikan pelanggaran kerja berat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40.

PASAL 13
PENILAIAN PRESTASI KERJA

1. Penilaian prestasi kerja dilakukan kurangnya atau lebih 1 (satu) kali dalam
setahun dengan periode penilaian yang didasarkan atas tujuan penilaian itu
sendiri.
2. Pelaksanaan penilaian prestasi kerja dilakukan dengan menggunakan
lembaran penilaian prestasi yang telah ditetapkan dan bila diperlukan
pekerja dapat menyatakan hasilnya kepada atasan langsung.
3. Hal-hal yang dinilai dalam penilaian kerja antara lain menyangkut kualitas
kerja, kuantitas kerja, inisiatif kerja, hubungan kerja dan disiplin kerja.
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai penilaian prestasi kerja akan diatur
tersendiri.

PASAL 14
PROMOSI PEKERJA

Perusahaan memberikan kesempatan kepada pekerja untuk dipromosikan ke


jabatan yang lebih tinggi guna mengisi lowongan jabatan yang ada dengan
mempertimbangkan prestasi kerja dan kompetensi pekerja / buruh serta
kebutuhan organisasi.

BAB III
HARI KERJA DAN WAKTU KERJA

PASAL 15
HARI DAN WAKTU KERJA

1. Dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang–undangan yang


berlaku hari kerja adalah hari Senin sampai dengan Sabtu (6 hari
seminggu) dan hari minggu merupakan hari libur.

2. Jam kerja diperusahaan adalah 7 (tujuh) jam sehari dan 40 (empat puluh)
jam seminggu, apabila diperlukan perusahaan akan memberlakukan kerja
bergilir dengan tetap memperhatikan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Hari dan Waktu kerja untuk kantor:
a. Hari Senin s/d Kamis Jam 08:00 – 16:00
Istirahat Jam 12:00 – 13:00

b. Hari Jum’at Jam 08:00 – 16:30


Istirahat Jam 11:45 – 13:15

Peraturan Perusahaan PT MERAH PUTIH PETRO GAS | Hal.9


c. Hari Sabtu Jam 08:00 – 12:00
Istirahat Jam 12:00 – 13:00
Ketentuan lebih lanjut mengenai hari dan waktu kerja untuk
proyek/lapangan akan diatur tersendiri.
PASAL 16
KERJA LEMBUR

1. Kerja lembur hanya dilakukan apabila pekerja dalam hal ada penugasan
atau perintah dari perusahaan.
2. Perusahaan menugaskan pekerja untuk melakukan kerja lembur dalam hal:
a. Pekerja diperlukan dengan segera.
b. Pekerjaan dalam proses hampir selesai.
c. Regu bergilir yang menggantikan belum datang maka pekerja yang
akan digantikan harus tetap bekerja.
d. Dalam keadaan memaksa atau darurat yang menyangkut
kelangsungan operasi perusahaan.
e. Sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
3. Dalam menugaskan pekerja untuk melakukan kerja lembur, perusahaan
tetap memperhatikan peraturan perundang – undangan yang berlaku.
4. Untuk tingkat dan golongan tertentu perhitungan jam lembur dan upah
lembur per jam diatur tersendiri berdasarkan kesepakatan.
5. Pekerja yang karena jabatan dan tanggungjawabnya menyelesaikan
pekerjaannya, serta telah mendapatkan upah yang lebih tinggi dari upah
minimum yang berlaku tidak berhak atas upah lembur, yang termasuk
jabatan ini adalah sebagai berikut :

A. Jabatan Kantor
1) Manajer
2) Supervisor
3) HRD
4) Legal
5) Keuangan
6) Marketing
7) Accounting
8) Purchasing
9) Penagihan dan Kasir
10)Admin
11)IT
12)Drafter
13)Staf Produksi
14)Staf gudang dan Stocker

B. Jabatan Produksi & Lapangan


1) Staf Koordinator
2) Staf Produksi

Peraturan Perusahaan PT MERAH PUTIH PETRO GAS | Hal.10


3) Staf Lapangan
4) Tukang

PASAL 17
DISIPLIN WAKTU KERJA

1. Setiap pekerja diharuskan mengisi daftar kehadiran masing-masing setiap


kali hadir pada mesin pencatat kehadiran yang telah disediakan.
2. Pekerja yang terlambat masuk kerja karena alasan apapun diwajibkan
melapor kepada atasannya.
3. Pekerja yang karena suatu hal meninggalkan kantor atau proyek sebelum
berakhirnya jam kerja baik akan atau tidak kembali lagi, maka pekerja yang
bersangkutan wajib meminta ijin kepada atasannya.
4. Pekerja yang berhalangan masuk kerja bukan karena sakit, cuti dan ijin
tidak masuk kerja atau alasan-alasan lain yang ditetapkan dalam peraturan
perusahaan ini dianggap mangkir.

PASAL 18
MANGKIR

1. Pekerja yang tidak masuk kerja bukan karena sakit, cuti, ijin tidak masuk
kerja atau alasan-alasan lain (bukan karena dinas/urusan perusahaan)
yang ditetapkan Peraturan Perusahaan dianggap mangkir.
2. Ketidakhadiran tanpa pemberitahuan terlebih dahulu wajib dipenuhi
ketentuan sebagai berikut :
a. Pada hari mulai tidak masuk kerja, wajib memberitahukan
perusahaan /atasan langsung tentang alasan tidak masuk melalui
telepon atau pesan singkat elektronik.
b. Pada hari pertama masuk kerja kembali atau selambat-lambatnya 2
(dua) hari sejak kehadirannya, pekerja wajib
mempertanggungjawabkan alasan ketidakhadirannya.
c. Bila sakit, wajib menyerahkan Surat Keterangan Istirahat/ sakit (medical
klaim) dari Dokter yang telah ditunjuk oleh perusahaan atau yang
terdekat dengan tempat tinggal pekerja.
3. Pekerja yang masuk kerja tetapi tidak bersedia melaksanakan
tugas/pekerjaannya dengan alasan yang tidak dapat diterima oleh
pengusaha, maka tetap dianggap atau dinyatakan mangkir.
4. Pekerja mangkir paling lama dalam 5 (lima) hari berturut-turut dan telah
dipanggil oleh perusahaan/atasan langsung 2 (dua) kali secara patut dan
tertulis tetapi pekerja tersebut tidak dapat memberikan keterangan tertulis
dengan bukti yang sah, maka dalam hal tersebut Perusahaan menganggap
pekerja tersebut mengundurkan diri.

Peraturan Perusahaan PT MERAH PUTIH PETRO GAS | Hal.11


BAB IV
PENGUPAHAN

PASAL 19
KETENTUAN UPAH

1. Direksi menetapkan sistem dan peraturan pengupahan yang berlaku di


Perusahaan dan diatur dalam Ketentuan tersendiri.
2. Besar kenaikan upah merujuk pada laju inflasi, prestasi dan kondite pekerja
serta kemampuan perusahaan.
3. Penetapan upah terendah tidak kurang dari Upah Minimum Kota (UMK)
Batam yang ditetapkan pemerintah.
4. Pajak Penghasilan Pekerja ditanggung oleh pekerja sendiri.
5. Pengusaha menetapkan tanggal administrasi/tutup buku adalah tanggal
terakhir akhir bulan, kecuali bila dikemudian hari ditentukan lain, maka akan
diatur kembali sesuai dengan kebijakan perusahaan.
6. Upah yang dibayarkan oleh pengusaha dapat terdiri dari upah pokok,
tunjangan tetap, tunjangan tidak tetap dan upah lembur dan dapat
ditentukan lain atau dilakukan perubahan.
7. Pelaksanaan pembayaran upah untuk pekerja tetap, pekerja dengan
perjanjian waktu tertentu dan magang akan dibayar sesuai dengan aturan
yang berlaku dan selambat-lambatnya setiap awal bulan, atau jika terdapat
perubahan tanggal pembayaran akan di tetapkan oleh perusahaan
berdasarkan keputusan direktur.

PASAL 20
KOMPONEN UPAH.

1. Upah Pokok pekerja ditetapkan atas dasar skala upah yang ditetapkan
pengusaha sesuai dengan Jabatan.
2. Tunjangan tetap adalah upah tetap yang diterima oleh pekerja secara
berkala dan teratur sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya yang
digunakan untuk keperluan pekerjaan, dan tunjangan ini dapat dihilangkan
bilamana sudah tidak diperlukan untuk menunjukan tugas dan tanggung
jawabnya.
Jenis tunjangan tidak tetap dapat diberikan berupa antara lain:
a. Tunjangan jabatan diberikan kepada pekerja yang memangku jabatan
structural organisasi perusahaan atau coordinator proyek yang memiliki
tugas dan tanggung jawab lebih besar, tunjangan ini diberikan dalam
bentuk uang.
b. Tunjangan kerajinan yang diterima oleh pekerja untuk menambah
motivasi dan semangat bekerja sehari-hari yang secara penuh
diberikan bila dalam satu bulan hadir di perusahaan secara penuh.

Peraturan Perusahaan PT MERAH PUTIH PETRO GAS | Hal.12


c. Tunjangan makan diberikan kepada pekerja untuk 1 (satu) kali makan
dalam waktu kerja normal, dapat diberikan dalam bentuk natura
maupun bentuk uang
d. Tunjangan transportasi diberikan kepada Pekerja untuk perjalanan
berangkat dan pulang kerja.
3. Penetapan upah sesuai dengan jabatan, keahlian, prestasi kerja, dan lain
sebagainya dari pekerja yang bersangkutan.
4. Upah yang ditentukan bagi pekerja adalah upah kotor yang masih harus di
perhitungkan pajaknya sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku.
5. Pada dasarnya upah pekerja tidak kurang dari upah minimum regional
yang ditetapkan pemerintah.
PASAL 21
PENYESUAIAN UPAH

1. Perusahaan akan melakukan penyesuaian upah secara umum kepada


pekerja tetap setiap tahun yang disesuaikan dengan memperhatikan
kondisi dan kemampuan perusahaan.
2. Perusahaan dapat memberikan kenaikan upah sewaktu-waktu kepada
pekerja berdasarkan prestasi kerja yang luar biasa atau promosi /kenaikan
jabatan. Keputusan tentang kenaikan upah pekerja tersebut didapatkan
melalui keputusan Direksi.

PASAL 22
PEMBAYARAN GAJI SELAMA SAKIT

Perusahaan tetap membayar upah kepada pekerja yang tidak masuk kerja
karena sakit berdasarkan surat keterangan dari dokter yang sah;

PASAL 23
UPAH SELAMA DIBEBAS TUGASKAN SEMENTARA (SKORSING)

1. Pembebasan tugas dapat dilakukan perusahaan kepada pekerja apabila


pekerja bersangkutan melakukan pelanggaran disiplin kerja dan tidak
melakukan pekerjaan dengan baik atau tindakan yang merugikan asset
perusahaan dan akan diinformasikan secara tertulis.
2. Selama menunggu proses PHK oleh lembaga Penyelesaian perselisihan
Hubungan Industrial, Pengusaha akan membebastugaskan sementara
pekerja yang bersangkutan dan pekerja tersebut wajib hadir di perusahaan.

PASAL 24
TUNJANGAN HARI RAYA

1. Tunjangan Hari Raya


a. Setiap tahun perusahaan memberikan Tunjangan Hari Raya (THR)
kepada pekerja.

Peraturan Perusahaan PT MERAH PUTIH PETRO GAS | Hal.13


b. Pembayaran tunjangan hari raya dilakukan paling lama 7 (tujuh) hari
sebelum tanggal hari raya tersebut.
c. Ketentuan pembayaran ini adalah sebagai berikut :
MASA KERJA BESARNYA THR
Kurang dari 3 bulan tidak ada
3 bulan atau lebih tetapi kurang proporsional
dari 12 bulan
12 bulan secara terus menerus / 1 1x Gaji
Tahun atau lebih

BAB VI
HARI LIBUR, CUTI, DAN IJIN

PASAL 25
HARI LIBUR RESMI

1. Hari libur resmi adalah hari libur nasional yang ditetapkan setiap tahun oleh
pemerintah.
2. Apabila kebutuhan operasinal mendadak, perusahaan dapat meminta
pekerja untuk bekerja pada hari libur resmi/ libur nasional dengan
mendapat upah sesuai dengan upah kerja lembur yang diatur dalam
undang-undang atau peraturan yang berlaku atau dapat diganti dengan hal
lainnya.

PASAL 26
CUTI TAHUNAN

1. Pekerja yang telah bekerja selama 12 (dua belas) bulan terus menerus dan
kelipatannya mendapat cuti tahunan sebanyak 12 (dua belas) hari kerja
dengan tetap mendapat upah penuh.
2. Pekerja yang bermaksud mempergunakan hak cutinya diwajibkan
mengajukan permohonan cuti kepada atasannya paling lambat 7 (tujuh)
hari kerja sebelum pengambilan cuti.
3. Untuk menjaga jalannya perusahaan, perusahaan berhak mengatur
pengambilan cuti pekerja tanpa mengurangi hak pekerja yang
bersangkutan maksimal akumulasi cuti adalah 12 (dua belas) hari.
4. Cuti yang tidak diambil oleh pekerja dianggap hangus dan tidak dapat
diuangkan.

PASAL 27
CUTI BERSALIN DAN LAIN – LAIN

1. Pekerja wanita yang hamil dan telah terdaftar sebagai pekerja yang telah
menikah dan akan melahirkan, perusahaan memberikan cuti bersalin
dengan tetap mendapatkan upah.

Peraturan Perusahaan PT MERAH PUTIH PETRO GAS | Hal.14


2. Cuti bersalin 1.5 (satu setengah) bulan sebelum tanggal kelahiran menurut
perkiraan dokter dan 1.5 (satu setengah) bulan setelah melahirkan.
3. Pekerja wanita yang hamil dan telah terdaftar sebagai pekerja yang telah
menikah dan mengalami keguguran maka pekerja tersebut berhak
mendapatkan cuti selama 1.5 (satu setengah) bulan sejak tanggal
keguguran.

PASAL 28
IJIN TIDAK MASUK KERJA DENGAN UPAH

1. Seorang pekerja /buruh menurut kebutuhannya diberikan ijin untuk


keperluan – keperluan pribadi atau keluarga dengan tetap mendapatkan
upah.
Ijin sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 ayat 1 adalah :
a. Pernikahan pekerja / buruh 3 (tiga) hari
kerja
b. Menikahkan anaknya 2 (dua) hari kerja
c. Khitanan / pembabtiskan 2 (dua) hari kerja
d. Istri pekerja / buruh melahirkan 2 (dua) hari kerja
e. Kematian suami, istri, mertua 3 (tiga) hari kerja
f. Kematian orang tua 3 (tiga) hari
kerja
g. Kematian saudara kandung 2 (dua) hari
kerja
h. Anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia 1 (satu) hari
kerja

2. Dalam hal akan menggunakan ijin-ijin tersebut dalam pasal ini,


pekerja/buruh diwajibkan memberitahu atasannya dengan melampirkan
surat-surat keterangan yang sah;
3. Apabila pekerja yang mengajukan ijin pada ayat 2 tersebut diatas, tidak
dapat menunjukan bukti tertulis / surat keterangan yang sah, maka ijin
tersebut akan gugur atau diganti dengan cuti tanpa gaji atau cuti tahunan;
4. Pemalsuan terhadap surat keterangan merupakan tindakan kriminal dan
apabila terbukti melakukan pemalsuan maka akan diproses sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dan mendapatkan surat peringatan ketiga;
5. Pekerja wajib memberitahukan minimal 6 (enam) hari sebelum tanggal ijin
dilaksanakan, kecuali yang sifatnya mendadak dan tidak direncanakan.
PASAL 29
IJIN TIDAK MASUK KERJA TANPA UPAH

1. Dalam hal pekerja berhak untuk mempergunakan hak cuti atau hak cuti
yang timbul atas tahun yang berjalan sudah habis, untuk keperluan-
keperluan pribadi yang sangat mendesak dan penting, pekerja dapat
mengajukan ijin tidak masuk kerja tanpa upah paling lama 3 (tiga) hari
kerja;

Peraturan Perusahaan PT MERAH PUTIH PETRO GAS | Hal.15


2. Atas dasar pertimbangan tertentu perusahaan dapat menolak atau
menerima permohonan ijin tidak masuk kerja tanpa upah yang diajukan
pekerja.

BAB VII
KESEJAHTERAAN PEKERJA / BURUH

PASAL 30
BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL
1. Pengusaha memberikan fasilitas BPJS kepada pekerja dengan ketentuan
premi setiap bulannya sebagai berikut :
a. BPJS Ketenagakerjaan
1) Jaminan Kecelakaan Kerja
Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) berupa uang tunai atau pelayanan
kesehatan yang diberikan pada saat peserta mengalami kecelakaan
kerja atau penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja atau
penyakit yang disebakan oleh lingkungan kerja. Untuk nilai iuran JKK
diatur pada peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2015 Pasal 16. Perusahaan akan membayar sesuai tingkat
resiko kerja pekerja terlampir sebagai berikut:

Tingkat Resiko Iuran Dasar Perhitungan


Tingkat Resiko Sangat 0.24%
Rendah
Tingkat Resiko Rendah 0.54%
Tingkat Resiko Sedang 0.89% Upah Sebulan
Tingkat Resiko Tinggi 1.27%
Tingkat Resiko Sangat 1.74%
Tinggi
2) Jaminan Hari Tua
Jaminan Hari Tua adalah uang tunai yang dibayarkan sekaligus pada
saat peserta memasuki usia pensiun, meninggal dunia, atau
mengalami cacat total tetap. Iuran JHT bagi peserta penerima upah
yang bekerja pada pemberi kerja selain penyelenggara Negara
sebesar 5.7% (lima koma tujuh persen) dari upah, dengan ketentuan
2% (dua persen) ditanggung oleh Pemberi Kerja.
3) Jaminan Pensiun
Jaminan pensiun adalah jaminan sosial yang bertujuan untuk
mempertahankan derajat kehidupan yang layak bagi peserta
memasuki usia pensiun, mengalami cacat total tetap, atau meninggal
dunia.
Besar iuran jaminan pensiun adalah sebesar 3% dengan ketentuan:
a) 2% (dua persen) dari upah ditanggung oleh pemberi kerja selain
penyelenggara Negara, dan
b) 1% (satu persen) dari upah ditanggung oleh peserta.

Peraturan Perusahaan PT MERAH PUTIH PETRO GAS | Hal.16


4) Jaminan Kematian
Jaminan Kematian adalah manfaat uang tunai yang diberikan kepada
ahli waris ketika peserta meninggal dunia bukan akibat kecelakaan
kerja.
Iuran JKM bagi peserta penerima upah adalah sebesar 0.3% dari
upah sebulan dan seluruhnya dibayarkan oleh pemberi kerja atau
perusahaan.
b. BPJS Kesehatan
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2013 tentang
Jaminan Kesehatan, besar iuran bagi pekerja penerima upah adalah
5% dari gaji per bulan, dimana perusahaan akan membayar 4% dan
1% dibayar oleh pekerja dengan dipotong gaji setiap bulannya.

PASAL 31
SUMBANGAN KEMATIAN PEKERJA

Bila pekerja meninggal dunia, Pengusaha akan memberikan santunan kematian


kepada ahli waris pekerja dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Pengurusan jenazah pekerja sampai dimakamkan (melalui program BPJS).
2. Hak-hak normatif pekerja kepada ahli waris sesuai dengan undang-undang
yang berlaku.
3. Sumbangan kedukaan dari pengusaha kepada ahli waris sesuai dengan
kemampuan dan kebijaksanaan Perusahaan.

PASAL 32
PINJAMAN

1. Untuk meringankan beban pekerja, perusahaan memberikan bantuan


keuangan berupa pinjaman tanpa bunga bagi pekerja untuk keperluan yang
dianggap penting dan mendesak dengan alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan.
2. Besar uang pinjaman maksimal adalah sebesar 1/2 (setengah) kali upah
pekerja yang telah dijalani.
3. Mekanisme pembayarannya melalui pemotongan upah setiap periode
pembayaran.
4. Pengusaha berhak untuk memberikan atau tidak memberikan pinjaman
kepada pekerja berdasarkan penilaian prestasi kerja dan kemampuan
perusahaan;

BAB VIII
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PASAL 33
1. Untuk menjamin keselamatan kerja perusahaan mentaati peraturan
keselamatan kerja sesuai dengan undang-undang dan peraturan
pemerintah serta menyediakan alat perlindungan kerja.

Peraturan Perusahaan PT MERAH PUTIH PETRO GAS | Hal.17


2. Setiap pekerja wajib mentaati peraturan keselamatan kerja di lingkungan
perusahaan serta menggunakan alat perlindungan keselamatan kerja yang
ditetapkan sesuai dengan tugas masing – masing.
3. Pekerja karena kesalahannya sendiri tidak mematuhi aturan tentang
keselamatan dan kesehatan kerja sehingga menyebabkan dirinya dan atau
orang lain luka, sakit, atau meninggal dunia akan diberi sanksi sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
BAB IX
TATA TERTIB KERJA

PASAL 34
PERATURAN TATA TERTIB

Demi terciptanya tata tertib disiplin dalam Lingkungan Perusahaan, pengusaha


mengatur dan menetapkan ketentuan Tata Tertib dan Disiplin kerja dalam
Peraturan Perusahaan ini agar pekerja mengetahuinya dan oleh karena itu
setiap kesalahan /pelanggaran terhadap ketentuan tata tertib akan dikenakan
sanksi atau surat peringatan.

1. Kewajiban Pekerja Terhadap Tata Tertib Yang Berlaku.


Setiap pekerja diwajibkan mentaati dan mengikuti seluruh ketentuan, sistem
dan prosedur serta peraturan yang berlaku di perusahaan.
2. Ketertiban Data Pribadi Pekerja.
Setiap pekerja diwajibkan memberitahukan setiap perubahan data pribadi
pekerja dan keluarganya kepada atasan/pimpinan, selambat-lambatnya 14
hari kerja sejak terjadinya perubahan dan pengusaha berkewajiban
mencatatkan perubahan itu selambat-lambatnya 14 hari kerja setelah
dilaporkan.
3. Ketertiban Kehadiran Pekerja di Lingkungan Perusahaan
a) Kehadiran pekerja dicatat berdasarkan aplikasi/fingerprint yang
digunakan. Keterlambatan kehadiran atau pelanggaran penggunaan
waktu kerja di atas dianggap sebagai tindakan ketidak disiplinan dan
merupakan pelanggaran tata tertib waktu kerja.
b) Selama berada di lingkungan perusahaan atau di proyek- proyek
tertentu atau di tempat klien yang mewajibkan penggunaan tanda
pengenal, pekerja wajib mengenakan tanda pengenal (ID Card/Badge),
berpakaian rapi dan sopan atau berpakaian seragam yang telah
ditentukan. Bila tidak dipenuhi, maka akan ditolak kerja dan dianggap
mangkir.
c) Kehilangan atau kerusakan Tanda Pengenal (ID card/badge), wajib
melaporkan ke atasan/pimpinan dalam waktu paling lama 1 X 24 jam
dengan ketentuan biaya penggantinya dibebankan kepada pekerja
yang bersangkutan.
d) Sebelum dan sesudah jam kerja dan pada waktu – waktu lain yang
ditentukan oleh perusahaan (misalnya waktu istirahat, waktu ijin
meninggalkan kerja dalam waktu kerja), pekerja wajib melakukan absen

Peraturan Perusahaan PT MERAH PUTIH PETRO GAS | Hal.18


atas dirinya sendiri, tidak dibenarkan meminta atau membiarkan orang
lain mengabsenkan.
4. Ketertiban Proses Administrasi
Pengusaha berkewajiban menyelesaikan permasalahan-permasalahan
administrasi antara lain BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan.

PASAL 35
TATA TERTIB ADMINISTRASI

1. Setiap pekerja/buruh diwajibkan membaca, menandatangani serta


mengembalikan lembar surat pernyataan telah membaca buku peraturan
perusahaan kepada Departemen Administrasi.
2. Setiap pekerja/buruh diwajibkan mentaati dan mengikuti semua ketentuan,
sistem, dan prosedur serta peraturan administrasi yang berlaku di
perusahaan.
3. Setiap pekerja/buruh diwajibkan memberikan data terhadap setiap
perubahan data pribadi ke seksi administrasi.

PASAL 36
TATA TERTIB KESELAMATAN KERJA

1. Pekerja/buruh wajib mentaati, peraturan keamanan di lingkungan


perusahaan.
2. Untuk mencegah terjadinya pencurian dan perusakan maka pekerja/buruh:
a) Wajib menjaga, memelihara serta menyimpan barang perusahaan yang
menjadi tanggung jawabnya
b) Tidak memasuki tempat-tempat yang membutuhkan ijin khusus untuk
orang-orang tertentu.

PASAL 37
TATA TERTIB KEAMANAN

1. Pekerja wajib mentaati peraturan keamanan di dalam lingkungan


Perusahaan.
2. Pekerja yang mengetahui adanya keadaan/kejadian atau benda yang dapat
menimbulkan bahaya kebakaran, pencurian, gangguan terhadap
keselamatan, keamanan dan ketertiban di Lingkungan Perusahaan, wajib
dengan segera memberitahukan satuan pengalaman /security atau atasan
langsung atau siapa saja yang dapat dihubungi secara cepat.
3. Setiap pekerja wajib mencegah dan dan menghindari hal-hal yang dapat
menimbulkan kebakaran, pencurian/kehilangan/perusakan barang milik
perusahaan ataupun perkelahian / perselisihan.
4. Untuk mencegah terjadinya kebakaran, pekerja dilarang :
a) Menyalakan api atau merokok didalam dan sekitar ruangan kerja atau
tempat dimana terdapat barang yang mudah terbakar
b) Membuang puntung rokok di sembarang tempat

Peraturan Perusahaan PT MERAH PUTIH PETRO GAS | Hal.19


c) Merusak atau menghilangkan alat pemadam kebakaran
d) Membawa masuk dalam Lingkungan Perusahaan bahan-bahan yang
mudah menimbulkan percikan api.
5. Untuk mencegah terjadinya pencurian atau perusakan maka pekerja :
a) Wajib menjaga, memelihara atau menyimpan barang-barang
perusahaan yang menjadi tanggungjawabnya
b) Wajib memakai dan menunjukan identitas selama di Lingkungan
Perusahaan
c) Dilarang memasuki tempat-tempat yang memerlukan ijin khusus untuk
orang-orang tertentu
d) Dilarang keluar masuk Ruang Lingkup Perusahaan selain melalui pintu
yang telah disediakan dan dengan cara yang telah ditentukan
e) Tidak membiarkan benda berharga ditempat yang tidak terkunci atau
diawasi.
6. Untuk mencegah perkelahian atau hal lain yang dapat mengganggu
ketenangan bekerja, pekerja dilarang :
a) Melakukan hasutan atau fitnahan terhadap sesama pekerja
b) Menyebarkan desas – desus atau kabar bohong dalam bentuk dan cara
apapun yang menggelisahkan pekerja
c) Mengancam atau mengintimidasi pekerja lainnya atau memaksakan
untuk mengikuti sikap dan tindakannya
d) Membawa senjata dalam bentuk apapun ke dalam Lingkungan
Perusahaan

BAB X
SANKSI TERHADAP PELANGGARAN

PASAL 38
PEMBERIAN SURAT PERINGATAN

1. Perusahaan dapat memberikan Surat Peringatan (SP) tertulis kepada setiap


pekerja yang melakukan pelanggaran tata tertib kerja perusahaan.
2. Pekerja yang melanggar peraturan tata tertib perusahaan, akan diberikan
peringatan secara lisan, apabila:
a. Terlambat masuk kerja dua kali berturut-turut.
b. Mangkir atau alpa tanpa izin 1 (satu) hari.
c. Tidak memakai seragam dan tanda pengenal yang wajib dipakai.
d. Membawa orang luar ke dalam lingkungan perusahaan tanpa izin
e. Mencoba mengoperasikan mesin-mesin atau peralatan produksi yang
bukan menjadi tugasnya tanpa izin/perintah atasan.
3. Pekerja yang melanggar peraturan tata tertib perusahaan, akan diberikan
Surat Peringatan Pertama (SP-1), apabila:
a. Pernah diberi peringatan lisan tetapi mengulang kembali pelanggaran
yang sama atau pelanggaran lain.
b. Terlambat masuk kerja tiga kali berturut- turut tanpa mendapat ijin
lebih dahulu.

Peraturan Perusahaan PT MERAH PUTIH PETRO GAS | Hal.20


c. Mangkir atau alpa sebanyak 2 (dua) hari dalam satu bulan berjalan.
d. Meninggalkan tempat kerja atau meinggalkan pekerjaan dengan
tanpa ada alasan kepada atasan.
e. Bekerja tidak sungguh sungguh, ngobrol, berteriak–teriak, bensenda
gurau sehingga mengganggu pekerja lain yang sedang bekerja.
f. Bekerja tidak mengikuti pedoman kerja dari atasannya.
g. Tidak memakai alat atau perlengkapan keselamatan kerja yang telah
ditentukan.
h. Pekerja yang telah memdapatkan peringatan lisan, apabila
melakukan pelanggaran dalam karegori diatas, dapat dikenakan surat
peringatan I.
4. Pekerja yang melanggar peraturan tata tertib perusahaan, akan diberikan
Surat Peringatan Kedua (SP-2), apabila:
a. Mangkir atau alpa 3 (tiga) hari dalam satu bulan berjalan.
b. Tidak mentaati instruksi, perintah dari atasan.
c. Menjalakan alat atau mesin yang bukan menjadi pegangannya atau
tugasnya tanpa persetujuan atasannya.
d. Buang air kecil atau besar ditempat yang tidak ditentukan atau
melakukan hal-hal yang mengganggu kebersihan lingkungan umum.
e. Melakukan pelanggaran ulang yang telah mendapat urat peringatan
pertama yang masih berlaku.
f. Tidak bersedia atau menolak bekerjasama dengan teman kerja atau
team kerja yang ditentukan perusahaan dalam melaksanakan
pekerjaannya.
g. Bekerja tidak sesuai dengan standard an prosedur kerja yang telah
ditetapkan perusahaan.
h. Mengambil atau membuat keputusan di luar wewenangnya tanpa
koordinasi dengan atasannya sehingga menimbulkan kerugian bagi
perusahaan.
5. Pekerja yang melanggar peraturan tata tertib perusahaan, akan diberikan
Surat Peringatan Ketiga (SP-3), apabila:
a. Mangkir atau alpa 4 (empat) hari dalam satu bulan berjalan.
b. Melakukan tugas secara serampangan atau melawan perintah dari
atasan.
c. Tidak mentaati ketentuan penggunaan mesin-mesin yang sudah
ditentukan cara pemakaiannya.
d. Tidak melaporkan kerusakan atau kemacetan mesin atau alat
sehingga mengganggu kelancaran produksi.
e. Tidur pada jam kerja.
f. Mencoret-coret pada dinding, hasil produksi, mesin-mesin dan
peralatan lain di dalam lingkungan perusahaan.
g. Melanggar tata susila dan kesopanan pribadi atasan atau rekan kerja
dimuka umum.
h. Menolak perintah yang layak walau telah diperingatkan secara lisan 3
(tiga) kali berturut-turut.
i. Meminta hadiah karena jabatan (pekerjaaanya) dari siapapun.

Peraturan Perusahaan PT MERAH PUTIH PETRO GAS | Hal.21


j. Melakukan pelanggaran ulang yang sudah mendapat surat
peringatan kedua yang masih berlaku.
6. Surat Peringatan tidak harus selalu diberikan menurut urutan-urutannya
tetapi dapat dinilai dari besar kecilnya kesalahan yang dilakukan oleh
pekerja.
7. Masing-masing surat peringatan mempunyai masa berlaku selama 6 (enam)
bulan dan apabila ternyata yang bersangkutan telah mendapatkan
Peringatan ketiga masih melakukan pelanggaran lagi, maka perusahaan
dapat memutuskan hubungan kerja dan dilaksanakan sesuai dengan
prosedur Undang-undang No.13 tahun 2003.
8. Pekerja wajib membayar ganti rugi terhadap kerugian atau kerusakan asset
milik perusahaan yang disebabkan oleh kelalaian atau kesalahan karyawan
yang bersangkutan dengan mengindahkan Undang-undang No.13 tahun
2003 jo peraturan Pemerintah No. 78 tahun 2015 Jo Peraturan
Perundangan yang berlaku.

PASAL 39
KESALAHAN / PELANGGARAN YANG DIKENAKAN SANKSI
ADMINISTRATIF BERUPA SKORSING

Pekerja/buruh dikenakan sanksi administratif berupa skorsing apabila


melakukan pelanggaran-pelanggaran sebagai berikut:
1. Tindakan disiplin berupa skorsing dapat dikenakan oleh perusahaan
terhadap pekerja yang melakukan pelanggaran berat Peraturan
Perusahaan atau tata tertib kerja atau tidak menjalankan kewajiban
sebagaimana mestinya dan telah mendapatkan surat peringatan III (SP III)
maupun tindakan yang merugikan perusahaan.
2. Jangka waktu skorsing yang bersifat mendidik paling lama 1 (satu) bulan
kecuali menunggu keputusan dan panitia Penyelesaian Perselisihan
Hubungan Industrial sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-
Undangan yang berlaku.
3. Selama masa skorsing, pembayaran upah dilakukan sesuai dengan
ketentuan atau Peraturan Ketenagakerjaan yang berlaku mengenai
pembayaran upah selama skorsing.

PASAL 40
KESALAHAN / PELANGGARAN BERAT DENGAN SANKSI PEMUTUSAN
HUBUNGAN KERJA TANPA UANG PESANGON

1. Melakukan pelanggaran kembali yang jenis pelanggarannya serendah-


rendahnya dapat diberi Surat Peringatan Pertama padahal masih menjalani
sanksi surat peringatan ketiga.
2. Melakukan tindakan kejahatan misalnya: mencuri, menggelapkan (barang
milik perusahaan sendiri maupun orang lain), memperdagangkan barang
terlarang baik dalam lingkungan perusahaan maupun di luar lingkungan
perusahaan.

Peraturan Perusahaan PT MERAH PUTIH PETRO GAS | Hal.22


3. Menganiaya atau menghina secara kasar pengusaha, keluarga pengusaha,
atasan bawahan atau teman sekerja.
4. Menolak perintah tugas, menolak perintah penempatan kerja ke luar kota,
menolak mutasi, menolak rotasi yang ditentukan oleh Pengusaha.
5. Membawa/menyimpan/mabuk mempergunakan obat bius atau narkotika di
lingkungan perusahaan.
6. Menerima sogokan/pemberian apapun dari siapa saja dalam bentuk
apapun untuk keuntungan sendiri.
7. Melakukan tindakan asusila baik di lingkungan perusahaan maupun di luar
lingikungan perusahaan.
8. Melakukan pungutan liar di lingkungan perusahaan.
9. Memberikan keterangan palsu sehingga merugikan perusahaan atau
memalsukan dokumen atau surat-surat termasuk dan tidak terbatas
invoice-invoice, kwitansi-kwitansi yang berhubungan dengan perusahaan,
atau memalsukan paraf atau tanda tangan atasan atau orang lain dengan
alasan apapun.
10. Tanpa ijin membawa keluar dari lingkungan perusahaan atau tidak menjaga
dokumen yang menjadi rahasia perusahaan.
11. Dengan sengaja atau lalai menyebabkan rusak atau membiarkan dalam
keadaan bahaya barang milik perusahaan sehingga dapat menimbulkan
kerugian bagi perusahaan.
12. Membuat, menghasut, atau menyebarkan informasi tidak benar/ palsu,
fitnah, atau provokasi yang menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan,
atau menyebarkan radikalisme atau tindakan yang bemuatan SARA (suku,
agama, ras, dan antar golongan).
13. Dengan sengaja atau lalai membuat orang lain terkena kecelakaan karena
perbuatannya.
14. Berkelahi di lingkungan kerja dan atau lingkungan masyarakat.
15. Membawa senjata api, senjata tajam atau benda lain yang dapat
membahayakan orang lain, yang tidak ada kaitannya dengan pekerjaan
dalam lingkungan perusahaan.
16. Membongkar rahasia atau mencemarkan nama baik perusahaan, pimpinan
perusahaan, sesama pekerja atau keluarga mereka sehingga yang
seharusnya dirahasiakan kecuali untuk kepentingan Negara.
17. Pada saat diterima sebagai pekerja memberikan keterangan palsu atau
dipalsukan.
18. Meminum minuman keras, obat terlarang, narkoba di dalam lingkungan
perusahaan atau pada saat bekerja.
19. Menyalakan api atau merokok di lingkungan kerja kantor, gudang, proyek,
atau tempat lainnya yang nyata-nyata dinyatakan dilarang.
20. Menyalahgunakan jabatan atau fasilitas yang diberikan perusahaan untuk
kepentingan dan keuntungan pribadi atau pihak lain sehingga
menyebabkan kerugian bagi perusahaan.
21. Penipuan, pencurian dan penggelapan barang/uang milik pengusaha atau
milik teman sekerja atau pihak klien.

Peraturan Perusahaan PT MERAH PUTIH PETRO GAS | Hal.23


22. Menggandakan, menyebarluaskan kepada pihak lain, atau
memperdagangkan rencana proyek perusahaan.
23. Bekerja pada pihak lain atau mempunyai usaha sendiri yang menyebabkan
pertentangan kepentingan sehingga menyebabkan kerugian perusahaan.

PASAL 41
AKIBAT PEMBERIAN TEGURAN / SURAT PERINGATAN

1. Setiap pekerja yang mendapat Surat Teguran/Surat Peringatan akan


mendapatkan pengurangan pada penilaian prestasi kerjanya.
2. Berkurangnya nilai prestasi kerja dapat berakibat :
a) Penundaan atas kenaikan jabatan.
b) Penundaan atau pengurangan atas gaji, tunjangan-tunjangan yang
seharusnya diterima oleh pekerja tersebut.

PASAL 42
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA KARENA BERAKHIRNYA HUBUNGAN
KERJA WAKTU TERTENTU

1. Hubungan kerja waktu tertentu berakhir pada tanggal jatuh tempo yang
disebutkan dalam perjanjian kerja.
2. Selambat-lambatnya 1 (Satu) minggu sebelum jatuh tempo yang
disebutkan dalam perjanjian kerja untuk waktu tertentu, perusahaan akan
memberitahukan kepada pekerja pengakhiran atau perpanjangan
perjanjian kerja.
3. Perusahaan tidak diwajibkan membayar uang pesangon kepada pekerja
yang menjalani pemutusan hubungan kerja karena berakhirnya kontrak.

PASAL 43
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA ATAS KEHENDAK PEKERJA

1. Pekerja berhenti bekerja dari perusahaan atas kemauan sendiri


(mengundurkan diri) wajib mengajukan permohonan pengunduran diri
secara tertulis beserta alasannya paling lambat 1 (satu) bulan sebelum
tanggal berhentinya dan tetap melakukan kewajiban pekerjaan sampai
tanggal pengunduran diri/berhenti.
2. Pekerja yang mangkir selama 5 (lima) hari kerja berturut-turut tanpa
keterangan yang sah dan telah dipanggil secara patut dikualifikasikan
sebagai pekerja yang mengundurkan diri.
3. Perusahaan tidak membayar uang pesangon kepada pekerja yang
mengalami pemutusan hubungan kerja atas kehendak pekerja sendiri,
namun diberikan uang pisah sebesar 1 (satu) bulan upah bagi yang telah
bekerja minimal 1 (satu) tahun dan penggantian hak yang belum diberikan
apabila ada.

PASAL 44

Peraturan Perusahaan PT MERAH PUTIH PETRO GAS | Hal.24


PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA KARENA RASIONALISASI

1. Dalam keadaan memaksa dan perlu, perusahaan dapat melakukan


rasionalisasi yang dapat berakibat harus dilakukan pemutusan hubungan
kerja.
2. Dalam hal perusahaan terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja
karena rasionalisasi, perusahaan akan melakukan berdasarkan undang-
undang tentang ketenagakerjaan yang berlaku.

PASAL 45
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA USIA LANJUT

1. Perusahaan akan memberhentikan dengan hormat pekerja yang telah


mencapai usia pensiun yaitu 58 (lima puluh delapan) tahun.
2. Kepada pekerja yang diberhentikan dengan hormat karena telah mencapai
usia pensiun, perusahaan memberikan uang pesangon dan hak-hak lain
sesuai dengan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan tentang
keternagakerjaan yang berlaku.

PASAL 46
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA KARENA PEKERJAAN TIDAK
MENCAPAI KONDUITE ATAU PRESTASI KERJA

1. Pemutusan hubungan kerja dapat dilakukan karena pekerja tidak


memenuhi standar prestasi kerja atau konduite yang ditetapkan
perusahaan, meski pekerja yang bersangkutan telah diberi kesempatan
memperbaiki.
2. Dalam hal pemutusan hubungan kerja sebagaimana yang dimaksud dalam
pasal ini maka perusahaan melakukannya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

Peraturan Perusahaan PT MERAH PUTIH PETRO GAS | Hal.25


PASAL 47
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA KARENA PEKERJA MENJALANKAN
HUKUMAN

1. Pemutusan hubungan kerja dapat dilakukan karena pekerja menjalani


hukuman yang merupakan akibat dan tindakan pidana yang dilakukan.
2. Dalam hal pemutusan hubungan kerja karena pekerja menjalani hukuman,
perusahaan tidak wajib membayar pesangon sesuai ketentuan yang
berlaku.

PASAL 48
AKIBAT DARI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA

Dalam hal terjadi pemutusan hubungan kerja, maka pekerja wajib


mengembalikan kepada perusahaan:
a. Alat-alat kerja yang ada pada kekuasaannya;
b. Hutang yang belum dibayar lunas kepada perusahaan;
c. Barang inventaris perusahaan atau barang lain yang dapat dinilai sebagai
milik perusahaan;
d. Wajib serah-terima pekerjaan, dan semua yang menjadi tanggung jawabnya
kepada pimpinan di atasnya atau pekerja yang menggantikannya.

BAB XI
PENUTUP

PASAL 49
PENYELESAIAN PENGADUAN / KELUHAN PEKERJA

1. Setiap keluhan dan pengaduan pekerja pertama-tama diajukan secara


lisan, dibicarakan dan diselesaikan dengan atasan langsung.
2. Dalam hal penyelesaian tersebut tidak diperoleh hasil yang memuaskan,
maka pekerja dapat melapor ke atasan yang lebih tinggi, atasan lebih tinggi
bersama-sama departemen Personalia akan mencoba menyelesaikan.

Peraturan Perusahaan PT MERAH PUTIH PETRO GAS | Hal.26


PASAL 50
PENAFSIRAN

Apabila terdapat kekurang-jelasan makna dan penafsiran dalam pasal-pasal


maupun ayat-ayat Peraturan Perusahaan ini adalah menjadi kewajiban dan
tanggung jawab perusahaan untuk menafsirkan dengan berpedoman pada
peraturan perundang- undangan tentang ketenagakerjaan yang berlaku.

PASAL 51
PELAKSANAAN KETENTUAN PERATURAN PERUSAHAAN

1. Dengan dikeluarkannya Peraturan Perusahaan ini, maka Peraturan


Perusahaan yang terdahulu dinyatakan tidak berlaku lagi.
2. Apabila dipandang perlu akan dikeluarkan Peraturan Pelaksanaan dari
Peraturan Perusahaan ini, dan apabila terdapat kekeliruan atau kesalahan
maka hal tersebut akan segera ditinjau kembali dan diperbaiki
sebagaimana mestinya dengan mendapat pengesahan dari Dinas Tenaga
Kerja Kota Batam.
3. Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan perusahaan ini atau ketentuan
dalam peraturan perusahaan ini yang masih memerlukan pengaturan lebih
lanjut akan diatur tersendiri dalam peraturan pelaksana dengan tetap
memperhatikan perundang-undangan yang berlaku.
4. Syarat-syarat dan kondisi kerja lainnya yang belum diatur dalam peraturan
perusahaan ini tunduk pada peraturan pelaksananya dan Peraturan
Perundang-Undangan yang berlaku.
5. Salinan Peraturan Perusahaan ini diberitahukan kepada pekerja untuk
diketahui dan dilaksanakan sebagaimana mestinya.
6. Apabila ketentuan yang diatur dalam Peraturan Perusahaan ini
bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku, maka
ketentuan dalam Peraturan Perusahaan ini batal demi hukum dan yang
berlaku adalah Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Peraturan Perusahaan PT MERAH PUTIH PETRO GAS | Hal.27


PASAL 52
PENUTUP

1. Peraturan ini disebut Peraturan Perusahaan PT MERAH PUTIH PETRO


GAS dan berlaku 2 (dua) tahun sejak tanggal disahkan di kantor Dinas
Tenaga Kerja Kota Batam.
2. Peraturan Perusahaan ini dibuat dalam Bahasa Indonesia dengan harapan
mudah dipahami dan dimengerti oleh seluruh pekerja/buruh PT MERAH
PUTIH PETRO GAS.

Ditetapkan di Batam pada tanggal 26 Juli 2023


PT MERAH PUTIH PETRO GAS Kepala Dinas Tenaga Kerja
Kota BATAM,

WIRIANTO RUDI SAKYAKIRTI, S.H., M.H.


Direktur Pembina Utama Muda
NIP. 19650606 199303 1 018

………………………
Pekerja

………………………
Pekerja

Peraturan Perusahaan PT MERAH PUTIH PETRO GAS | Hal.28

Anda mungkin juga menyukai