Anda di halaman 1dari 7

PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT)

Nomor :

Yang bertanda tangan dibawah ini :

I. Nama :
Jabatan :
Alamat :

Dalam hal ini bertidak untuk dan atas nama Perusahaan PT. Tulus Sehati Transport yang
selanjutnya dalam perjanjian ini disebut PIHAK PERTAMA

II. Nama :
Tempat /Tgl Lahir :
No KTP :
Alamat :

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas namanya sendiri, yang selanjutnya dalam perjanjian ini
disebut PIHAK KEDUA.

Kedua belah pihak sepakat dan setuju untuk mengikat hubungan kerja dengan syarat-syarat dan
ketentuan-ketentuan sebagai mana pasal-pasal sebagai berikut ;

PASAL 1
DOMISILI PERJANJIAN, JABATAN DAN LOKASI KERJA

1. PIHAK KEDUA dan PIHAK PERTAMA sepakat bahwa Domisili dari Perjanjian Kerja Waktu
tertentu ini adalah di Samboja. Dengan pengertian segala sesuatu yang berhubungan dengan
Perjanjian Kerja ini akan diselesaikan / di bahas di area Samboja.
2. PIHAK KEDUA diterima bekerja oleh PIHAK PERTAMA dengan Jabatan GENERAL ADMIN
dan ditempatkan di lokasi kerja PT. Tulus Sehati Transport, sesuai dengan jabatan dan
kualifikasi PIHAK KEDUA.
3. PIHAK KEDUA dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai Pekerja akan
selalu berpegang pada prinsip tanggung jawab dan kejujuran pada Perusahaan, mentaati dan
juga menjaga kemantapan pelaksanaan tata tertib kerja, Peraturan Perusahaan serta petunjuk
pelaksanaan yang berlaku.
4. Mengingat kebutuhan dan kepentingan Perusahaan atau dengan memperhatikan
kemampuan PIHAK KEDUA, maka PIHAK KEDUA dapat saja dipekerjakan disegala bagian
Perusahaan dan atau lokasi kerja yang berbeda.
5. PIHAK KEDUA bersedia dan mematuhinya jika dipindah tugaskan, adalah hak dan
kewenangan PIHAK PERTAMA untuk mengatur pembagian tugas pekerjaan dan pemindahan
PIHAK KEDUA dari satu bagian ke bagian lain maupun dari lokasi kerja ke lokasi kerja lain.
PASAL 2
JANGKA WAKTU

1. Dengan mengindahkan ketentuan perundangan-undangan ketenagakerjaan yang berlaku,


kedua belah pihak sepakat untuk hubungan kerja menurut perjanjian kerja ini berdasarkan
PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU ( PKWT ).
2. Perjanjian kerja Waktu Tertentu ini selama ( enam ) Bulan berlaku terhitung mulai tanggal
13 April 2019 dan akan berakhir pada tanggal 13 Oktober 2019. Jangka waktu tidak mengikat,
dengan catatan performa pekerjaan dan perilaku akan dievaluasi setiap bulannya, yang akan
menjadi dasar untuk dihentikannya kontrak atau tidak diperpanjang kontrak.
3. Dalam hal PIHAK PERTAMA bermaksud untuk mengakhiri dan atau ingin memperpanjang
Perjanjian Kontrak Waktu Tertentu ini, maka selambat-lambatnya dalam jangka waktu 7 (
Tujuh ) hari kerja sebelum masa kerja berakhir, PIHAK PERTAMA akan memberitahukan
maksud tersebut kepada PIHAK KEDUA.
4. Hubungan Kerja antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA batal demi hukum dengan
berakhirnya jangka waktu masa Perjanjian Kerja Waktu Tertentu dan atau salah satu Pihak
berhak memutus Hubungan Kerja.

PASAL 3
WAKTU DAN JAM KERJA

Berdasarkan peraturan ketenagakerjaan yang berlaku, jam kerja efektif perusahaan ditetapkan 7
(Tujuh) jam 1 hari dan 40 (Empat Puluh) jam 1 minggu untuk 6 (Enam) hari kerja dalam 1 minggu.

1. Hari Kerja adalah hari Senin sampai dengan hari Jumat mulai pukul 09.00 sampai dengan jam
17.00 dan hari Sabtu mulai pukul 08.00 sampai dengan pukul 12.00.
2. Waktu istirahat adalah pukul 12.00 sampai dengan pukul 13.00.
3. PIHAK KEDUA wajib mentaati seluruh Peraturan, tata tertib maupun ketentuan jam kerja yang
diberlakukan di PT. Tulus Sehati Transport
4. Pelanggaran terhadap ketentuan tersebut pada ayat 1,2 dan 3 dapat dikenakan sanksi
peringatan sampai dengan Pemutusan Hubungan Kerja.
5. Bilamana volume pekerjaan menumpuk atau sifatnya mendesak dan harus segera
diselesaikan dan PIHAK KEDUA bersedia melaksanakan kerja lembur.

PASAL 4
GAJI DAN FASILITAS

1. PIHAK KEDUA berjanji dan mengikat diri akan bekerja sebaik-baiknya dengan penuh
tanggung jawab sesuai jabatan sebagai pekerja Non Over Time ( All In ) yang diberikan oleh
PIHAK PERTAMA dengan mendapat Gaji Pokok : Rp. 3,500,000,-/ Bulan ( Empat Juta Rupiah
per bulan ), dan Tunjangan Jabatan Rp. 500,000,-/Bulan (Lima Ratus Ribu Rupiah per bulan).
2. Dalam hal PIHAK KEDUA tidak hadir ditempat kerja tanpa alasan yang sah dan benar, maka
PIHAK PERTAMA akan melakukan pemotongan gaji secara prorata.
3. Pembayaran Gaji akan dilaksanakan PIHAK PERTAMA selambat – lambatnya setiap tanggal
30 ( tiga puluh ) atau tanggal 31 (tiga puluh satu) bulan berikutnya ( Kecuali bulan Februari )
dengan cara transfer melalui bank.
4. PIHAK PERTAMA menyediakan fasilitas kepada PIHAK KEDUA berupa makan siang yang
telah disediakan oleh PIHAK PERTAMA.
5. Pajak Penghasilan ( PPh 21 ) merupakan beban PIHAK KEDUA dan pemotongannya akan
dilakukan oleh PIHAK PERTAMA sesuai dengan ketentuan undang – undang perpajakan yang
berlaku.

PASAL 5
JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA

1. PIHAK PERTAMA akan mengikutsertakan PIHAK KEDUA pada program BPJS Kesehatan
dan Ketenagakerjaan dalam jangka waktu 6 (enam) bulan, (3 (tiga) bulan awal bekerja dan 3
(tiga) bulan evaluasi berikutnya).

PASAL 6
TUNJANGAN HARI RAYA

1. PIHAK PERTAMA akan memberikan Tunjangan Hari Raya Kepada PIHAK KEDUA sesuai
dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: PER-04/MEN/1994 dan akan dibayarkan 7 (
tujuh ) hari sebelum Hari Raya.
2. Bagi Pekerja yang mempunyai masa kerja 12 ( dua belas ) bulan atau lebih berhak
mendapat THR sebesar 1 ( Satu ) bulan Gaji Pokok/ Basic.
3. Bagi Pekerja yang mempunyai masa kerja minimal 3 bulan atau lebih tetapi kurang dari 12
( dua belas ) bulan akan diberikan secara prorata menurut bulan masa kerja.
4. Pihak Pertama akan memberikan THR kepada seluruh karyawan secara bersamaan pada
saat Hari Raya Besar Keagamaan masing – masing karyawan.

PASAL 7
PERALATAN KERJA
1. PIHAK PERTAMA akan menyediakan peralatan kerja sesuai kemampuan Perusahaan
kepada PIHAK KEDUA dengan memprioritaskan kebutuhan pekerjaan dan Jabatan Pekerja.
2. Pembagian peralatan kerja merupakan pinjaman dari Perusahaan. Apabila pekerja
berhenti dan atau diberhentikan, maka peralatan kerja harus dikembalikan kepada
Perusahaan. lingkungan kerja yang didukung dengan data-data yang lengkap, maka
Perusahaan akan mempertimbangkan untuk menggantinya.
3. PIHAK KEDUA berkewajiban memelihara dan merawat segala peralatan kerja yang
dipercayakan kepadanya.

PASAL 8
CUTI DAN IJIN MENINGGALKAN PEKERJAAN

1. PIHAK KEDUA diberikan ijin meninggalkan pekerjaan dengan tetap mendapat upah/gaji, bila
mana telah mendapat ijin dari PIHAK PERTAMA atau atasan PIHAK KEDUA dalam hal
sebagai berikut :
a. Pernikahan Pekerja sendiri 3 Hari
b. Menikahkan anak Pekerja 2 Hari
c. Mengkhitankan/ membabtiskan anak 2 Hari
d. Istri Pekerja melahirkan/ Gugur kandungan 2 Hari
e. Istri/ Suami,orang tua,mertua atau anak meninggal dunia 2 Hari
f. Anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia 1 Hari
g. Ijin sakit dari Dokter/ mantri selama sakit
Diluar ketentuan tersebut diatas ( ayat a s/d g ) karyawan yang meninggalkan pekerjaan /
tidak masuk kerja dianggap MANGKIR.
PASAL 9
TATA TERTIB

1. PIHAK KEDUA wajib tunduk dan patuh pada instruksi atau perintah serta peraturan –
peraturan, baik secara lisan maupun tertulis, yang dikeluarkan oleh PIHAK PERTAMA maupun
atasan PIHAK KEDUA sehubungan dengan kegiatan operasional Perusahaan
2. PIHAK KEDUA tidak diperkenankan mengalih tugaskan pekerjaan yang diberikan/
dibebankan kepadanya, kepada orang lain, serta tidak akan mempergunakan untuk
kepentingan diri sendiri
3. Sesuai jabatan PIHAK KEDUA akan sungguh – sungguh bekerja untuk pencapaian
obyektif/ sasaran – sasaran produktifitas dalam kelangsungan usaha.
4. PIHAK KEDUA bertanggung jawab dan dapat dikenakan Penggantian biaya atas segala
kehilangan atau kerusakan alat kerja/ Unit Alat Berat/ Dump Truck/ Excavator dan atau sarana
lain yang timbul akibat kelalaian atau kecerobohan.
5. PIHAK KEDUA wajib menjunjung tingkat disiplin kehadiran kerja/ masuk kerja. Apabila
sering terlambat hadir, sering tidur ditempat kerja tanpa izin/ pemberitahuan ke atasan,
mangkir 2 ( dua ) hari dalam sebulan tanpa keterangan yang sah dikenakan sanksi
PERINGATAN.
6. PIHAK KEDUA wajib masuk kerja setelah menjalani cuti periodik, keterlambatan masuk
kerja setelah menjalani cuti dikenakan sanksi Peringatan.
7. Dalam hal PIHAK KEDUA bermaksud untuk menjalani cuti, izin tidak masuk kerja ( selain
alasan sakit karena adanya Surat Keterangan Dokter ) wajib mengisi formulir ijin tidak masuk
kerja sesuai penggunaannya yang telah disiapkan oleh Manajemen Site atau Manajemen
Head Office sebelum jam operasional dimulai.
8. Karyawan yang telah mendapatkan Surat Peringatan I, II, dan III ( terakhir ), dan masih
melakukan Pelanggaran Terhadap Peraturan Perusahaan, maka PIHAK PERTAMA akan
memutuskan hubungan kerjanya tanpa uang pesangon ganti rugi/ jasa.
9. Selain yang ditentukan tersebut diatas PIHAK KEDUA bertanggung jawab terhadap
kebersihan alat kerja, keamanan di dalam dan sekitar mess maupun dilingkungan kerja
10. PIHAK KEDUA wajib merahasiakan kepada siapapun mengenai keterangan-keterangan
yang didapat selama dalam hubungan kerja.
11. Pelanggaran atas tata tertib maupun peraturan Perusahaan akan diberikan surat
peringatan, skorsing sampai pada pemutusan hubungan kerja

PASAL 10
TEGURAN DAN PERINGATAN

1. PIHAK PERTAMA akan memberikan teguran, surat Peringatan I, II dan III ( terakhir )
kepada PIHAK KEDUA apabila melakukan pelanggaran Tata tertib/ Peraturan Perusahaan.
2. Surat peringatan diberikan tidak selalu menurut urut – urutannya, tetapi dinilai bobot
kesalahan yang dilakukan PIHAK KEDUA
3. Masing – masing surat peringatan mempunyai masa berlaku 6 ( enam ) bulan dan apabila
ternyata yang bersangkutan belum menunjukkan perbaikan etika kerja dan melakukan
pelanggaran lagi, maka dapat saja dilakukan Pemutusan Hubungan Kerja sesuai dengan
undang – undang ketenagakerjaan yang berlaku.
PASAL 11
PELANGGARAN SANKSI SURAT PERINGATAN I ( SATU )

1. Sudah diberikan teguran secara lisan dari atasannya, tetapi masih melakukan pelanggaran
Peraturan Perusahaan dan Pelanggaran disiplin tata tertib kerja.
2. 2 ( dua ) kali datang terlambat atau meninggalkan tempat dan jam kerja tanpa ijin dari
atasannya.
3. Mangkir 2 (dua) hari berturut - turut atau 4 (empat) kali dalam satu bulan,tanpa adanya
keterangan yang dapat dipertanggung jawabkan.
4. 2 ( dua ) kali diketahui tidur dalam 1 ( satu ) bulan pada saat jam kerja, tanpa adanya ijin
atasannya.
5. 2 ( dua ) kali diketahui datang terlambat setelah menjalankan cuti Periodik.
6. Menolak perintah yang diberikan dari atasannya.
7. Menolak diberikan arahan dari petugas safety untuk penerapan system K3LH
8. Menolak diberikan bimbingan/ pembinaan oleh atasannya atau Pimpinan terkait.
9. Terbukti mengendarai kendaraan/ unit kerja dengan mengabaikan ketentuan safety

PASAL 12
PELANGGARAN SANKSI SURAT PERINGATAN II ( DUA )

1. Pelanggaran ulang terhadapan poin – poin pada surat peringatan pertama.


2. Melalaikan tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya, tanpa adanya ijin dan
perintah dari atasannya.
3. Mengalihkan tugas dan tanggung jawab yang diberikan perusahaan kepada orang lain, tanpa
adanya ijin dan perintah dari atasannya.
4. Bekerja bagi orang lain atau perusahaan lain yang dapat menimbulkan pertentangan dengan
perusahaan

PASAL 13
PELANGGARAN SANKSI SURAT PERINGATAN III ( TIGA )

1. Pelanggaran ulang terhadapan poin-poin pada surat peringatan pertama dan kedua.
2. Menggunakan nama Perusahaan untuk transaksi pribadi atau usaha untuk kepentingan
pribadi.
3. Pelaksanaan kerja yang gagal yang mengakibatkan kerugian bagi PIHAK PERTAMA atau
Pihak Perusahaan.

PASAL 14
BERAKHIRNYA HUBUNGAN KERJA

1. Putusnya hubungan kerja antara PIHAK PERTAMA dengan PIHAK KEDUA dapat diakibatkan
hal - hal sebagai berikut :
a) PIHAK KEDUA meninggal dunia
b) PIHAK KEDUA melakukan pelanggaran - pelanggaran yang di uraikan pada Pasal 15
c) PIHAK KEDUA mengundurkan diri
d) Masa Sakit yang berkepanjangan
e) PIHAK KEDUA mencapai usia pensiun
f) Masa kontrak kerja berakhir.
2) Pemutusan hubungan kerja dapat dilakukan atas alasan - alasan penting seperti kondisi
bisnis, peraturan pemerintah, dan alasan - alasan penting lainnya yang mengharuskan PIHAK
PERTAMA mengurangi jumlah karyawan, yang pelaksanaannya diatur menurut undang -
undang yang berlaku.

PASAL 15
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA

PIHAK PERTAMA dapat segera mengakhiri hubungan kerja dalam Perjanjian Kerja Waktu
Tertentu dalam hal PIHAK KEDUA melakukan pelanggaran/ kesalahan sebagai berikut :
1. Penipuan, pencurian dan penggelapan barang/ uang milik Perusahaan atau milik teman
sekerja atau teman atasan ( Pengusaha )
2. Memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan sehingga merugikan Perusahaan atau
Pihak ketiga.
3. Diketahui mabuk, minum – minuman yang memabukan, madat memakai obat – obatan
terlarang dilingkungan kerja/ mess.
4. Melakukan perbuatan asusila atau melakukan perjudian ditempat kerja atau tempat lain pada
jam kerja dan dilingkungan mess.
5. Melakukan tindakan kejahatan seperti : menyerang, mengintimidasi atau menipu Pengusaha
atau teman sekerja dan atau memperdagangkan barang terlarang/ togel dilingkungan kerja.
6. Menganiaya, mengancam secara fisik, mental, menghina secara kasar atasan/ Pengusaha
atau keluarga Pengusahan atau teman sekerja.
7. Membujuk Pengusaha atau teman sekerja untuk melakukan sesuatu perbuatan yang
bertentangan dengan hukum atau kesusilaan serta peraturan perundangan yang berlaku.
8. Terbukti menghasut teman, rekan sekerja yang mengganggu ketenangan suasana kerja.
9. Dengan ceroboh atau sengaja merusak atau membiarkan diri atau teman sekerja dalam
keadaan bahaya.
10. Membongkar atau membocorkan rahasia Perusahaan atau mencemarkan nama baik
Perusahaan yang seharusnya dirahasiakan.
11. Melakukan pelanggaran yang bobotnya sama setelah mendapat peringatan terakhir yang
berlaku
12. Tidak hadir kerja selama 5 ( lima ) hari kerja secara berturut – turut tanpa keterangan yang sah
dan tidak dapat diterima oleh atasan.
13. Dengan kecerobohannya barang milik Perusahaan hilang dan tidak dapat dipertanggung
jawabkan.
14. Dinilai tidak cakap dalam melaksanakan pekerjaan, meskipun telah dicoba dimana – mana.
15. Diketahui meminta atau menerima imbalan yang ada hubungan dengan Bisnis Perusahaan
16. Dengan sengaja atau tidak, melanggar batas batas kewenangan yang diberikan oleh
Perusahaan atau menyalahgunaan kewenangan sehingga dianggap merugikan Perusahaan.
17. Berkelahi secara fisik atau memukul atasan, bawahan, sesama pekerja atau yang ada
kaitannya dengan Perusahaan.
18. Melakukan sabotase atau perbuatan lainnya yang mengakibatkan kerusakan/ kerugian
terhadap barang milik Perusahaan.
19. Mengubah atau memalsukan surat – surat, dokumen kartu pencatat waktu, keterangan dokter,
resep dokter, kwitansi dan surat surat lainnya dari data Perusahaaan yang dianggap perlu/
penting.
20. Jika Pihak Kedua atau Pihak Pekerja melakukan pelanggaran berat yang mengakibatkan
terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja, sisa kontraknya tidak akan dibayar oleh Pihak
Pertama.
PASAL 16
PENGUNDURAN DIRI

1. PIHAK KEDUA dapat mengundurkan diri dengan mengajukan Surat Pengunduran Diri kepada
manajemen site atau manajemen Head Office selambatnya 30 (tiga puluh ) hari kerja dari
tanggal pengunduran diri tersebut.
2. Dalam Hal Pengunduran Diri atas permohonan PIHAK KEDUA sendiri, PIHAK KEDUA akan
mendapatkan haknya berupa gaji terhutang atau belum dibayar, sesuai dengan peraturan
ketenaga kerjaan yang berlaku. Dan PIHAK PERTAMA tidak berkewajiban untuk memberi
pesangon maupun penghargaan masa kerja.
3. Jika PIHAK KEDUA mengajukan Surat Pengunduran Diri secara mendadak atau dalam masa
percobaan kerja maka pihak PIHAK PERTAMA tidak berkewajiban membayar sisa gaji PIHAK
KEDUA.
4. Apabila Surat Pengunduran Diri telah disetujui, PIHAK KEDUA harus tetap menjalani tugas
dan kewajibannya kepada perusahaan hingga hari terakhir kerjanya.
5. Atas permintaan Pekerja sendiri apabila ketentuan - ketentuan di atas dipenuhi dengan baik,
maka PIHAK PERTAMA akan mengeluarkan Surat Keterangan/Referensi Kerja.

PASAL 17

1. Pelanggaran disiplin kerja karena tindak kriminal, selain proses Pemutusan Hubungan Kerja,
kasusnya akan dilimpahkan kepada Pihak yang berwajib untuk diproses secara Hukum.

PASAL 18
LAIN-LAIN DAN PENUTUP

1. Ketentuan – ketentuan yang belum diatur dalam Perjanjian Kerja Waktu Tertentu ini,
berpedoman pada Peraturan Perusahaan dan ketentuan Perundang – undangan yang
berlaku.
2. Apabila dikemudian hari ada perselisihan dalam Perjanjian ini, maka kedua belah pihak
sepakat/ setuju untuk menyelesaikan secara musyawarah untuk mufakat
3. Apabila PIHAK KEDUA keluar/ mengundurkan diri atau di Putus Hubungan Kerjanya,sebelum
masa maka PIHAK KEDUA setuju untuk mengembalikan barang-barang inventaris
Perusahaan kepada PIHAK PERTAMA.
4. Kedua belah Pihak menyatakan bahwa perjanjian ini dibuat dengan sebenar-benarnya tanpa
ada tekanan dari manapun juga, dan domisili dari perjanjian ini adalah di Samarinda.
5.
Ditetapkan di : Samarinda
Pada tanggal : 13 April 2019
PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA

Anda mungkin juga menyukai