Anda di halaman 1dari 11

Perjanjian Kerja Waktu Tertentu

Nomor:

Perjanjian Kerja Waktu Tertentu ini dibuat dan ditandatangani pada hari ini [hari] tanggal [tanggal]
bertempat di Jakarta (“Perjanjian”), oleh dan antara:
1. [Nama Perusahaan], suatu perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum negara
Republik Indonesia, beralamat di [alamat perusahaan] yang dalam hal ini diwakili oleh [Nama
Direktur yang mewakili], dalam jabatannyaa sebagai [Jabatan Direktur] Perusahaan, (yang
selanjutnya dalam Perjanjian ini disebut sebagai “Perusahaan”); dan
2. [Nama Karyawan], [jenis kelamin], berusia [usia] tahun, lahir pada tanggal [tanggal lahir],
pemegang Kartu Tanda Penduduk (KTP) No. [Nomor KTP], beralamat di [alamat saat ini],
Indonesia, (yang selanjutnya dalam Perjanjian ini disebut sebagai “Karyawan”).
Perusahaan dan Karyawan secara bersama-sama disebut sebagai “Para Pihak”. Selanjutnya Para
Pihak terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut:
1. Perusahaan adalah perseroan terbatas yang bergerak di bidang [jenis usaha] yang didirikan dan
telah memiliki izin usaha sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
di Indonesia.
2. Karyawan adalah orang perseorangan yang mewakili untuk dan atas nama dirinya sendiri dan
telah dinyatakan lolos tahap seleksi penerimaan karyawan yang diselenggarakan oleh
Perusahaan.
Selanjutnya Para Pihak sepakat untuk mengadakan Perjanjian ini dengan syarat-syarat dan
ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

Pasal 1
Karyawan
1. Perusahaan dengan ini setuju untuk memKaryawankan Karyawan dengan jabatan sebagai
[posisi jabatan] dan Karyawan dengan ini setuju dan menerima Karyawan tersebut,
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Perjanjian ini maupun penugasan secara lisan yang
diberikan oleh Perusahaan maupun oleh orang yang diberikan kewenangan oleh Perusahaan,
baik yang ada saat ini ada maupun yang akan ada di kemudian hari selama jangka waktu
Perjanjian ini.
2. Karyawan dilakukan di lokasi Perusahaan dan bila diperlukan oleh Perusahaan, maka Karyawan
dengan ini menyatakan setuju dan bersedia untuk ditempatkan dan/atau ditugaskan di atau ke
lokasi manapun yang ditentukan oleh Perusahaan.

Pasal 2
Jangka Waktu Karyawan
Karyawan mulai berlaku efektif terhitung sejak tanggal Perjanjian ini ditandatangani oleh Para Pihak,
dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
1. Perjanjian ini berlangsung untuk jangka waktu [___ (___)] tahun terhitung sejak tanggal [___
(tanggal-bulan-tahun)] dan akan berakhir pada tanggal [___ (tanggal-bulan-tahun)].
2. Apabila jangka waktu Perjanjian sebagaimana disebutkan dalam angka 1 Pasal ini berakhir,
maka Para Pihak dapat melakukan kesepakatan untuk memperpanjang Perjanjian ini untuk
jangka waktu yang akan ditentukan kemudian dengan mengacu pada ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai ketenagakerjaan yang berlaku di Indonesia.

Pasal 3
Upah Bulanan
1. Para Pihak sepakat bahwa Karyawan diberikan upah dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Gaji pokok : Rp ______,- (______ Rupiah) (“Gaji Pokok”)
b. Tunjangan [_____] : Rp_______,- (_____ Rupiah) (apabila ada)
c. [tunjangan lainnya, apabila ada]
2. Upah akan dibayarkan oleh Perusahaan setiap tanggal [___] setiap bulan secara tunai atau
dengan cara mentransfer ke rekening bank Karyawan sebagaimana yang akan diberitahukan
oleh Karyawan kepada Perusahaan ataupun yang akan disediakan oleh Perusahaan.
3. Jika hari pembayaran upah jatuh pada hari libur, maka pembayaran dilakukan pada hari kerja
sebelumnya. Dalam hal terjadi keterlambatan pembayaran upah bulan sebelumnya, maka upah
tersebut akan dibayarkan paling lambat tanggal [___] di bulan berikutnya.
4. Karyawan akan mendapat Tunjangan Hari Raya Keagamaan (“THR”) sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
5. Perusahaan dapat memberikan bonus tahunan (apabila ada) kepada Karyawan yang akan
ditentukan sesuai dengan pencapaian kinerja Karyawan dan Perusahaan.
6. Pajak penghasilan terhadap upah pokok, THR, tunjangan (jika ada) dan bonus (jika ada) serta
pembayaran lainnya yang diterima Karyawan dari masing-masing Pihak berdasarkaan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Pasal 4
Waktu Kerja dan Waktu Istirahat
1. Karyawan wajib bekerja minimal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
ketenagakerjaan Indonesia yang berlaku yaitu 8 (delapan) jam per hari dan/atau 40 (empat
puluh) jam per minggu dengan waktu istirahat 1 (satu) jam per hari.
2. Karyawan akan bekerja pada Perusahaan dengan ketentuan 5 (lima) hari kerja setiap minggu
dengan ketentuan jam kerja dan istirahat sebagai berikut:
Jam kerja:
- 8 (delapan) jam per hari (Senin s/d Jumat)
- Senin-Jumat : Pukul 08.00 WIB – 17.00 WIB
Jam istirahat:
- Senin-Kamis : Pukul 12.00 WIB – 13.00 WIB
- Jumat : Pukul 11.30 WIB – 13.00 WIB
3. Perusahaan berhak menetapkan waktu kerja lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 5
Cuti Tahunan
1. Karyawan berhak memperoleh cuti tahunan selama 12 (dua belas) hari kerja dengan mendapat
upah setelah bekerja pada Perusahaan selama [___] bulan terus-menerus tanpa terputus.
2. Untuk menghindari keraguan, Perusahaan tidak menghitung waktu kerja yang terputus dalam
hal Karyawan mengajukan izin untuk tidak bekerja yang diperbolehkan oleh Perusahaan.
3. Dalam sekali pengajuan cuti tahunan, Karyawan dapat mengambil maksimum [___] hari kerja.
4. Cuti tersebut harus diambil pada tahun yang berkaitan dan pada waktu yang paling sesuai
dengan pertimbangan Perusahaan. Baik seluruh atau sebagian dari cuti tersebut tidak dapat
ditangguhkan dan diakumulasikan pada tahun berikutnya tanpa persetujuan tertulis dari
Perusahaan berdasarkan kebijakan Perusahaan.
5. Dalam hal Perusahaan memberikan izin secara tertulis untuk mengakumulasikan cuti tahunan
yang ditangguhkan pada tahun sebelumnya, maka jumlah cuti yang ditangguhkan tersebut
harus dipergunakan pada kuartal pertama tahun berikutnya, jika tidak, akan dianggap hangus.
Tidak ada kompensasi dalam bentuk uang dalam hal cuti tersebut tidak dipergunakan.

Pasal 6
Cuti Khusus
1. Selain cuti tahunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, Karyawan juga berhak memperoleh
cuti khusus jika terjadi hal-hal atau keadaan sebagai berikut:
a. Pernikahan Karyawan, Perusahaan memberikan cuti khusus selama 2 (dua) hari kerja.
b. Pernikahan keluarga/saudara/anak dari Karyawan, Perusahaan memberikan cuti khusus
selama 2 (dua) hari kerja.
c. Khitanan/pembaptisan anak dari Karyawan, Perusahaan memberikan cuti khusus selama 2
(dua) hari kerja.
d. Istri sah Karyawan melahirkan, Perusahaan memberikan cuti khusus selama 3 (tiga) hari
kerja.
e. Kematian anggota keluarga Karyawan dalam satu rumah dengan Karyawan, Perusahaan
memberikan cuti khusus selama 2 (dua) hari kerja. Kematian anggota keluarga Karyawan
tidak dalam satu rumah dengan Karyawan, Perusahaan memberikan cuti khusus selama 1
(satu) hari kerja.
2. Cuti khusus berkenaan dengan istri melahirkan, kematian, pernikahan dan lainnya, maka
Karyawan diperkenankan untuk melengkapi dokumentasi pada saat kembali bekerja.
3. Hal-hal atau keadaan selain keadaan sebagaimana ditentukan ayat 1 Pasal ini, dapat dimintakan
akan diperhitungkan sebagai cuti tahunan.

Pasal 7
Tidak Masuk Bekerja
Dalam hal Karyawan karena satu dan lain hal berhalangan hadir, maka:
a. Karyawan wajib memberitahukan ketidakhadirannya kepada Perusahaan atau kepada atasan
langsung melalui telepon ataupun media komunikasi lainnya dan pada waktu Karyawan masuk
kerja kembali harus memberikan keterangan tidak hadir yang telah ditandatangani oleh
atasannya kepada Perusahaan.
b. Jika Karyawan tidak masuk bekerja pada hari kerja lebih dari 1 (satu) hari kerja karena alasan
sakit, hal itu harus dibuktikan dengan Surat Keterangan Dokter. Tanpa Surat Keterangan Dokter,
Karyawan dianggap tidak masuk bekerja tanpa ijin (alpa/ mangkir) dan oleh karenanya
Perusahaan dapat mengenakan sanksi.
c. Selama 5 (lima) hari berturut-turut Karyawan tidak hadir ditempat kerja tanpa pemberitahuan
yang sah dan jelas kepada Perusahaan, maka Karyawan dinyatakan mengundurkan diri dengan
sendirinya dan Perusahaan bebas dari segala tuntutan hukum.
d. Apabila Karyawan tidak dapat hadir bekerja karena alasan alpa, maka Perusahaan akan
memotong gaji Karyawan sebesar: 1/21 x jumlah hari alpa x Gaji Pokok.

Pasal 7
Kewajiban dan Hak Perusahaan
1. Kewajiban Perusahaan:
a. membayar upah Karyawan sesuai dengan jumlah, waktu dan tata cara sebagaimana diatur
dalam Perjanjian ini;
b. mendaftarkan/menyertakan/mengikutsertakan Karyawan dalam program BPJS sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan ketenagakerjaan Indonesia yang berlaku;
c. menyediakan sarana dan/atau prasarana untuk Karyawan dalam rangka mendukung proses
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab sesuai job description Karyawan;
d. menyediakan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh Karyawan sehubungan dengan
ketentuan atau peraturan yang berlaku di dalam Perusahaan; dan
e. menjaga secara rahasia dan tidak diungkapkan kepada pihak manapun, baik pada saat
Perjanjian ini berlaku maupun sudah tidak berlaku, sehubungan dengan data-data
dan/atau informasi-informasi pribadi milik Karyawan, kecuali berdasarkan perintah institusi
yang berwenang.
2. Hak Perusahaan:
a. Menerima hasil Pekerjaan berdasarkan tugas dan tanggung jawab Karyawan;
b. meminta dan menyimpan data-data atau informasi pribadi Karyawan;
c. menetapkan peraturan dan kebijakan Perusahaan;
d. menetapkan dan memberikan sanksi kepada Karyawan; dan
e. melanjutkan atau memutuskan hubungan kerja antara Perusahaan dengan Karyawan.
Pasal 8
Kewajiban dan Hak Karyawan
1. Kewajiban Karyawan:
a. menjalankan dan mengemban tanggung jawab penuh atas tugas-tugas yang diberikan oleh
pihak manajemen dari Perusahaan dari waktu ke waktu dengan sebaik-baiknya;
b. bersikap disiplin, jujur, loyal dan proaktif dalam melaksanakan setiap Karyawan serta
mematuhi setiap perintah atasan Karyawan dalam menjalankan Karyawannya;
c. bersedia untuk dimutasi/dipindahkan ke bagian yang lainnya sebagaimana sewaktu-waktu
diminta oleh Perusahaan;
d. selalu berusaha mempertahankan dan menjaga hak, kepentingan, reputasi dan nama baik
Perusahaan, baik di dalam maupun di luar Perusahaan;
e. tidak akan menyalahgunakan waktu, kesempatan, fasilitas dan biaya Perusahaan untuk
kepentingan pribadi Karyawan dalam segala cara yang pada akhirnya merugikan nama baik
dan bisnis Perusahaan;
f. Menolak setiap pemberian, janji atau perlakuan yang diberikan oleh siapapun juga atau
melakukan perbuatan yang berakibat langsung maupun tidak langsung dapat merugikan
bisnis Perusahaan atau merusak reputasi Perusahaan, baik materil maupun imateril;
g. Memegang teguh rahasia Perusahaan, baik yang dipercayakan secara khusus maupun yang
harus dipegang teguh oleh Karyawan pada umumnya;
h. Menjaga, menyimpan dan memelihara seluruh aset dan/atau fasilitas Perusahaan
termasuk namun tidak terbatas pada surat-surat, dokumen-dokumen, perlengkapan kerja
dan data-data milik Perusahaan yang berada dalam penguasaan atau dipercayakan kepada
Karyawan untuk dapat digunakan secara baik dan dalam keadaan aman, serta
mengembalikannya dalam keadaan baik pada saat Karyawan tidak lagi bekerja pada
Perusahaan;
i. Dilarang melakukan perusakan/pencurian terhadap informasi, data, barang-barang
termasuk konsep, pola kerja/SOP, product knowledge, data-data transaksi, rencana kerja,
surat-surat, dokumen-dokumen dan data-data rahasia milik Perusahaan;
j. selalu berusaha mempertahankan dan menjaga hak, kepentingan, reputasi dan nama baik
Perusahaan, baik di dalam maupun di luar Perusahaan;
k. bertanggung jawab untuk selalu menjaga kesehatan dan keselamatan diri sendiri serta
menjauhkan diri dari kegiatan-kegiatan yang secara sengaja dapat membahayakan diri
sendiri;
l. Menghindari perbuatan yang tercela, seperti perbuatan asusila, membuat keributan,
keonaran, perkelahian dan lain-lain yang berakibat mengganggu ketertiban, kelancaran dan
ketenangan Karyawan dalam Perusahaan, termasuk didalamnya intimidasi yang
berhubungan dengan suku, agama, ras, antar-golongan dan pelecehan seksual baik verbal
maupun fisik;
m. Dilarang membawa senjata tajam, senjata api, minuman keras, dan obat-obatan terlarang
ke dalam lingkungan Perusahaan;
n. Dilarang melakukan duplikasi data dan property intelektual milik Perusahaan, baik yang
dikerjakan oleh Karyawan ataupun bukan, termasuk didalamnya data, kunci, dan tanda
pengenal.
2. Hak Karyawan:
a. mendapatkan upah sesuai dengan jumlah, waktu dan tata cara sebagaimana diatur dalam
Perjanjian ini;
b. mendapatkan hak cuti, istirahat dan/atau izin berdasarkan ketentuan dalam Perjanjian ini;
c. sarana dan/atau prasarana untuk Karyawan dalam rangka mendukung proses pelaksanaan
tugas dan tanggung jawab sesuai job description Karyawan;
d. informasi-informasi yang dibutuhkan oleh Karyawan sehubungan dengan ketentuan atau
peraturan yang berlaku di dalam Perusahaan; dan
e. melanjutkan atau memutuskan hubungan kerja antara Perusahaan dengan Karyawan.

Pasal 9
BPJS Ketenagakerjaan dan Kesehatan
1. Karyawan akan diikutsertakan oleh Perusahaan di dalam program BPJS-Ketenagakerjaan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Premi BPJS-Ketenagakerjaan dan Kesehatan akan dibayarkan oleh Perusahaan yang besarannya
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Tunjangan pemeliharaan kesehatan, dengan besaran plafon 1 (satu) kali Gaji Pokok yang dapat
digunakan dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal penandatanganan Perjanjian.
Mekanisme pemberian tunjangan pemeliharaan kesehatan diatur lebih lanjut dalam ketentuan
tersendiri.

Pasal 10
Evaluasi
Perusahaan dapat melakukan evaluasi kinerja Karyawan dalam rangka mengidentifikasikan kekuatan
dan kelemahan Karyawan, membina dan mendorong perkembangan kemampuan dan pengetahuan
Karyawan.

Pasal 11
Pemutusan Hubungan Kerja
1. Dengan tidak mengurangi ketentuan-ketentuan lain dalam Perjanjian ini dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, hubungan kerja antara Perusahaan dan Karyawan dapat
berakhir apabila:
a) salah satu Pihak mengakhiri Perjanjian dengan memberikan pemberitahuan secara tertulis;
b) kesehatan Karyawan sudah tidak dapat lagi menunjang pelaksanaan pekerjaan Karyawan;
c) Karyawan tetap melakukan pelanggaran terhadap ketentuan Perjanjian ini, walaupun telah
diberikan peringatan baik secara lisan maupun secara tertulis oleh Perusahaan; dan/atau
d) Karyawan telah melanggar peraturan Perusahaan atau peraturan perundang-undangan
yang berlaku, pelanggaran mana memberikan hak bagi Perusahaan untuk memberhentikan
Karyawan.
2. Dengan mengacu kepada peraturan perundangan-undangan, selama Perjanjian ini berlaku,
Perusahaan berhak memutuskan hubungan kerja dengan Karyawan tanpa perlu memberikan
peringatan terlebih dahulu dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan tata cara
sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
ketenagakerjaan yang berlaku di Indonesia, apabila ternyata Karyawan melakukan satu atau
lebih perbuatan-perbuatan yang disebut berikut ini:
a. Karyawan memberi keterangan palsu atau dipalsukan kepada Perusahaan dan dijadikan
dasar oleh Perusahaan dalam membuat Perjanjian ini.
b. Mabuk, madat, atau memakai obat bius atau narkotik di tempat kerja atau di tempat lain.
c. Mencuri, menggelapkan, menipu, membocorkan informasi rahasia kepada pihak luar, atau
melakukan kejahatan lainnya, baik yang menyangkut kepentingan Perusahaan maupun
pihak lainnya.
d. Menganiaya, mengancam atau menghina secara kasar pimpinan atau karyawan
Perusahaan.
e. Membujuk pimpinan atau karyawan lain Perusahaan untuk melakukan sesuatu yang
bertentangan dengan hukum dan kesusilaan.
f. Dengan sengaja atau karena kecerobohannya merusak atau membiarkan informasi, data,
barang-barang atau dokumen-dokumen milik atau yang berada dalam penguasaan
Perusahaan sehingga terancam bahaya.
g. Membongkar informasi dan data-data rahasia Perusahaan yang seharusnya dirahasiakan.
3. Perjanjian ini dapat diputuskan secara sepihak oleh Perusahaan apabila Karyawan melakukan
perbuatan-perbuatan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 di atas dan Perusahaan berhak tidak
membayar upah sisa jangka waktu Perjanjian.
4. Karyawan yang mengajukan permohonan pengunduran diri dari Perusahaan wajib
memberitahukan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender sebelum tanggal efektif
pengunduran diri dan tetap bertanggung jawab untuk menyelesaikan kewajibannya sampai
dengan tanggal efektif pengunduran diri.
5. Dalam hal Karyawan mengundurkan diri atau terjadi pengakhiran masa kerja Karyawan pada
Perusahaan oleh karena sebab apapun, Perusahaan memperoleh hak untuk membatasi atau
menutup akses Karyawan atas seluruh dan setiap data-data yang dianggap penting oleh
Perusahaan. Seluruh akses data dimonitor secara berkala untuk memastikan data yang penting
tidak disalahgunakan.
6. Hak cuti yang belum diambil tidak akan mengurangi jangka waktu pemberitahuan, kecuali
disetujui sebaliknya oleh Perusahaan. Hari terakhir masa kerja Karyawan diperlakukan sebagai
tanggal pengakhiran berdasarkan Perjanjian ini.
Pasal 12
Sanksi
1. Dalam hal Karyawan melakukan pelanggaran atas ketentuan pada Perjanjian ini dan/atau
Peraturan Perusahaan (yang sebagaimana berlaku). Maka Perusahaan berhak untuk
memberikan surat peringatan sebanyak maksimal 2 (dua) kali kepada Karyawan.
2. Dalam hal setelah 2 (dua) kali peringatan tersebut Karyawan tidak mengindahkan atau tidak
memperbaiki kesalahannya, maka Perusahaan berhak untuk mengambil langkah-langkah yang
diperlukan.
3. Dalam hal pelangaran menyebabkan kerugian terhadap Perusahaan, Perusahaan berhak
meminta ganti rugi kepada Karyawan, bila terjadi kerusakan aset/barang Perusahaan,
kebocoran informasi atau data rahasia atau kerugian lainnya, seperti kehilangan baik milik
Perusahaan maupun milik pihak ketiga yang berada dalam penguasaan dan/atau hak milik
Perusahaan, sebagai akibat dari Tindakan Karyawan, baik yang disengaja atau kelalaian
dan/atau karena kesalahan/pelanggaran berat sebagaimana dimaksud dalam peraturan
Perusahaan.

Pasal 13
Rahasia
1. Karyawan dilarang untuk memberikan informasi kepada pihak ketiga mengenai hal-hal yang
dinyatakan oleh manajemen Perusahaan baik secara tertulis maupun lisan sebagai rahasia
Perusahaan atau patut diduga oleh Karyawan sebagai rahasia Perusahaan. Semua nota,
memorandum, catatan dan tulisan yang dibuat oleh Karyawan sehubungan dengan usaha
Perusahaan tetap menjadi milik Perusahaan dan karenanya harus diserahkan oleh Karyawan
kepada Perusahaan baik jika diminta atau tidak diminta oleh Perusahaan.
2. Karyawan harus menjaga kondisi dan kerahasiaan seluruh dokumen-dokumen yang diberikan
selama masa pekerjaan ini dilakukan. Dalam hal akibat suatu hal yang diatur dalam Perjanjian
ini masa pekerjaan menjadi berakhir atau diakhiri sepihak, maka dokumen-dokumen tersebut
harus dikembalikan dan/atau dimusnahkan sebagaimana diperlukan.
3. Baik selama jangka waktu Perjanjian ini masih berlangsung maupun telah berakhir, Karyawan
tidak diperkenankan membuka informasi dan data rahasia Perusahaan kepada siapapun juga,
kecuali hal itu diwajibkan oleh hukum atau instansi berwenang lainnya.
4. Apabila Karyawan melakukan hal yang bertentangan dengan pasal ini, Perusahaan berhak
menggunakan segala upaya hukum terhadap Karyawan, baik secara perdata maupun pidana.
5. Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal ini akan memberikan hak kepada Perusahaan untuk
seketika mengakhiri Perjanjian ini tanpa kompensasi apapun.
6. Jika Karyawan sudah terbukti secara hukum melakukan pembocoran, pencurian, dan pemalsuan
data maka Karyawan akan dikenakan denda sebesar akumulasi 1 (satu) tahun upah.

Pasal 14
Hasil Pekerjaan dan Hak Atas Kekayaan Intelektual
1. Setiap hasil Pekerjaan yang dibuat oleh Karyawan yang dihasilkan oleh Karyawan akan menjadi
milik Perusahaan.
2. Semua Kekayaan Intelektual (termasuk tapi tidak terbatas pada merek dagang, merek jasa,
nama merek, logo, paten, penemuan, hak desain yang terdaftar dan tidak terdaftar, hak cipta,
dan hak-hak serupa lainnya di bagian manapun di dunia) yang disediakan dan dibayarkan oleh
Perusahaan dan disiapkan oleh atau dikerjakan oleh Karyawan dalam kaitannya dengan
Karyawannya harus dan akan tetap secara eksklusif menjadi milik Perusahaan. Karyawan tidak
akan menghilangkan setiap materi atau peralatan atas Kekayaan Intelektual tersebut tanpa
persetujuan tertulis dari Perusahaan.
3. Karyawan dengan ini setuju bahwa setiap penemuan (penemuan, paten, rahasia dagang, teknik,
proses, cara, perbaikan, pengetahuan, modifikasi) yang dianggap, dibuat, atau dikerjakan oleh
Karyawan selama jangka waktu Perjanjian ini berlangsung atau dikerjakan dengan
menggunakan waktu kerja, materi, dan sumber-sumber dari Perusahaan yang menghasilkan
hasil karya (yang berarti setiap penjabaran, tulisan, dokumentasi, desain, penjabaran desain,
model, hasil karya artistik, karya kepemilikan dan materi baik yang tertulis maupun tidak
tertulis, termasuk yang tidak terbatas, yang disalin, diadaptasi, diterjemahkan, program
komputer, kode, sistem, data dan dokumentasi) atau Merek (yang berarti merek dagang, nama
merek, merek pelayanan, dan nama area) yang dianggap, dibuat, dikerjakan, dipelajari, atau
dipersiapkan oleh Karyawan atau dikerjakan bersama dengan pihak lainnya selama Karyawan
bekerja sebagai karyawan Perusahaan adalah merupakan hak milik dari Perusahaan
sepenuhnya.

Pasal 15
Hukum Yang Berlaku
Perjanjian ini tunduk dan harus ditafsirkan menurut hukum yang berlaku di negara Republik
Indonesia.

Pasal 16
Perselisihan
1. Setiap perselisihan dan perbedaan pendapat yang timbul diantara Para Pihak dalam pelaksanaan
Perjanjian ini akan diselesaikan secara musyawarah untuk mufakat.
2. Apabila upaya musyawarah untuk mufakat sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 tidak tercapai
maka Para Pihak akan menyelesaikan perselisihan dan perbedaan pendapat tersebut melalui
prosedur penyelesaian perselisihan hubungan industrial berdasarkan peraturan perundang-
undangan ketenagakerjaan Indonesia yang berlaku.

Pasal 17
Pernyataan Karyawan
1. Karyawan menyatakan bahwa keterangan yang terdapat dalam formulir lamaran atau
keterangan lainnya yang berkaitan dengan kualifikasi Karyawan yang telah diberikan kepada
Perusahaan sebelum ditandatanganinya Perjanjian ini atau selama wawancara adalah benar
dan akurat dalam segala hal, dan menyadari bahwa keterangan tersebut adalah penting bagi
pelaksanaan Perjanjian ini oleh Perusahaan.
2. Apabila dikemudian hari ternyata keterangan tersebut tidak akurat atau tidak benar, maka
Karyawan wajib untuk mengganti segala kerugian yang timbul sehubungan atau akibat dari
ketidakbenaran dan/atau ketidakakuratan tersebut kepada Perusahaan.
3. Karyawan telah membaca dan memahami Peraturan Perusahaan sebagaimana yang telah
dijelaskan oleh Perusahaan.
4. Karyawan tidak akan bekerja untuk keperluan/kepentingan orang lain, siapapun juga selain
Perusahaan, atau bekerja paruh waktu untuk perusahaan lain, termasuk pada perusahaan yang
kegiatan usahanya mirip atau sama dengan apa yang dijalankan oleh Perusahaan tanpa izin
tertulis dari Perusahaan.

Pasal 18
Ketentuan Lain
1. Karyawan memahami dan menerima baik Karyawan yang diberikan kepadanya dengan
ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat tersebut dalam Perjanjian ini dan berjanji untuk
melakukan Karyawannya dengan sebaik-baiknya dan sejujur-jujurnya.
2. Hal-hal yang tidak disebutkan dalam Perjanjian ini diatur sesuai dengan peraturan Perusahaan
dan peraturan ketenagakerjaan Indonesia yang berlaku.
3. Hal-hal lain mengenai hak dan kewajiban serta syarat-syarat kerja lainnya yang belum
tercantum dalam Perjanjian ini, akan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
Perusahaan serta Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku.
4. Perusahaan tidak terikat oleh janji lisan yang diberikan oleh siapapun juga.
5. Para Pihak dapat mengerti dan memahami isi perjanjian ini dan sama-sama sepakat
melaksanakan isi perjanjian ini, dan dengan sendirinya akan terikat oleh tata tertib dan
peraturan yang diterapkan oleh Perusahaan.
6. Tidak ada perubahan dari Perjanjian ini yang dapat berlaku kecuali apabila dalam bentuk tertulis
dan ditandatangani oleh Karyawan dan wakil yang berwenang dari Perusahaan.
7. Perjanjian ini meliputi keseluruhan kesepahaman dan kesepakatan antara Para Pihak di sini, dan
menggantikan semua perundingan, kesepahaman dan kesepakatan sebelumnya, baik tertulis
maupun lisan, antara Para Pihak yang berhubungan dengan hal-hal yang diatur dalam Perjanjian
ini.
8. Apabila terdapat ketentuan dari Perjanjian ini yang ditetapkan oleh suatu ketentuan
perundang-undangan dan/atau peradilan menjadi tidak berlaku, batal atau tidak dapat
dilaksanakan, ketentuan tersebut harus dilaksanakan sampai seluas-luasnya yang diperbolehkan
oleh hukum sesuai dengan perwujudan keinginan dari Para Pihak, dan keberlakuan serta dapat
dilaksanakannya ketentuan yang lain dari Perjanjian ini tetap berlaku dan mengikat Para Pihak.

--------------------‘’.’’--------------------
Demikianlah Perjanjian ini dibuat rangkap 2 (dua) dilengkapi dengan materai dan masing-masing
mempunyai kekuatan hukum yang sama, disetujui oleh kedua belah pihak tanpa adanya paksaan
dari pihak manapun.

Perusahaan Karyawan

[nama] [nama]
[jabatan]

Anda mungkin juga menyukai