Anda di halaman 1dari 12

TATA TERTIB PERUSAHAAN

Pihak Kedua harus mematuhi Tata Tertib


sebagai berikut:
1. Hadir, istirahat dan pulang tepat pada
waktu yang telah ditetapkan dan
melakukan absensi sendiri pada mesin
yang disediakan.
2. Tertib dan kooperatif memakai seragam
khusus produksi pada saat keluar masuk
lingkungan produksi.

3. Menjaga kebersihan dan kerapihan tempat


kerja dengan membuang sampah pada tempat
yang telah disediakan.
4. Menjaga kebersihan dan keutuhan serta
memelihara barang-barang milik
perusahaan yang digunakan atau
dipercayakan kepada Pihak Kedua

LARANGAN PEKERJA
Pihak Kedua dilarang melakukan hal-hal
sebagai berikut:
1. Tidur dan bermalas-malasan dalam jam
kerja.
2. Meninggalkan pekerjaan dengan alasan
apapun juga tanpa seijin atasannya.
3. Terlambat masuk kerja atau alpa.
4. Menggunakan alat-alat perusahaan yang
bukan menjadi wewenangnya atau memberi
peluang kepada orang lain yang tidak
berhak.
5. Merokok di lokasi kerja (no smoking
area).
6. Merusak aset perusahaan.
7. Melakukan kelalaian atau kecerobohan
yang mengakibatkan kerugian pada
perusahaan.
8. Menolak mutasi atau demosi yang menjadi
wewenang perusahaan.
9. Menolak, melawan atau tidak melaksanakan
keputusan atau perintah atasan baik
secara langsung maupun tidak langsung.
10. Melakukan intimidasi, perbuatan
tidak menyenangkan, tidak layak atau
tidak senonoh kepada petugas keamanan,
atasan, rekan kerja maupun bawahan
melalui perlakuan, perkataan yang tidak
pantas atau kasar yang menyebabkan
tekanan secara fisik maupun mental.
11. Merencanakan atau melakukan hasutan
baik melalui rapat-rapat,
pemasangan/penyebaran pamflet, atau
coretan di dalam lingkungan perusahaan
sehingga menganggu ketenangan jalannya
perusahaan.
12. Melakukan provokasi atau
mempengaruhi teman kerja untuk melakukan
aksi mogok kerja tidak sah.
ETIKA DASAR PEKERJA

1. Bersikap saling menghargai, menghormati


hak-hak orang lain, menghormati
kebebasan pribadi, dan tidak
berprasangka buruk terhadap sesama rekan
kerja, atasan maupun bawahan.
2. Santun dalam berbicara dan mengemukakan
pendapat terhadap sesama rekan kerja,
atasan maupun bawahan.
3.Jujur, bicara benar dan terus terang
dalam berbicara terhadap sesama rekan
kerja, atasan maupun bawahan dan tidak
menyembunyikan rahasia yang tidak perlu
dirahasiakan.
4. Memiliki integritas yaitu memiliki
prinsip, kepribadian yang tegar dan
tidak mudah dipengaruhi untuk berbuat
yang tidak benar atau bermuka dua.
5. Memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi
terhadap profesinya.
6. Berpikir dan bersikap objektif.
7. Berpikir dan bersikap secara profesional
sesuai dengan hak dan kewajiban.
8. Patuh dan loyal terhadap perusahaan
tempat dimana dia bekerja dan
mendapatkan upah.
SANKSI-SANKSI TERHADAP PELANGGARAN

1. Setiap pelanggaran terhadap peraturan


dan tata tertib perusahaan akan
dikenakan sanksi sesuai dengan tingkat
pelanggarannya.
2. Sanksi terhadap pelanggaran yang
dilakukan oleh pekerja dimaksudkan
sebagai tindakan korektif dan pengarahan
terhadap sikap tingkah laku pekerja.
3. Sanksi terhadap pelanggaran merupakan
upaya pembinaan yang dilakukan oleh
perusahaan melalui atasannya terhadap
bawahan yang diarahkan untuk
meningkatkan dan mengembangkan semua
kegiatan yang berhubungan dengan
ketenagakerjaan.
4. Sanksi didasarkan pada :
a. Seringnya (frekuensi) pengulangan
atas pelanggaran
b. Bobot pelanggaran
c. Unsur kesengajaan atau unsur kelalaian
yang mengakibatkan kerugian bagi
perusahaan atau orang lain, sehingga
tidak tercipta hubungan kerja yang
harmonis dan kebersamaan.
5. Jenis-jenis sanksi/tindakan disiplin
dibedakan sebagai berikut:
a. Memo (teguran tertulis)
b. Surat Peringatan I, II, III
c. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
6. Masa berlakunya masing-masing Surat
Peringatan diatas adalah 6 (enam) bulan.
7. Surat Peringatan tidak selalu diberikan
menurut urutannya.
8. Bila terjadi pelanggaran yang sama
bobotnya dalam masa berlaku surat
peringatan, maka akan diberikan surat
peringatan yang lebih tinggi
tingkatannya.
9. Tata cara pemberian sanksi/tindakan
kedisiplinan adalah sebagai berikut:
a. Memo (teguran tertulis) diberikan
atasannya/HRD untuk pelanggaran
pekerja yang bersifat umum.

b. Surat Peringatan Pertama (SP I)


diberikan oleh atasannya/HRD bila Memo
tidak diindahkan oleh pekerja dan
kembali melakukan pelanggaran seperti
yang tertulis dalam pasal 11 ayat 1.
c. Surat Peringatan Kedua (SP II)
diberikan oleh atasannya/HRD bila
Surat Peringatan Pertama tidak
diindahkan oleh pekerja dan kembali
melakukan pelanggaran pasal 11 ayat 2.
d. Surat Peringatan Ketiga (SP III)
diberikan oleh atasannya/HRD bila
Surat Peringatan Kedua tidak
diindahkan oleh pekerja dan kembali
melakukan pelanggaran pasal 11 ayat 3
e. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
diberikan oleh atasan/HRD bila Surat
Peringatan Ketiga tidak diindahkan
oleh pekerja atau ketentuan lain yang
diantaranya tertulis pasal 11 ayat 1,
2 & 3.

PEMBERIAN MEMO ( TEGURAN TERTULIS )

Memo (teguran tertulis) akan diberikan


kepada pekerja dalam kasus sebagai
berikut:

1. Pekerja antri di depan mesin absensi


sebelum waktu/jam kerja, pekerja yang
bersangkutan selesai (sesuai jam kerja
yang bersangkutan)
2. Tidak memakai seragam kerja, kartu tanda
pengenal atau sepatu kerja pada waktu
masuk kerja kecuali ditentukan lain.
3. Membuang sampah atau scrap tidak pada
tempat yang telah disediakan.
4. Tidak cakap dalam melakukan pekerjaan
yang seharusnya dapat di kuasai dengan
baik.
5. Diberikan kepada Manager, Assisten
Manager atau Supervisor apabila:
a) Memberikan contoh yang tidak baik
kepada pekerja yang di pimpinnya dalam
mentaati pedoman/peraturan, ketentuan
dan instruksi perusahaan.
b) Tidak segera mengambil tindakan
terhadap pekerja yang tidak
mengindahkan dan melanggar
pedoman/peraturan perusahaan.

KATEGORI SANKSI & SURAT PERINGATAN

1. SURAT PERINGATAN PERTAMA (SP 1) akan


diberikan kepada pekerja yang telah
mendapatkan memo dan kembali melakukan
pelanggaran seperti pasal 7 (Pemberian
Memo) diatas atau melakukan pelanggaran
berikut:

a. Lebih dari 3 (tiga) kali datang


terlambat tanpa alasan yang jelas
dalam sebulan.
b. Tidak masuk kerja tanpa
pemberitahuan dan tanpa surat
keterangan yang sah.
C. Berkumpul, mengobrol atau tidak
melakukan instruksi kerja pada jam
kerja di lokasi kerja.
d. Tidur pada jam kerja di lokasi
kerja.
f. Meninggalkan pekerjaan pada jam
kerja bukan untuk kepentingan
pekerjaan tanpa seijin atasannya.
g. Menjalankan kendaraan milik
perusahaan tanpa seijin atasannya.
h. Tidak memelihara dengan baik semua
perlengkapan kerja yang disediakan
perusahaan sehingga terjadi kehilangan
dan kerusakan.
i. Hal-hal lain yang setara dan menjadi
wewenang atasan pekerja yang
bersangkutan.

2. SURAT PERINGATAN KEDUA (SP 2) akan


diberikan kepada pekerja yang telah
mendapat SP 1 dan kembali melakukan
pelanggaran seperti pasal 8 ayat 1 (SP1)
diatas atau melakukan pelanggaran
sebagai berikut:

a. Tidak masuk kerja selama 2 (dua) hari


berturut-turut tanpa pemberitahuan
atau tanpa surat keterangan yang sah.
b. Memperdebatan atau mempertentangkan
hal-hal yang berhubungan dengan
politik, agama, ras, suku dan golongan
sehingga menimbulkan keresahan di
tempat kerja.
c. Berjualan di tempat kerja.
d. Meminjamkan fasilitas perusahaan
kepada pihak lain tanpa seijin
Pimpinan perusahaan.
e. Melakukan kelalaian, kecerobohan
dalam pekerjaan sehingga menyebabkan
kerusakan pada hasil produk atau aset
perusahaan.
f. Hal hal lain yang setara dan menjadi
wewenang atasan pekerja yang
bersangkutan.

3. SURAT PERINGATAN KEDUA (SP 3) akan


diberikan kepada pekerja yang telah
mendapat SP 2 dan kembali melakukan
pelanggaran ulang dengan bobot SP 2 atau
melakukan pelanggaran-pelanggaran
sebagai berikut:

a. Pihak Kedua menolak, melawan, tidak


mematuhi atau tidak menjalankan
Keputusan atau perintah yang menjadi
wewenang atasan atau pimpinan
perusahaan.
b. Mengedarkan/menjual obat-obatan
tidak resmi di lingkungan perusahaan
tanpa ada rekomendasi dari Badan POM
atau ijin tertulis dari Pimpinan
Perusahaan.
c. Meminjamkan uang sendiri atau milik
orang lain kepada sesama pekerja
dengan bunga tinggi/riba (Rentenir).
d. Menyalahgunakan Surat Keterangan
Dokter.
e. Hal hal lain yang setara dan menjadi
wewenang atasan pekerja yang
bersangkutan.
a) Menempelkan, mengedarkan,
menyebarluaskan atau membentangkan
spanduk atau poster yang tidak ada
hubungannya dengan pekerjaan dilokasi
perusahaan untuk tujuan lain yang
dapat menimbulkan keresahan, yang
mengganggu pekerjaan serta mencemarkan
nama baik perusahaan.
b) Melakukan tindakan provokatif
berbentuk tulisan atau kegiatan lain
yang sejenis ke sesama pekerja yang
menimbulkan keresahan di lingkungan
perusahaan tanpa seijin pimpinan
perusahaan.
c) Menyalahkan wewenang atau jabatan
untuk kepentingan pribadi sehingga
merugikan perusahaan.
d) Pekerja diketahui bekerja ditempat
lain tanpa seijin pimpinan perusahaan.
e) Pihak Kedua melakukan intimidasi,
perbuatan tidak menyenangkan, tidak
layak atau tidak senonoh kepada
petugas keamanan, atasan, rekan kerja
maupun bawahan melalui tulisan, ucapan
atau perlakuan yang tidak pantas atau
kasar sehingga menyebabkan tekanan
secara fisik maupun mental.
f) Melakukan penipuan, pencurian dan
penggelapan barang dan/atau uang milik
perusahaan;
g) Memberikan keterangan palsu atau
yang dipalsukan sehingga merugikan
perusahaan;
h) Mabuk, meminum minuman keras yang
memabukkan, memakai dan/atau
mengedarkan narkotika, psikotropika,
dan zat adiktif lainnya dilingkungan
kerja;
i) Melakukan perbuatan asusila atau
perjudian dilingkungan kerja;
j) Menyerang, menganiaya, mengancam,
atau mengintimidasi teman sekerja atau
pengusaha di lingkungan kerja;
k) Membujuk teman sekerja atau
pengusaha untuk mekukan perbuatan yang
bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan;
l) Dengan ceroboh atau sengaja merusak
atau membiarkan dalam keadaan bahaya
barang milik perusahaan yang
menimbulkan kerugian bagi perusahaan;
m) Dengan ceroboh atau sengaja
membiarkan teman sekerja atau
pengusaha dalam keadaan bahaya di
tempat kerja;
n) Membongkar atau membocorkan rahasia
perusahaan yang seharusnya
dirahasiakan kecuali untuk kepentingan
negara; atau
o) Membawa senjata api dan atau senjata
tajam dan atau bahan peledak kedalam
lingkungan perusahaan.
p) Melakukan segala bentuk main hakim
sendiri seperti pemukulan terhadap
teman sekerja, pengusaha ditempat
kerja.
q) Melakukan provokasi atau
mempengaruhi teman kerja untuk
melakukan aksi mogok kerja
r) Melakukan perbuatan mogok kerja yang
tidak sah.
s) Melakukan perbuatan pidana

Anda mungkin juga menyukai