Anda di halaman 1dari 7

SURAT PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU

Nomor : …./TST-APB/SPKWT/…./20…

Pada hari ini ………….. tanggal …………………. bulan …………… tahun ……………………
(…………………..) bertempat di Kantor PT Tulus Sehati Transport lokasi kerja ……………,
Kabupaten ………………., Provinsi Kalimantan Timur, yang bertanda tangan di bawah ini :
1. Nama : SUGIYANTO
Jabatan : General Manajer
Perusahaan : PT Tulus Sehati Transport
Alamat Perusahaan : Jl Teluk Kumai Barat No.113/12 Surabaya - Jawa Timur
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT Tulus Sehati Transport, yang untuk
selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
2. Nama : ……………………………………………………..
Tempat/Tgl Lahir : ……………………………………………………..
Jenis kelamin : ……………………………………………………..
Nomor KTP : ……………………………………………………..
Status Perkawinan : Menikah (……)
Alamat : ……………………………………………………..
Yang selanjutnya dalam surat Perjanjian Kerja ini bertindak sebagai Pekerja disebut sebagai
PIHAK KEDUA.
Bahwa PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat untuk membuat perjanjian kerja dengan
ketentuan dan syarat-syarat sebagai berikut :

Pasal 1
KETENTUAN UMUM
1. PIHAK PERTAMA setuju mempekerjakan PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA setuju dipekerjakan
oleh PIHAK PERTAMA dengan kualifikasi sebagai berikut :
Jabatan : ……………………………………………………..
Jangka waktu PKWT : …….. (……….) Bulan
Dari tanggal : ……………………………………………………..
Perjanjian Kerja ini berakhir : ……………………………………………………..
Departemen / Site : PT Tulus Sehati Transport Jobsite ……………
Berkedudukan : di ……………..
Tempat penerimaan : ……………..
2. Karyawan waktu tertentu ( kontrak ) adalah karyawan yang diangkat dengan waktu kerja tertentu,
melalui persyaratan yang diatur oleh Undang-Undang Ketenagakerjaan Republik Indonesia No. 13
tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
3. Tugas pekerjaan yang wajib dilakukan PIHAK KEDUA sesuai dengan uraian pekerjaan yang
diinstruksikan oleh PIHAK PERTAMA.
4. PIHAK KEDUA sewaktu-waktu dapat diatur kembali penempatannya sesuai dengan kebutuhan
operasional PIHAK PERTAMA, setelah dikeluarkannya Surat Rotasi/Mutasi dari PIHAK
PERTAMA.
5. Pada saat berakhirnya PKWT ini PIHAK PERTAMA tidak berkewajiban untuk memberikan
pesangon ataupun ganti rugi dalam bentuk apapun kepada PIHAK KEDUA.

Pasal 2
GAJI / UPAH
1. Pembayaran Gaji akan dilaksanakan PIHAK PERTAMA secepat - cepatnya setiap tanggal 05 (lima)
dan selambat - lambatnya tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya
2. PIHAK KEDUA setuju diberikan upah / gaji sebagai berikut :
- Gaji Pokok: Rp. …………………,-/ bulan
3. Perusahaan memberikan fasilitas bantuan makan (natura) yang diberikan oleh perusahaan sebagai
bentuk kebijakan perusahaan yang tidak termasuk dalam komponen upah lembur.
4. Pembayaran gaji PIHAK KEDUA akan dibayarkan atau ditransfer ke rekening Bank PIHAK KEDUA
pada Bank yang telah ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA.
Pasal 3
PAJAK PENGHASILAN, JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA
1. PIHAK KEDUA setuju untuk megikuti Program Jamsostek sesuai Undang-undang No. 3 Tahun
1993 dan Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 1993, yang akan di potong oleh PIHAK PERTAMA
setiap bulannya sebesar 4% dari gaji/ upah perbulan, dengan rincian sebagai berikut :
- Jaminan Hari Tua (JHT) 2%
- Jaminan Pensiun 1%,
- BPJS Kesehatan 1%
2. PIHAK KEDUA setuju untuk membayar Pajak Pendapatan ( PPh. pasal 21 ) atas upah kerja / gaji
yang diperoleh dari perjanjian kerja ini, untuk itu PIHAK PERTAMA akan menghitung pajak
pendapatan yang dimaksud sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan akan langsung dipotong
dari gaji/upah kerja bulanan yang diterima PIHAK KEDUA dan selanjutnya PIHAK PERTAMA
akan menyetorkannya ke kantor pajak.

Pasal 4
HAK KARYAWAN
1. PIHAK PERTAMA akan menyediakan perlengkapan kerja kepada PIHAK KEDUA, sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
2. PIHAK PERTAMA tidak berkewajiban menyediakan tempat tinggal kepada PIHAK KEDUA kecuali
ada kebijakan dan persetujuan dari management.

Pasal 5
KEWAJIBAN KARYAWAN
1. PIHAK KEDUA sanggup senantiasa bekerja untuk dan atas nama PIHAK PERTAMA, serta selalu
menjaga nama baik perusahaan, baik yang menyangkut hubungan internal maupun external, serta
senantiasa melindungi dan merahasiakan segala kepentingan dan informasi Perusahaan.
2. PIHAK KEDUA sanggup mematuhi segala peraturan-peraturan dan tata tertib yang telah
ditetapkan PIHAK PERTAMA.
3. Untuk hari-hari PIHAK KEDUA tidak bekerja tanpa alasan yang sah atau tidak disetujui oleh
atasannya atau Pihak Pertama, maka Upah tidak dibayar sesuai hari-hari Pihak Kedua tidak
bekerja dengan perhitungan sebagai berikut :
- Pemotongan atas Gaji Pokok THP x 1 / 173 x Jam Kerja yang ditinggalkan.
4. PIHAK KEDUA menggunakan perlengkapan kerja / inventaris yang diberikan kepadanya secara
efektif dan efisien, hilang dan rusaknya barang milik perusahaan harus segera dilaporkan sesuai
prosedur yang berlaku.
5. PIHAK KEDUA harus bekerja sesuai dengan waktu yang telah diatur dan ditetapkan oleh
Perusahaan.

Pasal 6
JAM KERJA
Berdasarkan peraturan ketenagakerjaan yang berlaku, jam kerja efektif perusahaan ditetapkan 7
(Tujuh) jam 1 hari dan 40 (Empat Puluh) jam 1 minggu untuk 6 (Enam) hari kerja dalam 1 minggu.
1. Hari Kerja adalah hari Senin sampai dengan hari Sabtu mulai pukul 07.00 sampai dengan jam
17.00
2. Waktu istirahat adalah pukul 12.00 sampai dengan pukul 13.00 dan pukul 24.00 sampai dengan
pukul 01.00
3. PIHAK KEDUA wajib mentaati seluruh Peraturan, tata tertib maupun ketentuan jam kerja yang
diberlakukan di PT. Tulus Sehati Transport
4. Pelanggaran terhadap ketentuan tersebut pada ayat 1,2 dan 3 dapat dikenakan sanksi peringatan
sampai dengan Pemutusan Hubungan Kerja.
5. Bilamana volume pekerjaan menumpuk atau sifatnya mendesak dan harus segera diselesaikan
dan PIHAK KEDUA bersedia melaksanakan kerja lembur.

Pasal 7
LEMBUR
1. Jika PIHAK PERTAMA memerlukan karyawan bekerja lembur sesudah 7 jam 1 hari atau 40 jam 1
minggu, PIHAK KEDUA sanggup untuk bekerja lembur atas permintaan PIHAK PERTAMA.
2. PIHAK PERTAMA wajib memberikan upah kerja lembur atas kelebihan jam kerja yang dimaksud
pada ayat 1 diatas sesuai dengan produktivitas kerja dengan perhitungan sebagai berikut :

~ Pada hari- hari kerja biasa :


2 PKWT MJ
Untuk jam pertama kerja lembur = 11/2 kali upah lembur per jam
Untuk setiap jam selebihnya = 2 kali upah lembur per jam
~ Pada hari – hari istirahat (mingguan) dan hari – hari libur resmi :
Untuk setiap jam kerja lembur tetapi tidak melebihi 7 jam = 2 kali upah lembur per jam
Untuk jam kedelapan = 3 kali upah lembur per jam
Untuk jam selebihnya = 4 kali upah lembur per jam

Pasal 8
CUTI, THR (TUNJANGAN HARI RAYA)
1. Bilamana PIHAK KEDUA yang telah bekerja secara terus menerus tanpa putus selama 12 (dua
belas) bulan, maka PIHAK PERTAMA akan memberikan cuti tahunan selama 12 (dua belas) hari
kerja.
2. PIHAK KEDUA harus sudah mengajukan permohonan cuti tahunan 30 (tiga puluh) hari
sebelumnya, yang tata caranya diatur oleh PIHAK PERTAMA.
3. PIHAK PERTAMA wajib memberikan Tunjangan Hari Raya Keagamaan yang selanjutnya disebut
THR kepada PIHAK KEDUA.
4. Besaran THR ditetapkan sebagai berikut :
a. Pekerja yang telah mempunyai masa kerja 12 bulan secara terus menerus atau lebih dari 1
(satu) tahun, pekerja diberikan THR senilai 1 (satu) bulan gaji pokok.
b. Pekerja yang telah mempunyai masa kerja selama 1(satu) bulan atau kurang dari 12 (dua
belas) bulan diberikan THR secara proposional dengan masa kerja yakni dengan perhitungan :
Masa Kerja
- x 1 (satu) bulan Gaji Pokok
12

Pasal 9
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)

Perjanjian otomatis berakhir apabila memenuhi salah satu keadaan yang disebutkan dalam Pasal 61
UU ketenagakerjaan No 13 tahun 2003, yaitu apabila pekerja meninggal dunia, berakhirnya jangka
waktu perjanjian kerja, adanya putusan pengadilan atau lembaga penyelesaian perselisihan hubungan
industrial yang berkekuatan hukum tetap atau keadaan tertentu yang dicantumkan dalam perjanjian
kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama yang dapat menyebabkan berakhirnya
hubungan kerja sebagai berikut :
1. PIHAK KEDUA akan diberikan Surat Peringatan maksimal 3 (tiga) kali, sesuai dengan tingkat
kesalahan yang dilakukan, dan apabila kesalahan yang dilakukan dianggap berat maka surat PHK
dapat diberikan.
2. PIHAK KEDUA memberikan keterangan palsu atau memalsukan dokumen persyaratan melamar
kerja pada saat Perjanjian ini dibuat.
3. Surat Peringatan Pertama, Kedua, Ketiga, dan PHK akan dilakukan apabila PIHAK KEDUA
melakukan pelanggaran-pelanggaran sebagai berikut :
a. Melanggar Manna Jaya Safety Golden Rules
b. Prestasi/hasil kerja tidak sesuai dengan target yang ditetapkan oleh atasan/perusahaan.
c. Tidak menunjukkan sikap sungguh-sungguh dan kurang tekun dalam melaksanakan
tugas/pekerjaan.
d. Sering terlambat datang ditempat kerja dan pulang sebelum waktunya, tanpa seijin atasannya
serta tidak masuk kerja selama 2 (dua) hari berturut-turut tanpa ijin dari atasannya.
e. Menunjukkan sikap malas tanpa adanya usaha untuk mengatasinya.
f. Meninggalkan tempat pekerjaan tidak untuk keperluan perusahaan tanpa sepengatahuan
atasannya.
g. Tidak mengisi daftar hadir/kartu absensi (check lock) atau merubah data daftar hadir/kartu
absensi.
h. Mengganggu ketenangan/ketekunan pengawai lain diwaktu kerja.
i. Tidak cakap melakukan pekerjaan walaupun telah dicoba dibagian lain dan diberikan
bimbingan yang layak.
4. PIHAK KEDUA dapat diberikan Surat Peringatan Keras / Terakhir dan PHK jika melakukan
Pelanggaran-pelanggaran sebagai berikut :
a. Menolak menjalankan Perintah Kerja yang diberikan atasannya tanpa alasan yang dapat
diterima, walaupun telah diperingatkan secara lisan tentang akibat dari
pelanggaran/penolakan tersebut.
b. Melanggar atau menyalah gunakan perintah dan melalaikan kewajiban.

3 PKWT MJ
c. Menyalah gunakan asset dan peralatan milik perusahaan yang merupakan dibawah tanggung
jawabnya bukan untuk kepentingan perusahaan.
d. Melakukan usaha-usaha diluar perusahaan dan menjadikan perusahaan sebagai unsur
dalam usaha tersebut serta melakukan usaha sejenis baik langsung maupun tidak langsung
yang dapat menimbulkan pertentangan kepentingan (conflict of interest).
e. Tidak masuk bekerja selama 5 (lima) hari dalam sebulan tanpa keterangan yang jelas,
meskipun tidak berturut-turut tanpa ijin.
f. Bekerja ditempat lain tanpa sepengetahuan PIHAK PERTAMA pada jam kerja efektif,
sehingga mengganggu aktivitas perusahaan.
g. Mencuri atau menggelapkan uang atau barang dilingkungan kerja, baik terlibat secara
langsung maupun tidak langsung.
h. Menerima hadiah secara langsung maupun tidak langsung dapri PIHAK KETIGA yang
memungkinkan karena jabatan, kedudukan maupun tugas kerjanya.
i. Membocorkan atau membiarkan dengan sadar bocornya rahasia perusahaan dan atau
rahasia rumah tangga perusahaan.
j. Menyerang, menganiaya, mengancam, atau mengintimidasi teman sekerja atau pengusaha
ditempat kerja.
k. Mempengaruhi atau membujuk siapapun untuk melakukan perbuatan yang melanggar
hukum.
l. Tidur pada saat jam kerja
m. Memberikan keterangan palsu dan atau memalsukan dokumen atau surat penting lainnya.
n. Dengan ceroboh atau sengaja merusak, membiarkan dalam keadaan bahaya barang milik
perusahaan yang menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
o. Dengan ceroboh atau dengan sengaja membiarkan teman sekerja atau pengusaha dalam
keadaan bahaya ditempat kerja.
p. Membuat kegaduhan serta kekacauan ditempat kerja, sekalipun diluar jam kerja.
q. Mengadakan rapat/pertemuan ditempat kerja tanpa seijin dan tidak untuk kepentingan
perusahaan.
r. Mabuk atau berjudi ditempat kerja, sekalipun diluar jam kerja.
s. Tindakan atau kegiatan lainnya yang tidak saja dapat menimbulkan kerugian material bagi
perusahaan dan dapat merusak nama baik/citra perusahaan, sehingga berpengaruh terhadap
kelancaran usaha perusahaan.
t. Dengan sengaja atau karena kecerobohannya menghilangkan asset/milik perusahaan yang
menjadi tanggung jawabnya.
u. Pengundurkan diri yang tidak sesuai dengan prosedur pada pasal 9 ayat 2.
5. Apabila salah satu pihak mengakhiri hubungan kerja sebelum berakhirnya jangka waktu
perjanjian ini, maka pihak yang mengakhiri hubungan kerja ini diwajibkan membayar ganti rugi
kepada pihak lainnya sampai sebesar upah yang disepakati dalam perjanjian ini, sampai dengan
jangka waktu berakhirnya Perjanjian Kerja ini. Seperti yang tertuang dalam UU No. 13 Tahun 2003
Tentang Ketenagakerjaan pasal 62.

Pasal 10
HARI LIBUR, ABSEN, IJIN DAN PERLINDUNGAN TERHADAP PEREMPUAN
1. PIHAK KEDUA diliburkan pada hari Libur Resmi(Libur Nasional) yang ditetapkan dalam peraturan
pemerintah dengan pembayaran gaji/upah kerja penuh, apabila ada pekerjaan yang sifatnya harus
dijalankan terus pada hari libur tersebut, maka PIHAK KEDUA wajib menjalankan kerja lembur.
2. PIHAK KEDUA diijinkan tidak masuk kerja dengan pembayaran gaji/upah kerja penuh, apabila :
a. Sakit yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Dokter.
b. Istri melahirkan : 2 hari
c.Pegawai sendiri menikah : 3 hari
d. Menyunat/membaptis anak : 2 hari
e. Saudara kandung menikah : 1 hari
f. Ujian akhir Sarjana / Pasca Sarjana : 1 hari
g. Pernikahan anak karyawan : 2 hari
h. Anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia : 1 hari
i. Anggota keluarga meninggal dunia : 2 hari
(Suami, Istri, Orang Tua, Mertua, atau Anak)
3. Ijin yang dimaksud pada ayat 2 sub b, c pasal ini paling lambat diajukan oleh PIHAK KEDUA 7
(tujuh) hari sebelumnya.
4. Bagi perempuan, perusahaan memberikan perlindungan terhadap perempuan dalam kondisi-
kondisi yang berkaitan dengan kodrat perempuan adalah :

4 PKWT MJ
a. Karyawan perempuan berhak memperoleh istirahat selama 1,5 (satu setengah) bulan,
sebelum saatnya melahirkan anak dan 1,5 (satu setengah) bulan berikutnya setelah
melahirkan menurut perhitungan Dokter Kandungan atau Bidan (sesuai dengan kebutuhan
karyawan).
b. Karyawan perempuan yang mengalami keguguran kandungan berhak memperoleh istirahat
1,5 (satu setengah) bulan sesuai dengan Surat Keterangan Dokter Kandungan atau Bidan.

Pasal 11
MUTASI / PEMINDAHAN
PIHAK KEDUA bersedia ditempatkan di lokasi kerja Perusahaan lainnya dikarenakan kebutuhan
Perusahaan, sesuai dengan Peraturan Perusahaan pasal 9 .

Pasal 12
GANTI RUGI KERUSAKAN
1. PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas kerusakan unit ataupun asset perusahaan yang
diakibatkan karena kelalaian prosedur penggunaan atau kesalahan pihak yang
mengoperasikan/human error (dalam hal ini karyawan), maka perusahaan berhak menuntut ganti
rugi kepada yang bersangkutan (karyawan).
2. Ganti rugi dapat dimintakan oleh PIHAK PERTAMA dari PIHAK KEDUA apabila kerusakan unit
ataupun kerugian tersebut melibatkan PIHAK KETIGA karena kelalaian / kesengajaan PIHAK
KEDUA.
3. Ganti rugi yang dimaksud ayat 1 & 2, setiap bulannya tidak lebih dari 50% dari upah/gaji
perbulannya.
4. Ganti rugi tersebut dapat disikusikan dengan PIHAK PERTAMA dalam hal bentuk dan cara
penggantiannya, dan jika PIHAK KEDUA tidak bersedia mengganti kerugian tersebut maka hal itu
dianggap sebagai Pengunduran Diri.

Pasal 13
PENUTUP
1. Dengan ditandatanganinya perjanjian kerja ini oleh kedua belah pihak, maka PIHAK KEDUA
menyatakan tidak lagi mempunyai ikatan kerja dengan pihak manapun, dan PIHAK KEDUA akan
bertanggung jawab atas setiap resiko atau perselisihan yang timbul serta membebaskan PIHAK
PERTAMA dari segala tuntutan.
2. Surat Perjanjian kerja ini dibuat dua rangkap dan di setujui oleh kedua belah pihak dengan sadar
dan tanpa paksaan dari pihak manapun.
3. Surat Perjanjian Kerja ini dapat diubah dan diperbaiki apabila dikemudian hari sternyata ada
kekeliruan atau kesalahan dalam pembuatannya.
4. Apabila terdapat perbedaan penafsiran dalam surat perjanjian kerja ini,maka semua akan
diselesaikan lebih dahulu dengan musyawarah untuk mufakat antara kedua belah pihak, sebelum
permasalahan tersebut dilanjutkan ke Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Sangatta. Bila tidak terdapat
penyelesaian maka permasalahan akan diteruskan kepada pihak yang lebih tinggi, baik kepada
Dinas Tenaga Kerja Provinsi atau pada Pengadilan Hubungan Industrial.
5. Hal-hal lain yang belum tercantum didalam perjanjian kerja ini akan diatur kemudian sesuai
dengan ketentuan yang berlaku umum, dan apabila terjadi perselisihan maka kedua belah pihak
menyepakati akan menyelesaikannya dengan cara musyawarah untuk mufakat.

Dikeluarkan di: ……………………


Pada Tanggal : ……………………

PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,

SUGIYANTO ……………………….
General Manager Karyawan

RINGKASAN AGGREMENT

5 PKWT MJ
1. Jam kerja sesuai jam kerja yang diatur oleh site masing-masing.
2. Tidak masuk kerja /absen, dan ijin yang tidak di bayar dalam bulan berjalan otomatis insentif tidak
dibayar.
3. Perhitungan ketidak hadiran yang tidak dibayarkan :
- Pemotongan atas Gaji Pokok THP x 1 / 173 x Jam Kerja yang ditinggalkan.
4. Gaji pokok sebesar yang tercantum dalam kontrak kerja.
5. Pembayaran gaji dibayarkan lewat bank dan paling lambat setiap minggu pertama bulan berikutnya
setiap bulannya.

Saya telah membaca dan mengerti dengan ringkasan aggrement tersebut diatas dan saya menyetujui
dengan ringkasan aggrement tersebut.

Bontang, ……………………………
Saya bertanda tangan

……………………………………………

SURAT PERJANJIAN

6 PKWT MJ
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : ……………………………………………………..
Jabatan : ……………………………………………………..
Nomor KTP : ……………………………………………………..

Saya bersedia menerima warning atau peringatan secara tertulis jika saya tidak masuk bekerja / absen
tanpa keterangan yang bisa diterima oleh menagement perusahaan :
a. Jika saya tidak masuk kerja / absen untuk pertama kalinya sejak kontrak ini saya tanda tangani,saya
bersedia menerima warning 1 (satu)
b. Jika saya tidak masuk kerja / absen untuk kedua kalinya sejak kontrak ini saya tanda tangani,saya
bersedia menerima warning 2 (dua)
c. Jika saya tidak masuk kerja / absen untuk ketiga kalinya sejak kontrak ini saya tanda tangani,saya
bersedia menerima warning 3 (tiga)
d. Selanjutnya jika ada absen / atau pelanggaran lain akan diadakan Pemutusan Hubungan Kerja
(PHK) tanpa pembayaran sisa kontrak atau pesangon.
1. Jika saya terbukti membantah / menolak apa yang di perintahkan oleh atasan,saya bersedia
menerima peringatan / warning yang di tentukan oleh atasan.
2. Jika hasil Medical Check Up saya dinyatakan tidak sehat (unfid), saya bersedia di keluarkan tanpa
pembayaran sisa kontrak / pesangon.
3. Saya bersedia di keluarkan tanpa pembayaran sisa kontrak / pesangon jika saya terbukti
menghasut / memprovokasi karyawan dalam bentuk apapun, yang akibatnya aktivitas perusahaan
terhambat / terhenti, dengan tujuan menuntut sesuatu yang tidak jelas / bukan hak karyawan
kepada perusahaan. Atau menuntut sesuatu yang memang hak karyawan kepada perusahaan,
tapi tidak sesuai prosedur Undang-undang Ketenagakerjaan.

Bontang, ………………………….
Karyawan,

…………………………………..

Note : Masa berlaku warning / peringatan (lisan atau tulisan) adalah 3 bulan.
Setelah 3 bulan,warning / peringatan dianggap tidak berlaku / expired.

7 PKWT MJ

Anda mungkin juga menyukai