Yakkum Purwodadi
Nomor: 5023/PR-Kep.Dir/VIII/2015
Tentang : Kebijakan Pelayanan SDM Rumah Sakit Panti
Rahayu Yakkum Purwodadi
KEBIJAKAN PELAYANAN
SDM RUMAH SAKIT PANTI RAHAYU YAKKUM PURWODADI
A. KEBIJAKAN UMUM
1. Pelayanan Rumah Sakit Panti Rahayu Yakkum Purwodadi harus mematuhi undang-
undang dan peraturan yang berlaku dan memberikan respon terhadap setiap laporan
dari lembaga pengawasan dan regulator
2. Pelayanan rumah sakit di seluruh unit pelayanan harus selalu dilandasi dengan cinta
kasih, tidak membedakan suku, ras, agama, golongan, dan memperhatikan mereka
yang lemah dan kurang mendapat perhatian (option for the poor).
3. Pelayanan rumah sakit di seluruh unit pelayanan harus selalu berorientasi pada mutu
layanan, keselamatan pasien, dan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) bagi pasien,
keluarga dan masyarakat serta karyawan sesuai dengan Visi, Misi, Falsafah dan Tujuan
Rumah Sakit Panti Rahayu Yakkum Purwodadi.
4. Pelayanan rumah sakit di seluruh unit pelayanan harus selalu berfokus pada pasien
(patient centeredness) dengan melaksanakan akses ke pelayanan dan kontinuitas
pelayanan, memenuhi hak pasien dan keluarga, asesmen pasien, pemberian pelayanan
pasien, serta memberikan edukasi kepada pasien, keluarga dan masyarakat.
5. Pelayanan rumah sakit dilaksanakan selama 24 jam setiap hari, kecuali beberapa unit
pelayanan tertentu.
6. Setiap unit pelayanan harus menjalankan upaya peningkatan mutu melalui kegiatan
Plan-Do-Check-Action (PDCA).
7. Setiap unit pelayanan harus menjalankan kewaspadaan universal melalui kegiatan
pencegahan dan pengendalian infeksi yang menjangkau setiap pelayanan di rumah
sakit dan melibatkan berbagai individu.
8. Rumah sakit memberikan pelayanan terlebih dahulu tanpa memungut uang muka.
9. Rumah sakit bisa memberikan keringanan biaya untuk pasien yang kurang mampu.
10. Setiap pimpinan unit pelayanan harus mampu memberikan arahan, mengendalikan,
mengelola, dan memimpin unit pelayanan masing-masing untuk mencapai visi-misi
unit pelayanan maupun visi-misi rumah sakit.
11. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas rumah sakit wajib mematuhi ketentuan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan melakukan upaya untuk mengurangi
dan mengendalikan bahaya, resiko, mencegah kecelakaan dan cedera, dan memelihara
kondisi lingkungan dan keamanan, termasuk dalam penggunaan alat pelindung diri
(APD).
12. Semua individu yang terlibat dalam pelayanan rumah sakit wajib melakukan 6 (enam)
sasaran Keselamatan Pasien.
13. Peralatan di unit pelayanan harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi secara
teratur sesuai ketentuan yang berlaku dan selalu dalam kondisi siap pakai.
14. Penyediaan tenaga harus mengacu pada pola ketenagaan rumah sakit.
15. Semua petugas rumah sakit wajib memiliki ijin/ lisensi/ sertifikasi sesuai dengan
profesi dan ketentuan yang berlaku.
16. Setiap petugas rumah sakit harus bekerja sesuai standar profesi, standar kompetensi,
standar prosedur operasional, etika profesi, kode etik rumah sakit dan semua peraturan
rumah sakit yang berlaku.
17. Setiap unit pelayanan harus mampu mengelola data yang dapat dijadikan sebagai
sumber informasi dan pengambilan keputusan bagi kepentingan manajemen dan
pelayanan kepada masyarakat.
18. Setiap unit pelayanan harus berupaya memperoleh, mengolah dan menggunakan
informasi secara terintegrasi yang dikomunikasikan secara benar untuk meningkatkan
kesehatan pasien serta kinerja rumah sakit baik secara keseluruhan maupun individu.
19. Koordinasi dan evaluasi pelayanan disetiap unit pelayanan wajib dilaksanakan melalui
rapat rutin minimal 1 kali dalam satu bulan.
20. Semua unit pelayanan wajib membuat laporan harian, bulanan, semester dan tahunan
kepada manajemen rumah sakit.
21. Rumah sakit menjalankan program keselamatan pasien melalui 7 (tujuh) standar
keselamatan pasien, dan 7 (tujuh) langkah menuju keselamatan pasien rumah sakit.
22. Rumah sakit Panti Rahayu bukan rumah sakit yang ditunjuk untuk melaksanakan
Ponek dan pada saat ini sedang mempersiapkan untuk melengkapi SDM dan fasilitas
Ponek, terkait Ponek RS. Panti Rahayu melaksanakan pelayanan yang meliputi :
penanganan awal kasus kegawatan / emergency ibu dan bayi dan pelayanan rujukan ke
rumah sakit lain yang mampu memberikan pelayanan lebih lanjut.
23. Rumah sakit Panti Rahayu bukan rumah sakit yang ditunjuk untuk melakukan
pelayanan pasien dengan HIV/ AIDS, s3ehingga pelayanan yang diselenggarakan RS
Panti Rahayu meliputi pelayanan Voluntary Consulting dan Testing (VCT), pelayanan
rujukan HIV ke Rumah sakit lain yang ditunjuk melayani HIV / AIDS dan menerapkan
Universal Precoution terhadap pasien.
24. Rumah Sakit melaksanakan penanggulangan Tuberkulosa (TB) sesuai dengan pedoman
strategi DOTS.
25. Jika pelayanan yang dibutuhkan pasien tidak tersedia di rumah sakit, maka pasien
harus dirujuk ke rumah sakit lain yang bisa melayani setelah mendapat persetujuan
pasien/ keluarga.
26. Rumah sakit menghargai dan memenuhi hak pasien yang dilayani.
27. Seluruh karyawan rumah sakit berkewajiban menjaga dan melindungi rahasia medis
pasien yang dilayani.
28. Rumah sakit melakukan pengumpulan, validasi dan analisis data baik internal ataupun
eksternal untuk pengembangan pelayanan rumah sakit.
B. KEBIJAKAN KHUSUS
HRD adalah unit kerja/bagian yang merencanakan, memenuhi kebutuhan, mengarahkan,
mengendalikan, mengkoordinir dan mengevaluasi kegiatan SDM sebagai sumber daya
manusia yang ada di RS.Panti Rahayu dalam upaya mencapai tujuan tercapainya kegiatan
operasional pelayanan di RS.Panti Rahayu.
Kebijakan Kegiatan di HRD meliputi :
1. KEBIJAKAN PERENCANAAN DAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA
MANUSIA
a) Perencanaan SDM adalah suatu proses identifikasi dan analisis kebutuhan
sumber daya manusia .
b) Perhitungan beban kerja dilakukan oleh masing masing Gugus Tugas dengan
mempertimbangkan kompleksitas kebutuhan pasien, jenis pelayanan dan
teknologi yang dipergunakan.
c) Hasil perhitungan beban kerja pada masing masung gugus tugas disusun dalam
bentuk pola ketenagaan gugus tugas, didalamnya meliputi : data tenaga saat
ini, dan data tenaga yang seharusnya.
d) Dalam perencanaan sumber daya manusia, bagian HRD menyusun dan
menetapkan pola ketenagaan SDM yang dibutuhkan dalam bentuk MPP (Man
Power Plan)
e) Pola Ketenagaan dievaluasi dan ditindaklanjuti setiap 1 tahun sekali.
Direktur,