Anda di halaman 1dari 18

PERJANJIAN KERJASAMA

PENYEDIA JASA TENAGA KERJAKERAJA (PJTK) ANTARA KANTOR PERWAKILAN


BANK INDONESIA SOLO
DENGAN
PT. PERSONA PRIMA UTAMA ( PPU) JL.DR SAHARJO No.60 EG JAKARTA
Nomor: 17/ 97 /DLP/PL-1/SLO

Perjanjian Kerjasama Penyedia Jasa Tenaga Kerja (PJTK) (selanjutnya disebut “Perjanjian”)
ini dibuat dan ditandatangani di Solo, pada tanggal dua puluh sembilan bulan April tahun dua
ribu lima belas oleh dan antara para pihak yang namanya tercantum di bawah ini:

1. Ismet Inono : Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo, bertempat


tinggal di Jl.Jenderal Sudirman No.15 Solo,Sesuai Keputusan
Gubernur KEP.15/69/KEP.GBI/DSDM/INTEREN/2013 tanggal 31
Mei 2013 dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut untuk
dan atas nama Bank Indonesia Solo selanjutnya disebut “Pihak
Pertama”

2. Husin Faisal : Pemimpin Perwakilan Semarang & Yogyakarta, bertempat


tinggal di Yogyakarta, sesuai Surat Kuasa Khusus
No.2/PPU/LGL/PWKL/240/14 tanggal 23 April 2015 dalam hal ini
bertindak dalam jabatannya tersebut untuk dan atas nama PT
Persona Prima Utama (PPU ) selanjutnya disebut “Pihak Kedua “
Pihak Pertama dan Pihak Kedua (selanjutnya secara bersama-sama disebut “Para Pihak”,
dan secara masing-masing disebut “Pihak”) dengan ini terlebih dahulu menerangkan hal-hal
sebagai berikut:
1. bahwa Pihak Pertama telah mengundang Pihak Kedua untuk mengikuti rapat penjelasan
Pemilihan Langsung melalui Surat No.17/53/DLP/PL-1/Slo tertanggal 18 Maret 2015
(untuk selanjutnya disebut “Surat Undangan”);
2. bahwa Pihak Pertama telah menyampaikan kepada Pihak Kedua Rencana Kerja dan
Syarat-Syarat (RKS) pada tanggal 27 Maret 2015
3. bahwa Pihak Pertama telah mengadakan Rapat Penjelasan (Aanwijzing) yang dihadiri
oleh Pihak Kedua sesuai Berita Acara tertanggal 27 Maret 2015 (untuk selanjutnya
disebut “Berita Acara Rapat Penjelasan”);
4. bahwa Pihak Kedua telah mengajukan kepada Pihak Pertama Dokumen Penawaran
Pemilihan langsung dengan Surat No PPU/JGY/0256 tanggal 6 April 2015 (untuk
selanjutnya disebut “Dokumen Penawaran”);
5. bahwa Pihak Pertama dan Pihak Kedua telah melakukan Rapat Klarifikasi dan
negosiasi teknis, administrasi, harga/biaya Pekerjaan atas Dokumen Penawaran
sebagaimana tertuang dalam Berita Acara Klarifikasi dan Negosiasi tertanggal 8 April
2015 (selanjutnya disebut “Berita Acara Klarifikasi Teknis dan Biaya”);
6. bahwa Pihak Pertama telah memberitahukan Pihak Kedua sebagai pemenang Pemilihan
Langsung melalui Surat No.17/85/DLP/Pl-1/Slo tertanggal 130 April 2015 (untuk
selanjutnya disebut “Surat Pemberitahuan Pemenang”);

1
7. bahwa Pihak Pertama telah memberitahukan Pihak Kedua sebagai pemenang Pemilihan
Langsung melalui Surat No.17/86/DLP/Pl-1/Slo tertanggal 23 April 2015 (untuk
selanjutnya disebut “Surat Penunjukan Pelaksana Pekerjaan ”);
8. bahwa Pihak Kedua menyatakan sanggup dan bersedia menerima penunjukan dari
Pihak Pertama.
Selanjutnya, Para Pihak telah sepakat mengadakan Perjanjian, dengan ketentuan dan syarat-
syarat sebagai berikut:
Pasal 1
DEFINISI
Istilah-istilah berikut dalam Perjanjian ini mempunyai arti seperti tercantum di bawah ini,
kecuali ditentukan lain dalam keterangannya:
(1) ”Berita Acara Rekonsiliasi” adalah berita acara yang dibuat setiap bulan,
ditandatangani oleh Pihak Pertama dan Pihak Kedua yang menyatakan bahwa
berdasarkan hasil pemeriksaan pelaksanaan pada bulan bersangkutan telah selesai
dilaksanakan oleh Pihak Kedua;
(2) ”Berita Acara Pemeriksaan Perlengkapan Kerja” adalah berita acara yang dibuat
dan ditandatangani oleh Pihak Pertama dan Pihak Kedua yang menyatakan bahwa
berdasarkan hasil pemeriksaan seluruh perlengkapan kerja dengan jumlah dan
spesifikasi yang telah ditetapkan dalam Dokumen Perjanjian telah
dipenuhi/disediakan oleh Pihak Kedua;
(3) ”Berita Acara Serah Terima Pekerjaan” adalah berita acara yang dibuat dan
ditandatangani bersama oleh Pihak Pertama dan Pihak Kedua yang menyatakan
bahwa Pihak Kedua telah menyelesaikan seluruh Pekerjaan dalam jangka waktu
pelaksanaan Pekerjaan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Perjanjian ini atau
Addendum Perjanjian ini;
(4) Biaya Pekerjaan” atau ”Management Fee” adalah kompensasi/imbalan atas jasa
pelaksanaan dan penyelesaian Pekerjaan yang merupakan prosentase dari Gaji Pokok
ditambah Tunjangan Khusus;
(5) ”Biaya Personil” adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan oleh Pihak Pertama
kepada Pihak Kedua terkait pengelolaan Pekerja, termasuk didalamnya
reimbursement atas pelaksanaan dan penyelesaian Pekerjaan, diluar Biaya;
(6) ”Dokumen Pengadaan” adalah dokumen tertulis yang diterbitkan oleh Pihak
Pertama sebagai bahan dan informasi bagi Pihak Kedua untuk mengajukan Dokumen
Penawaran yang terdiri dari :
a. Undangan mengikuti Rapat Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing);
b. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS);
c. Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan;
d. Berita Susulan (bila ada).
(7) ”Dokumen Penawaran” adalah dokumen tertulis yang diajukan oleh Pihak Kedua
kepada Pihak Pertama yang berisi dokumen penawaran dengan rincian teknis,
administrasi, harga/biaya Pekerjaan;
(8) “Dokumen Perjanjian” adalah dokumen tertulis yang terdiri dari:
a. Perjanjian ini beserta lampirannya;
b. Dokumen Pengadaan beserta lampirannya;

2
c. Dokumen Penawaran beserta lampirannya;
d. Berita Acara Pembukaan Sampul;
e. Berita Acara Klarifikasi Teknis dan Biaya;
f. Surat Pernyataan (apabila diperlukan);
g. Surat Pemberitahuan Pemenang; dan
h. Surat Penunjukan Pemenang.
(9) ”Hari”, ”Minggu”, ”Bulan” dan ”Tahun” adalah hari, minggu, bulan dan tahun
menurut perhitungan kalender; ”Hari Kerja” adalah hari Senin sampai dengan hari
Jum’at, kecuali ditentukan sebagai hari libur oleh Pemerintah;
(10) “Lokasi Pekerjaan” adalah lokasi penempatan Pekerja yang ditentukan oleh Pihak
Pertama;
(11) “Pekerjaan” adalah menyediakan Pekerja dan perlengkapan pendukungnya sesuai
klasifikasi yang ditentukan oleh Pihak Pertama;
(12) ”Pekerjaan Tambah/Kurang” adalah 1) Menambah atau mengurangi jumlah, uraian
tugas, kualifikasi, dan lokasi kerja Pekerja yang tercantum dalam Perjanjian; 2)
Mengurangi atau menambah jenis pekerjaan; dan/atau 3) Melaksanakan pekerjaan
tambah yang belum tercantum dalam Perjanjian yang diperlukan untuk menyelesaikan
seluruh Pekerjaan;
(13) ”Pekerja” adalah Personel Pelaksana Pekerjaan atau orang yang bekerja kepada
Pihak Kedua dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain yang memenuhi
persyaratan dan ketentuan dalam Perjanjian ini dan ditugaskan untuk bekerja di
Lokasi Pekerjaan;
(14) ”Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)” adalah dokumen tertulis yang
diterbitkan oleh Pihak Pertama yang terdiri dari syarat-syarat umum, syarat-syarat
teknis dan syarat-syarat administrasi yang memuat penjelasan-penjelasan dan
persyaratan dalam melaksanakan Pekerjaan;
(15) “Surat Perintah Perubahan” adalah perintah tertulis kepada Pihak Kedua yang
dibuat dan ditandatangani oleh Pihak Pertama mengenai perubahan Pekerjaan.

Pasal 2
LINGKUP PEKERJAAN
(1) Pihak Pertama menunjuk dan memberikan Pekerjaan kepada Pihak Kedua dan Pihak
Kedua menerima penunjukan Pihak Pertama serta setuju untuk melaksanakan
Pekerjaan;
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan Pekerjaan dengan ruang lingkup sebagai berikut:
a. Menyediakan Pekerja yang terdiri dari:
1) Tenaga Pengamanan;
2) Tenaga Pengemudi;
dengan uraian tugas, kualifikasi, jumlah dan lokasi sebagaimana disebutkan dalam
Perjanjian ini;
b. Melakukan pengelolaan Pekerja termasuk pemantauan/monitoring, evaluasi
kinerja, dan rotasi atas persetujuan Pihak Pertama.
(3) Dalam melaksanakan Pekerjaan sebagaimana ayat (2) Pasal ini, Pihak Kedua wajib:

3
a. Menyediakan 2 (dua) orang Koordinator Pekerjaan untuk menjamin
kelancaran pelaksanaan Pekerjaan dengan uraian tugas dan kualifikasi
sebagaimana Perjanjian ini;
b. Pihak Kedua bersedia menerima Pekerja yang telah bekerja sebelumnya pada
Perusahaan Penyedia Jasa Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Pihak Pertama di
lokasi Pihak Pertama untuk melaksanakan pekerjaan sebagaimana yang
disebutkan pada ayat (2) Pasal ini.

Pasal 3
JANGKA WAKTU PERJANJIAN

(1) Jangka waktu Perjanjian ini adalah 1 (satu) tahun, terhitung sejak tanggal 1 Mei 2015
sampai dengan tanggal 30 April 2016;
(2) Pada saat jangka waktu Perjanjian berakhir Pihak Kedua wajib:
a. Menyelesaikan dan membayarkan seluruh hak Pekerja termasuk perhitungan dan
pembayaran lembur Pekerja pada Bulan terakhir;
b. Menyerahkan seluruh data dan informasi yang dimiliki Pihak Kedua terkait
Pekerjaan, Pekerja, termasuk data BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan, kepada
Penyedia Jasa Tenaga Kerja baru yang ditunjuk oleh Pihak Pertama, selambat-
lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum berakhirnya Perjanjian.

(3) Serah terima Pekerjaan dilaksanakan setelah seluruh kewajiban Pihak Kedua
sebagaimana disebutkan dalam ayat (2) Pasal ini selesai dilaksanakan, yang
dibuktikan dengan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan;

(4) Jangka waktu sebagaimana disebutkan dalam ayat (1) Pasal ini dapat diperpanjang
sesuai kesepakatan tertulis oleh Para Pihak yang dituangkan dalam Addendum
Perjanjian yang ditandatangani sebelum jangka waktu tersebut berakhir.

Pasal 4
WAKIL YANG BERWENANG
(1) Pihak Kedua wajib menunjuk minimal 1 (satu) orang wakilnya sebagai Koordinator
yang akan ditempatkan di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo, yang diberi tugas
dan wewenang/kuasa penuh untuk mewakili Pihak Kedua dalam berhubungan
langsung dengan Pihak Pertama, bertanggung jawab penuh, menguasai permasalahan
serta sanggup memimpin pelaksanaan Pekerjaan termasuk melakukan pengawasan
dan pembinaan terhadap kelancaran pelaksanaan Pekerjaan yang membawahi seluruh
Pekerja;

4
(2) Jika Koordinator dimaksud dinilai kurang mampu memenuhi uraian tugas
sebagaimana Perjanjian ini, maka Pihak Pertama berhak meminta penggantian
Koordinator. Pihak Kedua wajib memenuhi permintaan tersebut dengan tenaga yang
memiliki kualifikasi yang sama dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari kalender
sejak tanggal surat permintaan penggantian;
(3) Penggantian Koordinator dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu
kelancaran pelaksanaan Pekerjaan.
Pasal 5
HUBUNGAN ANTARA PARA PIHAK
(1) Masing-masing Pihak sepakat bahwa salah satu Pihak bukan agen atau perwakilan
resmi Pihak yang lain, untuk tujuan apapun, bukan pula dianggap sebagai pemberian
atau pelimpahan segala macam kewenangan atau hak keagenan dari Pihak yang satu
kepada Pihak yang lain;

(2) Pihak Kedua harus bekerja sama dengan Pihak Pertama dalam suatu hubungan kerja
sama yang erat dan setuju untuk tidak melakukan tindakan-tindakan yang secara
langsung maupun tidak langsung dapat merusak nama baik Pihak Pertama.
Pasal 6
HAK DAN KEWAJIBAN
(1) UMUM
a. Pihak Kedua berhak :
1) Menerima data dan informasi yang relevan dan dibutuhkan dalam pelaksanaan
Pekerjaan;
2) Menerima pembayaran Biaya Pekerjaan dan Biaya Personil sesuai syarat dan
ketentuan yang ditetapkan dalam Perjanjian ini;
3) Mengajukan usulan kenaikan Biaya Personil berdasarkan peraturan yang
dikeluarkan oleh Pemerintah seperti ketentuan mengenai kenaikan upah
dan/atau jaminan sosial BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.
b. Pihak Kedua wajib :
1) Melaksanakan Pekerjaan sesuai dengan ruang lingkup dan syarat-syarat serta
ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Dokumen Perjanjian dan/atau
ketentuan lain yang ditentukan secara tertulis oleh Pihak Pertama;
2) Memastikan Pekerja mengetahui, memahami dan melaksanakan pekerjaan
sesuai dengan uraian tugas sebagaimana Perjanjian dan Standard Operating
Procedure (SOP) yang ditetapkan dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
(RKS);
3) Memeriksa keadaan Lokasi Pekerjaan dan menyerahkan rencana Pekerjaan
kepada Pihak Pertama;
4) Mengusulkan Standard Level of Agreement (SLA) atas pelaksanaan Pekerjaan
untuk kemudian disepakati bersama dengan Pihak Pertama;
5) Mendaftarkan Perjanjian ini kepada instansi yang berwenang di bidang
ketenagakerjaan setempat;

5
6) Mencatatkan Perjanjian Kerja antara Pihak Kedua dengan Pekerja kepada
instansi yang berwenang di bidang ketenagakerjaan setempat;
7) Atas biayanya sendiri, mengambil langkah-langkah dan tindakan-tindakan
yang perlu untuk mencegah timbulnya kerugian terhadap benda-benda milik
Pihak Pertama dan pihak lain yang terletak di Lokasi Pekerjaan;
8) Bertanggung jawab atas semua kerugian dan tuntutan-tuntutan Pihak Pertama
serta pihak lainnya sehubungan dengan pelaksanaan Perjanjian ini, yang
disebabkan oleh kesalahan dan/atau kelalaian Pihak Kedua, Pekerja, ataupun
pihak lain yang bekerja untuknya;
9) Menyelesaikan sendiri segala perselisihan industrial, gugatan atau kasus yang
berhubungan dengan aspek ketenagakerjaan yang terjadi pada atau antara
Pihak Kedua dengan Pekerja dan/atau pihak lainnya dengan tidak melibatkan
Pihak Pertama;
10) Bertanggung jawab atas kecelakaan kerja yang terjadi pada Pekerja selama
berlangsungnya jangka waktu Pekerjaan;
11) Membuat dan menyerahkan laporan kepada Pihak Pertama, yang terdiri dari:
i. Laporan Pendahuluan, paling lambat 5 (lima) Hari Kerja setelah
tanggal dimulainya Pekerjaan;
ii. Laporan Bulanan, paling lambat bersamaan dengan pengajuan
pembayaran Pekerjaan;
iii. Laporan Caturwulan, paling lambat di tanggal terakhir tiap caturwulan;
iv. Laporan Akhir, paling lambat 14 (empat belas) Hari Kerja sebelum
Perjanjian ini berakhir;
v. Laporan insidentil atau laporan lainnya pada saat diminta karena
adanya kebutuhan Pihak Pertama.

c. Pihak Pertama berhak :

1) Melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan Pekerjaan / kinerja


Pihak Kedua dalam melaksanakan Pekerjaannya dan berhak untuk
memberikan instruksi dan/atau teguran guna memperbaiki kinerja Pihak
Kedua;
2) Memberikan sanksi berupa Surat Peringatan kepada Pihak Kedua apabila
Pihak Kedua tidak memperbaiki kinerjanya setelah mendapat teguran;
3) Menetapkan denda apabila Pihak Kedua melakukan kelalaian;

4) Meminta laporan secara tertulis tentang pelaksanaan Pekerjaan dan hasil kerja
Pihak Kedua.

d. Pihak Pertama wajib :

1) Melaporkan kepada instansi yang berwenang di bidang ketenagakerjaan jenis


Pekerjaan yang akan dikerjakan oleh Pihak Kedua;

2) Membayar kepada Pihak Kedua atas jasa Pekerjaan yang telah dilakukan
Pihak Kedua.
6
e. Para Pihak wajib mentaati ketentuan-ketentuan Dokumen Perjanjian, peraturan
perundang-undangan dan kebijakan pemerintah yang berlaku di Indonesia,
termasuk namun tidak terbatas pada ketentuan ketenagakerjaan.

(2) INFORMASI DAN PERTEMUAN

a. Pihak Kedua wajib memberikan data dan informasi terkini mengenai Pekerjaan,
Pekerja dan/atau informasi lain sehubungan dengan pelaksanaan Perjanjian,
apabila diminta oleh Pihak Pertama;
b. Pihak Kedua wajib untuk hadir dalam rapat-rapat/pertemuan dengan Pihak
Pertama untuk membahas perkembangan Pekerjaan secara umum dan/atau hal-
hal lain yang dianggap perlu.

(3) PERIZINAN
a. Selama masa Perjanjian ini, Pihak Kedua memiliki dan wajib memastikan
keberlakuan dari seluruh izin, lisensi dan sertifikat yang diperlukan dalam rangka
melaksanakan kewajiban-kewajibannya sesuai dengan Perjanjian ini;
b. Pihak Kedua wajib mendaftarkan Perjanjian ini kepada instansi di bidang
ketenagakerjaan setempat dan menyerahkan bukti pendaftaran tersebut kepada
Pihak Pertama selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak Perjanjian ini
ditandatangani;
c. Segala biaya yang berkaitan dengan pengurusan perizinan tersebut menjadi
beban dan dibayar oleh Pihak Kedua.

(4) PENGUPAHAN
Pihak Kedua wajib membayar upah Pekerja termasuk hak-hak ketenagakerjaannya
tersebut sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Perjanjian ini dan/atau peraturan
perundang-undangan berlaku.

7
Pasal 7
PEKERJA

(1) Pihak Kedua wajib melaksanakan tahapan seleksi penerimaan Pekerja yang baru
masuk sesuai standar dari Pihak Pertama yang meliputi:
a. Seleksi administrasi;
b. Seleksi psikologi;
c. Seleksi wawancara, khusus untuk tahapan ini, Pihak Pertama wajib untuk
diikutsertakan; dan
d. Seleksi kesehatan.

(2) Pihak Pertama berhak melakukan penilaian kinerja Pekerja sekurang-kurangnya


mencakup kesesuaian kompetensi teknis dan perilaku dengan jenis pekerjaan,
kedisiplinan atau tingkat kehadiran, dan rekomendasi diberikan oleh pejabat Pihak
Pertama dalam waktu 2 (dua) kali setahun;

(3) Setiap akan dilakukan penggantian Pekerja, Pihak Kedua wajib menyampaikan
permohonan disertakan daftar kandidat Pekerja yang setidaknya memiliki kualifikasi
sama secara tertulis selambat-lambatnya 7 (tujuh) Hari kepada Pihak Pertama untuk
diwawancarai.
Pasal 8
PERLENGKAPAN PEKERJAAN
(1) Pekerja wajib menggunakan pakaian dan perlengkapan kerja yang ditentukan oleh
Pihak Kedua sebagaimana Perjanjian termasuk didalamnya penggunaan emblem
Pihak Kedua;
(2) Pihak Kedua akan memberikan pakaian dan perlengkapan kerja yang baru selambat-
lambatnya pada Bulan Februari 2016;

(3) Dalam hal terdapat penggantian atau penambahan Pekerja, Pihak Kedua wajib
memberikan pakaian dan perlengkapan kerja selambat-lambatnya 15 (lima belas) Hari
sejak Pekerja tersebut mulai bertugas;

(4) Pihak Kedua wajib memastikan Pekerja menggunakan pakaian dan perlengkapan
kerja yang ditetapkan dalam Perjanjian ini dalam melakukan pekerjaan di Lokasi
Pekerjaan;
(5) Pihak Kedua wajib menyampaikan contoh dan model bahan seragam serta
perlengkapan kerja lainnya yang akan digunakan untuk mendapat persetujuan Pihak
Pertama;
(6) Dalam hal terjadi ketidaksesuaian pakaian dan perlengkapan kerja baik dari sisi
jumlah maupun spesifikasi, Pihak Kedua wajib segera menggantinya sesuai dengan
yang telah disetujui Pihak Pertama.

8
Pasal 9
JAMINAN SOSIAL
(1) Pihak Kedua wajib mengikutsertakan seluruh Pekerja ke Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan Ketenagakerjaan;
(2) Selama kepesertaan Pekerja dalam BPJS Kesehatan belum aktif ,Pihak kedua wajib
menaggung biaya kesehatan Pekerja

Pasal 10
BIAYA PEKERJAAN dan BIAYA PERSONIL
(1) Besarnya Biaya Pekerjaan (management fee) yang harus dibayar oleh Pihak Pertama
kepada Pihak Kedua disepakati sebesar prosentase yang dihitung dari komponen gaji
pokok ditambah tunjangan khusus sebagaimana disebutkan dalam Perjanjian ;

(2) Management fee sudah termasuk biaya pelaksanaan rekrutmen/tes seleksi dan
pengeluaran lain sehubungan dengan operasional dan pengawasan pelaksanaan
Pekerjaan;

(3) Pihak kedua berhak mengajukan reimbursement kepada Pihak Pertama atas Biaya
Personil seperti biaya upah, lembur, seragam, pelaksanaan tes kesehatan bagi
kandidat yang diterima sebagai Pekerja untuk ditempatkan di Lokasi Pekerjaan, dan
Biaya Personil lain yang mungkin timbul sebagai akibat pelaksanaan Pekerjaan
berdasarkan persetujuan Pihak Pertama;

(4) Biaya Pekerjaan tersebut di atas sudah termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 10%;

(5) Biaya Pekerjaan bersifat mengikat Para Pihak selama berlakunya Perjanjian ini, dan
setiap perubahan harus disepakati secara tertulis oleh Para Pihak.
Pasal 11
CARA PEMBAYARAN

(1) Pembayaran Biaya Pekerjaan dan Biaya Personil dilakukan setiap Bulan dari Pihak
Pertama kepada Pihak Kedua dalam mata uang Rupiah dengan cara transfer ke
rekening bank yang ditunjuk oleh Pihak Kedua;

(2) Pihak Kedua akan mengajukan penagihan yang ditujukan kepada Pihak Pertama
dengan melampirkan dokumen penagihan sebagai berikut:
a. Kuitansi/surat tagihan 2 (dua) rangkap bermeterai cukup;
b. Asli Faktur Pajak (PPN) yang bernomor seri dari Direktorat Jenderal Pajak;
c. Salinan Bukti Setoran Iuran BPJS atas nama tenaga kerja yang ditempatkan di
Pihak Pertama;
d. Daftar pembayaran gaji, tunjangan dan pembayaran lainnya atas nama tenaga
kerja yang ditempatkan di Pihak Pertama;
e. Salinan slip gaji dan bukti pemotongan PPh Pasal 21 atas nama tenaga kerja yang
ditempatkan di Pihak Pertama; dan
f. Khusus pembayaran pada Bulan terakhir, wajib dilengkapi dengan Berita Acara
Serah Terima Pekerjaan dan exit clearance dari masing-masing Pekerja.

9
(3) Pada saat penagihan untuk pertama kalinya, Pihak Kedua wajib melampirkan salinan
Salinan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP);

(4) Dokumen penagihan wajib diserahkan oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama
selambat-lambatnya pada tanggal 10 (sepuluh) setiap Bulannya setelah Pihak Kedua
melakukan pembayaran gaji Pekerja, dan Pihak Pertama akan melakukan pembayaran
Biaya selambat-lambatnya 10 (sepuluh) Hari Kerja setelah diterima dengan benar oleh
Pihak Pertama;

(5) Pembayaran tagihan akan dilakukan Pihak Pertama setelah dilakukan rekonsiliasi data
bersama yang dibuktikan dengan Berita Acara Rekonsiliasi (dilakukan setiap Bulan
setelah Pihak Pertama menerima tagihan/invoice);

(6) Dalam hal tanggal jatuh tempo pembayaran jatuh pada hari libur nasional atau hari
libur Pihak Pertama, Pihak Pertama setuju bahwa pembayaran akan dilakukan paling
lambat pada Hari Kerja terakhir sebelum tanggal jatuh tempo yang jatuh pada hari
libur.
Pasal 12
PAJAK

(1) Pihak Kedua wajib menyetor Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sesuai ketentuan yang
berlaku dari setiap pembayaran Biaya yang dibayarkan Pihak Pertama sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 10;
(2) Pihak Kedua wajib menyerahkan kepada Pihak Pertama faktur pajak standar sebagai
tanda bukti bahwa telah diperhitungkan PPN;
(3) Pihak Pertama memotong Pajak Penghasilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dari management fee setiap tahapan pembayaran Biaya Pekerjaan kepada Pihak
Kedua sebelum ditambah PPN, dan menyetorkan ke rekening Kantor Kas Negara
untuk dan atas nama Pihak Kedua. Pihak Pertama menyerahkan bukti pemotongan
PPh kepada Pihak Kedua setelah ditandantangani Pejabat Pihak Pertama yang
berwenang.

Pasal 13
PEKERJAAN TAMBAH DAN PEKERJAAN KURANG

10
(1) Pekerjaan Tambah/Kurang yang menambah atau mengurangi jumlah, uraian tugas,
kualifikasi, dan lokasi kerja Pekerja yang tercantum dalam Perjanjian dilakukan
berdasarkan Surat Perintah Perubahan;
(2) Pekerjaan Tambah/Kurang yang menambah atau mengurangi jenis pekerjaan dan/atau
melaksanakan pekerjaan tambah yang belum tercantum dalam Perjanjian dilakukan
berdasarkan Addendum Perjanjian;
(3) Apabila Pekerjaan Tambah/Kurang dilakukan oleh Pihak Kedua tanpa Surat Perintah
Perubahan atau Addendum Perjanjian, maka segala akibat yang timbul menjadi
tanggung jawab Pihak Kedua dan Pihak Pertama berhak memutuskan Perjanjian ini
secara sepihak;
(4) Apabila terdapat Pekerjaan Tambah/Kurang, maka Biaya Pekerjaan yang dipakai
sebagai faktor penambah dan/atau pengurang adalah Biaya Pekerjaan yang dihitung
dari komponen management fee sesuai dengan jumlah Pekerja untuk melaksanakan
Pekerjaan Tambah dan Pekerjaan Kurang.
(5) Pekerjaan Tambah/Kurang yang menambah atau mengurangi jumlah, uraian tugas,
kualifikasi, dan lokasi kerja Pekerja yang tercantum dalam Perjanjian dilakukan
berdasarkan Surat Perintah Perubahan;
(6) Pekerjaan Tambah/Kurang yang menambah atau mengurangi jenis pekerjaan dan/atau
melaksanakan pekerjaan tambah yang belum tercantum dalam Perjanjian dilakukan
berdasarkan Addendum Perjanjian;
(7) Apabila Pekerjaan Tambah/Kurang dilakukan oleh Pihak Kedua tanpa Surat Perintah
Perubahan atau Addendum Perjanjian, maka segala akibat yang timbul menjadi
tanggung jawab Pihak Kedua dan Pihak Pertama berhak memutuskan Perjanjian ini
secara sepihak;
(8) Apabila terdapat Pekerjaan Tambah/Kurang, maka Biaya Pekerjaan yang dipakai
sebagai faktor penambah dan/atau pengurang adalah Biaya Pekerjaan yang dihitung
dari komponen management fee sesuai dengan jumlah Pekerja untuk melaksanakan
Pekerjaan Tambah dan Pekerjaan Kurang.

Pasal 14
LARANGAN PEMBERIAN KEUNTUNGAN

(1) Pihak Kedua dilarang menawarkan dan/atau memberi dan/atau setuju untuk
memberikan keuntungan dalam bentuk komisi, hadiah atau bentuk-bentuk pemberian
lainnya kepada pegawai dan/atau manajemen Pihak Pertama dengan maksud untuk
memeperoleh Pekerjaan atau memperlancar pelaksanaan pemenuhan Perjanjian;
(2) Dalam hal terjadi pelanggaran terhadap ketentuan ayat (1) Pasal ini Pihak Pertama
berhak untuk membatalkan Perjanjian secara sepihak dan biaya-biaya yang timbul
akibat pembatalan Perjanjian ini menjadi tanggung jawab Pihak Kedua disertai
tindakan penghapusan Pihak Kedua sebagai rekanan Pihak Pertama.

Pasal 15

11
JAMINAN

(1) Pihak Kedua menjamin bahwa Pihak Kedua merupakan badan hukum yang dibentuk
secara sah dan resmi berdasarkan hukum Negara Republik Indonesia sehingga
mempunyai kewenangan korporasi untuk menandatangani, memenuhi dan
melaksanakan Perjanjian ini;
(2) Pihak Kedua menjamin kepada Pihak Pertama bahwa selama berlangsungnya
Perjanjian ini, Pekerja tidak mempunyai ikatan kerja dan/atau bentuk perjanjian kerja
lainnya dengan perusahaan lain;
(3) Dalam hal dikemudian hari diketahui bahwa terdapat Pekerja yang melakukan ikatan
kerja dengan perusahaan lain, Pihak Pertama berhak untuk memutuskan Perjanjian ini
secara sepihak dengan mengirimkan pemberitahuan secara tertulis kepada Pihak
Kedua;
(4) Pihak Kedua menjamin bahwa Pihak Kedua termasuk seluruh Pekerja Pihak Kedua
akan mentaati ketentuan dalam Perjanjian ini, terutama mengenai kerahasiaan,
keamanan dan keselamatan kerja serta tata tertib yang berlaku di Pihak Pertama;
(5) Dalam hal hubungan kerja antara Pihak Kedua dengan Pekerja didasarkan atas
perjanjian kerja, maka Pihak Kedua menyatakan dan menjamin bahwa perjanjian
tersebut telah sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku;
(6) Pihak Kedua menjamin bahwa antara Pihak Kedua dan Pekerja memiliki perjanjian
kerja dan Pihak Kedua membebaskan Pihak Pertama dari segala klaim, tuntutan,
tindakan dan biaya-biaya yang timbul akibat adanya hubungan kerja antara Pekerja
dengan Pihak Kedua;
(7) Pekerja baik sewaktu masih bekerja maupun setelah tidak bekerja lagi, dimana
perlindungan dan kesejahteraan, syarat-syarat kerja serta perselisihan yang timbul
akan menjadi tanggung jawab dari Pihak Kedua.

Pasal 16
JAMINAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

(1) Pihak Kedua diwajibkan menyerahkan Bank Garansi sebagai jaminan pelaksanaan
Pekerjaan selambat-lambatnya 14 (empat belas) Hari sejak tanggal surat penunjukan
dari Pihak Pertama sebesar 5% (lima persen) dari management fee setahun yang telah
disepakati dan berlaku sampai dengan 60 (enam puluh) Hari setelah Perjanjian ini
berakhir;

(2) Jaminan pelaksanaan Pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini
diterbitkan oleh Bank Umum, dengan pernyataan bahwa penjamin (Bank) akan
memenuhi pembayaran, melepaskan hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-
benda si berhutang lebih dulu disita dan dijual untuk melunasi hutang-hutangnya
sesuai dengan Pasal 1832 Kitab Undang-undang Hukum Perdata;

(3) Pihak Pertama berhak mencairkan jaminan pelaksanaan Pekerjaan apabila:


a. Pihak Kedua mengundurkan diri sebelum jangka waktu pelaksanaan Pekerjaan
berakhir;
b. Terjadi pemutusan Perjanjian yang disebabkan kesalahan dan/atau kelalaian Pihak
Kedua sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini.

12
(4) Pihak Pertama akan mengembalikan surat Jaminan pelaksanaan Pekerjaan selambat-
lambatnya 60 (enam puluh) Hari setelah berakhirnya jangka waktu Perjanjian dan
Pihak Kedua telah menyelesaikan semua kewajibannya, termasuk menyerahkan
seluruh data dan informasi yang dimiliki Pihak Kedua terkait Pekerjaan, Pekerja,
termasuk data BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan, kepada pelaksana Pekerjaan
baru yang ditunjuk oleh Pihak Pertama.

Pasal 17
PENYERAHAN PEKERJAAN KEPADA PIHAK LAIN

(1) Pihak Kedua dilarang untuk dengan cara apapun menyerahkan/mengalihkan sebagian
atau seluruh tanggung jawab dan kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini kepada
pihak lain tanpa persetujuan tertulis dari Pihak Pertama;

(2) Kriteria dari pekerjaan yang dapat dilakukan penyerahan/pengalihan yaitu:


a. Pekerjaan yang sifat tuntutannya bukan bagian dari bisnis Pihak Kedua;
b. Pihak Kedua tidak memiliki kompetensi di bidang tersebut;
c. Secara teknis, sifat pekerjaan tersebut menuntut untuk dilakukan oleh pihak lain.

(3) Dalam hal Pihak Pertama memberikan persetujuannya, Pihak Kedua tetap
bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan yang
dilakukan oleh pihak yang menerima pengalihan dari Pihak Kedua;

(4) Dalam hal Pihak Kedua menyerahkan/mengalihkan sebagian atau seluruh tanggung
jawab dan kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini kepada pihak lain tanpa
persetujuan tertulis, maka Pihak Pertama berhak memutuskan Perjanjian ini secara
sepihak tanpa ada tuntutan ganti kerugian dari Pihak Kedua.

Pasal 18
KELALAIAN

Masing-masing Pihak dianggap lalai apabila:


a. Tidak memenuhi kewajiban-kewajiban;
b. Gagal melaksanakan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dari Perjanjian ini atau
gagal memenuhi kewajiban-kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini;
c. Bertindak tidak sesuai dengan persyaratan/ketentuan yang tercantum dalam Perjanjian
ini;
d. Terlambat menyelesaikan Pekerjaan tanpa alasan yang dapat diterima; atau
e. Menjadi bangkrut atau pailit, terlikuidasi, terdapat perintah pengampuan atau
administrasi yang diberikan kepadanya, melebur dengan krediturnya, atau
melanjutkan usaha di bawah pengampu, wali atau manajer untuk kepentingan
krediturnya, atau jika tindakan apapun dilakukan atau kejadian timbul yang (menurut
hukum yang berlaku) memiliki dampak yang sama dari tindakan atau kejadian
tersebut di atas.

13
Pasal 19
KERAHASIAAN

(1) Pihak Kedua setuju untuk memperlakukan setiap informasi, baik lisan maupun tulisan
atau dalam bentuk apapun juga, yang diperoleh dari Pihak Pertama sehubungan
dengan Perjanjian ini sebagai informasi rahasia dan hanya digunakan semata-mata
untuk keperluan pelaksanaan Perjanjian ini, kerahasiaan tersebut berlaku selama
jangka waktu berlakunya ataupun setelah berakhirnya Perjanjian ini.

(2) Ketentuan ini juga berlaku bagi tenaga kerja, vendor, pihak terafiliasi maupun pihak
ketiga lainnya yang berhubungan dengan Pihak Kedua.

(3) Pihak Kedua bertanggung jawab sepenuhnya atas segala kerugian yang dialami Pihak
Pertama sebagai akibat dari pengungkapan informasi sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) Pasal ini yang dilakukan oleh Pihak Kedua dan/atau pihak terafiliasi.
Pasal 20
SANKSI DAN PEMUTUSAN PERJANJIAN

(1) Apabila Pihak Kedua melakukan kelalaian sebagaimana disebutkan dalam Pasal 18
Perjanjian ini tanpa alasan yang dapat diterima oleh Pihak Pertama, maka Pihak
Kedua akan diberikan sanksi berupa Surat Peringatan yang dapat disertai denda
sebesar 1‰ (satu per seribu) per hari dari nilai kontrak, sampai kelalaian selesai
diperbaiki. Denda keterlambatan maksimal 5% (lima persen) atau 50 hari
keterlambatan;

(2) Apabila Pihak Kedua gagal/lalai/terlambat menyelesaikan Pekerjaan dan telah


mendapat 3 (tiga) kali Surat Peringatan maka Pihak Pertama dapat memutuskan
Perjanjian ini secara sepihak tanpa adanya kewajiban membayar ganti rugi kepada
Pihak Kedua;
(3) Apabila Pihak Kedua berada dalam proses pemeriksaan atas suatu tindak pidana yang
menyebabkan Pihak Kedua tidak dapat melaksanakan kewajibannya, maka Pihak
Pertama dapat memutuskan Perjanjian ini secara sepihak tanpa adanya Surat
Peringatan terlebih dahulu dan tanpa kewajiban membayar ganti rugi kepada Pihak
Kedua;
(4) Apabila terjadi pemutusan Perjanjian, maka Pihak Pertama dapat menunjuk pihak lain
untuk menyelesaikan sisa Pekerjaan. Dalam hal biaya penyelesaian sisa Pekerjaan
oleh pihak lain tersebut lebih besar daripada sisa biaya Pekerjaan yang diperjanjikan,
maka Pihak Kedua akan membayar selisih biaya sisa Pekerjaan tersebut;
(5) Para Pihak sepakat, bahwa selain pemutusan Perjanjian sebagaimana diatur dalam
Pasal ini, Pihak Pertama dengan alasan yang sewajarnya dan dapat diterima,
berdasarkan pertimbangan dan keputusannya sendiri, pada saat kapanpun, dapat
mengakhiri Perjanjian ini dengan menyampaikan pemberitahuan secara tertulis
kepada Pihak kedua dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) Hari sebelum tanggal
pengakhiran;

(6) Dalam hal terjadi pemutusan Perjanjian, maka:

14
a. Pihak Kedua wajib mengembalikan semua dokumen, bahan-bahan dan atribut
yang diberikan oleh Pihak Pertama atau menghancurkannya sesuai dengan
instruksi Pihak Pertama;
b. Pihak Kedua wajib membayar segala kewajiban yang menurut Perjanjian ini
menjadi beban Pihak Kedua;
c. Pihak Kedua hanya dapat menerima pembayaran Biaya setelah diperhitungkan
dengan pengenaan sanksi denda (jika ada), dan kewajiban yang menjadi tanggung
jawab Pihak Kedua;
d. Pihak Kedua Wajib mengembalikan segala biaya yang telah dibayarkan Pihak
pertama namun belum dikeluarkan Pihak Kedua,seperti uang pengakhirtan
hubungan kerja uang THR, biaya perlengkapan biaya pelatihan.
(7) Dalam hal terjadi pemutusan Perjanjian sebagaimana yang diatur dalam ayat (2) dan
(3) dalam Pasal ini, Pihak Kedua tidak diperkenankan mengikuti pengadaan barang
dan jasa yang diselenggarakan oleh Pihak Pertama selama jangka waktu yang
ditetapkan;
(8) Para Pihak dengan ini menyatakan mengesampingkan ketentuan Pasal 1266 dan Pasal
1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata terhadap Perjanjian ini, sepanjang
mengenai pemutusan Perjanjian harus melalui putusan hakim untuk alasan tersebut
diatas dan cukup dilakukan dengan pemberitahuan tertulis dari Pihak Pertama kepada
Pihak Kedua tanpa harus menunggu keputusan hakim.

Pasal 21
LAPORAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pihak Kedua wajib membuat dan menyerahkan laporan, yang sekurang-kurangnya terdiri
atas:
a. Laporan pendahuluan, merupakan laporan awal yang harus diserahkan oleh Pelaksana
Pekerjaan di awal masa pelaksanaan Pekerjaan. Laporan ini dimaksudkan untuk
melihat kesiapan Pihak Kedua dalam melaksanakan pekerjaan, minimal terdiri dari:
1) Program kerja yang direncanakan akan dilaksanakan selama masa pelaksanaan
Pekerjaan;
2) Jumlah, distribusi jadwal kerja dan jadwal penempatan/penugasan setiap Pekerja.

b. Laporan Bulanan, yang memuat laporan pelaksanaan Pekerjaan selama 1 (satu) Bulan
dan disampaikan bersamaan dengan pengajuan pembayaran pekerjaan yang disertai
dengan dokumen pendukung, antara lain jumlah Pekerja (termasuk perubahannya
apabila ada), bukti pembayaran penghasilan Pekerja, bukti keikutsertaan Pekerja
sebagai anggota BPJS ketenagakerjaan dan/atau kesehatan;

c. Laporan Caturwulan, yang memuat laporan pelaksanaan Pekerjaan selama 4 (empat)


bulan mengenai kinerja dalam pencapaian target sesuai tingkat layanan yang
ditetapkan oleh Pihak Pertama, yang disertai dengan usulan strategi peningkatan
kualitas pelaksanaan Pekerjaan yang akan datang, termasuk didalamnya hasil evaluasi
dan rekomendasi atas kinerja Pekerja;

d. Laporan Akhir Tahun, yang memuat laporan pelaksanaan Pekerjaan selama 1 (satu)
tahun mengenai kinerja dalam pencapaian target sesuai tingkat layanan yang
ditetapkan oleh Pihak Pertama, yang disertai dengan usulan strategi peningkatan

15
kualitas pelaksanaan Pekerjaan yang akan datang. Laporan tahunan sekurang-
kurangnya terdiri dari:
1) Laporan utama, yang memuat:
i. Analisa hasil kinerja dan asesmen terhadap aspek operasional pelaksanaan
Pekerjaan, termasuk prestasi kerja/perilaku kerja setiap Pekerja;
ii. Rekomendasi strategi peningkatan kualitas dalam pelaksanaan Pekerjaan yang
akan datang.
2) Laporan pendukung, merupakan kertas kerja dari kegiatan-kegiatan
yang dilakukan oleh Pekerja untuk melengkapi laporan utama.

e. Laporan Insidentil atau laporan lainnya yang diminta karena adanya kebutuhan Pihak
Pertama.

Pasal 22
KEADAAN MEMAKSA/FORCE MAJEURE

(1) Masing-masing Pihak dibebaskan dari tanggung jawab atas keterlambatan atau
kegagalan dalam memenuhi kewajibannya yang tercantum dalam Perjanjian ini, yang
disebabkan atau diakibatkan oleh keadaan memaksa;
(2) Keadaan memaksa adalah peristiwa-peristiwa yang secara langsung mempengaruhi
pelaksanaan Perjanjian, dan terjadi di luar kekuasaan dan kemampuan Para Pihak
untuk mengatasinya yaitu:
a. Bencana alam;
b. Bencana non alam (antara lain epidemi dan wabah penyakit);
c. Huru-hara;
d. Pemberontakan;
e. Perang;
f. Pemogokan;
g. Kebakaran;
h. Gangguan industri lainnya sebagaimana dinyatakan melalui keputusan bersama
antara menteri-menteri teknis terkait;
i. Peraturan Pemerintah mengenai keadaan bahaya, sehingga Pihak Kedua terpaksa
tidak dapat memenuhi kewajibannya atau menghentikan pekerjaannya; dan/atau
j. Peraturan Pemerintah mengenai ketenagakerjaan yang berlaku secara serta merta.

(3) Peristiwa-peristiwa dimaksud harus dibenarkan oleh Penguasa setempat, dan


diberitahukan secara tertulis oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama selambat-
lambatnya 14 (empat belas) Hari sejak terjadinya peristiwa dimaksud untuk disetujui
oleh Pihak Pertama;

(4) Apabila dalam waktu 30 (tiga puluh) Hari sejak diterimanya pemberitahuan
dimaksud, belum atau tidak ada keputusan dari Pihak Pertama, maka adanya peristiwa
tersebut dianggap telah disetujui;

(5) Jangka waktu yang ditetapkan dalam Perjanjian ini untuk pemenuhan kewajiban
Pihak Kedua yang tertimpa Keadaan Memaksa dapat diperpanjang sekurang-
kurangnya sama dengan jangka waktu terhentinya Perjanjian akibat Keadaan
Memaksa. Keterlambatan pelaksanaan Pekerjaan sebagai akibat Keadaan Memaksa
tersebut tidak dikenakan sanksi;

16
(6) Pada saat terjadinya Keadaan Memaksa, Perjanjian ini akan dihentikan sementara
hingga Keadaan Memaksa berakhir dengan ketentuan, Pihak Kedua berhak untuk
menerima pembayaran sesuai pelaksanaan Pekerjaan yang telah dilakukan.

Pasal 23
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

(1) Perbedaan pendapat atau perselisihan yang timbul diantara Para Pihak sehubungan
dengan pelaksanaan Perjanjian ini atau segala sesuatu sehubungan dengan
pelaksanaan Perjanjian, akan diselesaikan terlebih dahulu dengan musyawarah antara
Para Pihak;
(2) Apabila dalam musyawarah tidak tercapai kesepakatan dalam jangka waktu 30 (tiga
puluh) Hari, maka perselisihan itu akan diselesaikan melalui Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat;
(3) Ketentuan dalam Perjanjian tetap berlaku dan Para Pihak tetap menyelesaikan hak dan
kewajibannya masing-masing sampai perbedaan pendapat atau perselisihan tersebut
pada ayat (1) dalam Pasal ini mendapatkan penyelesaiannya yang telah mempunyai
kekuatan hukum yang tetap.

Pasal 24
KOMUNIKASI

(1) Segala surat-menyurat, pemberitahuan atau komunikasi yang diperlukan sehubungan


dengan pelaksanaan Perjanjian ini dilakukan secara tertulis dan dianggap telah
disampaikan kepada yang bersangkutan apabila ada tanda terima tertulis;
(2) Semua surat-menyurat, pemberitahuan dan/atau komunikasi sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) Pasal ini dialamatkan kepada:

PIHAK PERTAMA :
KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA
Jl. JENDERAL SUDIRMAN No.15 SOLO .
Telp. 0271-647755 Fax.0271-647132

PIHAK KEDUA :

Husin Faisal
PT Persona Prima Utama Jakarta (PPU)
Jl. Dr Saharjo No.60 EG Jakarta
Jl.Ring Road Timur Ruko Tandan No.C. 4
Yogyakarta 0274-451855 / 0274-451858.

Pasal 25
URUTAN PRESEDEN

Dalam hal terjadi kerancuan, perbedaan atau ketidakkonsistenan mengenai segala sesuatu
yang terdapat dalam Dokumen Perjanjian, maka urutan preseden berikut ini akan berlaku:
a. Perjanjian ini beserta lampirannya;
b. Berita Acara Klarifikasi Teknis dan Biaya;
17
c. Dokumen Pengadaan beserta lampirannya;
d. Dokumen Penawaran beserta lampirannya.

Pasal 26
LAIN – LAIN

(1) Hal–hal lain yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam Perjanjian ini dan/atau
segala perubahan terhadap Perjanjian ini akan ditetapkan tersendiri oleh Para Pihak
dan dibuat dalam suatu dokumen tertulis (Addendum) yang ditandatangani oleh Para
Pihak serta merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Perjanjian ini;

(2) Segala bentuk perjanjian atau kesepakatan baik lisan maupun tulisan yang dibuat oleh
Para Pihak sehubungan dengan hal-hal yang telah diatur dalam Perjanjian ini menjadi
tidak berlaku lagi dengan ditandatanganinya Perjanjian ini.

Demikian, Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) rangkap bermeterai cukup,
ditandatangani oleh Para Pihak dan masing-masing rangkap mempunyai kekuatan hukum
yang sama.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


KEPALA PERWAKILAN PT Persona Prima Utama
BANK INDONESIA Jakarta

Ismet Inono Husein Faizal


Deputi Direktur Husein Faizal

18

Anda mungkin juga menyukai