Anda di halaman 1dari 10

PERJANJIAN JASA PEKERJAAN

PEMELIHARAAN PERALATAN FITNES


[PEMBERI KERJA]
ANTARA
DENGAN
[PENERIMA KERJA]

No..............

Perjanjian Jasa Pekerjaan Pemeliharaan Peralatan Fitnes (untuk selanjutnya disebut


”Perjanjian”) ini, dibuat dan ditandatangani di ...... pada hari ....., tanggal ............
bulan...........tahun........... (....-....-.....), oleh dan antara :

I. [PEMBERI KERJA], berkedudukan di Kota ................, beralamat di ...............,


dalam hal ini diwakili oleh ........... selaku ........... berdasarkan Surat Kuasa
tanggal ............. yang dibuat dibawah tangan bermeterai cukup, dari dan oleh
karenanya sah mewakili Direksi bertindak untuk dan atas nama PT ..............
(untuk selanjutnya disebut “PIHAK PERTAMA”).

II. [PENERIMA KERJA], berkedudukan di Kota .................., beralamat


di..................Permai, dalam hal ini diwakili oleh ............ dalam jabatannya
selaku ........., dari dan oleh karenanya sah mewakili Direksi bertindak dan
untuk atas nama ............ (untuk selanjutnya disebut "PIHAK KEDUA").

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama untuk selanjutnya disebut
“PARA PIHAK” dan secara masing-masing untuk selanjutnya disebut “PIHAK”.

PARA PIHAK menerangkan terlebih dahulu hal-hal sebagai berikut :

a. Bahwa, PIHAK PERTAMA adalah ................. (untuk selanjutnya disebut


“............”).

b. Bahwa, PIHAK KEDUA adalah pihak swasta yang mempunyai usaha untuk
melakukan pekerjaan pemeliharaan peralatan fitnes.

c. Bahwa, PIHAK PERTAMA bermaksud untuk menunjuk PIHAK KEDUA dalam


melaksanakan Pekerjaan pemeliharaan peralatan fitnes yang berada di
........................, dan PIHAK KEDUA dengan ini setuju untuk menerima
penunjukan Pekerjaan tersebut berdasarkan Surat Perintah Kerja
(SPK) ................... tanggal ................

Sehubungan dengan hal-hal tersebut diatas, PARA PIHAK dengan ini sepakat untuk
mengadakan Perjanjian, dengan ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat yang
tercantum dalam pasal-pasal sebagai berikut :

PASAL 1
RUANG LINGKUP PEKERJAAN

1. PIHAK PERTAMA memberi tugas kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA
setuju dan sepakat menerima tugas tersebut dan bertanggung-jawab
sepenuhnya untuk melaksanakan Pekerjaan terhadap ... (......) unit peralatan
1
fitnes milik PIHAK PERTAMA di ..................sebagaimana dimaksud dalam
Lampiran-1 dari Perjanjian ini (untuk selanjutnya disbeut “Peralatan
Fitnes”).

2. PIHAK KEDUA berkewajiban melaksanakan pekerjaan pemeliharaan Peralatan


Fitnes sebagaimana dimaksud dalam Lampiran-2 dari Perjanjian ini (untuk
selanjutnya disebut “Pekerjaan”) sehingga operasional Peralatan Fitnes dapat
berjalan dengan baik dan beroperasi maksimal. Pemeriksaan rutin dilakukan
setiap 1 (satu) bulan 1 (satu) kali selama Jangka Waktu Perjanjian.

3. Biaya-biaya lain yang timbul karena penggantian suku cadang (spare part)
dan/atau perbaikan untuk hal-hal yang tidak tercakup dalam ayat 2 Pasal ini,
akan dibuatkan penawaran tersendiri oleh PIHAK KEDUA dan harus disetujui
terlebih dahulu oleh PIHAK PERTAMA yang dituangkan dalam bentuk PO atau
SPK sebagai dasar untuk melaksanakan Pekerjaan. Suku cadang untuk
Peralatan Fitnes harus disediakan oleh PIHAK KEDUA dalam kondisi siap pakai
(ready stock) dan PIHAK PERTAMA mendapatkan diskon sebesar 30 % (tiga
puluh persen) dari total harga atas setiap pembelian suku cadang (spare part)
dari PIHAK KEDUA.

4. Apabila ditemukan kerusakan pada Peralatan Fitnes, PIHAK KEDUA wajib


memperbaiki dan bila hendak melakukan penggantian/dan atau perbaikan suku
cadang (spare part) Peralatan Fitnes maka PIHAK KEDUA terlebih dahulu akan
mengajukan surat penawaran tersendiri dan harus meminta persetujuan
tertulis dalam bentuk PO atau SPK terlebih dahulu dari PIHAK PERTAMA.

5. PIHAK KEDUA harus segera memenuhi panggilan dalam waktu kurang 1 x 24


(satu kali dua puluh empat) jam, pk. ........ WIB - pk ........ WIB, apabila terjadi
kerusakan atau kegagalan operasi Peralatan Fitnes tanpa batas jumlah
panggilan. PIHAK PERTAMA dapat menghubungi :
- Kantor Pusat PT MULTIFIT LJ : .............
- Bapak .......... : ............
Selaku petugas yang ditunjuk oleh PIHAK KEDUA untuk menangani Peralatan
Fitnes.

6. PIHAK KEDUA hanya akan menerima perintah dari PIHAK PERTAMA dan wajib
melapor ke PIHAK PERTAMA atau petugas yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA.

7. Setiap kali kunjungan PIHAK KEDUA atas Pekerjaan, atau panggilan, maka
PIHAK KEDUA akan membuat laporan tertulis kepada PIHAK PERTAMA dalam
bentuk form service yang mencakup item Pekerjaan yang telah dilaksanakan
oleh PIHAK KEDUA (untuk selanjutnya disebut “Service Work Order”), PIHAK
PERTAMA akan memberikan tanda tangan persetujuan atas Service Work
Order tersebut dalam waktu 3 (tiga) hari kerja, apabila lebih dari 3 (tiga) hari
kerja, PIHAK PERTAMA belum menandatangani, maka dianggap untuk Service
Work Order tersebut telah disetujui oleh PIHAK PERTAMA.

PASAL 2
JANGKA WAKTU PERJANJIAN
2
1. Perjanjian ini berlaku selama ... (......) tahun terhitung sejak tanggal
............sampai dengan tanggal .......... (untuk selanjutnya disebut “Jangka
Waktu Perjanjian”), kecuali terjadi pengakhiran Perjanjian sebelum
waktunya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 dari Perjanjian ini.

2. Atas kesepakatan PARA PIHAK Jangka Waktu Perjanjian ini dapat diperpanjang
dengan ketentuan PIHAK KEDUA wajib memberitahukan maksudnya tersebut
secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya 30 (tiga puluh)
hari kalender sebelum berakhirnya Jangka Waktu Perjanjian sebagaimana
dimaksud ayat 1 Pasal ini. Apabila PIHAK PERTAMA menyetujui untuk
memperpanjang Jangka Waktu Perjanjian ini, maka PARA PIHAK akan
merundingkan kembali seluruh syarat-syarat dan ketentuan atas perpanjangan
Perjanjian ini.

PASAL 3
BIAYA PEKERJAAN DAN CARA PEMBAYARAN

Untuk jasa Pekerjaan yang dilakukan sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini, PARA
PIHAK sepakat biaya Pekerjaan dan cara pembayarannya akan dilaksanakan sebagai
berikut :

1. Biaya Pekerjaan pemeliharaan Peralatan Fitnes adalah sebesar


Rp. ............. (............... Rupiah) per bulan (untuk selanjutnya disebut "Biaya
Pekerjaan") atau seluruhnya sebesar Rp. ........... (................... Rupiah)
selama Jangka Waktu Perjanjian, belum termasuk Pajak Pertambahan Nilai
(PPN).

2. Biaya Pekerjaan tersebut sudah termasuk :


a. Pajak Penghasilan (PPh);
b. Panggilan darurat dalam Jam Operasional;
c. Ongkos kerja;
d. Gaji petugas PIHAK KEDUA;
e. Biaya transportasi petugas PIHAK KEDUA;
f. Biaya-biaya fluktuasi harga serta devaluasi, yang tidak memungkinkan
adanya eskalasi Biaya Pekerjaan ini.

3. Pembayaran Biaya Pekerjaan, uang penggantian suku cadang (spare part)


Peralatan Fitnes, dan biaya-biaya lain yang timbul berdasarkan Perjanjian ini
(jika ada), akan dilakukan dengan cara pemindahbukuan/ transfer ke rekening
PIHAK KEDUA, yaitu :

Bank : ..................
Cabang : ..................
Nomar rekening : ..................
Atas nama : ..................

dengan biaya transfer atau biaya provisi (bila ada), menjadi beban tanggung
jawab PIHAK KEDUA.
4. PIHAK PERTAMA akan melakukan pembayaran Biaya Pekerjaan sekaligus lunas
dimuka, uang penggantian suku cadang (spare part) Peralatan Fitnes, dan
biaya-biaya lain yang timbul berdasarkan perjanjian ini (jika ada) dalam waktu
3
14 (empat belas) hari kerja setelah PIHAK PERTAMA menerima berkas tagihan
(invoice) secara lengkap dan benar dari PIHAK KEDUA yang dilampiri :
a. Kuitansi;
b. Faktur pajak atas PPN;
c. Form Checklist atas keadaan Peralatan Fitnes
d. Surat Perintah Kerja
e. Service Work Order

5. Jika setelah batas waktu pembayaran, tagihan tersebut belum juga dilunasi,
maka PIHAK KEDUA berhak menghentikan Pekerjaan perbaikan dan
pemiliharaan berkala terhadap Peralatan Fitnes sebagaimana dimaksud dalam
Perjanjian ini dengan terlebih dahulu memberitahukan secara tertulis kepada
PIHAK PERTAMA.

6. Setiap perubahan nomor rekening tujuan pembayaran wajib diberitahukan


secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA. PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas
segala kerugian yang timbul akibat kelalaian PIHAK KEDUA apabila tidak
melakukan pemberitahuan perubahan rekening kepada PIHAK PERTAMA.

PASAL 4
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA

Dalam melaksanakan Pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian ini, PIHAK


PERTAMA mempunyai hak dan kewajiban sebagai berikut:

1. PIHAK PERTAMA berhak memeriksa hasil kerja PIHAK KEDUA dan apabila
masih ditemukan gangguan maupun kerusakan pada Peralatan Fitnes yang
disebabkan karena Pekerjaan tidak dilakukan secara maksimal, maka PIHAK
KEDUA wajib memperbaiki kembali tanpa tambahan biaya apapun.

2. PIHAK PERTAMA wajib menjaga Peralatan Fitnes dari kerusakan-kerusakan dan


memakai Peralatan Fitnes tersebut sebagaimana mestinya.

3. PIHAK PERTAMA wajib dengan sesegera mungkin memberitahukan kepada


PIHAK KEDUA apabila ditemukan suku cadang (spare part) yang tidak normal
dan tidak layak pakai, kinerja Peralatan Fitnes yang kurang normal serta
adanya gangguan-gangguan teknis yang ada dalam operasional Peralatan
Fitnes dan atau hal - hal lain yang dapat mengganggu keamanan dan
kenyamanan operasional Peralatan Fitnes.

4. Selama Jangka Waktu Perjanjian, PIHAK PERTAMA tidak diperkenankan


menunjuk siapapun selain PIHAK KEDUA, untuk mengerjakan apapun pada
Peralatan Fitnes, termasuk tiap-tiap komponen yang terdapat dalam Peralatan
Fitnes, kecuali apabila PIHAK KEDUA sejak dihubungi oleh PIHAK PERTAMA 2 x
24 (dua kali dua puluh empat) jam tidak juga datang untuk melakukan
perbaikan, maka biaya jasa perbaikan yang timbul akan dibebankan kepada
PIHAK KEDUA, dengan biaya maksimum adalah sebesar biaya pemeliharaan
Peralatan Fitnes per tahun dari Peralatan Fitnes yang mengalami kerusakan,
kecuali untuk penggantian suku cadang (spare part) Peralatan Fitnes
ditanggung oleh PIHAK PERTAMA.

4
PASAL 5
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA

Dalam melaksanakan Pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian ini, PIHAK


KEDUA mempunyai hak dan kewajiban sebagai berikut :

1. PIHAK KEDUA berhak menerima pembayaran Biaya Pekerjaan dan uang


penggantian suku cadang (spare part) Peralatan Fitnes sebagaimana dimaksud
Pasal 3 Perjanjian ini.

2. PIHAK KEDUA berkewajiban memelihara dan merawat Peralatan Fitnes seperti


tersebut pada Pasal 1 ayat 2 Perjanjian ini dengan baik dan PIHAK KEDUA
bertanggung jawab atas segala kerusakan-kerusakan yang diakibatkan karena
kesalahan atau kelalaian petugas service PIHAK KEDUA.

3. PIHAK KEDUA wajib menyediakan tenaga ahli, material dan peralatan yang
digunakan untuk melaksanakan Pekerjaan tersebut dan mempergunakan
bahan-bahan pelumas dan suku cadang sesuai standar dan kualitas yang
dibutuhkan Peralatan Fitnes.

4. PIHAK KEDUA wajib menjaga keselamatan para petugasnya di tempat


Pekerjaan dan diwajibkan mencegah bahaya yang mungkin timbul atas diri
petugasnya apabila terjadi kecelakaan.

5. PIHAK KEDUA wajib menjalankan Pekerjaan sesuai prosedur perawatan


berkala dan perbaikan Peralatan Fitnes yang memenuhi persyaratan perbaikan
dan pemeliharaan agar Peralatan Fitnes dapat beroperasi secara maksimal.

6. PIHAK KEDUA dalam melaksanakan Pekerjaan berkewajiban memberitahukan


kepada PIHAK PERTAMA dalam hal, apabila ditemukan suku cadang (spare
part) yang tidak normal, terlihat gejala aus dan tidak layak pakai, yang bisa
menyebabkan gangguan – gangguan teknis atau hal - hal lain yang dapat
mengganggu keamanan dan kenyamanan dalam penggunaan Peralatan Fitnes.

7. PIHAK KEDUA wajib mentaati jadwal pelaksanaan Pekerjaan yang telah diatur
bersama oleh PARA PIHAK.
8. Petugas PIHAK KEDUA wajib mentaati dan mematuhi peraturan yang berlaku
di lingkungan PIHAK PERTAMA, antara lain : menggunakan seragam, memakai
tanda pengenal, menjaga kebersihan, memasang signed untuk Peralatan
Fitnes yang akan di service, tidak menimbulkan kegaduhan, tidak minum
minuman beralkohol, merokok, menggunakan narkotik/ obat terlarang,
meludah, berjudi di lokasi kerja atau membawa senjata tajam yang bukan
merupakan bagian dari Pekerjaannya.
9. PIHAK KEDUA wajib melakukan perbaikan atau pembersihan barang - barang
di sekitar Peralatan Fitnes, apabila dibuktikan kerusakan, kotor, kena noda
yang terbukti akibat kesengajaan, kelalaian, dan keteledoran dari PIHAK
KEDUA, petugas atau orang suruhannya.
10. PIHAK KEDUA wajib memberitahukan 2 (dua) hari kerja sebelumnya atas
rencana kunjungan Pekerjaan kepada PIHAK PERTAMA agar dapat dilakukan
koordinasi dengan petugas yang ditunjuk PIHAK PERTAMA.

5
PASAL 6
KERUGIAN TERHADAP ORANG DAN HARTA BENDA

1. PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas setiap kerusakan sebagian maupun


seluruhnya dari sarana-prasarana di .................. yang diakibatkan oleh
kesalahan kerja atau kelalaian tenaga kerja/ petugas PIHAK KEDUA dalam
melaksanakan Pekerjaan, dan untuk itu PIHAK KEDUA wajib memperbaiki
seperti keadaan semula/ mengganti jenis yang sama/ setara, dimana
kehilangan atau kerusakan tersebut terbukti sebagai akibat/ disebabkan
kelalaian PIHAK KEDUA/ tenaga kerja/ petugas PIHAK KEDUA.
2. PIHAK KEDUA bertanggung jawab sepenuhnya dan mengganti seluruh
kerugian yang diderita PIHAK PERTAMA atas setiap kewajiban yang timbul/
terjadi secara hukum yang berakibat/ dianggap melukai orang lain maupun
menyebabkan kematian orang disebabkan baik langsung/ tidak langsung
karena pelaksanaan Pekerjaan/ kelalaian PIHAK KEDUA atau tenaga kerja/
petugas PIHAK KEDUA.
3. PIHAK KEDUA dengan ini menjamin dan membebaskan PIHAK PERTAMA dari
segala tuntutan, tagihan, dan/ atau gugatan yang diajukan oleh pihak ketiga,
dan PIHAK KEDUA dengan ini berjanji serta mengikat diri kepada PIHAK
PERTAMA untuk menanggung segala kerugian, kerusakan, beban, biaya,
pembayaran, pungutan dan/ atau pengeluaran dalam bentuk apapun
(termasuk jasa hukum) yang diderita/ dibebankan kepada atau telah
dikeluarkan oleh PIHAK PERTAMA.

PASAL 7
FORCE MAJEURE

1. Yang dimaksud dengan Force Majeure dalam Perjanjian ini adalah peristiwa
yang terjadi di luar kekuasaaan manusia pada umumnya dan tidak dapat
dihindari serta dicegah, yang bukan merupakan hasil perbuatan hukum PARA
PIHAK (selanjutnya disebut “Force Majeure”).
Termasuk dalam Force Majeure ini adalah :
a. Bencana alam, seperti gempa bumi, longsor, topan, banjir, yang
ditetapkan oleh pemerintah sebagai bencana nasional, perang, huru-
hara, pemogokan masal, serangan teroris, kebakaran dan/ atau revolusi;
b. Perubahan kebijakan pemerintah yang menyebabkan Perjanjian ini tidak
dapat dilaksanakan karena bertentangan dengan hukum yang mungkin
akan diberlakukan, termasuk namun tidak terbatas pada kebijakan dalam
bidang ekonomi dan keuangan (moneter).

2. PIHAK yang terkena dampak dari/ mengalami kejadian Force Majeure dapat
menangguhkan kewajiban dan/ atau haknya, sepanjang kewajiban dan hak
tersebut terhalang pelaksanaannya akibat kejadian Force Majeure dan pihak
termaksud telah memberitahukan pihak lainnya secara tertulis terlebih dahulu
tentang terjadinya keadaan Force Majeure tersebut selambat-lambatnya dalam
jangka waktu 14 (empat belas) hari terhitung sejak hari terjadinya keadaan
Force Majeure tersebut. PARA PIHAK selanjutnya akan membuat rencana ulang
pelaksanaan kewajiban-kewajibannya yang tertunda disertai dengan batas
waktu kesanggupan penyelesaian pelaksanaannya.

3. Pemenuhan kewajiban salah satu PIHAK terhadap PIHAK lainnya tidak dapat
6
dituntut bila ketidakmampuan memenuhinya disebabkan oleh Force Majeure.

4. Semua kerugian dan biaya yang diderita oleh salah satu PIHAK sebagai akibat
terjadinya Force Majeure bukan merupakan tanggung jawab PIHAK lainnya.

PASAL 8
PENGAKHIRAN PERJANJIAN SEBELUM WAKTUNYA

1. PARA PIHAK sepakat bahwa Perjanjian ini dapat diakhiri sebelum waktunya
bilamana salah satu pihak telah melanggar atau tidak memenuhi ketentuan
sebagaimana yang telah disepakati dalam Perjanjian ini, di mana untuk itu
pihak yang telah melanggar atau lalai memenuhi ketentuan dalam Perjanjian
ini, telah diberi surat teguran atau peringatan secara tertulis oleh pihak
lainnya, namun dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kalendar setelah surat
teguran atau peringatan tersebut tidak ada upaya perbaikan atau perubahan
yang dilakukan oleh pihak yang lalai tersebut.

2. Para Pihak sepakat apabila pengakhiran Perjanjian ini karena sebab


sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 Pasal ini, maka PIHAK KEDUA diwajibkan
untuk mengembalikan Biaya Pekerjaan yang sudah dibayarkan oleh PIHAK
PERTAMA sesuai dengan Jangka Waktu Perjanjian yang belum dijalani oleh
PIHAK KEDUA.

3. Sehubungan dengan pengakhiran terhadap Perjanjian ini, PARA PIHAK dengan


ini mengesampingkan ketentuan Pasal 1266 Kitab Undang - undang Hukum
Perdata Indonesia dengan demikian pengakhiran Perjanjian ini dapat dilakukan
sesuai dengan syarat dan ketentuan sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini
tanpa memerlukan adanya suatu putusan atau penetapan pengadilan atau
hakim yang berwenang.

PASAL 9
PEMBERITAHUAN

1. Setiap pemberitahuan, permintaan atau komunikasi lainnya antara PARA PIHAK


berdasarkan Perjanjian ini harus dilakukan secara tertulis (kecuali ditentukan
sebaliknya) dan akan disampaikan langsung, atau melalui jasa kurir ekspres,
atau faksimili yang dialamatkan kepada pihak terkait pada alamat yang
tarcantum di bawah ini, atau pada alamat lainnya yang diberitahukan oleh
PIHAK tersebut kepada PIHAK lainnya sebagai alamat surat-menyurat.

Apabila pemberitahuan, permintaan atau komunikasi lainnya dilakukan melalui


telepon maupun faksimili harus dikonfirmasikan secara tertulis dalam jangka
waktu selambat-lambatnya 2 x 24 jam ke alamat tersebut di bawah ini, atau
diantar langsung dan dianggap telah diterima oleh penerima pada tanggal
surat tersebut dikirimkan (jika diantar langsung atau faksimili), atau 2 (dua)
hari kerja setelah tanggal diposkan.

PIHAK PERTAMA
[PEMBERI KERJA]
Alamat : .......................
.......................
.......................
7
Telpon : .......................
Fax : .......................
U.p. : .......................

PIHAK KEDUA
[PENERIMA KERJA]
Alamat : .......................
.......................
.......................
Telpon : .......................
Fax : .......................
Fax : .......................
U.p. : .......................

2. Dalam hal terjadi perubahan alamat tersebut di atas atau alamat terakhir yang
tercatat pada masing-masing PIHAK, maka perubahan tersebut harus
diberitahukan secara tertulis kepada PIHAK lain dalam Perjanjian ini selambat-
lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah terjadinya perubahan alamat dimaksud.
Apabila perubahan alamat tersebut tidak diberitahukan, maka surat-menyurat
atau pemberitahuan-pemberitahuan berdasarkan Perjanjian ini dianggap telah
diberikan sebagaimana mestinya dengan dikirimnya surat atau pemberitahuan
itu dengan Pos "tercatat”, melalui perusahaan yang ditunjuk ke alamat di atas
atau alamat terakhir yang diketahui/ tercatat pada masing-masing PIHAK, dan
segala resiko yang timbul akibat perpindahan alamat yang tidak diberitahukan
secara tertulis menjadi tanggung jawab PIHAK yang pindah alamat tanpa
pemberitahuan tertulis.

PASAL 10
PENYELESAIAN PERSELISIHAN DAN DOMISILI HUKUM

1. Perjanjian ini dan segala akibat yang timbul karenanya tunduk pada Hukum
Republik Indonesia.

2. Setiap perselisihan yang mungkin timbul dalam pelaksanaan Perjanjian ini atau
bagian-bagian dari padanya akan diselesaikan oleh PARA PIHAK secara
musyawarah untuk mufakat.

3. Apabila dalam musyawarah tidak tercapai mufakat, maka PARA PIHAK sepakat
untuk menyelesaikan melalui pangadilan dan memilih domisili hukum yang
tetap pada Kantor Pengadilan Negeri ........................

PASAL 11
KETENTUAN LAIN-LAIN

1. Semua lampiran pada Perjanjian ini berikut dengan segala perubahannya dan
juga dokumen-dokumen lain yang dibuat dalam rangka pelaksanaan dari
Perjanjian ini merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari Perjanjian
ini.

8
2. Bilamana terdapat perbedaan penafsiran terhadap isi dan ketentuan dari
Perjanjian ini dengan isi dan ketentuan yang diatur dalam lampiran maupun
dokumen lainnya yang dibuat dalam rangka pelaksanaan Perjanjian ini, maka
PARA PIHAK sepakat untuk tunduk dan mentaati ketentuan yang diatur dalam
Perjanjian ini.

3. Seluruh pajak dan biaya-biaya yang timbul sehubungan dangan pelaksanaan


Perjanjian ini menjadi tanggung jawab masing-masing PIHAK sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

4. Kecuali ditentukan lain dalam Perjanjian ini, maka setiap penambahan dan atau
perubahan maupun pengesampingan ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian ini
baru akan berlaku dan mengikat PARA PIHAK apabila dibuat secara tertulis dan
ditandatangani oleh masing-masing pihak, dan merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahkan dari Perjanjian ini.

5. PIHAK PERTAMA hanya mengakui PIHAK KEDUA sebagai pihak dalam


Perjanjian ini dan tidak mengakui adanya pihak lain yang mengaku sebagai
yang turut berhak berdasarkan Perjanjian ini meskipun hal tersebut diakui oleh
PIHAK KEDUA.

6. Apabila dikemudian hari terdapat ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian ini


yang menjadi batal karena hukum atau dibatalkan menurut hukum yang
berlaku, maka PARA PIHAK sepakat bahwa dengan dibatalkannya salah satu
ketentuan tersebut tidak mengakibatkan batalnya seluruh ketentuan-ketentuan
lainnya, dan untuk itu PARA PIHAK sepakat untuk mengganti ketentuan yang
dibatalkan tersebut dengan suatu ketentuan lainnya, yang sedapat mungkin
tetap mengandung maksud dan tujuan dari ketentuan yang dibatalkan
tersebut.

7. PIHAK KEDUA dilarang mengalihkan sebagian atau seluruh kewajibannya


berdasarkan Perjanjian ini kepada pihak lain tanpa sepengetahuan dan
persetujuan tertulis dari PIHAK PERTAMA.

8. PIHAK KEDUA menjamin dan menyatakan dengan sesungguhnya


bahwa sehubungan dengan ditandatanganinya Perjanjian antara PIHAK
KEDUA dengan PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA tidak pernah atau tidak
akan pernah memberikan sesuatu dalam bentuk apapun, baik berupa
uang tunai dan/atau barang dan/atau dalam bentuk lainnya kepada
karyawan PIHAK PERTAMA atau pihak lain yang ditunjuk oleh PIHAK
PERTAMA, dan/atau melakukan sesuatu persekongkolan atau perjanjian
lain dengan karyawan PIHAK PERTAMA atau pihak lainnya yang ditunjuk
oleh PIHAK PERTAMA dengan maksud merugikan PIHAK PERTAMA,
PIHAK PERTAMA mengenai hal ini juga tidak akan dan tidak pernah
memberikan sesuatu kepada siapapun dan dalam bentuk apapun.

9. Perjanjian ini telah ditandatangani PARA PIHAK yang mempunyai wewenang


untuk itu, oleh karenanya PARA PIHAK dengan ini menyatakan dan menjamin
dan saling membebaskan pihak lainnya dari segala tuntutan/ gugatan atau
tagihan dari pihak manapun akibat tidak dipenuhinya kewenangan yang sah
sesuai ketentuan yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
9
Demikian untuk terikat secara hukum, Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani
oleh PARA PIHAK sebagaimana tersebut pada awal Perjanjian ini dan dibuat dalam
rangkap 2 (dua), masing-masing rangkap asli bermeterai cukup dan memiliki
kekuatan hukum yang sama.

PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,


[PEMBERI KERJA] [PENERIMA KERJA]

.......... .... .......... ....


............... ...............

Lampiran :
- Lampiran-1 : Peralatan Fitnes
- Lampiran-2 : Lingkup Pekerjaan

10

Anda mungkin juga menyukai