Anda di halaman 1dari 17

Discharge Planning atau

Perencanaan Pulang pasien

Ns.Hasian Leniwita,M.Kep
Pendahuluan
Discharge Planning merupakan suatu
proses dimulainya pasien mendapatkan
pelayanan kesehatan yg diikuti dgn
kesinambungan perawatan baik dalam
proses penyembuhan maupun dalam
mempertahankan derajat kesehatannya
sampai pasien merasa siap untuk
kembali ke lingkungannya.
Definisi
Discharge Planning adalah suatu proses yg
sistematis dalam pelayanan kesehatan utk
membantu pasien & keluarga dalam menetapkan
kebutuhan, mengimplementasikan serta
mengkoordinasikan rencana perawatan yg akan
dilakukan setelah pasien pulang dari rumah sakit
sehingga dapat meningkatkan atau
mempertahankan derajat kesehatannya (Zwicker
& Picariello, 2003).
TUJUAN(Nailor,1999)

Meningkatkan
Mencegah resiko perkembangan Menurunkan beban
kekambuhan kondisi kesehatan perawatan
pasien
Tujuan (Spath,2003)
1. Mempersiapkan pasien & keluarga secara fisik
& psikologis untuk pulang &beradaptasi
dengan perubahan lingkungan.
2. Mempersiapkan keluarga secara emosional
dan psikologis terhadap perubahan kondisi
pasien.
3. Memberikan informasi pada pasien & keluarga
sesuai kebutuhan mereka baik secara tertulis
maupun secara verbal.
lanjutan

4. Memfasilitasi kelancaran perpindahan &


meyakinkan bahwa semua fasilitas
kesehatan, lingkungan pasien telah siap
menerima kondisi pasien.
5. Meningkatkan kemandirian pasien dan
keluarga utk meningkatkan derajat kesehatan
pasien.
6. Memberikan kontinuitas perawatan antara
rumah sakit dengan lingkungan baru pasien
& menjalin komunikasi yg efektif.
Tahap-tahap Discharge Planning

Pengkajian
Mencakup pengumpulan & pengorganisasian data tentang pasien. Ketika melakukan
pengkajian kepada pasien, keluarga merupakan bagian dari unit perawatan, sebaiknya harus
aktif dilibatkan dalam proses discharge agar transisi dari rumah sakit ke rumah dapat efektif.
Elemen Penting yaitu:

Data Kesehatan Data Pribadi


Pemberi Keuangan dan Pelayanan yg dapat
Perawatan Lingkungan mendukung
Pengkajian meliputi:
1) Status fungsional (kemampuan dalam aktivitas
sehari-hari dan fungsi kemandirian).
2) Status kognitif (kemampuan pasien dalam
berpartisipasi dalam proses discharge planning
dan kemampuan mempelajari informasi baru).
3) Status psikologi pasien, khususnya pengkajian
terhadap depresi.
4) Persepsi pasien terhadap kemampuan perawatan
diri.
5) Kemampuan fisik dan psikologik keluarga dalam
perawatan pasien.
lanjutan

6) Kurangnya pengetahuan berkaitan kebutuhan


perawatan kesehatan setelah pulang.
7) Faktor lingkungan setelah pulang dari rumah sakit.
8) Kebutuhan dukungan formal dan informal keluarga
dalam memberikan perawatan yg benar & efektif.
9) Review pengobatan & dampaknya.
10) Akses ke pelayanan setelah pulang dari rumah
sakit
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan didasarkan pada
pengkajian discharge planning,
dikembangkan utk mengetahui kebutuhan
pasien & keluarga.
Keluarga sebagai unit perawatan memberi
dampak terhadap anggota keluarga yg
membutuhkan perawatan.
 Penting untuk menentukan apakah masalah
tersebut aktual atau potensial.
Perencanaan
Menurut Luverne & Barbara, (1988), perencanaan pemulangan pasien
membutuhkan identifikasi kebutuhan spesifik klien. Kelompok perawat berfokus
pada kebutuhan rencana pengajaran yg baik utk persiapan pulang pasien, disingkat
dengan METHOD, yaitu:
MMedication (obat):Pasien sebaiknya mengetahui obat yg harus dilanjutkan
setelah pulang.
EEnvironment (Lingkungan):Lingkungan tempat klien akan pulang dari rumah
sakit sebaiknya aman. Pasien juga sebaiknya memiliki fasilitas pelayanan yg dibutuhkan
untuk kontinuitas perawatannya.
TTreatrment (pengobatan):Sebaiknya memastikan bahwa pengobatan dapat
berlanjut setelah klien pulang, yang dilakukan oleh klien atau anggota keluarga. Jika hal ini
tidak memungkinkan, perencanaan harus dibuat sehingga seseorang dapat berkunjung ke
rumah untuk memberikan keterampilan perawatan.
HHealth Teaching (Pengajaran Kesehatan): Pasien yg akan pulang sebaiknya
diberitahu bagaimana mempertahankan kesehatan. Termasuk tanda dan gejala yg
mengindikasikan kebutuhan perawatan kesehatan tambahan.
O Outpatient referral: sebaiknya mengenal pelayanan dari rumah sakit atau agen
komunitas lain yang dapat meningkatan perawatan yang kontinu.
DDiet: Sebaiknya diberitahu tentang pembatasan pada dietnya. Ia sebaiknya mampu
memilih diet yg sesuai untuk dirinya. 
Implementasi
• Implementasi adalah pelaksanaan rencana pengajaran & referral.
Seluruh pengajaran yang diberikan harus didokumentasikan pada
catatan perawat dan ringkasan pulang (Discharge summary). Instruksi
tertulis diberikan kepada pasien. Demonstrasi ulang harus
memuaskan. Pasien & pemberi perawatan harus memiliki keterbukaan
dan melakukannya dengan alat yg akan digunakan di rumah.

• Penyerahan home care dibuat sebelum klien pulang. Informasi tentang


pasien & perawatannya diberikan kepada agen tersebut. Seperti
informasi tentang jenis pembedahan, pengobatan (termasuk
kebutuhan terapi cairan IV di rumah), status fisik dan mental pasien,
factor sosial yg penting (misalnya kurangnya pemberi perawatan, atau
tidak ada pemberi perawatan) dan kebutuhan yg diharapkan oleh
pasien. Transportasi harus tersedia.
 Evaluasi
Evaluasi terhadap discharge planning adalah penting
dalam membuat kerja proses discharge planning.
Perencanaan dan penyerahan harus diteliti dengan
cermat untuk menjamin kualitas dan pelayanan yg
sesuai.
Evaluasi berjalan terus-menerus dan membutuhkan
revisi dan juga perubahan.

Evaluasi lanjut dari proses pemulangan biasanya


dilakukan seminggu setelah klien berada di rumah. Ini
dapat dilakukan melalui telepon, kuisioner atau
kunjungan rumah (home visit).
Keberhasilan program rencana pemulangan
tergantung pada 6 variabel:

1. Derajat penyakit
2. Hasil yang diharapkan dari perawatan
3. Durasi perawatan yang dibutuhkan
4. Jenis-jenis pelayanan yang diperlukan
5. Komplikasi tambahan
6. Ketersediaan sumber-sumber
Pelaksanaan Discharge Planning

1. Discharge planning merupakan proses


multidisiplin dalam memenuhi kebutuhan
pasien.
2. Prosedur discharge planning dilaksanakan
secara konsisten untuk semua pasien.
3. Pengkajian juga dilakukan terhadap keluarga
sebagai orang yg akan melanjutkan
perawatan.
4. Meyakinkan bahwa pasien dipindahkan ke
lingkungan yg aman dan memadai.
5. Menjamin adanya kontinuitas dalam perawatan
setelah pulang dari rumah sakit.
6. Discharge planning dimulai saat kontak pertama
dengan pasien.
7. Informasi tentang discharge planning disusun
berdasarkan hasil diskusi dan kesepakatan antara
tenaga kesehatan dengan pasien atau keluarga.
8. Keyakinan/kepercayaan pasien harus
dipertimbangkan dalam menyusun discharge
planning
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai