KEPERAWATAN HIPOPARATIROID
DEFINISI
Hipoparatiroid
adalah defisiensi
kelenjar paratiroid
dengan tetani sebagai
gejala utama.
Hipoparatiroidisme
adalah kondisi dimana
tubuh tidak membuat
cukup hormon paratiroid
atau parathyroid
hormone (PTH).
KLASIFIKASI
Hipoparatiroid dapat berupa hipoparatiroid neonatal, simpel
idiopatik hipoparatiroid, dan hipoparatiroid pascabedah.
Hipoparatiroid neonatal
lain :
b. Idiopatik, penyakit ini jarang dan dapat congenital atau didapat (acquired)
2). Hipomagnesemia
Laten tetani: Mati rasa, tingling, kram pada tangan dan kaki.
Gejala lain:
b) Perubahan tropik pada ectoderm: rambut jarang dan cepat putih, kulit
6. Hipotiroidisme
PENATALAKSANAAN MEDIS
Pemberian peparat parathormon parenteral dapat
dilakukan untuk mengatasi hipoparatiroidisme akut
disertai tetanus. Namun demikian, akibat tingginya
insidens reaksi alergi pada penyuntikan parathormon,
maka penggunaan preparat ini dibatasi hanya pada
hipokalsemia akut. Pasien yang mendapatkan
parathormon memerlukan pemantauan akan adanya
perubahan kadar kalsium serum dan reaksi alergi.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Untuk mendiagnosis hipoparatiroid, dokter akan melakukan wawancara
medis, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang, antara lain:
Pemeriksaan darah, untuk menilai kadar kalsium, fosfor, magnesium,
serta hormon paratiroid dalam tubuh.
Elektrokardiogram (EKG), untuk melihat kondisi detak jantung yang
dapat terganggu akibat rendahnya kadar kalsium.
Foto Rontgen dan tes kepadatan tulang (bone densitometry), untuk
melihat efek kalsium yang rendah pada tulang.
Pemeriksaan kondisi gigi pada anak-anak, untuk mendeteksi gangguan
atau keterlambatan dalam pertumbuhan gigi.
ASUHAN KEPERAWATAN
HIPOPARATIROID
PENGKAJIAN
Neurologis
Gejala :Paraestesia, kesemutan, tremor, peka rangsang, kejang, adanya
tanda Chvostek's/trousseou's, perubahan tingkat kesadaran.
Muskoleskeletal
Gejala : kekakuan dan kelelahan
Kardiovaskuler
Gejala : sianosis, palpitasi dan disritmia jantung
Pernafasan
Gejala : suara serak, strdor, edema laring
Gastrointestinal
Gejala : mual dan muntah
Integumen
Gejala : Kulit kering dan kuku keras/ kuku rapuh
DIAGNOSA KEPERAWATAN
a) Pre Op
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
spasme/edema laring
Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan
fisik
b) Post Op
Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan
trauma pita suara akibat operasi parathyroid
Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan adanya
insisi pembedahan dan pemasangan alat-alat medis
INTERVENSI DAN RASIONAL
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan
dengan spasme/edema laring
Tujuan: dalam waktu 2 x 24 jam setelah dilakukan
tindakan
keperawatan jalan nafas klien efektif
Kriteria hasil : suara nafas bersih, tidak apnoe, sputum
dapat keluar dengan baik, tidak sesak, tidak batuk
Intervensi. Rasional.
Kaji kecepatan dan kedalaman perubahan pada pernapasan, adanya
pernafasan, catat penggunaan alat bantu ronki,mengi,diduga adanya retensi sekret.
pernafasan saat klien bernafas
Beri posisi tdur semi fowler memudahkan drainase sekret, kerja pernapasan dan
ekspansi paru.
Dorong menelan bila pasien mampu mencegah pengumpulan sekret oral menurunkan
resiko aspirasi. Catatan : menelan terganggu bila
epiglotis diangkat atau edema paskaoperasi
bermakna dan nyeri terjadi.
Kolaborasi : Pemberian oksigen sesuai fisiologi normal ( hidung) berarti menyaring atau
dengan peogram melembabkan udara yang lewat.Tambahan
kelembaban menurunkan mengerasnya mukosa
dan memudahkan batuk atau penghisapan sekret
melalui stoma.
Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan
fisik
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam klien dapat beraktifitas secara
bertahap
Kriteria Hasil:
Klien dapat memenuhi kebutuhan nutrisi, eliminasi
dan personal hygiene secara mandiri
Klien dapat melaksanakan aktifitas hariannya seperti
semula
Intervensi Rasional
Kaji tingkat ketidakmampuan klien Menentukan luasan toleransi
Bantu aktifitas yang tidak dapat Membantu pasien dalam pemenuhan ADL
dilakukan sendiri (mandi, makan,
minum, kebersihan diri/lingkungan dan
eliminasi)
Buat jadwal istirahat/ aktifitas klien Kurang tidur kontribusi terhadap kelemahan
b. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan trauma pita
suara akibat operasi parathyroid
Tujuan: dalam waktu 2 x 24 jam setelah dilakukan tindakan
keperawatan klien dapat berkomunikasi verbal secara bertahap
Kriteria Hasil:
a. Klien dapat mengekspresikan perasaannya dan kebutuhannya
dengan tulisan atau bahasa isarat.
b. Klien dapat memahami apa yang dijelaskan oleh perawat
c. Kebutuhan klien dapat terpenuhi
Intervensi Rasional
Pantau tanda vital, contoh frekuensi Takikardi dapat tejadi karena nyeri, cemas,
jantung, TD hiposekmia, dan menurunnya curah jantung
Catat warna kulit dan Sirkulasi perifer menurun bila curah jantung
adanya/kualitas nadi turun, membuat kulit pucat atau warna abu-
abu dan menurunnya kekuatan nadi perifer
Auskultasi bunyi napas dan bunyi S3, S4 atau krekels terjadi dengan
jantung. Dengarkan murmur dekompensasi jantung atau beberapa obat
Berikan periode istirahat adekuat. Penghematan energy, menurunkan kerja
Bantu dalam/melakukan aktivitas jantung
parawatan diri, sesuai indikasi
Mempertahankan tirah baring pada Menurunkan konsumsi oksigen/kebutuhan
posisi nyaman selama episode akut menurunkan kerja miokard dan resiko
kompensasi
d. Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan
adanya luka pembedahan
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
3 x 24 jam klien terhindar dari infeksi
Kriteria Hasil:
Suhu tubuh normal
Hasil pemeriksaan leukosit pada batas normalLuka
bersih dan kering, tidak menunjukkan tanda-tanda
nfeksi
Intervensi Rasional
observasi tanda-tanda vital, observasi Demam dapat terjadi karena infeks dan/atau
adanya peningkatan suhu dehidrasi