Anda di halaman 1dari 21

ASKEP

GAGAL NAFAS
Ikha Wahyuningrum
Ladesyana Meyudi
Mamey Kusmayda
PENGERTIAN
Gagal napas adalah memburuknya proses
pertukaran gas paru yang mendadak dan
mengancam jiwa, menyebabkan retensi karbon
dioksida dan oksigen yang tidak adekuat
(Morton, 2011).
ANATOMI SISTEM PERNAFASAAN
ANATOMI SALURAN PERNAFASAAN
BAGIAN ATAS
ANATOMI SALURAN PERNAFASAAN
BAGIAN BAWAH
ETIOLOGI
1. Faktor predisposisi
Terjadinya gagal napas dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu :
a. Struktur anatomi
Dinding dada
Saluran Pernafasan
Alveoli
b. Kerentangan terhadap infeksi
c. Kelainan konginetal
2. Faktor fisiologi dan metobolik
PATOFISIOLOGI
KLASIFIKASI
Ada 3 tipe dalam klasifikasi gagal nafas:
1. Gagal Nafas Tipe I (Kegagalan Oksigenasi;
Hypoxaemia arteri):
2. Gagal Nafas Tipe II (Kegagalan Ventilasi:
Arterial Hypercapnia):
3. Gagal Nafas Tipe III (Gabungan kegagalan
oksigenasi dan ventilasi)):
MANISFESTASI KLINIS
1. Umum: kelelahan, berkeringat
2. Respirasi: wheezing, merintih,
menurun/menghilangnya
3. Cuping hidung retraksi, takipnapnea, sianosis
4. Kardiovaskuler : Bradikardia atau takikardia
hebat, hipotensi/hipertensi,pulsus Paroksus 12
mmHg, henti jantung.
5. Serebral : Gelisah, iritabilitas, sakit kepala,
kekacauan mental,kesadaran Menurun, kejang,
koma.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pengenalan dini gagal nafas sulit diketahui secara
klinis, pemeriksaan laboratorium yang terpenting
untuk membantu diagnosa gagal napas ialah
pemeriksaan analisa gas darah untuk mengetahui
keadaan oksigenasi, ventilasi dan keseimbangan
asam basa, saturasi O2 dan pH darah.
Pada pemeriksaan BGA pada gagal nafas akan
didapat Hipoksemia, hiperkapnia, asidosis
(respiratorik atau metabolik).
KOMPLIKASI
Hipoksemia
Hipertensi paru mengacu pada tekanan darah
tinggi di pembuluh darah yang membawa
darah ke paru-paru.
jantung aritmia adalah suatu kondisi dimana
jantung tidak berdenyut dengan irama
yang normal.
Jantung penangkapan adalah
suatu kondisi dimana jantung telah berhenti
berdetak atau tidak pemukulan cukup efisien
untuk mempertahankan kehidupan.
Mengurangi tingkat kesadaran
sesak napas
bronkhopneumoni
PENATALAKSANAAN
Terapi oksigen Pemberian oksigen kecepatan
rendah : masker Venturi atau nasal prong
Ventilator mekanik dengan tekanan jalan nafas
positif kontinu (CPAP) atau PEEP
Inhalasi nebuliser
Fisioterapi dada
Pemantauan hemodinamik/jantung
Pengobatan Brokodilator Steroid
Dukungan nutrisi sesuai kebutuhan
PENGKAJIAN
Riwayat keluarga
Kaji keadaan dada
Observasi pernapasan :
a. Frekuensi
b. Kedalaman
c. Kelancaran
d. Labored breating
e. Tanda tanda infeksi
f. Batuk
g. Wheezing
h. Sianosis
i. Nyeri dada
j. Sputum
k. Adanya pernafasan yang buruk
4. Kaji tanda terjadinya hypoxia
a. Hypotensi/hypertensi
b. Dyspnea
c. Bradikardi
d. Sianosis : perifer / sentral
e. Somnolen
f. Stupor
g. Coma
DIAGNOSA
1. Gangguan pertukaran gas b/d perubahan suplay oksigen, perubahan
aliran darah ke pulmonal.
Kriteria hasil : klien menunjukkan peningkatan kapasitas ventilasi dan
pertukaran gas.
Intervensi :
Beri posisi yang dapat memaksimalkan ekspansi paru; tinggikan
kepala selama tidak ada kontraindikasi, cek secara teratur posisi
klien.
Pertahankan jalan nafas tetap terbuka, hindari hyperektensi leher
gunakan sniffing posisi, anjurkan anak untuk mengeluarkan
sputum.
Beri bantuan oksigen
Jika perlu pertahankan klien tetap puasa
Kaji warna kulit
Observasi usaha nafas : Observasi pergerakan dada, kembang
kempis dada dan penggunaan otot bantu pernafasan
Monitor BGA
2. Resiko tinggi terjadi kematian b/d obstruksi jalan
nafas.
Kriteria hasil : Klien dapat bernafas, jalan nafas
terbuka.
Intervensi :
Singkirkan penghalang (sekret) yang dapat
menghalangi pertukaran udara (jika mungkin)
Hindari situasi yang dapat menyebabkan
obstruksi jalan nafas atau aktivitas yang
memerlukan kebutuhan oksigen yang
berlebihan.
Siapkan peralatan emergensi
Lakukan managemen emergensi jalan nafas
(RJP) sesuai prosedur
3. Gangguan proses keluarga b/d krisis situasi (penyakit
serius pada klien)
Kriteria hasil : Keluarga menunjukkan paham tentang
penyakit Klien dan dapat menggunakan koping yang
efektif.
Intervensi :
Beri informasi kepada keluarga tentang proses
penyakit pada kliennya
Terangkan tentang prosedur dan terapi yang
diberikan
Beri informasi tentang kondisi klien
Anjurkan untuk mengekpresikan perasaan keluarga
khususnya tentang kondisi dan prognosis klien.
Susun suport sistem keluarga.
4. Intoleransi aktivitas b/d distress pernafasan
Kriteria hasil : anak mampu melakukan
aktivitas tanpa merasa kelelahan.
Intervensi :
Kaji tingkat kemampuan aktivitas Klien
Berikan lingkungan yang nyaman dan
tenang
Atur posisi klien seseuai kebutuhan
Berikan periode istirahat dan hindari hal
hal yang melelahkan klien.

Anda mungkin juga menyukai