Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

DENGAN PENYAKIT JANTUNG BAWAAN

KELOMPOK 4

IDA FARIDA FITRIYANI DUDU MUNFARIDZ

YANTI HANRIYANI RANGGA EKALAYA

SAEPU BAHRU KARINA LARASATI

ASEP HADIYANTO YANGYANG CITRA GUMELAR

UCU ANGGRIANTI SYARIF HIDAYAT

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN S 1

TAHUN 2020 - 2021

1
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENYAKIT JANTUNG
BAWAAN

1. PENGKAJIAN

a. Identitas klien

Nama, jenis kelamin, umur, agama, suku, No RM, tanggal masuk, tanggal
pengkajian, diagnose medis, alamat, penanggung jawab.

b. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang

Biasanya klien pada umumnya mengeluh sesak nafas dan merasa cepat lelah.
Pada pasien PDA, biasanya akan diawali dengan tanda-tanda respiratory distress, 
dispnea, tacipnea, hipertropi ventrikel kiri, retraksi dada dan hiposekmia

2) Riwayat kesehatan masa lalu

Kaji Riwayat Kesehatan Ibu sewaktu mengandung Gaya hidup (diet, latihan, olah
raga, kebiasaan merokok, alcohol, Stress, Mengkonsumsi obat-obatan dan jamu,
serta riwayat penyakit kardiovaskuler), Perlu ditanyakan apakah pasien lahir
prematur atau ibu menderita infeksi dari rubella.

3) Riwayat kesehatan keluarga

Faktor kesehatan keluarga mencakup penyakit jantung congenital, di dalam


keluarga apakah ada yang mempunyai riwayat penyakit genetik/penyakit yang
serupa terutama pada klien PDA karena PDA juga bisa diturunkan secara genetik
dari orang tua yang menderita penyakit jantung bawaan atau juga bisa karena
kelainan kromosom. Namun pada kilen penyakit ASD dan VSD ini bukan
penyakit herediter atau keturunan melainkan penyakit congenital atau bawaan
maka dari itu biasanya di dalam keluarga jarang yang mengalami penyakit yang
sama dengan klien.

4) Riwayat kehamilan
2
Kaji faktor resiko prenatal antara lain ibu pengguna obat-obatan, riwayat
merokok, dan alcohol; ibu terpajan oleh radiasi; penyakit virus maternal (mis:,
influenza, gondongan atau rubella) atau usia ibu di atas 40 tahun

5) Riwayat tumbuh

Biasanya anak cendrung mengalami keterlambatan pertumbuhan karena fatiq


selama makan dan peningkatan kebutuhan kalori sebagai akibat dari kondisi
penyakit. Serta keterbatasan dalam aktivitas mempengaruhi perkembanganya.

6) Riwayat psikososial/perkembangan
a) Kemungkinan mengalami masalah perkembangan
b) Mekanisme koping anak/ keluarga
c) Pengalaman hospitalisasi sebelumnya

d) Tugas perasaan anak terhadap penyakitnya


e) Bagaimana perilaku anak terhadap tindakan yang dilakukan terhadap
dirinya
f) Kebiasaan anak
g) Respon keluarga terhadap penyakit anak,
h) Koping keluarga/anak dan penyesuaian keluarga/anak terhadap stress
7) Riwayat Aktifitas Bermain

Kaji juga pola aktifitas bermain dan pergerakkan pada bayi dan anak-anak ,
karena pada penderita kelainan jantung kongenital akan lebih terbatas aktifitas
bermainnya dikarenakan kondisi tubuh yang tidak stabil serta mudah lelah
sehingga pergerakkan bermain anak pun akan terganggu

b. Pengkajian fisik (ROS : Review of System)

a. Pernafasan  B1 (Breath)

Nafas cepat, sesak nafas ,bunyi tambahan ( marchinery murmur ),adanyan otot
bantu nafas saat inspirasi, retraksi.
b. Kardiovaskuler B2 ( Blood)

3
Jantung membesar, hipertropi ventrikel kiri, peningkatan tekanan darah sistolik,
edema tungkai, clubbing finger, sianosis.
c. Persyarafan B3 ( Brain)

Otot muka tegang, gelisah, menangis, penurunan kesadaran.


d. Perkemihan B4 (Bladder)

Produksi urin menurun (oliguria).


e. Pencernaan B5 (Bowel)

Nafsu makan menurun (anoreksia), porsi makan tidak habis.


f. Muskuloskeletal/integument B6 (Bone)

Kemampuan pergerakan sendi terbatas, kelelahan.

c. Pengkajian kardiovaskuler:

a) Nadi

 Denyut apikal (frekuensi, irama, dan kualitas)

 Nadi perifer (ada atau tidak ada, jika ada, frekuensi, irama, kulaitas dan
kesimetrisan, perbedaan antar ekstremitas)

 Tekanan darah (semua ekstremitas)

b) Pemeriksaan toraks dan hasil auskultasi

 Lingkar dada

 Adanya deformitas dada

 Bunyi jantung (murmur)

 Titik impuls maksimum

4
c) Tampilan umum

 Tingkat aktivitas

 Tinggi dan berat badan

 Perilaku (atau ketakutan)


 Jari tubuh (clubbing) pada tangan dan/atau kaki

d) Kulit

 Pucat

 Sianosis (membran mukosa, ekstremitas, dasar kuku)

 Diaforesis

 Suhu abnormal

e) Edema
Periorbital dan ekstremitas

d. Pengkajian Respirasi

a) Bernapas

 Frekuensi pernapasan, kedalaman, dan kesimetrisan

 Pola napas (apnea atau takipnea)

 Retraksi (suprasternal, interkostal, subkostal, dan supraklavikular)

 Pernapasan cuping hidung

 Posisi yang nyaman

b) Hasil auskultasi toraks

 Bunyi napas merata


 Bunyi napas abnormal (bising, ronki, mengi)
 Fase inspirasi dan ekspirasi memanjang
 Serak, batuk, dan stridor

c) Hasil pemeriksaan toraks


Lingkar dada dan bentuk dada

d) Tampilan umum

 Warna (merah muda, pucat, sianosis, akrosianosis)


 Tingkat aktivitas
 Perilaku (apatis, tidak aktif, gelisah, dan/atau ketakutan)
 Tinggi dan berat badan

 Kaji status hidrasi

Biasanya anak dengan kelainan jantung mudah berkeringat dan banyak


keringat

 Kaji nyeri pascaoperasi:

Biasanya anak akan merasa sangat nyeri di sekitar luka operasi

 Kaji strategi koping anak dan keluarga

Pada anak tidak selalu bisa mempertahankan dirinya, kelurga sulit menerima
kenyataan, anak dan orang tua merasa sedih

2. Diagnosa Keperewatan

a. Resiko penurunan cardiac output b/d adanya kelainan structural jantung.


b. Intolerans aktivitas b/d ketidakseimbangan pemenuhan O2 terhadap
kebutuhan tubuh.
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d kelelahan pada saat makan
dan meningkatnya kebutuhan kalori.
d. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b/d oksigenasi tidak
adekuat, kebutuhan nutrisis jaringan tubuh, isolasi social.
e. Resiko infeksi b/d keadaan umum tidak adekuat.
f. Ansietas (anak) b/d lingkungan ICU, berpisah dari orang tua, kecemasan
orang tua, kecemasan orang tua, imobilisasi.
g. Ansietas (orang tua) b/d kelainan jantung kongenital pada anak.

3. Rencana Intervensi

a. Resiko penurunan cardiac output b/d adanya kelainan structural jantung.


Tujuan: penurunan cardiac output tidak terjadi.

Kriteria hasil: tanda vital dalam batas yang dapat diterima, bebas gejala gagal jantung,
melaporkan penurunan episode dispnea, ikut serta dalam aktifitas yang mengurangi
beban kerja jantung, urine output adekuat: 0,5 – 2 ml/kgBB.

Rencana intervensi dan rasional:

Tujuan Intervensi Rasional

Setelah diberikan asuhan  Kaji frekuensi nadi,  Memonitor


keperawatan selama RR, TD secara teratur adanya perubahan
3 x 24 jam, setiap 4 jam. sirkulasi jantung
diharapkan sedini mungkin.
penurunan cardiac  Catat bunyi jantung.  Mengetahui
output pada klien adanya perubahan
dapat diatasi, dengan irama jantung.
kriteria hasil :  Pucat
 Kaji perubahan warna
- denyut nadi klien kulit terhadap sianosis dan menunjukkan adanya

kembali normal, yaitu 90 – pucat. penurunan perfusi

140 x/mnt perifer terhadap tidak


adekuatnya curah
- Klien tidak terlihat pucat.
jantung. Sianosis
- Klien tidak terlihat terjadi sebagai akibat
lemah. adanya obstruksi
- mengalami sianosis pada aliran darah pada
tubuhnya. ventrikel.
 Ginjal berespon
 Pantau intake dan
output setiap 24 jam. untuk menurunkna
curah jantung dengan
menahan produksi
cairan dan natrium.
 Batasi aktifitas secara  Istirahat
adekuat. memadai diperlukan
untuk memperbaiki
efisiensi kontraksi
jantung dan
menurunkan
komsumsi O2 dan
kerja berlebihan.
 Berikan kondisi  Stres emosi
psikologis lingkungan yang menghasilkan
tenang. vasokontriksi
yangmeningkatkan
TD dan
meningkatkan kerja
jantung.

b. Intolerans aktivitas b/d ketidakseimbangan pemenuhan O2 terhadap kebutuhan tubuh.


Tujuan: Pasien akan menunjukkan keseimbangan energi yang adekuat.

Kriteria hasil: Pasien dapat mengikuti aktifitas sesuai kemampuan, istirahat tidur tercukupi.

Rencana intervensi dan rasional:

Tujuan Intervensi Rasional

Setelah diberikan asuhan  Ikuti pola istirahat  Menghindari


keperawatan selama 3 x 24 pasien, hindari pemberian gangguan pada
jam, diharapkan masalah intervensi pada saat istirahat tidur pasien
intoleransi aktivitas dapat istirahat. sehingga kebutuhan
teratasi dengan kriteria hasil: energi dapat dibatasi
Pasien dapat untuk aktifitas lain
melakukan aktivitas sesuai dengan yang lebih penting.
batas kemampuan  Lakukan perawatan  Meningkatkan
dengan cepat, hindari kebutuhan istirahat
Klien dapat tidur nyenyak pada
pengeluaran energi berlebih pasien dan
malam hari
dari pasien. menghemat energi
Klien terlihat lebih segar ketika pasien.
terbangun  Menghindarkan
 Bantu pasien memilih pasien dari kegiatan
kegiatan yang tidak yang melelahkan dan
melelahkan. meningkatkan beban
kerja jantung.
 Perubahan suhu
 Hindari perubahan
lingkungan yang
suhu lingkungan yang
mendadak
mendadak.
merangsang
kebutuhan akan
oksigen yang
meningkat.
 Kecemasan
meningkatkan respon
psikologis yang
 Kurangi kecemasan
merangsang
pasien dengan memberi
peningkatan kortisol
penjelasan yang dibutuhkan
dan meningkatkan
pasien dan keluarga.
suplai O2.

 Stres dan
kecemasan
 Respon perubahan
berpengaruh terhadap
keadaan psikologis pasien
kebutuhan O2
(menangis, murung dll)
jaringan.
dengan baik.
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d kelelahan pada saat makan dan
meningkatnya kebutuhan kalori.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil : Nafsu makan bertambah, berat badan meningkat.
Rencana intervensi dan rasional:

Tujuan Intervensi Rasional

Setelah diberikan asuhan  Berikan Diit seimbang,  Memenuhi


keperawatan, kebutuhan tinggi ntrisi untuk kebutuhan nutrisi
nutrisi adekuat, dengan pertumbuhan adekuat klien
kriteria hasil :
 Monitor tinggi dan berat
Nafsu makan bertambah, Berat badan, badan, dokumentasikan
lingkar kepala, lingkar lengan atas,  Mengetahui sejauh
dalam bentuk grafik
dan rata – rata masa tubuh berada mana pertumbuhan
untuk mengetahui
dalam batas normal sesuai usia. klien sesuai tingkat
kecenderungan
usianya
pertumbuhan anak.

d. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b/d oksigenasi tidak adekuat, kebutuhan


nutrisi jaringan tubuh, isolasi social.
Tujuan: Pertumbuhan dan perkembangan dapat mengikuti kurva tumbuh kembang sesuai
dengan usia.

Kriteria hasil: Pasien dapat mengikuti tahap pertumbuhan dan perkembangan yang sesuia
dengan usia, pasien terbebas dari isolasi social.

Rencana intervensi dan rasional:

Tujuan Intervensi Rasional

Setelah diberikan asuhan  Sediakan  Menunjang


keperawatan selama 3 x 24 kebutuhan nutrisi kebutuhan nutrisi
jam, diharapkan adekuat. pada masa
pertumbuhan dan pertumbuhan dan
perkembangan klien dapat perkembangan serta
mengikuti kurva tumbuh meningkatkan daya
kembang sesuai dengan tahan tubuh.
usia , dengan kriteria hasil :  Sebagai monitor

-Anak usia 6 bulan dapat :  Monitor terhadap keadaan


BB/TB, buat pertumbuhan dan
Merangkak,duduk dengan bantuan,
catatan khusus keadaan gizi pasien
menggenggam, dan memasukkan
sebagai monitor. selama dirawat.
benda ke mulut.
 Mencegah
-Berat badan, lingkar kepala, lingkar terjadinya anemia
lengan atas, dan rata – rata masa  Kolaborasi sedini mungkin sebagi
tubuh berada dalam batas normal intake Fe dalam akibat penurunan
sesuai usia. nutrisi. kardiak output.
-Klien dapat berinteraksi dengan
keluarga.

e. Resiko infeksi b/d keadaan umum tidak adekuat.


Tujuan: Infeksi tidak terjadi.

Kriteria hasil: Bebas dari tanda – tanda infeksi.

Rencana intervensi dan rasional:

Tujuan Intervensi Rasional

Setelah diberikan asuhan  Kaji tanda vital dan  Memonitor gejala


keperawatan selama 3 x 24 jam, tanda – tanda infeksi dan tanda infeksi
diharapkan infeksi pada klien umum lainnya. sedini mungkin.
tidak terjadi dengan kriteria hasil
:  Hindari kontak  Menghindarkan
dengan sumber infeksi. pasien dari
kemungkinan terkena
-Terbebas dari tanda - tanda infeksi dari sumber
infeksi yang dapat dihindari.
 Sediakan waktu  Istirahat adekuat
-Menunjukkan hygiene
istirahat yang adekuat. membantu
pribadi yang adekuat
meningkatkan keadaan
umum pasien.
 Nutrisi adekuat
 Sediakan kebutuhan menunjang daya tahan
nutrisi yang adekuat tubuh pasien yang
sesuai kebutuhan. optimal.

f. Ansietas (anak) b/d lingkungan ICU, berpisah dari orang tua, kecemasan orang tua,
kecemasan orang tua, imobilisasi.
Tujuan : Ansietas pada anak teratasi.
Kriteria Hasil : Kecemasan anak berkurang ditandai dengan anak dapat bekerja sama dalam
prosedur, pengobatan dan mau bermain sesuai tinkat usia.
Rencana intervensi dan rasional:

Tujuan Intervensi Rasional

Setelah dilakukan asuhan  Anjurkan orang tua  Dapat memberi


keperawatan, kecemasan untuk mengunjungi perasaan aman dan
anak dapat teratasi. anak dan berpartisipasi nyaman pada anak.
dalam perawatan
sesering mungkin.

 Jelaskan pada anak dan


 Mengurangi
orang tua dalam setiap
kecemasan dan
tahap perawatan.
meningkatkan kerja
sama.
 Membantu
 Konsultasikan dengan
mengalihkan
ahli terapi anak atau
perhatian anak
terapis bermain tentang
dengan
permainan anak dan
lingkungannya dan
aktivitas yang tepat
memberi stimulasi
sesuai dengan tingkat
perkembangannya. perkembangannya.

g. Ansietas (orang tua) b/d kelainan jantung kongenital pada anak.


Tujuan : Ansietas teratasi
Kriteria Hasil : Orang tua akan mengalami penurunan kecemasan yang ditandai dengan
kemampuan mengekspresikan perasaannya, menjawab dengan tepat pertanyaan tentang
kondisi anak, dan beinteraksi dengan anak.

Rencana intervensi dan rasional:

Tujuan Intervensi Rasional

Setelah dilakukan asuhan  Jelaskan kelainan  Membantu


keperawatan, ansietas jantung dengan mengurangi
orang tua dapat teratasi. menggunakan ilustrasi kecemasan dengan
dan jawab pertanyaan memungkinkan
orang tua. mereka melihat dan
memahami secara
lebih baik kelainan
tersebut.
 Mempertahankan
 Beri informasi terkini
kontak dengan anak
tentang kondisi anak.
sehingga mengurangi
kecemasanya.
 Meningkatkan
perlekatan dan
 Izinkan orang tua perasaan aman
mengangkat atau sehingga mengurangi
menggendong bayi kecemasanya.
sesegera dan sesering
mungkin.

4. Evaluasi
a. Resiko penurunan cardiac output b/d adanya kelainan structural jantung.
1) Cardiac output normal
2) TTV normal
3) Gejala gagal jantung tidak ada
4) Urine output adekuat
b. Intolerans aktivitas b/d ketidakseimbangan pemenuhan O2 terhadap kebutuhan tubuh.
1) Intolerant aktivitas teratasi
2) Istirahat tidur tercukupi
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d kelelahan pada saat makan dan
meningkatnya kebutuhan kalori.
1) Kebutuhan nutrisi terpenuhi
2) Berat badan bertambah, normal sesuai pekembangan usia.
d. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b/d oksigenasi tidak adekuat, kebutuhan
nutrisis jaringan tubuh, isolasi social.
1) Pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan usia
2) Tidak terjadi isolasi sosial
e. Resiko infeksi b/d keadaan umum tidak adekuat.
1) Tidak ada tanda-tanda infeksi
2) Tidak terjadi infeksi.
f. Ansietas (anak) b/d lingkungan ICU, berpisah dari orang tua, kecemasan orang tua,
kecemasan orang tua, imobilisasi.
1) Ansietas pada anak teratasi.
2) Anak dapat bekerja sama dalam prosedur dan tindakkan.
g. Ansietas (orang tua) b/d kelainan jantung kongenital pada anak.
1) Ansietas orang tua teratasi
2) Orang tua dapat mengekspresikan perasaannya.

Anda mungkin juga menyukai