Anda di halaman 1dari 36

TUGAS MINGGU 3 PRAKTIK KEPERAWATAN DASAR

ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI

( KELOMPOK 4 KASUS NOMER 2)

Dosen Pengampu : Ns. Witri Hastuti, M. Kep

Disusun oleh:
1. Lailin Nikmatil Islami (1903032)
2. Lilis Haryanti (1903033)
3. Lilis Suryaningsih (1903034)
4. Lisa Amalia (1903035)
5. Lucky Gilang Pratama (1903036)
6. Maharani Shalma R (1903037)
7. Mei Noviyanti (1903038)
8. Ni’amatun Aprilia (1903039)
9. Nike Susilowati (1903040)
10. Nikmatunazilah (19043041)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


KARYA HUSADA SEMARANG S1 KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2020/2021

i
DAFTAR ISI

COVER.............................................................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG..........................................................................................................1

B. TUJUAN PENULISAN........................................................................................................2

C. MANFAAT PENULISAN...................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................3

A. PENGERTIAN HIPERTENSI.............................................................................................3

B. PENYEBAB HIPERTENSI.................................................................................................3

C. KLASIFIKASI......................................................................................................................4

D. PATOFISIOLOGI (PATHWAY).........................................................................................5

E. PENGKAJIAN KEPERAWATAN......................................................................................8

F. DIAGNOSIS KEPERAWATAN.........................................................................................9

G. TINDAKAN KEPERAWATAN........................................................................................10

H. EVALUASI KEPERAWATAN.........................................................................................11

BAB III TINJAUAN KASUS.......................................................................................................12

A. PENGKAJIAN...................................................................................................................13

B. KELUHAN UTAMA........................................................................................................14

C. RIWAYAT KESEHATAN...............................................................................................14

D. PEMERIKSAAN FISIK.....................................................................................................15

E. POLA PENGKAJIAN FUNGSIONAL GORDON...........................................................16

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG.......................................................................................18

G. ANALISA DATA (SDKI)..................................................................................................19

ii
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN (PRIORITAS MASALAH)/SDKI................................21

I. RENCANA KEPERAWATAN..........................................................................................21

J. CATATAN KEPERAWATAN..........................................................................................24

K. CATATAN PERKEMBANGAN.......................................................................................28

BAB IV PEMBAHASAN.............................................................................................................31

A. PENGKAJIAN...................................................................................................................31

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN........................................................................................31

C. INTERVENSI KEPERAWATAN.....................................................................................32

D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN...............................................................................33

E. EVALUASI KEPERAWATAN............................................................................................34

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................35

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal. Tekanan darah
dalam pembuluh darah arteri yang mengangkut darah dari jantung dan memompa
keseluruh jaringan dan organ-organ tubuh secara terus-menerus lebih dari suatu periode
(Irianto, 2014).
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan
tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran selang waktu lima
menit dalam keadaan cukup tenang atau istirahat (Kemenkes RI,2013). Hipertensi sering
kali disebut silent killer karena termasuk yang mematikan tanpa di sertai dengan gejala-
gejalanya terlebih dahulu sebagai peringatan bagi korbanya. Gejala-gejala hipertensi
yaitu adalah sakit kepala atau rasa berat di tengkuk, vertigo, jantung berdebar, mudah
lelah, penglihatan kabur, telinga berdenging, dan mimisan (Kemenkes RI,2013).
Hipertensi menjadi momok bagi sebagian besar penduduk dunia termasuk Indonesia. Hal
ini karena secara statistic jumlah penderita yang terus meningkat dari waktu ke waktu.
Berbagai faktor yang berperan dalam hal ini salah satunya adalah gaya hidup modern.
Pemilihan makanan yang berlemak, kebiaaan aktifitas yang tidak sehat, minum kopi serta
gaya hidup sedetarian adalah beberapa hal yang di sinyalir sebagai faktor yang berperan
terhadap hipertensi ini. Penyakit ini dapat menjadi akibat dari gaya hidup modern serta
dapat juga sebagai penyebab berbagai penyakit non infeksi (Anindy,2009).
Tingginya angka kejadian hipertensi yang terus meningkat dan akan menyebabkan
komplikasi. Penatalaksaan hipertensi yang tidak dilakukan dengan baik dapat
menyebabkan komplikasi (Riskesdas,2013). Apabila hipertensi tidak ditangani dengan
tepat maka akan menimbulkan komplikasi yaitu stroke, infark miokard, gagal jantung,
gagal ginjal kronik dan retinopati (Nuraini,2015).
Data World Health Organization (WHO), di seluruh dunia sekitar 972 juta orang atau
26,4% orang di seluruh dunia mengidap hipertensi, angka ini kemungkinan akan

1
meningkat menjadi 29,2% di tahun 2025. Dari 972 juta pengidap hipertensi, 333 juta
berada di Negara maju dan 639 saisanya berada di Negara berkembang, termasuk
Indonesia (Yonata,2016).
Hipertensi juga menempati peringkat ke 2 dari 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat
jalan dirumah sakit di Indonesia. Penderitanya lebih banyak wanita (30%) dan pria (29%)
sekitar 80% kenaikan kasus hipertensi terjadi terutama di Negara berkembang
(Triyanto,2014).

B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Mendapatkan gambaran secara umum tentang asuhan keperawatan pada pasien
dengan Hipertensi.
2. Tujuan Khusus
Secara khusus penulisan ini bertujuan agar mahasiswa
a. Mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan hipertensi.
b. Mampu merumuskan diagnose keperawatan pada pasien hipertensi.
c. Mampu menyususn tindakan keperawatan pada pasien hipertensi.
d. Mampu melakukan mengimplementasikan tindakan keperawatan pada pasien
hipertensi.
e. Mampu menyusun evaluasi keperawatan pada pasien hipertensi.

C. MANFAAT PENULISAN
1. Manfaat bagi penulis
Dapat melakukan perawatan dengan pasien hipertensi pada saat penulis menjadi
seorang perawat.
2. Manfaat bagi institusi pendidikan
Bermanfaat bagi institusi pendidikan sebagai salah satu informasi untuk menambah
bacaan dan bagi adik tingkat untuk menambah pengetahuan.
3. Manfaat bagi Rumah Sakit

2
Bermanfaat bagi pembaca, khususnya perawat atau mahasiswa perawat untuk
melakukan asuhan keperawatan yang lebih professional dalam melakukan tugasnya.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN HIPERTENSI

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan


sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi manula,
hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg.
Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal. Disebut
sebagai “pembunuh diam-diam” karena orang yang hipertensi sering tidak menampakkan
gejala. Institut Nasional Jantung, Paru, dan Darah memperkirakan separuh orang yang
menderita hipertensi tidak sadar akan kondisinya. Begitu penyakit ini diderita, tekanan darah
pasien harus dipantau dengan interval teratur karena hipertensi merupakan kondisi seumur
hidup.

B. PENYEBAB HIPERTENSI

Dua jenis tekanan darah tinggi, yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder, penyebab
masing-masing kedua jenis hipertensi:
1. Hipertensi Primer
Kebanyakan orang dewasa penyebab tekanan darah tinggi ini seringkali tidak diketahui.
Hipertensi primer cenderung berkembang secara bertahap selama bertahun-tahun.
Penyebab tidak diketahui namun banyak faktor yang mempengaruhi seperti genetika,
lingkungan, hiperaktifitas, susunan saraf simpatik, sistem renin angiotensin, efek dari
eksresi Na, obesitas, merokok dan stress.
2. Hipertensi Sekunder
Beberapa orang memiliki tekanan darah tinggi karena memiliki kondisi kesehatan
yang mendasarinya. Hipertensi sekunder cenderung muncul tiba-tiba dan

3
menyebabkan tekanan darah lebih tinggi daripada hipertensi primer. Berbagai kondisi
dan obat-obatan yang dapat menyebabkan hipertensi sekunder, antara lain:
 Obstruktif sleep apnea (OSA).
 Masalah ginjal.
 Tumor kelenjar adrenal.
 Masalah tiroid.
 Cacat bawaan di pembuluh darah.
 Obat-obatan, seperti pil KB, obat flu, dekongestan, obat penghilang rasa sakit
yang dijual bebas.
 Obat-obatan terlatang, seperti kokain dan amfetamin.

C. KLASIFIKASI

Klasifikasi Tekanan Darah Orang Dewasa Berusia 18 Tahun Ke Atas


Kategori Sistolik, mmHg Diastolik, mmHg
Normal <130 <85
Normal tinggi 130-139 85-89
Hipertensi
Stadium 1 (ringan) 140-159 90-99
Stadium 2 (sedang) 160-179 100-109
Stadium 3 (berat) 180-209 110-119
Stadium 4 ( sangat berat) ≥210 ≥120

Hipertensi esensial biasanya dimulai sebagai proses labil (intermitten) pada individu pada
akhir 30-an dan awal 50-an dan secara bertahap “menetap” pada suatu saat dapat juga terjadi
mendadak atau berat, perjalanannya dipercepat atau “maligna” yang menyebabkan kondisi
pasien memburuk dengan cepat.
Gangguan emosi, obesitas, konsumsi alkohol dan kopi yang berlebihan, tembakau dan obat-
obatan yang merangsang dapat berperan di sini, tetapi penyakit ini sangat dipengaruhi oleh
faktor keturunan. Penyakit ini lebih banyak menyerang wanita daripada pria, tetapi pria

4
khususnya pria Amerika keturunan Afrika lebih tidak mampu mentoleransi penyakit ini. Di
Amerika Serikat, insiden Hipertensi meningkat sesuai proses penuaan dan insiden pada orang
Amerika keturunan Afrika jauh melebihi orang kulit putih. Tingginya tekanan darah yang
lama tentu saja akan merusak pembuluh darah di seluruh tubuh, yang paling jelas pada mata,
jantung, ginjal, dan otak. Maka konsekuensi yang biasa pada hipertensi yang lama tidak
terkontrol adalah gangguan penglihatan, oklusi koroner, gagal ginjal, dan stroke. Selain itu
jantung membesar karena dipaksa meningkatkan beban kerja saat memompa melawan
tingginya tekanan darah. Hipertrofi ini dapat diperiksa dengan elektrokardiogram atau Sinar
X pada dada.

D. PATOFISIOLOGI (PATHWAY)

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat
vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang
berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia
simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk
impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik
ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca
ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan
konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan
hipertensi sangat sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas
mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai
respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas
vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi.
Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons
vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke
ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang
kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya
merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi

5
natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua
faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan struktural dan fungsional
pada sistem pembuluh darah perifer bertanggung jawab terhadap perubahan tekanan darah
yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas
jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya
menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta
dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang
dipompa oleh jantung (volume sekuncup) mengakibatkan penurunan curang jantung dan
peningkatan tahanan perifer.
Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya “hipertensi palsu” disebabkan
kekakuan arteri brachialis sehingga tidak dikompresi oleh cuff sphygmomanometer.
Menurunnya tonus vaskuler merangsang saraf simpatis yang diteruskan ke sel jugularis.
Dari sel jugularis ini bisa meningkatkan tekanan darah. Dan apabila diteruskan pada ginjal,
maka akan mempengaruhi eksresi pada rennin yang berkaitan dengan Angiotensinogen.
Dengan adanya perubahan pada angiotensinogen II berakibat pada terjadinya vasokontriksi
pada pembuluh darah, sehingga terjadi kenaikan tekanan darah.Selain itu juga dapat
meningkatkan hormone aldosteron yang menyebabkan retensi natrium. Hal tersebut akan
berakibat pada peningkatan tekanan darah. Dengan peningkatan tekanan darah maka akan
menimbulkan kerusakan pada organ-organ seperti jantung.

6
PATOFISIOLOGI

HIPERTENSI

KEPALA MATA SISTEMIK JANTUNG tekanan


tekanan perfusi O2 terganggu aliran darah ke PD sirkulasi jaringan tubuh sumbatan di arteri dinding PD
dinding metabolisme anaerob mata dan retina terganggu koroner
arteri peningkatan asam laknat terganggu  
    merangsang
penurunan suplai O2 ke
    proses metabolisme reseptor
merangsang otot
terganggu
reseptor
   terganggunya proses  
pemfokusan obyek di metabolisme anaerob di
retina reseptorkan
di presepsikan sebagai
penurunan proses
sebagai nyeri nyeri
pembentukam energi peningkatan asam laktat
 
nyeri kepala Diplopia

nyeri dada
kelemahan

infark miokard
stroke
serangan jantung
 
 

7
E. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Tujuan pengkajian adalah mengumpulkan data objektif dan subjektif dari klien. Adapun
data yang terkumpul mencakup informasi klien, keluarga, masyarakat, lingkungan, atau
budaya.
Menurut (Wijaya, 2013), yang harus dikaji pada klien hipertensi yaitu:
a. Data biografi.
Nama, alamat, umur, pekerjaan, tanggal masuk rumah sakit , nama penanggung
jawab dan catatan kedatangan.
b. Riwayat kesehatan:
1) Keluhan utama .
Alasan utama klien datang kerumah sakit atau pelayanan kesehatan.
2) Riwayat kesehatan sekarang.
Keluhan klien yang dirasakan saat melakukan pengkajian.
3) Riwayat kesehatan dahulu.
Riwayat kesehatan terdahulu biasanya penyakit hipertensi adalah penyakit
yang sudah lama dialami oleh klien dan biasanya dilakukan pengkajian
tentang riwayat minum obat klien.
4) Riwayat kesehatan keluarga .
Riwayat kesehatan keluarga adalah mengkaji riwayat keluarga apakah ada
yang menderita penyakit yang sama.
c. Data fisiologi.
menyangkut pengkajian pada respirasi, nutrisi/cairan, eliminasi,
aktivitas/istirahat, neurosensori, reproduksi/seksualitas, psikologi, perilaku,
relasional 24 dan lingkungan. Pada lansia dengan defisit pengetahuan, sub
katagori penyuluhan dan pembelajaran perawat harus mengkaji data, tanda, dan
gejala mayor serta minor yang telah tercantum dalam buku Standar Diagnosa
Keperawatan Republik Indonesia 2016, yaitu:
1) Tanda dan gejala mayor.
a) Subyektif:
klien menanyakan masalah yang dihadapi .

8
b) Objektif:
klien menunjukkan perilaku tidak sesuai anjuran, dan klien
menunjukkan persepsi yang keliru terhadap masalah.
2) Tanda dan gejala minor.
a) Subyektif: (tidak tersedia).
b) Obyektif: klien menjalani pemeriksaan yang tidak tepat, dan
menunjukkan perilaku berlebihan (misalnya apatis, bermusuhan, agitasi,
histeria).

F. DIAGNOSIS KEPERAWATAN.
Diagnosis keperawatan adalah proses menganalisis data subjektif dan objektif yang telah
diperoleh pada tahap pengkajian. Untuk merumuskan diagnosis keperawatan dibutuhkan
keterampilan klinik yang baik mencakup proses diagnosis keperawatan dan perumusan
pernyataan keperawatan. Proses diagnosis keperawatan dibagi menjadi dua yaitu proses
interpretasi dan proses menjamin keakuratan diagnosis itu sendiri. Perumusan pernyataan
diagnosis keperawatan memiliki beberapa syarat, yaitu dapat membedakan antara sesuatu
yang actual, risiko dan potensial. Metode penulisan diagnosis aktual terdiri dari masalah,
penyebab, dan tanda/gejala. (SDKI DPP PPNI, 2016)

Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia


(PPNI 2016) pada Pasien Hipertensi dengan Kesiapan Peningakatan Pengetahuan

DIAGNOSA ETIOLOGI TANDA DAN GEJALA


KEPERAWATAN
Kesiapan Peningkatan Hipertensi Subyektif :
Pengetahuan Kategori : ↓ Mengungkapkan minat
Perilaku Sub Kategori : Ketidakadekuatan dalam belajar Menjelaskan
Penyuluhan dan pemahaman tentang pengetahuan tentang suatu
Pembelajaran Definisi : pengetahuan topic Menggambarkan
Perkembangan informasi ↓ pengalaman sebelumnya
kognitif yang berhubungan Kesiapan peningkatan yang sesuai dengan topic

9
dengan topic sesifik cukup pengetahuan Obyektif :
untuk memenuhi tujuan Perilaku sesuai dengan
kesehatan dan daat pengetahuan
ditingkatkan

G. TINDAKAN KEPERAWATAN
No Diagnose Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
(SDKI) (SLKI) Keperawatan (SIKI)
1. Resiko perubahan perfusi setelah dilakukan tindakan - pertahankan
jaringan berhubungan keperawatan selama 1x24 tirah baring
dengan adanya tahanan jam dengan criteria hasil : - tinggikan
pembuluh darah - Pasien kepala tempat
mendemonstrasikan tidur
perfusi jaringan - kaji tekanan
yang membaik darah saat
- Haluaran urin masuk pada
30ml/mnt kedua lengan
- Tanda-tanda vital - amati adanya
stabil hipotensi
mendadak
- ukur masukan
dan
pengeluaran
- pantau
elektrolit,
BUN, kreatinin
sesuai program
2. Intoleransi aktivitas setelah dilakukan tindakan - berikan
berhubungan penurunan keperawatan selama 1x24 dorongan untuk
cardiac output jam dengan criteria hasil : aktivitas/peraw
- meningkatkan atan diri
energy untuk bertahap
10
melakukan - instruksikan
aktivitas sehari-hari pasien tentang
- menunjukkan penghematan
penurunan gejala- energy
gejala intoleransi - kaji respon
aktivitas pasien terhadap
aktivitas
- monitor adanya
diaphoresis,
pusing
- observasi TTV
tiap 4 jam
- berikan jarak
waktu
pengobatan dan
prosedur untuk
memungkinkan
waktu istirahat
yang tidak
terganggu.

H. EVALUASI KEPERAWATAN.
Evaluasi dibagi menjadi dua yaitu Evaluasi Formatif dan Evaluasi Sumatif. Evaluasi
Formatif menggambarkan hasil observasi dan analisis perawat terhadap respon
kliensegera setelah tindakan. Evaluasi sumatif menjelaskan perkembangan kondisi
dengan menilai hasil yang diharapkan telah tercapai.

Evaluasi yang diharapkan dapat dicapai pada klien dengan defisit pengetahuan adalah:

a. Klien mampu meningkatkan pengetahuan tentang masalahnya.


b. Klien mampu memotivasi diri sendiri dengan masalah yang dihadapi.
c. Klien mampu memahami proses informasi yang disampaikan.

11
d. Klien mampu mengatasi tingkat agitasi yang dihadapi.

BAB III

TINJAUAN KASUS

KASUS 2

Seorang perempuan berusia 48 tahun suku ende, agama Kristen, pekerjaan wiraswasta,
pendidikan terkahir SMP, dan bertempat tinggal di Kota Semarang. Pasien mengeluh pusing dan
tengkuk terasa tegang sejak 3 hari yang lalu. Pasien dibawa ke IGD pada tanggal 2 November
2020 jam 08.00 WIB karena pusing dan terjatuh di kamar mandi. Hasil observasi tampak pasien
lemah hanya berbaring di tempat tidur, berkeringat, bau badan. Hasil pemeriksaan fisik diperoleh
tekanan darah 190/100mmHg, nadi 80x/menit, suhu tubuh 37℃, frekuensi nafas 22x/menit.
Pasien terpasang infuse NaCl 500cc 8 Tpm, kesadaran composmentis GCS 15, tinggi badan
160cm, BB 63kg, pasien memiliki riwayat dirawat di RS karena stroke 1 tahun yang lalu. Pasien
mengatakan sebelum dan selama sakit 3x sehari masih sama. Pasien selama sakit tidurnya
terganggu, sering menguap karena kondisi sebelahnya agak rebut, hanya 6 jam sehari, tampak
hitam di kantung mata. Selama sakit ini pasien hanya terbaring ditempat tidur serasa lemas dan
pusing. Aktivitas masih dibantu keluarga seperti berpindah, ke kamar mandi. Pasien mengatakan
sejak sakit ini belum mandi sudah 2 hari ini, bau keringat, kuku jari tampak kotor. Hasil
laboraturium diperoleh Haemoglobin 14,9g/dL, pasien mendapatkan terapi obat ranitidine 2x1
amp/IV, amlodipin 10mg 1x1, piracetam 2x3gr/IV, captopril 25mg 3x1

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. R DENGAN MASALAH HIPERTENSI DI


RUANG IGD RS KARYA HUSADA

12
A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan hari senin tanggal 2 November 2020 di ruang IGD Rumah Sakit
Kaya Husada secara alloanamnesa atau autoanamnesa
A. IDENTITAS
1. Identitas Klien
Nama : Ny. R
Umur : 48 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen
Suku/Bangsa : Ende
Status Perkawinan : Kawin
Pendidikan Terakhir : SMP
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Kota Semarang
No.RM : 42521
Tanggal Masuk RS : 2 November 2020 jam 08.00 WIB
2. Identitas Penanggungjawab
Nama : Tn. J
Umur : 50 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Kota Semarang
Hubungan dengan pasien : Suami

B. KELUHAN UTAMA
Pasien mengeluh pusing dan tengkuk terasa tegang sejak 3 hari yang lalu

13
C. RIWAYAT KESEHATAN
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien di bawa ke IGD, RS Karya Husada . pada tanggal 2 November 2020 jam
08.00 WIB karena pusing dan terjatuh di kamar mandi. Hasil observasi tampak
pasien lemah hanya berbaring ditempat tidur, berkeringat, bau badan. Hasil
pemeriksaan fisik diperoleh tekanan darah 190/100 mmHg, nadi 80x/menit, suhu
tubuh 37 ◦C, frekuensi nafas 22x/menit. Pasien terpasang infuse NaCL 500cc 8 Tpm,
kesadaran composmentis GCS 15, tiggi badan 160 cm, BB 63 kg. Pasien mengatakan
sebelum dan selama sakit makan 3x sehari masih sama. Pasien selama sakit tidurnya
terganggu, sering menguap karena kondisi sebelahnya agak rebut, hanya 6 jam sehari,
tampak hitam di kantung mata, selama sakit ini pasien hanya berbaring di tempat
tidur serasa lemas dan pusing. Aktivitas masih dibantu keluarga seperti berpindah , ke
kamar mandi. Pasien mengatakan sejak sakit ini belum mandi sudah 2 hari ini, bau
keringat, kuku jari tampak kotor. Hasil observasi diperoleh haemoglobin 14,9 g/dl,
pasien mendapatkan terapi obat ranitidine 2x1 amp/IV, amlodipin 10 mg 1x1,
piracetam 2x3gr/IV,captopril 25 mg 3x1
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien memiliki riwayat di RS karena stroke 1 tahun yang lalu
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pada anggota keluarga tidak ada yang mengalami penyakit DM, Hipertensi pada
keturunanya dan penyakit berbahaya lainya

D. PEMERIKSAAN FISIK
a. Kesadaran Umum
1) Kesadaran Umum : Tampak lemah, lemas, kantung mata tampak hitam

2) Kesadaran : Composmentis GCS 15

3) BB/ TB : 63 kg/ 160 cm


b. Tanda-tanda Vital
No Tanggal Tanda Tanda Vital

14
TD NADI RR SUHU
Selasa, 3 190/100mmHg 80x/menit 22x/menit 37ºC
November 2020
Rabu, 4 180/80mmHg 80x/menit 21x/menit 36,2℃
November 2020
c. Pemeriksaan Head to Toe
1) Kepala
 Bentuk : Mesochepal
 Luka : Tidak Ada
2) Mata
 Warna : Hitam-Putih
 Kelainan : Rabun Jauh, kantung mata tampak hitam
3) Hidung
 Darah : Tidak Ada
4) Mulut
 Bibir : Kering
 Mulut : Normal
5) Telinga
 Pendengaran : Normal
 Cairan/Darah ; Tidak Ada
6) Leher
 Tidak Ada Sinus
7) Dada ( Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi )
 Frekuensi teratur
 Tidak Ada Batuk
 Sering Menguap
8) Jantung ( Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi )
 Detak Jantung Normal
9) Abdomen ( Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi )
 Tidak Kembung
10) Genitalias

15
 Bersih Tidak Ada Kelainan
 Tidak Terpasang Kateter
11) Integumen
 Warna Kulit Normal
 Kuku Jari Tampak Kotor
 Berkeringat Dan Bau Badan
12) Ekstrimitas (Pemerilsaan kekuatan otot, ekstrimitas atas dan bawah )
 Tangan Kanan Terpasang Infus
 Tungkai Kanan Kiri Kram Dan Tertusuk-Tusuk

E. POLA PENGKAJIAN FUNGSIONAL GORDON


a. Pola Persepsi Kesehatan/Penanganan Kesehatan

Pasien tahu bahwa dirinya menderita hipertensi tetapi pengetahuan terkait


penyakit yang diderita masih kurang. Pasien tidak rutin memeriksakan kesehatannya
ke fasilitas kesehatan terdekat, pasien juga tidak terdaftar dalam program khusus
penderita hipertensi.

b. Pola Nutrisi dan Metabolik

Sebelum dan selama sakit pasien makan secara teratur 3x sehari. Selama di RS
pasien mengkonsumsi diet lunak rendah garam 2000 kalori, 50 gr protein yang
dikonsumsinya, bubur, lauk, sayur, dan buah. Pasien makan dengan dibantu
keluarganya (disuapi)

c. Pola Eliminasi

Sebelum dirawat di RS, pasien BAB 1x sehari dan BAK 5-6 kali. Selama berada
di RS pasien belum pernah BAB, pasien bisa BAK secara mandiri dengan dibantu
keluarganya untuk pergi ke kamar mandi.

d. Pola Aktivitas dan Latihan

16
Sebelum dirawat di RS, pasien jarang berolahraga. Aktivitas yang dilakukan
hanya pergi dan pulang kerja. Terkadang pasien jalan-jalan di taman sekitar
rumahnya karena diajak anaknya. Selama di RS, pasien tampak lemah dan hanya
berbaring di tempat tidur serta mengalami keterbatasan dalam beraktivitas. Pasien
dibantu keluarganya untuk berpindah dan ke kamar mandi

e. Pola Istirahat dan Tidur

Sebelum masuk RS pasien tidur cukup selama 7-8 jam dan tanpa gangguan.pasien
tidak pernah tidur siang. Selama di RS, pasien tidak bisa tidur dengan nyenyak
karena pasien lain disebelah agak rebut, pasien hanya tidur 6 jam sehari, kantung
mata pasien tampak menghitam

f. Pola Kognitif dan Perseptual

Pasien tidak mengalami gangguan dalam komunikasi, menjawab pertanyaan


sesuai yang ditanyakan, pandangan mata pasien kabur, selama sakit pengambilan
keputusan dilakukan oleh suami pasien karena pasien diminta untuk tidak berpikir
berat.

g. Pola Konsep Diri

Pasien merasa kesal dengan dirinya sendiri karena tidak bisa beraktivitas secara
mandiri, pasien berharap dirinya bisa cepat sembuh dan bisa beraktivitas kembali,
keluarga pasien menerima keadaan pasien saat sakit ditandai dengan keluarga selalu
menemani dan membantu pasien di RS

h. Pola Hubungan dan Peran

Status pasien sebagai ibu, suami dan anak sulungnya bekerja. Selama sakit, pasien
tidak bisa bekerja, tetapi keluarga tidak terlalu mengkhawatirkan masalah biaya RS
karena sudah ditanggung oleh BPJS Kesehatan, dan untuk biaya sehari-hari selama
pasien sakit, suami pasien mengatakan bahwa masih mempunyai tabungan. Pasien
terlihat tidak ada masalah dalam berhubungan dan berkomunikasi dengan orang di
sekitarnya

17
i. Pola Seksualitas Reproduksi

Selama sakit gairah seksual menurun

j. Pola Koping dan Toleransi Stress

Pasien selalu menceritakan keluhannya pada suami dan anaknya. Selama dirawat
di RS membutuhkan dukungan dari keluarganya, pasien menunjukkan keadaan
emosi yang cenderung stabil dan pasien tidak bicara bila tidak ditanya

k. Pola Nilai dan Kepercayaan

Pasien beragama Kristen. Sebelum sakit, pasien selalu beribadah ke Gereja,


dengan keadaanya sat ini pasien tidak bisa beribadah di Gereja, sehingga pasien
hanya bisa berdoa di atas tempat tidur. Pasien percaya bahwa Tuhan akan
mengangkat penyakitnya jika dirinya selalu berdoa dan berusaha.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Laboratorium

TANGGAL PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL SATUAN INTERPRETASI


Selasa, 3 Leukosit 7200 4.000-10.000 mmHg Normal
Hemoglobin 14,9 12-16 mg/dL Normal
November
BBS ½ jam 4 0-6 mm/jam Normal
2020 BBS 1 jam 20 6-11 mm/jam Naik
GDS 119 200 mg/dL Turun
Ureum 38,8 10-50 mg/dL Normal
Kreatinin 1,1 0,6-1,1 mg/dL Normal
Alkali Fosfat 198 60-170 U/L Naik
SGOT 20 5-40 U/L Normal
SGPT 27 7-56 U/L Normal
Kolesterol 155,8 200 mg/dL Turun
Trigliserid 85,2 200 mg/dL Turun
Asam Urat 3,5 2,4-5,7 mg/dL Normal

b. Terapi Medikasi

TANGGAL JENIS TERAPI DOSIS CARA PEMBERIAN

18
Selasa, 3 Infus NaCl 500 cc 20 tpm IV
November Ranitidin 2x1 2 ml IV amp
2020 Amplodipin 1x1 10 mg Oral
Piracetam 2x1 3 gr IV
Captopril 3x1 25 mg Oral
Rabu, 4 Infus NaCl 500 cc 20 tpm IV
November Ranitidin 2x1 2 ml IV amp
2020 Amplodipin 1x1 10 mg Oral
Piracetam 2x1 3 gr IV
Captopril 3x1 25 mg Oral

G. ANALISA DATA (SDKI)


DATA INTERPRETASI MASALAH
NO
(SIGN/SYMPTOM) (ETIOLOGI) (PROBLEM)
1 2 3 4
DS : Gejala penyakit Gangguan Rasa
Pasien mengeluh pusing, (hipertensi) Nyaman
tengkuk terasa tegang dan
tidak nyaman
1.

DO :
Pasien tampak lemah hanya
berbaring di tempat tidur
2. DS : Hambatan lingkungan Gangguan Pola
Pasien selama sakit tidurnya (mis. Kelembapan Tidur
terganggu lingkungan sekitar, suhu
lingkungan, pencahayaan,
DO : kebisingan, bau tidak
Pasien tampak sering sedap, jadwal
menguap karena kondisi pemantauan/pemeriksaan/t
sebelahnya agak rebut, hanya indakan)
6 jam sehari, tampak hitam

19
di kantung mata.
DS : Ketidakbugaran fisik (fisik Gangguan
Pasien mengatakan aktivitas lemah) Mobilitas Fisik
masih dibantu keluarga
seperti berpindah, ke kamar
mandi
3.

DO :
Pasien tampak hanya
terbaring ditempat tidur
serasa lemas dan pusing
DS : Kelemahan (tidak mampu Defisit Perawatan
Pasien mengatakan sejak mandi/mengenakan Diri
sakit ini belum mandi sudah pakaian/makan/ke
2 hari ini toilet/berhias secara
4.
mandiri)
DO :
Pasien tercium bau keringat,
kuku jari tampak kotor

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN (PRIORITAS MASALAH)/SDKI


1. Gangguan rasa nyaman b.d gejala penyakit d.d mengeluh tidak nyaman
2. Gangguan pola tidur b.d hambatan lingkungan d.d mengeluh tidak puas tidur
3. Gangguan mobilitas fisik b.d ketidakbugaran fisik d.d fisik lemah
4. Defisit perawatan diri b.d kelemahan d.d tidak mampu mandi/mengenakan
pakaian/makan/ke toilet/berhias secara mandiri

I. RENCANA KEPERAWATAN
NO TUJUAN & Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan TANDA
DP (SLKI) (SIKI) TANGAN

20
1. Tujuan : setelah dilakukan Terapi Relaksasi
tindakan keperawatan selama 1x Observasi :
24 jam (T) maka masalah 1. Identifikasi penurunan
Status Kenyamanan (S) tingkat energi,
meningkat (M,A) dengan ketidakmampuan
Kriteria Hasil : berkonsentrasi, atau gejala
1. Keluhan tidak nyaman lain yang mengganggu
menurun (M,A) kemampuan kognitif
2. Kebisingan menurun (M,A) 2. Periksa ketegangan otot,
3. Keluhan sulit tidur menurun frekuensi nadi, tekanan
(M,A) darah dan suhu sebelum
4. Pola tidur membaik (M,A) dan sesudah latihan
Tingkat Ansietas (S) menurun 3. Monitor respons terhadap
(M,A) dengan Kriteria Hasil : terapi relaksasi
1. Perilaku tegang menurun Teraupetik :
(M,A) 1. Ciptakan lingkungan
2. Keluhan pusing menurun tenang dan tanpa
(M,A) gangguan dengan
pencahayaan dan suhu
ruang nyaman
2. Berikan informasi tertulis
tentang persiapan dan
prosedur teknik relaksasi
3. Gunakan nada suara
lembut dengan irama
lambat dan berirama
Edukasi :
1. Jelaskan tujuan, manfaat,
batasan dan jenis relaksasi
yang tersedia
2. Anjurkan mengambil

21
posisi nyaman
3. Anjurkan rileks dan
merasakan sensasi
relaksasi
4. Demonstrasikan dan latih
teknik relaksasi
Tujuan : setelah dilakukan Dukungan Tidur
tindakan keperawatan selama 1x Observasi :
24 jam (T) maka masalah Pola 1. Identifikasi pola aktivitas
Tidur (S) membaik (M,A) dan tidur
dengan Kriteria Hasil : 2. Identifikasi faktor
1. Keluhan sulit tidur penggangu tidur
meningkat (M,A) Teraupetik :
2. Keluhan tidak puas tidur 1. Modifikasi lingkungan
meningkat (M,A) 2. Fasilitasi menghilangkan
2.
Tingkat Keletihan (S) stress sebelum tidur
menurun (M,A) dengan 3. Tetapkan jadwal rutin
Kriteria Hasil : Edukasi :
1. Sakit kepala menurun 1. Jelaskan pentingnya tidur
(M,A) cukup selama sakit
2. Pola istirahat membaik 2. Ajarkan faktor-faktor
(M,A) yang berkontribusi
terhadap gangguan pola
tidur
3. Tujuan : setelah dilakukan Dukungan Ambulasi
tindakan keperawatan selama 1x Observasi :
24 jam (T) maka masalah 1. Identifikasi adanya nyeri
Mobilitas Fisik (S) meningkat atau keluhan fisik lainnya
(M,A) dengan Kriteria Hasil : 2. Identifikasi toleransi fisik
1. Kelemahan fisik menurun melakukan ambulasi
(M,A) 3. Monitor frekuensi jantung
Toleransi Aktivitas (S) dan tekanan darah

22
meningkat (M,A) dengan sebelum memulai
Kriteria Hasil : ambulasi
1. Perasaan lemah menurun 4. Monitor kondisi umum
(M,A) selama melakukan
ambulasi
Teraupetik :
1. Fasilitasi aktivitas
ambulasi dengan alat
bantu
2. Libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan ambulasi
Edukasi :
1. Ajarkan ambulasi
sederhana yang harus
dilakukan (mis. Berjalan
dari tempat tidur ke kursi
roda, berjalan dari tempat
tidur ke kamar mandi,
berjalan sesuai toleransi)
4. Tujuan : setelah dilakukan Dukungan Perawatan Diri :
tindakan keperawatan selama 1x Mandi
24 jam (T) maka masalah Observasi :
Perawatan Diri (S) meningkat 1. Identifikasi jenis bantuan
(M,A) dengan Kriteria Hasil : yang dibutuhkan
1. Kemampuan mandi 2. Monitor kebersihan tubuh
meningkat (M,A) Teraupetik :
2. Kemampuan ke toilet 1. Sediakan peralatan mandi
(BAB/BAK) meningkat 2. Sediakan lingkungan yang
(M,A) aman dan nyaman
3. Minat melakukan 3. Fasilitasi menggosok gigi

23
perawatan diri meningkat 4. Fasilitasi mandi
(M,A) Edukasi :
4. Mempertahankan 1. Ajarkan kepada keluarga
kebersihan diri meningkat cara memandikan pasien
(M,A)

J. CATATAN KEPERAWATAN
NO HARI & TANDA
DP TANGGA IMPLEMENTASI RESPON PASIEN TANGAN
L PUKUL
1. Selasa Memonitor vital sign DS :
3 Nov 2020 sebelum dan sesudah Pasien mengatakan
07.15 pemberian analgesik bersedia di cek TTV
pertama kali
DO :
- TD 190/100mmHg
- Nadi 80x/menit
- Suhu tubuh 37℃
- Frekuensi nafas
22x/menit
07.20 Memonitor kondisi DS :
umum selama Pasien mengatakan
melakukan ambulasi bersedia melakukan
ambulasi sesuai arahan
perawat

DO :
- Pasien terpasang
infuse NaCl 500cc 8
Tpm
- Kesadaran
composmentis GCS
24
15
09.30 Mengidentifikasi pola DS :
aktivitas, tidur dan Pasien mengatakan selama
faktor penggangu sakit tidurnya terganggu
tidur
DO :
Pasien tampak sering
menguap karena kondisi
sebelahnya agak ribut,
hanya 6 jam sehari,
tampak hitam di kantung
mata.
10.00 Mengidentifikasi DS :
toleransi fisik Pasien mengeluh pusing,
melakukan ambulasi lemas dan tengkuk terasa
tegang

DO :
Aktivitas pasien masih
dibantu keluarga seperti
berpindah, ke kamar
mandi
11.15 Memonitor kebersihan DS :
tubuh Pasien mengatakan sejak
sakit ini belum mandi
sudah 2 hari ini

DO :
Pasien tercium bau
keringat, kuku jari tampak
kotor

25
2. Rabu Memonitor TTV DS :
4 Nov 2020 Pasien mengatakan
07.15 bersedia di cek TTV

DO :
- TD 180/80mmHg
- Nadi 80x/menit
- Suhu tubuh 36,2℃
- Frekuensi nafas
21x/menit
07.20 Memonitor kondisi DS :
umum selama Pasien mengatakan
melakukan ambulasi bersedia melakukan
ambulasi sesuai arahan
perawat

DO :
- Pasien terpasang
infuse NaCl 500cc 8
Tpm
- Kesadaran
composmentis GCS
15
09.30 Mengidentifikasi pola DS :
aktivitas, tidur dan Pasien mengatakan
faktor penggangu tidurnya sudah tidak
tidur terganggu

DO :
Pasien tampak puas
dengan tidurnya, 8 jam
sehari

26
10.00 Mengidentifikasi DS :
toleransi fisik Pasien mengatakan sudah
melakukan ambulasi tidak pusing

DO :
Pasien sudah berusaha
melakukan aktivitas secara
mandiri
11.15 Memonitor kebersihan DS :
tubuh Pasien mengatakan sudah
mandi

DO :
Pasien tercium aroma
wangi dan kuku tampak
bersih

K. CATATAN PERKEMBANGAN
NO HARI & TANGGAL RESPON TANDA
DP PUKUL PERKEMBANGAN TANGAN
1. Selasa, 3 Nov 2020 S : Pasien mengatakan selama sakit
07.30 WIB tidurnya terganggu
O : Pasien tampak sering menguap
karena kondisi sebelahnya agak ribut,
hanya 6 jam sehari, tampak hitam di
kantung mata.
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
S : Pasien mengeluh pusing, lemas dan
tengkuk terasa tegang
O : Aktivitas pasien masih dibantu
keluarga seperti berpindah, ke kamar

27
mandi
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
S : Pasien mengatakan sejak sakit ini
belum mandi sudah 2 hari ini
O : Pasien tercium bau keringat, kuku
jari
tampak kotor
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
2. Rabu, 4 Nov 2020 S : Pasien mengatakan tidurnya sudah
07.30 WIB tidak terganggu
O : Pasien tampak puas dengan tidutnya,
8 jam sehari
A : Masalah sudah teratasi
P:-
S : Pasien mengatakan sudah tidak
pusing
O : Pasien sudah berusaha melakukan
aktivitas secara mandiri
A : Masalah sudah teratasi
P:-
S : Pasien mengatakan sudah mandi
O : Pasien tercium aroma wangi dan
kuku tampak bersih
A : Masalah sudah teratasi
P:-

28
BAB IV

PEMBAHASAN

Bab ini akan menguraikan pembahasan asuhan keperawatan pada Ny. R dengan masalah
hipertensi di Ruang IGD RS Karya Husada

A. PENGKAJIAN
Pengkajian ini dilakukan pada 2 November 2020Dalam pengkajian didapat hasil
yaitu pasien mengatakan selama sakit belum mandi sudah 2 hari, bau keringat, kuku jari
tampak kotor, pasien tampak lemah, lemas dan pusing. Hasil tekanan darah 190/100
mmHg. Hal yang penyebabkan pasien masuk rumah sakit yaitu karena pusing, tekuk
terasa tegang dan terjatuh di kamar mandi. Selama sakit pasien hanya berbaring ditempat
tidur terasa lemas dan pusing, berkeringat, bau badan, aktivitas seperti berbindah
kekamar mandi masih dibantu keluarga, pasien meiliki riwayat stroke 1 tahun yang lalu,
pasien selama sakit tidurnya terganggu, sering mengguap karena kondisi sebelahnya agak
rebut, hanya 6 jam, tampak hitam di kantung mata, dan pasien mendapatkan terapi obat
ranitidine. Data penunjang didapatkan hasil pemeriksaan tanda-tanda vital TD 190/100
mmHg, Nadi 80x/menit, Suhu Tubuh 37º C, Frekuensi Nafas 22x/menit, pasien
terpasang infuse 500cc 8 Tpm, kesadaran composmentis GCS 15, tiggi badan 160 cm,
BB 63 kg. Hasil Observasi diperoleh haemoglobin 14,9 g/dl, pasien mendapatkan terapi
obat ranitidine 2x1 amp/IV, amlodipin 10 mg 1x1, piracetam 2x3gr/IV,captopril 25 mg
3x1.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala penyakit dibuktikan dengan
mengeluh tidak nyaman
Gangguan rasa nyaman adalah perasaan kurang senang, lega dan sempurna dalam
dimensi fisik, psikospiritual, lingkungan dan sosial

29
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan hambatan lingkungan dibuktikan dengan
mengeluh tidak puas tidur
Gangguan pola tidur adalah gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor
eksternal
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan ketidakbugaran fisik dibuktikan
dengan fisik lemah
Gangguan mobilitas fisik adalah dalam gerakan fisik dari satu atau lebih ekstremitas
secara mandiri
4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan dibuktikan dengan tidak
mampu mandi/mengenakan pakaian/makan/ke toilet/berhias secara mandiri
Defisit perawatan diri adalah tidak mampu atau menyelesaikan aktivitas perawatan
diri

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Pembuatan rencana atau intervensi pada Ny R disesuaikan dengan tujuan dan
kriteria hasil, perencanaan ini dibuat berdasarkan keluhan, data subjektif, dan data objek
tif yang ada, karena data ini sangat mendukung dalam memberikan asuhan keperawatan.
Adapun intervensi untuk diagnosa 1 adalah Identifikasi penurunan tingkat energi,
ketidakmampuan berkonsentrasi, atau gejala lain yang mengganggu kemampuan kognitif,
Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi, tekanan darah dan suhu sebelum dan sesudah
latihan, Monitor respons terhadap terapi relaksasi, Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa
gangguan dengan pencahayaan dan suhu ruang nyaman, Berikan informasi tertulis
tentang persiapan dan prosedur teknik relaksasi dan Jelaskan tujuan, manfaat, batasan dan
jenis relaksasi yang tersedia, Anjurkan mengambil posisi nyaman, dan Anjurkan rileks
dan merasakan sensasi relaksasi.

Kemudian intervensi untuk diagnosa 2 adalah Identifikasi pola aktivitas dan tidur,
Identifikasi faktor penggangu tidur, Modifikasi lingkungan, Fasilitasi menghilangkan
stress sebelum tidur, Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit dan Ajarkan faktor-
faktor yang berkontribusi terhadap gangguan pola tidur.

30
Lalu, intervensi untuk diagnosa 3 adalah Identifikasi adanya nyeri atau keluhan
fisik lainnya, Identifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi, Fasilitasi aktivitas ambulasi
dengan alat bantu Dan Ajarkan ambulasi sederhana yang harus dilakukan (mis. Berjalan
dari tempat tidur ke kursi roda, berjalan dari tempat tidur ke kamar mandi, berjalan sesuai
toleransi). Dan yang terakhir intervensi untuk diagnosa 4 adalah Mengidentifikasi jenis
bantuan yang dibutuhkan, Memonitor kebersihan tubuh, Sediakan peralatan mandi,
Sediakan lingkungan yang aman dan nyaman dan Ajarkan kepada keluarga cara
memandikan pasien.

D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Pada Ny. R implementasi dilakukan selama 2 hari dimulai tanggal 3 November –
4 November 2020. Pelaksanaan tindakan atau implementasi yang tercatat di catatan
keperawatan dilakukan berdasarkan intervensi yang telah disusun sebelumnya, pada hari
pertama tanggal 3 November 2020 saat perawat memulai shiftnya implementasi yang
dilakukan yaitu memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic pertama
kali, setelah itu perawat memonitor kondisi umum selalama melakukan ambulasi,
mengidentifikasi pola aktivitas, tidur, dan faktor pengganggu tidur, lalu mengidentifikasi
toleransi fisik selama melakukan ambulasi, dan implementasi terkahir yang dilakukan
hari itu yaitu memonitor kebersihan tubuh

Pada hari kedua tanggal 4 November 2020 juga dilakukan saat perawat memulai
shift pertama di pagi hari. Implementasi yang dilakukan sama dengan yang dilakukan di
hari sebelumnya, antara lain memonitor ttv, memonitor kondisi umum selama melakukan
ambulasi, mengidentifikasi pola aktivitas, tidur, dan faktor pengganggu tidur,
mengidentifikasi toleransi fisik selama melakukan ambulasi, dan memonitor kebersihan
tubuh

Pada pelaksanaan tindakan keperawatan tidak ditemukan hambatan karena pasien


dan keluarga kooperatif dengan perawat, sarana dan prasarana yang dibutuhkan juga
tersedia sehingga rencana tindakan dapat dilakukan dengan baik.

31
E. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Pada tahap evaluasi menilai
sejauh mana tujuan dapat dicapai. Untuk diagnosa pertama gangguan rasa nyaman
berhubungan dengan gejala penyakit menunjukkan hasil pasien mengeluh pusing, lemas, dan
tengkuk terasa tegang. Diagnosa kedua gangguan pola tidur berhubungan dengan hambatan
lingkungan menunjukkan hasil pasien merasa tidurnya terganggu dan pasien tampak serng
menguap karena kondisi sebelahnya rebut. Diagnosa ketiga gangguan mobilitas fisik
berhubungan dengan ketidakbugaran fisik menunjukkan hasil akitivitas pasien masih dibantu
keluarga seperti berpindah, dan ke kamar mandi. Dan diagnosa keempat defisit perawatan
diri berhubungan dengan kelemahan menunjukkan hasil pasien mengatakan sejak sakit ini 2
hari belum mandi dan tercium bau keringat dan kuku tampak kotok

Pada tahap evaluasi yang tertulis di hari pertama masalah keperawatan belum teratasi
sehingga dilanjutkan intervensi di hari berikutnya. Dengan dilanjutkannya intervensi, maka
di akhir evaluasi semua tujuan dan kriteria hasil dapat dicapai dan masalah keperawatan
dapat teratasi. Hal ini didapat karena adanya kerjasama yang baik antara perawat dan pasien
serta keluarga pasien dan tenaga kesehatan lainnya

32
DAFTAR PUSTAKA

Koes Irianto. 2014. Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis.
Bandung: IKAPI
Kemenkes RI. Info Data Dan Informasi Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta:
Kemenkes RI: 2014
Triyanto, Endang. 2014. Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi Secara
Terpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Yonata, A., Satria, A. 2016. Hipertensi sebagai Faktor Pencetus Terjadinya Stroke.
Majority
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

33

Anda mungkin juga menyukai