Anda di halaman 1dari 22

NEGARA HUKUM DAN HAM

Peper ini bertujuan untuk memenuhi tugas dalam Perkuliahan Pendidikan Kewarganegaraan

Pengampu: I G.B. Wirya Aung

TUGAS INDIVIDU

I MADE FEBY ARYA PUTRA

NIM : 1519351005

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS UDAYANA

2015

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................... i

DAFTAR ISI .................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang ............................................................... 1


B.Rumusan Masalah .......................................................... 1
C.Tujuan ............................................................................ 1

BAB II ISI

A.Konsep dan Ciri Hukum .................................................


B.Sejarah Perkembangan Hak Asasi Manusia ...................
C.Hak Asasi Manusia di Indonesia ....................................

BAB III PENUTUP

Simpulan Dan Saran ...........................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Hak asasi manusia merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang wajib
dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh Negara huku pemerintah
dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat
manusia. Penegakan HAM yang terkuat terjadi ketika bangsa ini
memperjuangkan hak asasinya yaitu : kemerdekaan yang telah berabad-abad
dirampas oleh penjajah, oleh karena itu tidak mengherankan setelah
mencapai kemerdekaan para pendiri negeriini mencantumkan prinsip-
prinsip HAM dalam konstitusi RI(UUD 1945).sebagai pedoman dan cita-
cita yang harus dilaksanakan dan dicapai.

1.2Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Negara Hukum ?
2. Apa Ciri-Ciri Negara Hukum ?
3. Bagaimana Negara Hukum Di Indonesia ?

1.3Tujuan
1. Untuk mengetahui pngertian Negara hukum
2. Untuk mengetahui ciri- ciri Negara hukum
3. Untuk mengethui bagaimana negera hukum di Indonesia ?
BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP DAN CIRI HUKUM

1 .Pengertian Negara Hukum

Negara hukum terjemahaan dari istilah Rechtstaat atau Rule of Law .


Istilah Rechtstaat diberikan oleh ahli hukum Eropa Kontinenta, sedangkan
istilah Rule of Law diberikan ahli hukum Anglo-Saxon. Rechtstaat atau Rule
of Law itu sendiri dapat dikatan sebagai bentuk perumusan yuridis dari
gagasan ini dinamakan Constitutional State atau Rechtstaat (Mariam
budiardjo, 2008). Oleh karena itu, konstitusi dan negara (hukum)
merupakan dua lembaga yang tidak bisa dipisahkan.

Secara sederhana yang dimaksud dengan negara hukum adalah negara


yangpenyelenggaraan kekuasaan pemerintahannyadisarkan atas hukum. Di
negara yang berdasar atas hukum maka negara termasuk di dalam
pemerintah dan lembaga lembaga lain dalam melaksakaan tindakan
apapun harus dilandasi oleh hukum dan dapat dipertanggung jawabkan
secara hukum.Dalam negara hukum, kekuasaan menjalankan
pemerintahan berdasarkan atas kedaulatan hukum (supremasi hukum) dan
bertujuan untuk ketertiban hukum (Mustafa Kamal Pasha,2003). Lebih
lanjut soentandyo wignjosoebroto (2010) menyatakan bahwa konsep
Rechtstaat atau negara huukm adalah konsep yang berparadigma bahwa
negara dan alat kekuasaannya (yang disebut pemerintah) tak dibenerkan
bertindak atas dasar kekuasaannya belaka, melainkan harus ditumpukan
pada dasar kebenaran hukum adalah Undang Undang Dasar.

Dari sinilah lahir sekurang kurangnya tiga karakter konsep Rechtstaat dalam
kehidupan bernegara bangsa. Pertama, bahwa apa yang disebut hukum itu
harus didalam wujudnya yang positif. Kedua , apa yang disebut hukum yang
telah selesai bentuknya yang positif itu, disebut iuscontitutum harus
merupakan hasil proses kesepakatan golongan golongan dalam suatu negeri
langsung yang disebut proses legislasi. Ketiga, hukum yang telah diwujudkan
dalam bentuk undang undang.

Negara berdasar atas hukum menempatkan hukum sebagai hal yang


tertinggi (supreme) sehingga ada istilah supremasi hukum. Supremasi hukm
harus tidak boleh mengabaikan tiga ide dasar hukum yaitu keadilan,
kemanfaatan, dan kepastian

(Achmad Ali, 2002) atau tiga tujuanhukum, yakni keadilan, kepastian, dan
kemanfaatan (Mahfud MD, 2013). Oleh karena itu, pelaksanaan hukum
negara harus memperhatikan tiga hal tersebut.

Ada dua unsur dalam negara hukum yaitu. Pertama hubungan antara yang
memerintah dan diperintah tidak berdasarkan kekuasaan, melainkan
berdasarkan suatu norma objektif yang juga mengikat pihak yang
memeritah. Kedua, norma objektif harus memenuhi syarat bahwa tidak
hanya secara formal, melainkan dapat dipertahankan berhadapan dengan
ide hukum.

Didalam negara hukum, hukum sebagai dasar diwujudkan dalam peraturan


perundangan undangan yang berpuncak pada konstitusi atau hukum dasar Negara.
Konstitusi negara juga harus berisi gagasan atau ide tentang konstitusionalisme.
Dengan demikian, didalam negara hukum kekuasaan negara berdasar atas hukum
bukan kekuasaan belaka, serta pemerintahaan negara berdasar pada konstitusi yang
berpaham konstitusionalisme.

Negara hukum adalah unik sebab negara hendak dipahami sebagai suatu kosep
hukum (Jimly Ashidiqie, 2004). Sebagai suatu konsep yang unik sebab tidak
konsep, misalnya negara politik, negara ekonomi,dan sebagaimya. Dalm negara
hukum nantinya akan terdapat satu kesatuan sistem hukum yang berpuncak pada
konstitusi atau undang-undang dasar. Dengan adanya sistem hukum maka
penyelenggaraan negara dan rakyat dapat bersatu di bawah dan tunduk pada sistem
yang berlaku.

2. Ciri Negara Hukum

Negara hukum yang muncul pada abad ke-19 adalah negara hukum
formil atau negara hukum dalam arti sempit. Pada uraian sebelumnya
telah dikumakakan bahwa negara hukum terjemahaan dari istilah
Rechtstaat atau Rule of Law.friedrich Julius Stahl dari kalangan ahli
hukum Eropa Kontinental

memberikan ciri ciri Rechtstaat sebagai berikut.

a) Hak asasi manusia


b) Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk
menjamin hak asasi manusia yang biasa dikenal
dengan Trias Politika.
c) Pemerintahaan berdasarkan peraturan peraturan.
d) Peradilan administrasi dalamperselisihan.
Sedangakan A.V. Dicey dari kalangan ahli hukum Anglo-Saxon

memberikan ciri ci Rule of Law sebagai berikut,

a) Supremasi hukum, dalam arti tidak boleh ada


kesewenang-wenangan sehingga seseorang hanya
boleh dihukum jka melanggar hukum.
b) Kedudukan yang sama didepan hukum baik bagi rakyat
biasa maupun pejabat.
c) Terjaminya hak hak manusia dalam undang undang
atau keputusan pengadilan.
Ciri ciri Rechtstaat dan Rule of Law diatas masih dipengaruhi oleh konsep
negara hukum formil atau negara hukum dalam arti sempit. Dari
perincian diatas peranan pemerintah hanya sedikit, karena ada dalil
bahwa “pemerintahan yang paling sedikit adalah pemerintahan yang
paling baik”.

Dengan munculnya konsep negara hukum materiil pada abad-20 maka

perumusan ciri ciri negara hukum sebagaimana dikumukakan oleh Stahl dan
Dicey diatas kemudian di tinjau lagi sehingga dapat menggambarkan
perluasan tugas pemerintahan yang tidak boleh lagi bersifat pasif. Sebuah
komisi yang terdiri dari 106 hakim dari 16 negara di wilayah Asia Tenggara
dan Pasifik yang tergabung dalam “ International Commission of Jurists”
pada konferensinya dibangkok tanggal 15-19 Februari tahun 1965
merumuskan ciri ciri pemerintahan yang demokratis dibawah Rule of Law
yang dinamis. Ciri cirinya adalah:

a) Perlindungan konstitusional dalam arti bahwa konstitusi


selain daripada menjamin hak-hak individu harus
menentukan pula cara prosedural untuk memperoleh
perlndungan atas hak-hak yang dijamin.
b) Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak.
c) Kebebasan untuk menyatakan pendapat.
d) Pemilihan umum yang bebas.
e) Kebebasan untuk berorganisasi dan beroposisi dan
pendidikan civic( kewarganegaraan )

Ciri ciri negara hukum tadi sudah dipengaruhi oleh konsep negara hukum

materiil (modern). Yang menarik adalah bahwa pendidikan


kewarganegaraan (civic educaton) disepakati sebagai syarat bagi
pemerintah demokrasi di bawah Rule of Law yang dinamis.

Disamping perumusan ciri-ciri negara hukum seperti diatas, ada pula


berbagai pendapat mengenai ciri-ciri negara hukum yang dikemukakan oleh
ahli Franz Magnis Suseno (1997). Negara hukum itu sendiri ada 5 ciri yaitu:

a) Fungsi kenegaraan dijalan oleh lembaga yang


bersangkutan sesuai dengan ketetapan sebuah undang
undang dasar.
b) Undang undang dasar menjamin hak asasi manusia
yang paling penting.Karena tanpa menjamin hukum itu
akan menjadi sarana penindasan.
c) Badan badan negara menjalankan kekuasan masing
masing selalu atas dasar hukum yang berlaku.
d) Terhadap tindakan badan negara masyarakat dapat
mengadu kepengadilan dan putusan pengadilan
dilaksanakan oleh badan negara.
e) Badan kehakiman bebas dan tidak memihak.

B. NEGARA HUKUM INDONESIA

1 . Landasan Yuridis Negara Hukum Indonesia

Dasar pijakan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum sekarang


ini tertuang dengan jelas pada Pasal 1 Ayat 3 UUD 1945. dengan
dikemukakannya landasan ini ke dalam bagian pasal UUD 1945
menunjukan semakin kuatnya dasar hukum serta menjadi amanat
negara bahwa negara Indonesia adalah dan harus merupakan negara
hukum.

Sebelumnya, landasan negara hukum indonesia kita temukan


dalam bagian Penjelasan umum UUD 1945 tentang Sistem Pemerintahan
Negara sebagai berikut.
1. Indonesia ialah Negara yang berdasarkan atas hukum ( Rechtstaat).
Negara Indonesia berdassar atas hukum ( Rechtstaat), tidak
berdasarkan atas kekuasaan belaka (machtsstaat)
2. Sistem kontitusional. Pemerintah berdasarkan system konstitusi
(hokum

Dasar), tidak bersifat absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas).

Berdasarkan perumusan diatas oleh para pendiri Negara, untuk negara


hokum Indonesia digunakan istilah Rechtstaat yang dipengaruhi oleh konsep
hukum belanda yang termasuk dalam Negara wilayah eropa kontinetal.
Masuknya rumusan tersebut juga merupakan salah satu contoh pelaksanaan
dasar dalam melakukan perubah UUD

1945 yakni memasukan hal-hal normatif yang ada dalam penjelasan


kedalam pasalpasal.

Negara hokum yang dimaksud adalah negarayang


menegakan supremasi hukum, untuk menegakan kebenaran dan
keadilan. Negara humum akan terlihat dengan ciri-cirinya adanya:
a) jaminan perlindungan hak asasi manusia.
b) kekuasaan kehakiman atau peradilan yang merdeka.
c) legalitas dalam arti hokum yaitu baik penyelenggara
Negara maupun warga Negara dalam bertindak
berdasar atas hokum.

Konsekwensi dari ketentuan diatas bahwa setiap sikap dan prilaku


penyelanggara dan warga Negara berdasarkan dan sesuai hokum.
Ketentuan itu juga dimaksudkan untuk menjaga penyalahgunaan
kekuasaan dan tindakan kesewenangwenangan baik yang dilakukan
penyelanggra Negara maupun warga Negara.

3. Perwujudan Negara Hukum di Indonesia


Oprasionalisasi dari konsep Negara hokum Indonesia dituangkan
dalam kontitusi Negara yaitu UUD 1945. UUD 1945 merupakan hokum
Negara yang menempati posisisebagai hukum dasar dan tertinggi dalam
tuntunan hokum ( legal order) Indonesia

Hukum di Indonesia juga membentuk sistem hokum. Sistem hokum

Indonesia tersusun berdasarkan hokum terkini Negara, yaitu UUD Negara


republic Indonesia 1945 kemudian dijabarkan ke dalam peraturan hokum
yang lebih rendah sehingga bersifat hierarkis piramidal. Sistem hukum
Indonesia itu sekarang ini sebagaimana tergambar dalam undang-undang
No. 12 tahun 2011 tentang Peraturan Perundang-undangan.

Jenis dan hierarki peraturan perundangan, menurut pasal 7 Undang-Undang

1. Ketetapan MPR
2. UU
3. Peraturan presiden
4. Peraturan presiden
5. Peraturan daerah provinsi dan kota.
Ada 4 kaidah penuntun hukum yang mengalir daaari dasar Negara
Pancasila. Pertama, hokum Indonesia yang dibuat haruslah bertujuan
membangun dan menjamin integrasi Negara dan bangsa Indonesia.
Kedua, hukum Indonesia yang dibuat haruslah berdasarkan demokrasi
dan nomokrasi. Ketiga, hukum Indonesia yang dibuat haruslah bertujuan
untuk membangun keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
Keempat hukum yang dibuat haruslah didasarkan pada toleransi
beragama yang berkeadaban (Mahfud MD, 2007).

4. Hubungan Negara Hukum Dengan Demokrasi


Hubungan antara Negara hukum dengan demokrasi adalah Negara
hukum. Akan tetapi, Negara hokum hanyalah satu ciri dari Negara
demokrasi. Franz Magnis Suseno (1997) menyatakan adanya lima gugus
ciri hikiki dari Negara demokrasi. Kelima ciri Negara demokrasi tersebut
adalah:
1. Negara hukum,
2. Pemerintah di bawah kontrol nyata masyarakat,
3. Pemilihan umum yang bebas,
4. Prinsip mayoritas, dan
5. Adanya jaminan terhadap hak – hak demokratis.

Berdasar 5 (lima) gugus ciri Negara demokrasi tersebut, ditegaskan


kembali oleh Hendra Nurtjahjo (2006) bahwa suatu Negara hukum
tidak mesti demokratis. Pemerintahan monarki atau paternalistic pun
dapat taat kepada hukum. Akan tetapi, demokrasi pada bukan Negara
hukum bukanlah demokrasi dalam arti sesungguhnya. Demokrasi harus
dijalankan melalui suatu konstruksi Negara yang berdasar atas hukum.
C. HAKIKAT HAK ASASI MANUSIA

1. Pengertian Hak Asasi Manusia

Hak Asasi Manusia merupakan hak dasar yang melekat


dan di miliki setiap manusia sejak lahir sebagai anugerah Tuhan Yang
Maha Esa. Mustafa Kamal Pasha (2002) menyatakan bahwa yang
dimaksut dengan hak asasi manusia adalah hak – hak dasar yang
dbawa sejak lahir yang melekat pada esensinya sebagai anugerah Allah
SWT. Pendapat lain yang senada menyatakan bahwa hak asasi manusia
adalah hak – hak dasar yang dibawa sejak lahir dan melekat dengan
potensinya seagai mahklik dan wakil Tuhan (Gazalli, 2004).
Pengakuan terhadap HAM memiliki dua landasan, yaitu :

a. Landasan yang langsung dan pertama, yakni kodrat manusia,


bahwa kodrat manusia adalah sama derajat dan martabatnya.
Semua manusia adalah sederajat tanpa membedakan ras, agama,
suku, bahasa, dan sebagaya, dan
b. Landasan yang kedua dan yang lebih dalam, yakni Tuhan
menciptakan manusia. Bahwa semua manusia adalah mahkluk dari
pencipta yang sama, yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Karena itu di
hadapan Tuhan manusia adalah sama kecuali nanti pada amalnya.

Secara definitive hak artinya kekuasaan atau wewenang yang dimiliki


seseorang atas sesuatu di luar dirinya (Suria Kusuma, 1986). Kebalikan dari
hak adalah kewajiban yang berarti tugas yang harus dijalankan manusia
untuk mengakui kekuasaan itu. Setiap orang memiliki hak dasar memeluk
agama yang berarti kebebasan dan kewenangan dia untuk menganut suatu
agama, sedang orang lain memiliki kewajiban untuk mengakui kewenangan
orang tersebut.hubungan ini akan terjadi bilamana ada pengakuan yang
sama antar manusia itu sendiri.

2. Macam Hak Asasi Manusia

Berdasar pada Undang – Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia, dinyatakan bahwa hak asasi manusia adalah seperangkat hak
yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai mahkluk
Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugrahNya yang wajib dihormati,
di junjung tinggi. Dan dilindungi oleh Negara hukum, pemerintahan, dan
setiap orang demi kehormatan, serta perlindungan harkat dan martabat
manusia.
Berdasar pada pengertian hak asasi manusia, maka ciri pokok dari
hakikat hak asasi manusia adalah ( Tim ICCE UIN, 2013) :

a. Hak asasi manusia tidak perlu diberikan, dibeli, ataupun diwarisi. Hak
asasi manusia adalah bagian dari manusia secara otomatis.
b. Hak asasi manusia berlaku untuk semua orang tanpa memandang
jenis kelamin, asal usul, ras, agama, etnik,danpandangan politik.
c. Hak asasi manusia tidak boleh dilanggar. Tidak seorangpun
mempunyai hak untuk membatasi atau melanggar hak orang lain.
Setiap orang tetap memiliki hak asasi manusia meskipun sebuah
Negara membuat hukum yang tidak melindungi bahkan melanggar
hak asasi manusia.

Hak asasi manusia merupakan hak dasar dari manusia. Apa saja yang
termasuk hak dasar manusia itu senantiasa berubah menurut ukuran
zaman dan perumusannya. Beberapa contoh hak dasar tersebut adalah :

1. Hak asasi manusia menutrut Piagam PBB tentang Deklarasi Univrsal


Hak Asasi Manusia 1948, meliputi :
a) Hak Berpikirr Dan Mengeluarkan Pendapat,
b) Hak Memiliki Sesuatu,
c) Hak Mendapatkan Pendidikan Dan Pengajaran,
d) Hak Menganut Aliran Kepercayaan Atau Agama,
e) Hak Untuk Hidup,
f) Hak Untuk Kemerdekaan Hidup,
1. Hak Untuk Memperoleh Nama Baik,
2. Hak Untuk Memperoleh Pekerjaan,
Dan
3. Hak Untuk Mendapatkan
Perlindungan Hukum.
2. Hak asasi manusia menurut Undang – Undang No. 39
Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, meliputi :
a) Hak Untuk Hidup,
b) Hak Berkeluarga,
c) Hak Mengembangkan Diri,
d) Hak Keadilan
e) Hak Kemerdekaan,
f) Hak Berkomunikasi,
g) Hak Keamanan,
h) Hak Kesejahteraan
i) Hak Perlindungan.

B. SEJARAH PERKEMBANGAN HAK ASASI MANUSIA

1. Sejarah Pengakuan Hak Asasi Manusia

Latar belakang sejarah hak asasi manusia, pada hakikatnya muncul


karena
inisiatif manusia terhadap harga diri dan martabatnya, sebagai akibat
tindakan sewewenang – wenang dari penguasa, penjajahan, perbudakan,
pketidakadilan, dan kezaliman (tirani).

a. Perkembangan Hak Asasi Manusia pada Masa Sejarah


b. perkembangan Hak Asasi Manusia di Inggris
c. perkembangan Hak Asasi Manusia di Amerika Serikat
d. perkembangan Hak Asasi Manusia di Perancis

C. HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA

1.Pengakuan Bangsa Indonesia Akan Hak Asasi Manusia

Pengakuan akan hak asasi manusia di Indonesia telah


tercantum dalam UUD 1945 yang sebenarnya lebih dahulu ada
disbanding ddengan Deklarasi Universal PBB uang lahir pada 10
Desember 1984. berikut ini pengakuan akan hak asasi manusia dalam
UUD 1945 dan peraturan perundang- undangan lainnya.

a. Pembukaan UUD 1945 Alinea Pertama


b. Pembukaan UUD 1945 Alinea Keempat
c. Batang Tubuh UUD 1945
d. Peraturan Perundang - undangan
2.Penegakan Hak Asasi Manusia

Dalam rangka memberikanjaminan perlindungan terhadap HAM, di


samping dibentk aturan-aturan hukum, juga dibentuk kelembagaan yang
menangani masalah yang berkaitan dengan penegakkan HAM antara lain
:

a. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (KomNas HAM) dibentuk


berdasar Keppres No. 50 Tahun 1993 pada tanggal 7 Juni 1993
yang kemudian dikukuhkan lagi melalui Undang – Undang No.
39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
b. Pengadilan HAM dibentuk berdasarkan Undang – undang No.
26 Tahun 2000 tentang Pengadilan hak asasi manusia.
c. Pengadilan HAM Ad Hoc dibentuk atas usuldari DPR
berdasarkan peristiwa tertentu dengan keputusan presiden
untuk memeriksa dan memutuskan perkara pelanggaran hak
asasi manusia yang berat yang terjadi sebelum
diundangkannya Undang-Undang No. 26 Tahun 2000 tentang
Pengadilan hak asasi manusia
d. Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR). Undang-Undang No.
26 Tahun 2000 memberikan alternative bahwa penyelesaian
pelanggaran HAM berat dapat dilakukan di luar pengadilan
HAM, yaitu melalui Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi yang
dibentuk berdasarkan undang-undang, yakni Undang-Undang
No. 27 Tahun 2004 tentang Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi.
Namun dalam perkembangannya, undang undang ini di cabut
dan dikanyatakan tidak memiliki kekuatan hukum mengikat
oleh Mahkamah Konstitusi ( MK ).
Partisipasi masyarakat tersebut tertuang dalam Bab VIII Undang-Undang No.

39 tahun 1999 tentang HAM sebagai berikut.

Pasal 100

Setiap orang, kelompok, organisasi politik, organisasi masyarakat,


lembaga swadaya masyarakat, atau lembaga kemasyarakatan lainnya,
berhak berpartisipasi dalam perlindungan, penegakan, dan pemajuan
hak asasi manusia.
Pasal 101

Setiap orang,kelompok, organisasi politik, organisasi masyarakat,


lembaga swadaya masyarakat, atau lembaga kemasyarakatan lainnya,
berhak menyampaikan laporan atas terjadinya pelanggaran hak asasi
manusia kepada Komnas KAM atau lembaga lain yang berwenang
dalam rangka perlindungan, penegakkan dan pemajuan hak asasi
manusia.

Pasal 102

Setiap orang,kelompok, organisasi politik, organisasi masyarakat,


lembaga swadaya masyarakat, atau lembaga kemasyarakatan lainnya,
berhak untuk mengajukan usulan mengenai perumusan dan kebijakan
yang berkaitan dengan hak asasi manusia kepada Komnas HAM atau
lembaga lainnya.
Pasal 101

Setiap orang,kelompok, organisasi politik, organisasi masyarakat,


lembaga swadaya masyarakat, perguruan tinggi, lembaga studi, atau
lembaga kemasyarakatan lainnya, baik secara sendiri-sendiri maupun
bekerja sama dengan Komnas HAM dapat melakukan penelitian,
pendidikan, dan penyebarluasan informasi mengenai hak asasi manusia.
Beberapa contoh lembaga swadaya masyarakat (LSM) :

a. Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan ( KONTRAS )


b. Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia ( YLBHI )
c. Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat ( ELSAM )
d. Human Right Watch ( HRW )

Menurut ELSAM, sebuah lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di


bidang HAM, dalam laporannya tahun 1998 menyatakan bahwa bentuk-
bentuk pelanggaran hak asasi manusia di Indonesia meliputi:

a. Penggunaan senjata api,


b. Penggunaan kekerasan,
c. Penyiksaan,
d. Penangkapan atau penahanan, dan
e. Penghilangan paksa.

3. Hubungan Hak Asasi Manusia denga Demokrasi

Ada keterkaitan erat antara demokrasi dengan hak asasi manusia.


Berdasar konteks sejarah, pada dasarnya oerjuangan
mewujudkandemokrasi juga merupakan sejarah perjuangan menegakkan
hak asasi manusia di dunia.
Unsur pokok dalam pemerintahan demokrasi ada dua, yaitu :

a. pengakuan atas hak asasi manusia, dan


b. partisipasi rakyat dalam pemerintahan.

Semakin menguatkan bahwa demokrasi akan senantiasa berhubungan


dengan HAM. Adanya isu dan gerakan global demokrasi, serta HAM pada
negara-Negara di dunia berimplikasi dengan berikut.

a. Keinginan dari masing-masing Negara untuk dikatakan sebagai


Negara demokrasi dengan cara menyusun pemerintahan demokrasi
dan meratifikasi berbagai konvensi internasional tentang HAM.
b. HAM dan demokrasimenjadi semacam persyaratan bagi Negara-
Negara dalam menjalin hubungan internasional maupun dalam hal
bantuan internasional.
c. Pelanggaran atas demokrasi dan HAM di suatu wilayah sudah bukan
lagi merupakan urusan intern Negara yang bersangkutan

BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan dan Saran


Indonesia adalah Negara hukum yang telah tercantum dalam pasal 1
ayat 3 UUD 1945, konsep Negara hukum mengarah pada tujuan
terciptanya kehidupan demokratis dan terlindungi HAM serta
kesejahteraan dan keadilan.
Dengan adanya paper ini kami berharap agar pembaca dapat dijadikan
acuan sebagai bahan pembelajaran oleh karenanya kami berharap
kepada semua pihak yang membaca kiranya dapat memberikan

masukan atau saran yang bersifat membangun.

1.2 Daftar Pustaka


Winarno.2015. Paradigma Baru Pendidikan
KewaarganegaraanJakarta:Bumi Aksara
1.3 lampiran
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan kuasa-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah Negara Hukum dan
Ham saya berharap makalah ini dapat berguna untuk menambah wawasan dan
pengetahuan bagi yang membaca makalah ini. Selain itusaya juga berharap makalah
ini digunakan sebagai mana mestinya.
Penulis sadar bahwa memiliki banyak kekurangan dalam menyusun makalah
ini, oleh karena itu penulis memgharapkan segala saran, kritik dan masukan yang
membangun untuk proses di masa yang akan datang.

Denpasar, Desember 2015

Penulis

Anda mungkin juga menyukai