Anda di halaman 1dari 12

0

SAFETY BRIEFING DI AREA PUSKESMAS

OLEH :

1. EMILIA M NIM : 1704255

2. PRANIATI NIM : 1704267

3. RUKMANASARI WH. IM : 1704271

PROGAM STUDI DIV BIDAN PENDIDIK

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA

SEMARANG

2018
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keamanan adalah kebutuhan dasar manusia yang merupakan prioritas

kedua berdasarkan kebutuhan fisiologis dalam hirarki Maslow yang harus

terpenuhi selama hidupnya, sebab dengan terpenuhinya rasa aman setiap

individu dapat berkarya dengan optimal dalam hidupnya (Cahyono, 2012)..

Konsep dasar keamanan dan keselamatan terkait dengan kemampuan

seseorang dalam menghindari bahaya, yang ditentukan oleh pengetahuan dan

kesadaran serta motivasi orang tersebut untuk melakukan tindakan

pencegahan. Ada tiga factor penting yang terkait dengan keamanan dan

keselamatan yaitu: tingkat pengetahuan dan kesadaran individu, kemempuan

fisik dan mental dalam mempraktikan upaya pencegahan, serta lingkungan

fisik yang membahayakan atau berpotensi menimbulkan bahaya (Mukti,

2015).

Pemenuhan kebutuhan keamanan dan keselamatan bertujuan

melindungi tubuh agar terbebas dari bahaya kecelakaan, baik pada klien,

petugas kesehatan, atau individu yang terlibat dalam upaya memenuhi

kebutuhan tersebut (Dwiyanto, 2011).

Keamanan lingkungan fisik Puskesmas merupakan keadaan

terciptanya kondisi yang aman untuk seluruh penghuni Puskesmas, baik


2

staf/pegawai Puskesmas, pasien, maupun pengunjung dari keadaan yang dapat

menimbulkan bahaya, kerusakan, kecelakaan (Kemenkes, 2015).

Keselamatan di puskesmas adalah suatu sistem dimana puskesmas

membuat aturan untuk membuat lingkungan Puskesmas menjadi lebih aman

yang meliputi pengurangan resiko terjadinya kecelakaan yang terjadi selama

berada di Puskesmas. Faktor resiko yang dapat mengancam nyawa

pengunjung Puskesmas meliputi kejadian kebakaran, gempa dan gedung

runtuh (Permenkes 1691 Tahun 2011).

Pedoman safety briefing dilakukan agar tamu-tamu tersebut

memahami kondisi Puskesmas yang ada dan diharuskan mematuhi segala

peraturan yang berlaku dalam Puskesmas. Untuk membuktikan bahwa visitor

telah mendapatkan pengenalan safety briefing maka Puskesmas diharuskan

menerapkan safety briefing pada setiap kesempatan (Kemenkes, 2015).

Sehingga, berdasarkan uraian latar belakang tersebut, penulis tertarik

untuk membuat makalah ilmiah tentang “Safety Briefing di Area Puskesmas”

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui prosedur pelaksanaan Safety Briefing di Area

Puskesmas.

2. Tujuan Khusus

a. Menjelaskan pengertian safety briefing.

b. Menjelaskan tujuan safety briefing

c. Menjelaskan langkah-langkah safety briefing


3

C. Manfaat

1. Bagi Penulis

Agar dapat menambah pengetahuan dan pengalaman tentang

prosedur safety briefing di lingkup Puskesmas.

2. Bagi Puskesmas

Meningkatkan pengetahuan pegawai yang bekerja di Puskesmas

agar lebih mendukung pedoman safety briefing dan menerapkan safety

briefing setiap kali mengadakan pertemuan dengan lintas sektor.

3. Bagi Pengunjung

Makalah ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi kepada

pengunjung tentang kewaspadaan terhadap bahaya yang mungkin terjadi

di lingkungan Puskesmas.
4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Safety Briefing

1. Pengertian

Safety Briefing adalah pengenalan dasar-dasar keselamatan

kepada visitor (tamu) dan dilakukan oleh karyawan yang paham tentang

Keselematan dan Kesehatan Kerja (K3).

Safety Briefing merupakan prosedur keselamatan yang ditujukan

bagi pasien, pengunjung dan petugas Puskesmas. Dan potensi bahaya

yang sering terjadi di pelayanan kesehatan adalah kebakaran dan gempa.

2. Tujuan

Tujuan dari pelaksanaan safety briefing menurut Peraturan

Menteri Kesehatan 1691 Tahun 2011 adalah sebagai berikut:

a. Memberikan informasi tentang prosedur keselamatan yang ada di

lingkungan fasilitas kesehatan.

b. Menghindarkan seseorang dari kecelakan saat memasuki wilayah

fasilitas kesehatan.

c. Memberikan pemahaman tentang pentingnya K3 di dalam lingkungan

fasilitas kesehatan.

d. Memberikan informasi terbaru tentang kondisi dalam lingkungan

fasilitas kesehatan sebab kondisi bisa berubah setiap hari.


5

e. Memberikan pemahaman tentang peraturan yang berlaku dan sanksi

apa yang diberikan jika melanggar peraturan di lingkungan fasilitas

kesehatan tersebut.

3. Sasaran

Sasaran pemberian safety briefing di Puskesmas menurut

Kemenkes (2015) adalah sebagai berikut:

a. Karyawan baru di Puskesmas, karena pada umumnya karyawan baru

sama sekali belum mengetahui kondisi dalam Puskesmas, walaupun

karyawan baru ini telah memiliki pengalaman di fasilitas kesehatan

lainnya, tetap harus di beri informasi safety briefing saat berada di

Puskesmas yang baru.

b. Seseorang bukan karyawan yang memasuki wilayah Puskesmas,

maka sebelumnya harus diberikan informasi safety briefing terlebih

dahulu.

c. Karyawan yang baru selesai dari cuti kerja. Walupun sudah lama

menjadi karyawan di Puskesmas tersebut, karyawan ini harus tetap

diberi informasi safety briefing setelah dia kembali dari cuti kerjanya.

Hal ini dilakukan karena kondisi dalam Puskesmass sudah banyak

berubah (seperti arah jalur evakuasi) selama dia pulang cuti.


6

4. Manfaat

Manfaat pemberian safety briefing di Puskesmas menurut

Kemenkes (2015) adalah sebagai berikut:

a. Seseorang lebih memahami tentang pentingnya Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) saat berada di wilayah Puskesmas.

b. Mendapatkan informasi terbaru tentang kondisi dalam Puskesmas.

c. Lebih memahami potensi bahaya yang mungkin terjadi di dalam

wilayah Puskesmas dan memahami bagaimana cara mengatasinya

d. Meminimalisir kemungkinan terjadinya kecelakaan saat berada dalam

wilayah Puskesmas.

5. Bagian

Bagian dari safety briefing menurut Mukti (2015) adalah sebagai

berikut:

a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

b. Area-area khusus seperti: jalur evakuasi, area titik kumpul, area

ibadah, toilet, dan lain-lain

c. Peraturan standar keselamatan kerja seperti: tidak boleh membawa

senjata, tidak boleh merokok,dan lain-lain

d. Alat pelindung diri yang harus dipakai

e. Prosedur keadaan darurat, seperti: cara menggunakan

alat emergency (APAR, eyewash, Tombol darurat, eyeshower,dsb),

f. Prosedur pelaporan kecelakaan


7

g. Bahaya spesifik pada area tempat dia bekerja dan cara

mengendalikannya. Untuk memahami bahaya tempat kerja, bisa

dijelaskan juga tentang job safety analysis

6. Metode Penyampaian

Metode penyampaian materi safety briefing menurut Kemenkes

(2015) adalah sebagai berikut:

a. Metode ceramah

b. Simulasi

c. Layar LCD

d. Alat bantu K3 hingga

e. Video

7. Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan kegiatan safety briefing menurut Kemenkes

(2015) adalah sebagai berikut:

a. Awal kegiatan rapat kegiatan

b. Pertemuan dengan undangan atau tamu yang berasal dari luar

lingkungan Puskesmas

c. Orientasi pegawai baru


8

8. Contoh Safety Briefing

Selamat Pagi...

a. Anda saat ini sedang berada dilantai 2 Puskesmas Juwana

b. Di gedung ini ada beberapa pintu, pintu keluar adalah disebelah kiri

bapak dan ibu

c. Apabila terjadi bencana semisal kebakaran atau gempa bumi, harap

tetap tenang, jangan panik dan jangan berlari. Keluarlah melalui pintu

evakuasi

d. Puskesmas kami dilengkapi dengan alat pemadam api ringan

berjumlah 5 buah yang terletak di depan sebelah kiri arah depan pintu

keluar ruangan ini, ruang tunggu pasien depan apotik, pada ruangan

pendaftaran pasien, depan ruangan KIA, dan di ruang dapur

puskesmas.

e. Bagi ibu-ibu diharapkan untuk melepaskan sepatu hak tinggi karena

untuk mempercepat proses evakuasi dan mengurangi resiko cedera

f. Berjalan tenang mengikuti petunjuk arah jalur evakuasi dan juga

tangga evakuasi menuju titik kumpul yang berada di depan sebelah

kiri atau arah barat puskesmas

g. Jangan lupa untuk selalu berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa

Demikian Safety Briefing kami sampaikan

Selamat beraktifitas

Terimakasih

Selamat Pagi
9

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Di bidang pekerjaan kesehatan yang kita jalani sekarang sangat

penting untuk memahami pekerjaan tersebut. Dengan begitu kita bisa

memahami potensi-potensi bahaya apa saja yang mungkin ditimbulkan dari

pekerjaan kita. Jika kita mengetahui itu semua, maka kita bisa meminimalisir

bahkan menghilangkan potensi bahaya yang ada dari pekerjaan yang kita

lakukan.

Di lingkungan kerja dengan risiko kecelakaan tinggi, safety briefing

menjadi kewajiban, terutama bagi karyawan baru dan beberapa pihak tertentu

lain. Safety briefing merupakan kegiatan pengenalan dan pelatihan dasar-

dasar keselamatan dan kesehatan di sekitar lingkungan kerja (K3).

Tujuannya pun luas, mulai dari mengedukasi pekerja tentang prosedur

kerja dan peraturan yang berlaku, memberikan pemahaman pentingnya K3 di

lingkungan kerja, dan terutama untuk mengomunikasikan potensi-potensi

bahaya yang mungkin timbul terhadap keselamatan dan kesehatan selama

bekerja.

B. Saran

1. Setiap karyawan baru di Puskesmas wajib diberikan safety briefing

sebelum memulai pekerjaan


10

2. Bagi visitor yang berkunjung di Puskesmas agar diberikan informasikan

tentang safety briefing.

3. Materi safety briefing sebaiknya diupdate secara berkala untuk menyikapi

perubahan-perubahan yang terjadi di Puskesmas.

4. Agar Kepala Puskesmas membuat kebijakan yang mendukung kegiatan

safety briefing di lingkungan Puskesmas.


11

DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, B. 2011. Membangun Budaya Keselamatan Pasien Dalam Praktik


Kedokteran. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Kemenkes RI. 2015. Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit.


Jakarta: Depkes RI.

Dwiyanto, A. 2011. Penerapan Hospital by Laws Dalam Meningkatkan Patient


Safety di Rumah Sakit. [Thesis]. Semarang: Program Pascasarjana UNIKA
Soegijapranata.

Peraturan Menteri Kesehatan 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang


Keselamatan Pasien Rumah Sakit.

Mukti, A.G. 2015. Strategi Terkini Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan:


Konsep dan Implementasi, Pusat Pengembangan Sistem Pembiayaan dan
Manajemen Asuransi/Jaminan Kesehatan, Yogyakarta: Fakultas Kedkteran
Universitas Gajah Mada.

Anda mungkin juga menyukai