Anda di halaman 1dari 3

INDIKASI MELAKUKAN RJP

Henti Nafas

Henti nafas primer (respiratory arrest) dapat disebabkan oleh banyak hal, misalnya
serangan stroke, keracunan obat, tenggelam, inhalasi asap/uap/gas, obstruksi jalan nafas oleh
benda asing, tesengat listrik, tersambar petir, serangan infrak jantung, radang epiglottis, tercekik
(suffocation), trauma dan lain – l ainnya.

Henti nafas ditandai dengan tidak adanya gerakan dada dan aliran udara pernafasan dari
korban dan ini merupakan kasus yang harus dilakukan tindakan Bantuan Hidup Dasar (BHD).
Dengan memberikan bantuan resusitasi, dapat membantu menjalankan sirkulasi lebih baik dan
mencegah kegagalan perfusi organ.

Henti Jantung

Henti jantung primer (cardiac arrest) adalah ketidaksanggupan curah jantung untuk
memenuhi kebutuhan oksigen keotak dan organ vital lainnya secara mendadak dan dapat balik
normal, jika dilakukan tindakan yang tepat atau akan menyebabkan kematian atau kerusakan
otak menetap kalau tindakan tidak adekuat. Henti jantung yang terminal akibat usia lanjut atau
penyakit kronis tertentu tidak termasuk henti jantung atau cardiac arrest. Sebagian besar henti
jantung disebabkan oleh fibrilasi ventrikel atau takikardi tanpa denyut, kemudian disusun oleh
ventrikel asistol dan terakhirnya oleh disosiasi elektro – mekanik. Fibirilasi ventrikel terjadi
karena koordinasi aktivitas jantung menghilang.

Henti jantung ditandai oleh denyut nadi besar yang tidak teraba (karotis, femoralis,
radialis) disertai kebiruan (sianosis), pernafasan berhenti atau gasping, tidak terdapat dilatasi
pupil karena bereaksi terhadap rangsang cahaya dan pasien tidak sadar.

PRINSIP BANTUAN HIDUP DASAR : SRSCAB

 Safety
Pastikan kondisi aman bagi penolong maupun korban. Resusitasi Jantung Paru (RJP)
dilakukan pada permukaan yang keras dan rata.
 Responsiveness
Untuk memastikan korban dalam keadaan sadar atau tidak penolong harus melakukan
upaya agar dapat memastikan kesadaran korban/pasien, dapat dengan cara menyentuh
atau menggoyangkan bahu korban/pasien dengan lembut dan mantap untuk mencegah
pergerakan yang berlebihan, sambil memanggil namanya atau Pak !!! / Bu !!! / Mas!!!
/Mbak !!!. Mengecek respon juga dapat dilakukan dengan menekan kuku atau tulang
dada.
 Shout For Help
Jika ternyata korban/pasien tidak memberikan respon terhadap panggilan, segera minta
bantuan dengan cara :
 1 penolong segera telp 118 dan ambil AED (automated external defibrillator) (jika
tersedia)
 Beri informasi: apa yang terjadi (misalnya serangan jantung / tidak sadar), jumlah
korban, lokasi korban, nomor telepon yang bisa dihubungi, dibutuhkan ambulan
segera.
 Tutup telepon setelah diinstruksikan oleh petugas
 Circulation
Cek di arteri carotis communis. Ingat tidak lebih dari 10 detik (hanya untuk memastikan
ada tidaknya nadi )
 Airway
Cek apakah ada sumbatan jalan napas.

 Breathing
Cek pernapasan korban / pasien.

Langkah – Langkah RJP


 Penekanan dada ini membuat aliran darah dengan meningkatkan tekanan intra-thoracic
dan langsung mengkompresi jantung. Posisi pijatan ½ bawah tulang dada pasien dengan
memposisikan tumit tangan penolong pada daerah pijatan dan tangan lain diatasnya.
 Kompresi dada efektif :
 Minimal 100 penekanan per menit dan maksimal 120 penekanan per menit
 Dengan kedalaman kompresi minimal 2 inchi/5 cm dan maksimal 2,4 inchi/6 cm
 Recoil sempurna yaitu dinding dada kembali ke posisi normal secara penuh
sebelum kompresi dada berikutnya dengan cara tangan penolong tidak bertmpu
pada dada korban di antara dua penekanan.
 30 kali kompresi dada dan 2 kali bantuan nafas disebut 1 siklus RJP/CPR
(resusitasi jantung paru/cardiopulmonary resuscitation). 5 siklus RJP dilakukan
selama 2 menit. Setelah 5 siklus RJP, dilakukan pengkajian nadi karotis, bila
belum ditemukan nadi maka dilanjutkan 5 siklus RJP berikutnya, begitu
seterusnya.
 Ada nafas >> Posisi kan pasien ke recovery position (Return of Spontaneus
Position)

Tanda-tanda keberhasilan RJP :

 Dada harus naik dan turun dengan setiap tiupan (ventilasi)


 Pupil bereaksi atau tampak berubah normal (pupil harus mengecil saat diberikan cahaya)
 Denyut jantung kembali terdengar Reflek pernapasan spontan
 Dapat terlihat Kulit penderita pucat berkurang atau kembali normal
 Penderita dapat menggerakkan tangan atau kakinya
 Penderita berusaha untuk menelan
 Penderita menggeliat atau memberontak

Komplikasi RJP

 Fraktur sternum (sering terjadi pada orang tua)


 Robekan paru
 Perdarahan intra abdominal (Posisi yang terlalu rendah akan menekan Proc. Xiphoideus
ke arah hepar atau limpa)
 Distensi lambung karena pernapasan buatan

Kontra indikasi RJP:


 Tanda kematian positif muncul seperti: kaku mayat, adanya bukti pembusukan jaringan,
henti jantung > 30 menit tanpa upaya resusitasi lebih dahulu.
 Permintaan keluarga dan dokter
 Pada lingkungan yg tdk aman
 Leher terpenggal/ terpotong-potong

Anda mungkin juga menyukai