PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pestisida
Pembasmi hama atau pestisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan,
menolak, memikat, atau membasmi organisme pengganggu. Nama ini berasal dari pest (“hama“)
yang diberi akhiran -cide(“pembasmi”). Sasarannya bermacam-macam,
seperti serangga, tikus, gulma, burung, mamalia, ikan, ataumikrobia yang dianggap
mengganggu.Dalam bahasa sehari-hari, pestisida seringkali disebut sebagai “racun”.
Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan
untuk mengendalikan berbagai hama. Yang dimaksud hama di sini adalah sangat luas, yaitu
serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi (jamur),
bakteria dan virus, kemudian nematoda (bentuknya seperti cacing dengan ukuran mikroskopis),
siput, tikus, burung dan hewan lain yang dianggap merugikan.
Pestisida adalah bahan-bahan kimia yang tidak terlepas dari penggunaannya untuk
mengendalikan hama dan jasad pengganggu lainnya. Pestisida tidak saja membawa dampak yang
positif terhadap peningkatan produk pertanian, tapi juga membawa dampak negatif terhadap
lingkungan di sekitarnya, (Diana, 2000).
Pestisida juga diartikan sebagai substansi kimia dan bahan lain yang mengatur dan atau
menstimulir pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman. Sesuai konsep Pengendalian
Hama Terpadu (PHT), penggunaan pestisida ditujukan bukan untuk memberantas atau
membunuh hama, namun lebih dititiberatkan untuk mengendalikan hama sedemikian rupa
hingga berada dibawah batas ambang ekonomi atau ambang kendali.
2.2 peranan pestisida terhadap sektor pertanian
Pestisida tidak hanya berperan dalam mengendalikan jasad-jasad pengganggu dalam
bidang pertanian saja, namun juga diperlukan dalam bidang kehutanan terutama untuk
pengawetan kayu dan hasil hutan yang lainnya, dalam bidang kesehatan dan rumah tangga untuk
mengendalikan vektor (penular) penyakit manusia dan binatang pengganggu kenyamanan
lingkungan, dalam bidang perumahan terutama untuk pengendalian rayap atau gangguan
serangga yang lain.
Pada umumnya pestisida yang digunakan untuk pengendalian jasad pengganggu tersebut
adalah racun yang berbahaya, tentu saja dapat mengancam kesehatan manusia. Untuk itu
penggunaan pestisida yang tidak bijaksana akan menimbulkan efek samping bagi kesehatan
manusia, sumber daya hayati dan lingkungan pada umumnya.Berdasarkan ketahanannya di
lingkungan. Dalam bidang pertanian pestisida merupakan sarana untuk membunuh jasad
pengganggu tanaman. Pestisida juaga berperan sebagai salah satu komponen pengendalian, yang
mana harus sejalan dengan komponen pengendalian hayati, efisien untuk mengendalikan hama
tertentu, mudah terurai dan aman bagi lingkungan sekitarnya. Penerapan usaha intensifikasi
pertanian yang menerapkan berbagai teknologi, seperti penggunaan pupuk, varietas unggul,
perbaikan pengairan, pola tanam serta usaha pembukaan lahan baru akan membawa perubahan
pada ekosistem yang sering kali diikuti dengan timbulnya masalah serangan jasad penganggu.
Cara lain untuk mengatasi jasad penganggu selain menggunakan pestisida kadang-kadang
memerlukan waktu, biaya dan tenaga yang besar dan hanya dapat dilakukan pada kondisi
tertentu. Sampai saat ini hanya pestisida yang mampu melawan jasad penganggu dan berperan
besar dalam menyelamatkan kehilangan hasil (Sudarmo, 1991).
2.3 Pengertian Kesehatan Reproduksi
Kesehatan reproduksi menurut WHO adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang
utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan
dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya atau suatu keadaan dimana manusia dapat
menikmati kehidupan seksualnya serta mampu menjalankan fungsi dan proses reproduksinya
secara sehat dan aman.
Pengertian lain kesehatan reproduksi dalam Konferensi International Kependudukan dan
Pembangunan, yaitu kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang
utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran & sistem reproduksi.
2.Hati
Bahan kimia yang dapat mempengaruhi hati disebut hipotoksik. Kebanyakan bahan kimia
menggalami metabolisme dalam hati dan olehkarenanya maka banyak bahan kimia yang
berpotensi merusak sel-sel hati. Efek bahan kimia jangka pendek terhadap hati dapat
menyebabkan inflamasi sel-sel (hepatitis kimia), nekrosis (kematian sel), dan penyakit kuning.
Sedangkan efek jangka panjang berupa sirosis hati dari kankerhati.
4.Sistem syaraf
Bahan kimia yang dapat menyerang syaraf disebut neurotoksin. Pemaparan terhadap
bahan kimia tertentu dapat memperlambat fungsi otak. Gejala-gejala yang diperoleh adalah
mengantuk dari hilangnyakewaspadaan yang akhirnya diikuti oleh hilangnya kesadaran
karena bahan kimia tersebut menekan sistem syaraf pusat. Bahan kimia yang dapat meracuni
sistem enzim yang menuju ke syaraf adalah pestisida. Akibat dari efek toksik pestisida ini dapat
menimbulkan kejang otot dan paralisis (lurnpuh). Di samping itu ada bahan kimia lain yang
dapat secaraperlahan meracuni syaraf yang tangan dan kaki serta mengakibatkan mati rasa dan
kelelahan.