Kelenjar endokrin adalah organ-organ yang menghasilkan sekresi yang disebut hormone
yang dialirkan secara langsung ke dalam aliran darah dan sel-sel glandular. Karena alasan ini
kelenjar-kelenjar tersebut dikenal sebagai kelenjar tanpa ductus(Waston, 2002).
Kelenjar endokrin atau kelenjar buntu adalah kelenjar yang mengirimkan hasil sekresinya
langsung ke dalam darah yang beredar dalam jaringan. Kelenjar tanoa melewati ductus atau
saluran dari hasil sekresi disebut hormone(Drs. H Syaifuddin, 2006).
2. Kelenjar Hipofise
Hipofisis terletak di dasar tengkorak, di dalam fosa hipofisis tulang sfenoid. Kelenjar itu
terdiri atas dua lobus, yaitu lobus aneterior dan posterior, dan bagian di antara kedua lobus
adalah intermedia(Pearce, 2011).
a. Lobus Anterior (Drs. H Syaifuddin, 2006).
Lobus anterior (adenohipofise) yang menghasilkan sejumlah hormone yang bekerja sebagai zat
pengendali produksi dari semua organ endokrin yang lain.
- Hormone somatotropik, mengendalikan pertumbuhan hormone
- Hormone tirotropik (TSH), mengendalikan kegiatan kelenjar tiroid dalam mengahsilakn
hormone tiroksin.
- Hormone adrenokortikotropik (ACTH), mengendalikan kelenjar suprarenal dalam menghasilkan
kortisol yang berasal dari korteks kelenjar suprarenal.
- Hormone gonadotropik berasal dari follicle stimulating hormone (FSH) yang merangsang
perkembangan folikel Graaf dalam ovarium dan pembentukan spermatozoa dalam testis.
- Luteinizing hormone (LH), mengendalikan sekresi esterogen dan progesterone dalam ovarium
dan testosterone dalam testis.
- Interstitial cell stimulating hormone (ICSH)
b. Lobus posterior (Drs. H Syaifuddin, 2006).
Lobus posterior disebut juga neurohipofise, mengeluarkan 2 jenis hormone:
- Hormone antidiuretic (ADH), mengatur jumlah air yang keluar melalui ginjal, membuat
kontraksi otot polos ADH disebut juga hormone pituitrin.
- Hormone oksitoksin merangsang dan menguatkan kontraksi uterus sewaktu melahirkan dan
mengeluarkan air susu sewaktu menyusui. Kelenjar hipofise terletak di dasar tengkorak, didalam
fosa hipofise tulang sfenoid.
3. Kelenjar Tiroid
Tiroid terdiri atas dua lobus kanan dan kiri yang dihubungkan oleh isthmus yang sempit.
Kelenjar ini merupakan organ vascular yang dibungkus oleh selubung yang berasal dari lamina
pretrachealis fasciae profundae. Selubung ini melekatkan glandula pada larynx dan
trachea(Guyton, 2006).
4. Kelenjar Paratiroid
Kelenjar ini terletak disetiap sisi kelenjar tiroid yang terdapat di dalam leher, kelenjar ini
berjumlah empat buah yang tersusun berpasangan yang mengahasilkan hormone paratiroksin
yang berfungsi mengatur kadar kalsium dan fosfor di dalam tubuh (Drs. H Syaifuddin, 2006).
6. Pankreas
Kelenjar pancreas merupakan sekelompok sel yang terletak pada pancreas, sehingga
dikenal pulau pulau Langerhans.
- Kelenjar pancreas menghasilkan hormon insulin dan glucagon. Insulin mempermudah gerakan
glukosa dari darah menuju ke sel sel tubuh menembus membrane sel.
- Didalam otot glukosa dimetabolisasi dan disimpan dalam bentuk cadangan.
- Disel hati, insulin mempercepat proses pembentukan glikogen (glikogenesis) dan pembentukan
lemak (lipogenesis).
- Kadar glukosa yang tinggi dalam darah merupakan rangsangan mensekresikan insulin.
Contohnya: insulin akan meningkat setelah kita makan dan kadar glukosa dalam darah akan naik
sebab tubuh mendapatkan dari pemecahan makanan.
Kekurangan hormone insulin akan menyebabkan penyakit diabetes mellitus (kencing
manis). Insulin berperan mengubah glikosa menjadi glikogen agar dapat menurunkan kadargula
darah dalam tubuh. Jika seseorang tidak dapat memproduksi insulin, maka glukosa dalam darah
terus bertambah karena glukosanya tidak bisa dirubah menjadi glikogen. Akibatnya urine yang
dikeluarkannyapun mengandung glukosa.
Gambar: Pengaturan kadar gula darah
Peningkatan glukosa darah diatas titik pasang (sekitar 90mg/100ml pada manusia)
merangsang pankreas untuk mensekresi insulin, yang memicu sel sel targetnya untuk
mengambil kelebihan glukosa dari darah. Ketika kelebihan itu telah dikeluarkan atau ketika
konsentrasi glukosa turun dibawah titik pasang, maka pancreas akan merespons dengan cara
mensekresikan glukagon, yang mempengaruhi hati untuk menaikkan kadar glukosa darah.
a. Ovarium
O
varium merupakan kelenjar kelamin wanita yang berfungsi menghasilkan sel telur,
hormone estrogen dan hormone progesterone.
- Sekresi estrogen dihasilkan oleh folikel de Graaf dan dirangsang oleh FSH.
- Estrogen berfungsi menimbulkan dan mempertahankan tanda tanda kelamin sekunder pada
wanita, misalnya perkembangan pinggul, payudara, serta kulit menjadi halus.
- Progesteron dihasilkan oleh korpus luteum dan dirangsang oleh LH.
- Progesteron berfungsi mempersiapkan dinding uterus agar dapat menerima sel telur yang sudah
dibuahi.
3.1 Pengkajian
1. Identitas Pasien
mur : Beberapa gangguan endokrin baru jelas dirasakan pada usia tertentu meskipun proses patologis
sudah berlangsung sejak lama. Terjadi disemua usia, tetapi lebih sering terjadi pada anak-anak
dan lansia (karena di usia tersebut daya tahan tubuh tidak maksimal, maka akan sering terserang
penyakit).
is kelamin : Wanita lebih sering terserang penyakit sistem endokrin (karena pada simtem hormonal wanita
lebih banyak)
ndidikan : Bagi orang yang tingkat pendidikan rendah/minim menganggap enteng gejala yang timbul
kerjaan : sering menyerang pada pekerja dengan pekerjaan berat (kuli)
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama:
Terdiri dari keluhan utama nonspesifik dan keluhan utama spesifik.
Keluhan utama nonspesifik, yaitu terjadi lesu dan depresi, perubahan kesadaran, penurunan
energi, gangguan pola tidur, perubahan BB, perubahan mood dan afek, peubahan kulit dan
rambut, perubahan penampilan umum, disfungsi seksual.
Keluhan utama spesifik, yaitu terjadi perubahan status mental, perubahan tanda-tanda vital,
palpitasi, tremor, letih, lemah, perubahan nafsu makan, berat badan turun, polidifsia dan
polifagia, perubahan status bowel, abnormalitas organ seksual dan libido, perubahan penampilan,
hiperfungsi adrenokortikal, abnormailtas pertumbuhan, perubahan kulit dan jaringan (vitiligo,
miksidema), rambut (hirsutisme), mata (eksoptalmus), masalah tulang dan sendi, kolik renal dan
batu, tetani, paresthesia dan kram otot.
3. Pemeriksaan Fisik
Palpasi
Pasien diminta untuk duduk, leher dalam posisi fleksi, pemeriksa berdiri di belakang
pasien dan meraba tiroid dengan menggunakan kedua tangan. Beberapa hal yang perlu dinilai
pada pemeriksaan palpasi:
- Perluasan dan tepi
- Gerakan saat menelan, apakah batas bawah dapat diraba atau tidak dapat diraba trachea dan
kelenjarnya.
- Konsistensi, temperatur, permukaan, dan adanya nyeri tekan
- Hubungan dengan m. sternocleidomastoideus (tiroid letaknya lebih dalam daripada musculus ini.
- Limfonodi dan jaringan sekitar
Palpasi: hanya bisa dilakukan pada kelenjar tiroid dan testis:
- Pada kondisi normal: kelenjar tiroid tidak teraba
- Pada kondisi normal: testis teraba lembut, peka terhadap sinar dan kenyal seperti karet
Derajat pembesaran kelenjar tiroid:
Derajat 0-a : kelenjar tiroid tidak teraba atau bila teraba tidak lebih besar dari ukuran normal
Derajat 0-b : kelenjar tiroid jelas teraba, tapi tidak terlihat bila kepala dalam posisi normal
Derajat I : mudah dan jelas teraba, terlihat dengan kepala dalam posisi normal, dan terlihat nodul
Derajat II : jelas terlihat pembesaran jarak dekat
Derajat III : tampak jelas dari jauh
Derajat IV : sangat besar
Auskultasi
Pada auskultasi perlu diperhatikan adanya bising tiroid yang menunjukkan adanya
hipertiroid.
- Pada daerah leher, diatas kelenjar tiroid dapat terdengar bunyi bruit.
- Bruit adalah bunyi yang dihasilkan oleh karena turbulensi pada pembuluh darah tiroidea.
- Normal: bunyi ini tidak terdengar.
- Dapat terdengar bila terjadi peningkatan sirkulasi darah ke kelenjar tiroid sebagai dampak
peningkatan aktivitas kelenjar tiroid
- Auskultasi: untuk mengidentifikasi perubahan pada pembuluh darah dan jantung (TD, ritme dan
rate jantung)
b. Pemeriksaan Fisik Pada Kelenjar Adrenal
- Inspeksi
Pemeriksaan fisik secara inspeksi pada kelenjar adrenal ini, bertujuan untuk mengetahui
apakah ada kelainan yang dialami klien yang ada kaitannya dengan penyakit pada gangguan
kelenjar adrenal tersebut.
1) Penyakit Addison
4.1 Kesimpulan
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang
menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk mempengaruhi
organ-organ lain. Hormon bertindak sebagai "pembawa pesan" dan dibawa oleh aliran darah ke
berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnya akanmenerjemahkan "pesan" tersebut menjadi suatu
tindakan. Sistem endokrin tidak memasukkan kelenjar eksokrin seperti kelenjar ludah, kelenjar
keringat, dan kelenjar-kelenjar lain dalam saluran gastroinstestin. (Suminarsih, 2011)
Organ-organ endokrin terdiri dari: hipotalamus, hipofise, tiroid, paratiroid, kelenjar
adrenalin (anak ginjal, pankreas, ovarium dan testis.
Pada pemeriksaan fisik system endokrinmelalui dua aspek utama yang dapat
digambarkan yaitu:kondisi kelenjar endokrin dan kondisi jaringan atau organ sebagai dampak
dari gangguan endokrin. Pemeriksaan fisik dilakukan dengan tehnik inspeksi, palpasi, auskultasi
untuk mendapatkan data objektif.
4.2 Saran
Kami sebagai penyusun makalah ini, mengharapkan kritik dan masukkan yang positif,
untuk penyempurnaan pembuatan makalah selanjutnya.Semoga makalah kami, dapat bermanfaat
bagi para pembaca, khususnya mahasiswakeperawatan.
DAFTAR PUSTAKA