Anda di halaman 1dari 25

MODUL PEMBELAJARAN

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

PEMASANGAN NASOGASTRIC TUBE


(NGT)

PENYUSUN:
DEWI PRABAWATI, MAN, DNSc

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SINT CAROLUS
DAFTAR PUSTAKA

Contents
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 5
A. Standar Kompetensi ........................................................................................................................ 5
B. Deskripsi Prosedur ......................................................................................................................... 5
C. Waktu ............................................................................................................................................. 6
D. Prasyarat ......................................................................................................................................... 7
E. Petunjuk Penggunaan Modul .......................................................................................................... 7
F. Penjelasan Bagi Mahasiswa ............................................................................................................ 7
G. Peran Dosen ................................................................................................................................... 8
H. Tujuan Akhir .................................................................................................................................... 8
I. Cek Penguasaan standar kompetensi ............................................................................................. 8
BAB II PEMBELAJARAN .............................................................................................................................. 10
A. Tujuan ........................................................................................................................................... 10
B. Uraian Materi ................................................................................................................................ 10
C. Rangkuman ................................................................................................................................... 17
D. Tugas ............................................................................................................................................. 18
E. Tes Formatif .................................................................................................................................. 18
F. Jawaban Tes formatif .................................................................................................................... 19
G. Lembar Kerja ................................................................................................................................. 19
BAB III EVALUASI ....................................................................................................................................... 22
a. Kognitif Skill................................................................................................................................... 22
b. Tes Psikomotor ............................................................................................................................. 22
c. Penilaian Sikap .............................................................................................................................. 22
d. Batasan Waktu Yang Telah Ditetapkan ......................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................................... 23
Kata Pengantar

Puji dan Syukur penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkat dan
kemurahannya modul Pemasangan Nasogastric Tube (NGT) ini dapat terselesaikan. Pemasangan
NGT merupakan salah satu terapi untuk pasien-pasien yang mengalami kesulitan menelan ataupun
untuk mengeluarkan isi lambug maupun untuk tujuan diagnostik. Pemasangan ini membutuhkan
keterampilan yang baik dari tenaga kesehatan baik dari tehnik pemasangan maupun memastikan
posisi selang tepat masuk di lambung. Modul ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam
mengetahui jenis selang NGT, tujuan pemasangan, mempersiapkan peralatan dan pasien serta
melakukan tehnik pemasangan dengan tepat sehingga tidak menimbulkan komplikasi. Penulis
mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak yang terlibat dalam pembuatan modul ini. Penulis
berharap, modul ini dapat membantu dalam mencapai kompetensi yang diharapkan dan apabila
ada kekurangan, penulis dengan terbuka menerima masukan, kritik dan saran demi kesempurnaan
modul ini.

Jakarta

Penulis
Glosarium

- NGT : Nasogastric Tube


- PX : Prosesus Xiphoideus
- CM : Compos Mentis
- NPO: nil per os; nothing by mouth : keadaan tidak memasukkan makanan/cairan melalui
mulut
- Aspirasi: inhalasi atau masukknya makanan ataupun cairan ke saluran nafas
- Dysphagia: kesulitan menelan yang dapat mengakibatkan seseorang mengalami deficit
nutrisi
- Residu lambung: Jumlah cairan makanan/cairan di lambung yang masih tersisa saat
dilakukan aspirasi cairan lambung. Ini dapat menjadi indicator seberapa cepat pasien
dalam mentoleransi makanan yang diberikan atau bila ada masalah dengan pencernaan
usus
- Tube clogging/ sumbatan pada selang NGT: sumbatan yang terjadi karena adanya sisa
obat, makanan atau cairan yang tidak bisa larut

.
BAB I
PENDAHULUAN

Standar Kompetensi
Melakukan tindakan pemasangan selang NasoGastric Tube (NGT) merupakan prosedur
memasukkan selang/pipa melalui hidung, esophagus sampai ke lambung. Kompetensi ini
sangat penting bagi perawat dari aspek persiapan, melakukan tehnik pemasangan dengan tepat
dan menentukkan apakah NGT sudah tepat berada dilambung. Selain itu diharapkan mahasiswa
mengetahui indikasi dan kontra indikasi pemasangan NGT dan jenis-jenis selang NGT sehingga
dapat menganalisa dan menjadwalkan penggantian selang NGT.

Deskripsi Prosedur
Pemasangan selang NGT merupakan prosedur memasukkan selang/pipa lambung flexible
melalui hidung, esophagus sampai dengan lambung. Pasien yang menjalani operasi biasanya
dipasang NGT yang bertujuan untuk decompresi lambung untuk mencegah muntah terutama
pada pembedahan mayor (Lippincott procedure, 2019). NGT dipertahankan selama 48-72 jam
post operasi atau menunggu bising usus kembali aktif. NGT juga bisa dipertahankan dengan
durasi yang lebih singkat tergantung indikasi penggunaanya, untuk itu, seorang perawat harus
mengetahui indikasi pasien dipasang NGT.
Memasang NGT membutuhkan observasi yang ketat sekaligus juga memastikan bahwa NGT
berada diposisi yang tepat. Konfirmasi posisi NGT dan kepatenannya harus dilakukan sebelum
melakukan pemberian nutrisi atau obat via NGT.
Ketika seorang perawat melakukan pemasangan NGT, perlu diingatkan beberapa hal terkait
keadaan pasien (Doyle & McCutcheon, 2015), yaitu:
- Mempertahankan kenyamanan. Selang NGT dapat menyebabkan iritasi mukosa nasal yang
mengakibatkan rasa tidak nyaman. Memastikan selang difiksasi baik merupakan salah satu
langkah untuk mencegah selah bergerak.
- Saat dipasang NGT, satu lubang hidung akan terasa ‘terblokir’ sehingga pasien akan
bernafas menggunakan mulut. Hal ini dapat menyebabkan kekeringan di mukosa hidung
dan mulut sehingga pasien dapat mengeluh haus walaupun mereka dalam posisi NPO
(Nothing by mouth). Perawat perlu melakukan perawatan mulut (oral care) untuk mengatasi
rasa kering; dimana hal yang dapat dilakukan seperti membasahi mulut dengan air dingin
atau cairan pembersih mulut (mouthwash) selama pasien tidak menelannya. Beberapa
pasien diijinkan untuk memakan es batu.
- Jika pasien mengeluh nyeri perut, rasa tidak nyaman, mual dan rasa ingin muntah segera
laporkan. Kemungkinan besar terjadi sumbatan dan selang perlu dilakukan irigasi
- Pasien tidak dianjurkan untuk berbaring pada posisi datar (flat) karena hal ini
mengakibatkan risiko aspirasi cairan lambung. Pasien dengan NGT sangat berisiko terjadi
aspirasi sehingga perlu diberikan posisi menaikkan kepala 30 0.

Selain memperhatikan pasien, perawat juga perlu mengenal dan memilihan tipe dan diameter
selang NGT, dimana hal ini disesuaikan dengan indikasinya. Menurut Lippincott procedure
(2019), terdapat 2 tipe selang NGT, yaitu:
Levin tube : selang plastic atau karet dengan
1 single lumen dengan panjang 42”
sampai 50” dan terdapat lubang di atas
dan sepanjang sisi selang

Salem sump tube: selang dengan double


lumen yang terbuat dari plastic bening
dilengkapi dengan pigtail (kuncir) yang
memungkinkan udara masuk kedalam
lambung pasien. Panjang port 48”
dilengkapi dengan salurang pengisapan
(suction conduit)

Waktu
- Penyampaian materi 30 menit
- Simulasi : 2x60 menit
- Praktik mandiri : tidak dibatasi
- Ujian praktik : 15 menit
Prasyarat
Mahasiswa sudah pernah mengikuti Mata ajar Keperawatan Medikal Bedah I

Petunjuk Penggunaan Modul


1. Langkah-langkah
- Bacalah buku modul prosedur Pemasangan NGT
- Pahami apa yang dijelaskan Dosen
- Ikuti simulasi dan praktik
2. Perlengkapan
- Manekin
- Selang NGT (untuk dewasa ukuran #12-#18)
- Spuit 10cc
- Xylocaine jelly
- Stetoskop
- Microphore
- Spidol/pena untuk menandai
- Sarung tangan
- Penlight
- Kertas Lakmus
- Tissue
- Optional: segelas air dengan sedotan (khusus pasien CM), google/masker, kom
muntah, plastic, spatel lidah, cutton bud, suction dan oksigen bila diperlukan

Penjelasan Bagi Mahasiswa


1. Mahasiswa membaca modul prosedur Pemasangan NGT yang telah diberikan
2. Mahasiswa mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan
3. Mahasiswa dibagi dalam kelompok kecil @ 8-10 orang
4. Mahasiswa diminta memperhatikan saat penjelasan materi Pemasangan NGT
5. Mahasiswa boleh menanyakan terkait prosedur Pemasangan NGT
6. Mahasiswa memperhatikan saat dosen mensimulasikan
7. Mahasiswa melakukan prosedur Pemasangan NGT dengan pendampingan dosen
8. Mahasiswa melakukan prosedur secara mendiri bergantian
9. Mahasiswa melakukan prosedur Pemasangan NGT saat evaluasi/ujian
10. Mahasiswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh dosen

Peran Dosen
1. Dosen menjelaskan materi Pemasangan NGT
2. Dosen mensimulasikan prosedur Pemasangan NGT
3. Dosen mengevaluasi kemampuan mahasiswa dalam melakukan prosedur Pemasangan
NGT
4. Dosen memberikan umpan balik terkait kemampuan mahasiswa dalam melakukan
prosedur Pemasangan NGT
5. Dosen mengevaluasi pemahaman mahasiswa tentang prosedur Pemasangan NGT
6. Dosen memberikan penilaian kemampuan mahasiswa dalam melakukan prosedur
Pemasangan NGT dalam format penilaian

Tujuan Akhir
1. Kinerja
Mahasiswa melakukan prosedur Pemasangan NGT dengan benar secara berurutan
2. Kriteria Keberhasilan
a. Mahasiswa mampu menjawab prinsip dasar dalam prosedur Pemasangan NGT
meliputi indikasi, kontra indikasi dan menentukkan panjang selang NGT
b. Mahasiswa mampu melakukan langkah-langkah Pemasangan NGT dengan benar
sesuai dengan kriteria
c. Mahasiswa mampu menjelaskan pendidikan kesehatan yang dilakukan setelah
prosedur Pemasangan NGT

Cek Penguasaan standar kompetensi


Jika diberikan scenario kasus tentang prosedur Pemasangan NGT, maka mahasiswa akan
mampu:
1. Mahasiswa mengetahui jenis indikasi dan kontra indikasi prosedur Pemasangan NGT
2. Mahasiswa dapat menjelaskan cara pengukuran panjang selang dan cara memastikan posisi
NGT dengan benar
3. Mahasiswa dapat melakukan langkah-langkah prosedur Pemasangan NGT dengan benar
secara berurutan dari persiapan, pelaksanaan penyuntikan sampai dengan evaluasi
4. Mahasiswa dapat melakukan tehnik dokumentasi yang benar
BAB II
PEMBELAJARAN

A. Tujuan
Tujuan umum: setelah mengikuti materi ini mahasiswa dapat mengetahui dan
mendemonstrasikan secara tepat tentang prinsip dan prosedur pemasangan NGTsesuai
standar yang sudah ditetapkan.
Tujuan khusus: agar mahasiswa mampu
1. Menyebutkan jenis selang NGT dan hal-hal yang perlu diperhatikan pada pasien yang
dipasang NGT
2. Menjelaskan indikasi, kontraindikasi dan komplikasi yang dapat terjadi pada pemasangan
NGT
3. Menyiapkan peralatan pemasangan NGT dengan tepat
4. Mendemonstrasikan pemasangan NGT secara beanr
5. Menyebutkan pendidikan kesehatan yang dilakukan pada pasien atau keluarga yang
dilakukan pemasangan NGT

B. Uraian materi
Tindakan pemasangan NGT atau sering dikenal dengan pipa makanan sonde adalah
memasukkan selang flexible melalui hidung (nasal) sampai ke lambung. NGT berbahan PVC
(polyvinylchloride) dapat dipasang dengan durasi yang pendek dengan rekomendasi waktu
sekitar 7-10 hari, sedangkan NGT dengan bahan polyurethane atau kadang dikenal dengan
silicon dan terdapat kawat penuntun (guidewire) untuk membantu saat pemasangan, dapat
bertahan 6-8 minggu atau sesuai instruksi pabrik pembuatnya (Mid Essex Hospital Services ,
2019; & Earley, T., Wilson, N., Chair, L.A., Best, C., Magambo, W., Myers, A., et al, 2019).
Untuk tipe selang NGT dan aspek yang harus diperhatikan saat pasien dipasang NGT telah
dijelaskan pada Bab 1 modul ini.

Seorang perawat perlu mengetahui indikasi atau alasan pasien dipasang NGT, adapun indikasi
pemasangan NGT adalah:
- Memberikan makanan dan obat : dilakukan pada pasien yang mengalami kesulitan menelan
- Decompresi isi lambung : mengeluarkan cairan lambung pada pasien ileus obstruksi, ileus
paralitik peritonis, pankreatitis akut dan post pembedahan
- Pemeriksaan diagnostic : aspirasi dan analisa cairan lambung
- Tindakan medis: seperti bilas lambung, mengkaji dan mengobati perdarahan saluran cerna

Adapun kontraindikasi pemasangan NGT adalah:


- Pasien yang mengalami maxillofacial injury (fraktur pada wajah) atau fraktur basis cranii
fossa anterior. Pemasangan NGT melalui nasal berpotensi untuk misplacement NGT,
sedangkan melalui fossa cribiformis dapat menyebabkan peneterasi ke intracranial
- Injury tulang cervical yang tidak stabil
- Pasien dengan riwayat striktur esophagus atau adanya luka/obstruksi pada nasal dan
faring
- Pasien dengan tumor esopgahus atau pembedahan oropharyngeal
- Pasien dengan perdarahan esophagus atau varises lambung

Perawat juga perlu melakukan pemasangan NGT dengan tehnik yang tepat untuk mencegah
komplikasi yang dapat terjadi. Adapun komplikasi yang dapat timbul antara lain:
- Iritasi hidung, rhinitis, pharyngitis, , fistula esophagotracheal akibat pemasangan NGT
jangka lama
- Ulserasi esophagus
- Hypoxia, sianosis
- Risiko aspirasi terutama bila pasien berbaring pada posisi datar

 Persiapan
Persiapan Alat untuk pemasangan NGT adalah:
- Manekin
- Selang NGT (untuk dewasa ukuran #12-#18)
- Spuit 10cc
- Xylocaine jelly
- Stetoskop
- Microphore
- Spidol/pena untuk menandai
- Sarung tangan
- Penlight
- Kertas Lakmus
- Tissue
- Optional: segelas air dengan sedotan (khusus pasien CM), google/masker, kom muntah,
plastic, spatel lidah, cutton bud, suction dan oksigen bila diperlukan
- Cek selang NGT dan perhatikan adanya defect, ujung yg keras atau lumen yang tersumbat/
tertutup. Jika ingin meningkatkan flexibilitas selang sehingga memudahkan saat pemasangan,
lilitkan selang ditangan yang menggunakan sarung tangan, lakukan selama beberapa detik atau
celupkan ujung selang kedalam air hangat.

 Prosedur pemasangan
Langkah-langkah prosedur yang dilakukan sebagai berikut:
No Prosedur Rasional
C. Persiapan

1 Baca rekam medik untuk mengetahui indikasi Agar dapat memilih tipe selang NGT yang cocok
pemasangan NGT dan dapat memenuhi kebutuhan pasien
2 Sebelum tindakan, review kembali keadaan Untuk menjamin NGT dapat dimasukkan dan
pasien yang menjadi kontraindikasi pemasangan meminimalkan komplikasi
No Prosedur Rasional
NGT (seperti: trauma nasal, penyakit atau
pembedahan kongenital daerah nasal-lambung)
3 Cek kembali selang NGT. Perhatikan jenis NGT, Memastikan NGT tidak rusak dan selang NGT yang
ukuran dan tanggal kadaluarsa. Ukuran dewasa dipasang sesui dengan indikasi
6-12fg
4 Konfirmasi identitas pasien dan berikan privacy Patient safety
5 Jelaskan kepada pasien tentang prosedur dan efek Memastikan pasien mengerti dan mampu
samping yang dapat terjadi saat pemasangan memberikan consent serta mamu bekerja sama
NGT selama prosedur
6 Jelaskan tanda (seperti mengangkat tangan) Membantu mengurangi rasa takut. Jika mungkin,
sehingga pasien tetap dapat berkomunikasi ada tenaga kesehatan lain yang mendampingi
dengan perawat selama prosedur selama prosedur untuk memberikan support kepada
pasien
7 Cuci tangan dan kenakan sarung tangan Meminimalkan infeksi nosocomial dan mengikuti
SOP RS
8 Bantu pasien untuk posisi semi-tegak (upright Membantu reflex menelan dan mencegah selang
position) masuk ke tracheal bila reflex menelan lamah;
meningkatkan kenyamanan pasien
D. Pengkajian

9 Kaji keadaan system Gastrointestinal Sebagai dasar perbandingan


10 Kaji area hidung untuk mengkaji kepatenan Mencegah iritasi nasal dan risiko perlukaan
dengan melakukan Sniff Test, yaitu meminta
pasien menutup 1 sisi hidung dan hirup melalui
hidung sebelahnya, lakukan untuk ke 2 hidung.
Bila pasien tidak mampu melakukan sniff test,
anjurkan pasien untuk membersihkan hidung
dengan cara meniup
11 Lakukan pengkajian lubang hidung menggunakan Untuk memudahkan visualisasi
penlight
E. Pelaksanaan

12 Buka kemasan NGT, observasi sepanjang selang Memastikan selang NGT paten dan memfasilitasi
NGT adanya kerusakan atau terpelintir, pemasangan NGT
perhatikan adanya defect, ujung yg keras atau
lumen yang tersumbat. Bila ada kawat
(guidewire), pastikan dapat dilepas
13  Ukur panjang selang NGT menggunakan Untuk memperoleh pengukurang yang tepat
pengukuran NEX (Nose, Earlobe & sehingga selang NGT akan masuk ke lambung.
Xiphisternum) yaitu dengan: letakkan ujung
selang di ujung hidung, rentangkan ke
cuping telinga lalu turun ke PX. Beri tanda
No Prosedur Rasional
 Pengukuran NEX hanya perkiraan; untuk
mendapatkan aspirasi lambung anda dapat
dilakukan penyesuaian posisi 10% dengan
memajukan atau menarik selang NGT

14 Letakkan alas atau dapat menggunakan handuk Untuk mencegah kotor pada baju dan linen
diatas dada pasien
15 Oleskan xylocaine jelly pada ujung selang Memudahkan pemasangan selang NGT
16 Pegang selang dengan ujung bawah mengarah
kebawah dan masukkan dengan hati-hati ke
lubang hidung pasien yang paten

17 Anjurkan pasien untuk melakukan flexi atau Untuk menutup trakea dan membuka espphagus
setengah duduk dengan kepala sedikit ditekuk
kedepan (high fowler) bila tidak ada
kontraindikasi dan pasien CM

18  Dorong dengan lembut secara horizontal Untuk memfasilitasi selang NGT masuk ke
sepanjang rongga hidung, sejajar dengan lambung dan meminimalkan risiko atau trauma
septum nasal, ke nasofaring kemudian ke pasien
orofaring
 Jika ada tahanan, putar dengan lembut ujung
selang sampai dapat melewati lubang hidung.
 Jangan memaksa bila masih tetap ada tahanan,
sebaliknya tarik kembali selang dan biarkan
pasien beristirahat, oleskan kembali jelly dan
coba kembali pada lubang hidung yang lain.
19  Setelah sampai di orofaring, anjurkan pasien Membantu pemasangan masuk ke esophagus
untuk menelan air menggunakan sedotan bila
pasien mampu mengikuti perintah dan tidak
ada kontraindikasi; atau anjurkan pasien
melakukan gerakan menelan.
 Kaji mulut pasien jika ada selan yang tergulung
No Prosedur Rasional
 Jika pasien bersin atau batuk, tarik kembali
selang dengan lembut selang NGT dan tunggu
hingga pasien tenang
 Jika pasien menjadi cemas dan ketakutan,
dianjutkan untuk menghentikan pemasangan
NGT dan kolaborasi dengan dokter

Upaya yang dilakukan maksimal 3 kali. Bila belum


berhasil segera kolaborasi dengan tim kesehatan
lain
20 Saat selang terus dimasukkan, monitor adanya Mengindikasikan bahwa selang masuk ke saluran
tanda seperti batuk atau rasa tidak nyaman pernafasan
21 Setelah selang masuk sampai batas yang sudah
ditentukan, konfirmasi posisi selang di lambung
menggunakan minimal 2 tehnik berikut ini:
 Monitor adanta tanda-tanda distress  Mengindikasikan penempatan selang dengan
pernafasan, seperti batuk, dyspnea tepat
 Gunakan Capnography (alat untuk memonitor  Indikasi masuk ke trakea
konsentrasi CO2 di gas pernafasan)
 Ukur pH dari aspirasi lambung. pH lambung  Karena cairan lambung biasanya memiliki pH
berkisar ≤ 5, meskipun pasien mengkonsumsi yang tinggi
obat inhibitor asam lambung. Namun metode  Cairan lambung yang diaspirasi setelah terjadi
ini tidak cukup reliabel untuk perforasi rongga pleura biasanya memiliki pH ≥ 7
mengesampingkan test posisi lambung dengan  Cairan lambung pasien yang puasa biasanya
X-ray berwarna kehijauan, coklat atau bening dan tidak
 Aspirasi cairan lambung menggunakan spuit berwarna. Aspirasi cairan dari rongga pleura
dan observasi karakteristik cairan lambung biasanya berwarna kuning pucat dan terdapat pus
 Lakukan X-ray  Memastikan posisi selang NGT
No Prosedur Rasional
22 Fiksasi selang dengan microphore atau plester Mencegah posisi berubah
atau balutan transparan semipermeable
 Bersihkan kulit pasien sebelum melakukan
fiksasi
 Hapus minyak berlebih dengan alcohol swab
dan biarkan kering
 Hindari melakukan fiksasi selang ke bagian
atas kepala pasien untuk menghindari tekanan
pada nasal
 Pasang microphore/plester/ balutan transparan
semipermeable
 Pastikan kulit disekitar selang kering dan
bersih Untuk mencegah kulit lecet

23 Tandai selang dengan spidol/plester. Ukur Sebagai data dan perbandingan untuk menilai posisi
panjang tabung yang keluar (external) atau beri selang NGT
tanda pada selang disekitar hidung.
Dokumentasikan panjang tabung yang keluar
dalam rekam medis
24 Lakukan oral care dengan rutin Meningkatkan kenyamanan dan mencegah
kolonisasi kuman yang akan menstimulus
timbulnya health care-associated pneumonia
25 Berikan posisi kepala naik 300 (kecuali ada Mencegah aspirasi. Bila kontraindikasi dapat
kontraindikasi) diberikan posisi anti-trendelenburg
26 Bereskan peralatan dan Cuci tangan
F. Dokumentasi

27 Dokumentasi Sebagai legas aspek


 Tanggal, ukuran dan tipe selang NGT
 Rute pemasangan, panjang selang yang
keluar (external) dalam cm dan hidung yang
dipasang selang
 Metode yang dilakukan untuk memastikan
posisi selang NGT
 Bila ada cairan lambung, catat jumlah,
warna, karakteristik, konsistensi dan bau
 Berapa kali pemasangan dilakukan
 Toleransi pasien selama prosedur
 Adanya komplikasi seperti mual, muntah dan
kembung pada abdomen; tindakan yang
dilakukan dan respon pasien
No Prosedur Rasional
 Pendidikan kesehatan yang diberikan
untuk pasien
 Nama perawat yang melakukan

 Paska pemasangan NGT


Hal-hal yang perlu diperhatikan paska pemasangan NGT dan monitoring rutin selang NGT:
1. Kaji posisi selang NGT
a. Minimal sehari sekali
b. Sebelum memberikan obat atau makanan enteral
c. Bila pasien mengalami muntah, batuk atau dilakukan suction
d. Bila pasien mengeluh tidak nyaman di abdomen
e. Bila pasien mengeluh sulit bernafas saat dilakukan pemberian makanan atau obat
f. Ditemukan tanda-tanda penurunan saturasi Oksigen
g. Bila ada kejadian yang tidak diinginkan seperti plester/microphore lepas, selang yang
keluar tampak lebih panjang
2. Hati-hati untuk pasien yang diberikan obat inhibitor asam lambung karena dapat merubah nilai pH
3. Panjang selang yang keluar perlu dicatat dan diperhatikan setiap hari sebelum dilakukan
pemberian obat/makanan enteral
4. Melakukan pembilasan
a. Selang harus dibilas dengan air 50cc sebelum dan sesudah diberikan obat
b. Ketika pasien mendapat >1 jenis obat, maka perlu dilakukan pembilasan dengan air
minimal 10 cc diantara pemberian obat sehingga memastikan obat tidak menempel pada
selang
c. Jika pasien mendapatkan pembatasan cairan, kolaborasi dengan farmasi atau dokter untuk
jumlah air yang boleh diberikan saat memberikan obat
d. Semua cairan yang masuk untuk pembilasan wajib didokumentasikan

C. Rangkuman
Pemasangan NGT merupakan tindakan yang sederhana, namun perlu persiapan dan ketepatan
yang baik karena dapat menimbulkan komplikasi hingga mengakibatkan distress pernafasan.
Persiapan alat dan pengkajian pasien dapat dipersiapkan dengan baik untuk menghindari rasa
takut atau tindakan yang tidak sistematis. Aspek penting dalam pemasangan NGT adalah
pengukuran panjang selang yang akan masuk kedalam lambung dan juga cara memastikan
selang NGT telah tepat masuk ke dalam lambung (Lampiran 1). Cara lama yang dilakukan
adalah dengan melakukan tindakan ‘whoosh test’ atau memasukkan/mendorong udara 5-10cc
melalui spuit lalu diauskultasi di region epigastrika. Namun prosedur tersebut sudah tidak
direkomendasikan (Lampiran 2). Pengecekan dengan kertas pH dan X-ray menjadi indicator
utama bahwa selang NGT telah tepat masuk ke lambung.

D. Tugas
Contoh kasus.
Seorang laki-laki, 56 tahun, dirawat diunit penyakit dalam dengan strok dan terdapat gangguan
menelan. Pasien tampak cemas saat akan dilakukan pemasangan NGT. Berikan penjelasan
dengan tepat terkait indikasi pemasangan NGT dan lakukan pendidikan kesehatan pada pasien
setelah dipasang selang NGT menggunakan media yang komunikatif.

E. Tes Formatif
Kasus (vignete) 1
Seorang laki-laki berusia 30 tahun dirawat diunit penyakit dalam karena hematemesis. Hasil
pengkajian GCS 15. Perawat melakukan pemasangan NGT sesuai indikasi. Perawat telah
mengolesi selang NGT dengan xylocaine jelly. Apakah langkah selanjutnya yang dilakukan
perawat?
A. Mengukur panjang selang NGT
B. Memberikan posisi pasien dengan supine
C. Memasukkan selang NGT melalui hidung
D. Mengecek kepatenan NGT dengan mencelupkan air
E. Menganjurkan posisi high fowler dengan kepala ditekuk kedepan

Kasus (vignete) 2
Seorang laki-laki, 52 tahun dirawat diunit penyakit dalam dengan ca colon. Pasien kesulitan
menelan dan makan hanya ¼ porsi. Saat ini perawat sedang melakukan pemasangan NGT. Saat
selang NGT dimasukkan, tiba-tiba pasien batuk-batuk. Apa yang dilakukan perawat pada
pasien tersebut?
A. Mencabut selang NGT
B. Melanjutkan pemasanga NGT
C. Memperbaiki posisi kepala pasien
D. Menghentikan pemasangan NGT sementara
E. Mengecek selang NGT apakah masuk ke mulut
Kasus (vignete) 3
Seorang perempuan, 61 tahun dirawat dengan low intake. Perawat sedang melakukan
pemasangan NGT; dimana selang NGT telah dapat dimasukkan sampai dengan batas tanda
pengukuran dan melakukan fiksasi. Apa tindakan selanjutnya yang dilakukan perawat pada
pasien tersebut?
A. Memberikan posisi kepala 300
B. Membereskan peralatan dan cuci tangan
C. Melakukan dokumentasi pemasangan NGT
D. Melakukan tes posisi selang dengan kertas lakmus
E. Memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga

F. Kunci jawaban test formative


1. E. Menganjurkan posisi high fowler dengan kepala ditekuk kedepan
2. D. Menghentikan pemasangan NGT sementara
3. D. Melakukan tes posisi selang dengan kertas lakmus

G. Lembar kerja
No KEGIATAN Dilakukan Tidak
dilakukan

A. Persiapan
1 Membaca rekam medik untuk mengetahui indikasi dan
kontraindikasi pemasangan NGT
2 Mengecek jenis dan ukuran serta tanggal kadaularsa selang
NGT
3 Mengkonfirmasi identitas pasien dan memberikan privacy
4 Menjelaskan kepada pasien tentang prosedur dan efek
samping yang dapat terjadi saat pemasangan NGT dan
mengajarkan tanda yang dapat dilakukan
5 Mencuci tangan dan kenakan sarung tangan
6 Memerikan posisi semi-tegak (upright position)
B. Pengkajian
7 Mengkaji keadaan system Gastrointestinal (BU)
8 Mengkaji area hidung untuk mengkaji kepatenan dengan
melakukan Sniff Test
9 Mengkaji lubang hidung menggunakan penlight
C. Pelaksanaan
No KEGIATAN Dilakukan Tidak
dilakukan

10 Membuka kemasan NGT dan mengobservasi sepanjang


selang NGT adanya kerusakan atau terpelintir, perhatikan
adanya defect, ujung yg keras atau lumen yang tersumbat.
11 Mengukur panjang selang NGT menggunakan pengukuran
NEX (Nose, Earlobe & Xiphisternum) yaitu dengan: letakkan
ujung selang di ujung hidung, rentangkan ke cuping telinga
lalu turun ke PX. Lalu memberi tanda
12 Meletakkan alas atau dapat menggunakan handuk diatas dada
pasien
13 Mengoleskan xylocaine jelly pada ujung selang
14 Mempertahankan posisi setengah duduk dengan kepala
sedikit menekuk kedepan
15 Memasukkan selang NGT dengan hati-hati ke lubang hidung
pasien yang paten dan mendorong dengan lembut secara
horizontal sejajar dengan septum nasal, ke nasofaring
kemudian ke orofaring
16 Setelah sampai di orofaring, menganjurkan pasien untuk
menelan air menggunakan sedotan; atau anjurkan pasien
melakukan gerakan menelan.
17 Mengkaji mulut pasien jika ada selang yang tergulung dan
mengkaji adanya tanda seperti batuk atau rasa tidak nyaman

18 Setelah selang masuk sampai batas yang sudah ditentukan,


Melakukan konfirmasi posisi selang di lambung
menggunakan minimal 2 tehnik berikut ini:
 Monitor adanya tanda-tanda distress pernafasan, seperti
batuk, dyspnea
 Gunakan Capnography (alat untuk memonitor konsentrasi
CO2 di gas pernafasan)
 Aspirasi cairan lambung menggunakan spuit dan observasi
karakteristik cairan lambung
 Ukur pH dari aspirasi lambung. pH lambung berkisar ≤ 5
 Lakukan X-ray
19 Fiksasi selang dengan microphore atau plester atau balutan
transparan semipermeable dengan membersihkan dan
mengeringkan kulit disekitar selang NGT
20 Memberikan tanda diselang dengan spidol/plester dan
mengukur panjang tabung yang keluar (external)
21 Memberikan posisi kepala naik 300
No KEGIATAN Dilakukan Tidak
dilakukan

22 Membereskan peralatan dan Cuci tangan


D. Dokumentasi
23 Melakukan dokumentasi:
 Tanggal pemasangan, ukuran dan tipe selang NGT
 Rute pemasangan, panjang selang yang keluar (external)
dalam cm dan hidung yang dipasang selang
 Metode yang dilakukan untuk memastikan posisi selang
NGT
 Catat jumlah, warna, karakteristik, konsistensi dan bau
cairan lambung
 Toleransi pasien selama prosedur
 Adanya komplikasi seperti mual, muntah dan kembung
pada abdomen; tindakan yang dilakukan dan respon
pasien
 Pendidikan kesehatan yang diberikan untuk pasien
 Nama perawat yang melakukan
BAB III
EVALUASI

a. Kognitif Skill
1. Indikasi dilakukan pemasangan NGT
2. Kontraindikasi dan efek samping yang timbul dengan pemasangan NGT
3. Pengkajian kepatenan lubang hidung
4. Cara melakukan pengukuran panjang selang yang masuk
5. Cara memastikan posisi selang NGT berada di lambung

b. Tes Psikomotor
1. Lakukan persiapan pemasangan NGT
2. Lakukan pengkajian sebelum pemasangan NGT
3. Lakukan prosedur pemasangan NGT
4. Lakukan dokumentasi setelah pemasangan NGT

c. Penilaian Sikap
1. Melakukan tehnik komunikasi terapeutik dengan baik terhadap pasien
2. Menunjukkan sikap caring kepada pasien selama tindakan

d. Batasan Waktu Yang Telah Ditetapkan


Waktu mengerjakan prosedur selama ujian: 10 menit prosedur dan 5 menit tanya jawab
DAFTAR PUSTAKA

Doyle, G. R., & McCutcheon, J. A. (2015). Clinical procedures for safer patient care. BC Open
Textbook Project. Retrieved from https://opentextbc.ca/clinicalskills/chapter/10-2-
nasogastric-tubes/

Earley, T., Wilson, N., Chair, L.A., Best, C., Magambo, W., Myers, A., et al (2019). Good
Practice Guideline: Safe Insertion and Ongoing Care of Nasogastric (NG) Feeding Tubes in
Adults. National Nurses Nutrition Group. Retrieved from ww.nnng.org.uk/wp-
content/uploads/2016/06/NNNG-Nasogastric-tube-Insertion-and-Ongoing-Care-Practice-
Final-Aprill-2016.pdf

Fan, P. E. M., Tan, S. B., Farah, G. I., Cheok, P. G., Chock, W. T., Sutha, W., ... & Teo, W. Q.
(2019). Adequacy of different measurement methods in determining nasogastric tube
insertion lengths: An observational study. International journal of nursing studies, 92, 73-
78.

Lippincott Procedures. (2019). Nasogastric tube insertion. Wolter Kluwer Health, Inc. Retreived
from http://procedures.lww.com/Inp/view.do?pld=5973670&disciplineld=12451

Lippincott Procedures. (2019). Nasogastric tube monitoring. Wolter Kluwer Health, Inc.
Retreived from http://procedures.lww.com/Inp/view.do?pld=5973670&disciplineld=12451

Mid Essex Hospital Services (NHS). (2019). Clinical guideline: Adult Nasogastric feeding tube
insertion and management. Retrieved from https://www.meht.nhs.uk

Ministry of Health, Singapore. (2010). Nursing management of nasogastric tube feeding in adult
patients. Retrieved from http://www. moh. gov.
sg/content/dam/moh_web/HPP/Nurses/cpg_nursing/2010/nasogast ric% 20t ube%
20feeding% 20-% 20book. pdf.
Lampiran 1. Alur untuk memastikan posisi selang NGT berada di lambung

Sumber: Mid Essex Hospital Services (NHS). (2019). Clinical guideline: Adult Nasogastric feeding tube insertion
and management. Retrieved from https://www.meht.nhs.uk
Lampiran 2: Rasional test auskultasi tidak direkomendasikan

Sumber: Ministry of Health, Singapore. (2010). Nursing management of nasogastric tube feeding in adult patients.
Retrieved from http://www. moh. gov. sg/content/dam/moh_web/HPP/Nurses/cpg_nursing/2010/nasogast ric%
20t ube% 20feeding% 20-% 20book. pdf.

Anda mungkin juga menyukai