ABSTRAK
Masalah dalam penelitian ini adalah tingginya nilai def-t pada anak.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa gambaran
pengetahuan dan perilaku tentang menyikat gigi pada anak dengan
tingginya angka def-t. Jenis penelitian ini merupakan penelitian
Kata Kunci : deskriptif dengan responden sebanyak 75 anak. Metode penelitian
Pengetahuan, Perilaku, dari data sekunder studi kepustakaan. Dari hasil penelitian
Menyikat Gigi, Anak didapatkan kesimpulan bahwa pengetahuan dan perilaku tentang
menyikat gigi pada anak termasuk dalam kategori sedang yang
berarti bahwa tingginya skor data def-t pada anak disebabkan oleh
pengetahuan dan perilaku tentang menyikat gigi yang kurang
sehingga mengakibatkan tingginya skor data def-t pada anak yang
termasuk dalam kategori tinggi.
ABSTRACT
Key word: The problem in this study is the high def-t value in children. The
Knwoledge, Behavior, Brushing purpose of this study was to analyze the description of knowledge
Teeth, Children and behavior about brushing teeth in children with a high def-t rate.
This type of research is a descriptive study with 75 children as a
respondents. The research method is from secondary data from
literature study. From the results of the study, it was concluded that
the knowledge and behavior about brushing teeth in children was
included in the moderate category which mean that the high def-t
data score in childres was caused by lack of knowledge and behavior
about brushing teeth resulting in a high def-t data score for childrens
who belongs to the high category
PENDAHULUAN
Kesehatan gigi dan mulut sering kali menjadi prioritas yang kesekian bagi sebagian
orang. Padahal, seperti kita ketahui, gigi dan mulut merupakan ‘pintu gerbang’
masuknya kuman dan bakteri sehingga dapat menganggu kesehatan organ tubuh
lainnya. Masalah gigi berlubang masih banyak dikeluhkan baik oleh anak-anak
maupun dewasa dan tidak bisa dibiarkan hingga parah karena akan mempengaruhi
kualitas hidup dimana mereka akan merasakan sakit, ketidaknyamanan, cacat, infeksi
akut dan kronis, gangguan makan tidur serta memiliki risiko tinggi untuk dirawat di
rumah sakit, yang menyebabkan biaya pengobatan tinggi dan berkurangnya waktu
belajar di sekolah. ( Kemenkes RI 2014). Kesehatan gigi dan mulut Riskedas 2018
mencatat proporsi masalah gigi dan mulut sebesar 57,6% dan yang mendapatkan
pelayanan dari tenaga medis gigi sebesar 10,2%. Adapun proporsi perilaku menyikat
gigi dengan benar sebesar 2,8%. (Kemenkes RI, 2018). Perilaku menggosok gigi pada
anak harus dilakukan dalam kehidupan sehari-hari tanpa ada perasaan terpaksa.
Kemampuan menggosok gigi secara baik dan benar merupakan faktor yang cukup
penting untuk perawatan kesehatan gigi dan mulut. Keberhasilan menggosok gigi juga
108
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
dipengaruhi oleh faktor penggunaan alat, metode menggosok gigi serta frekuensi dan
waktu menggosok gigi yang tepat.(Houwink, 1994 cit Arianto dkk, 2014 ). Perilaku
masyarakat terhadap kesehatan gigi dan mulut, salah satunya diukur dengan
kebiasaan menyikat gigi. Pada anak usia sekolah dasar perlu mendapat perhatian lebih
karena rentan terhadap kesehatan gigi dan mulut, karena pengetahuan anak tentang
waktu menyikat gigi yang tepat masih sangat kurang serta masih belum mampu
membiasakan diri unruk melakukan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Meyikat
gigi memiliki peran yang sangat penting dalam pencegahan perkembangan bakteri
yang dapat menyebabkan kerusakan pada gigi. Berdasarkan hasil pemeriksaan yang
dilakukan oleh peneliti pada anak pada tanggal 27 Oktober 2019 bahwa 75 siswa yang
dilakukan pemeriksaan sebanyak 70 siswa yang mengalami kerusakan gigi dan 5 siswa
yang memiliki kondisi mulut yang sehat.Hasil keseluruhan def-t mencapai angka 4.
Hal ini berarti angka def-t anak masih terlihat tinggi bila mengacu pada standart
WHO. Dari data tersebut ditemukan bahwa yang mengalami kerusakan pada gigi
pada anak belum sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian masalah peneliti
adalah rendahnya tingkat kondisi kesehatan gigi dan mulut dipengaruhi tingginya
angka def-t pada anak.
METODE PENELITIAN
HASIL PENELITIAN
Tabel.1: Distribusi Pengetahuan Tentang Frekuensi, Waktu, dan Cara Menyikat Gigi Pada
Anak Tahun 2020
No. Peneliti Judul Metode Hasil
1. I Dewa Gambaran Perilaku Metode yang Hasil penelitian didapatkan
Gede Menggosok Gigi digunakan untuk tentang pengetahuan menyikat
Bracika pada Siswa SD mengumpulkan data gigi termasuk dalam kategori
Damma Kelas Satu dengan pada penelitian ini baik.
Prasada Karies Gigi di adalah wawancara
Wilayah kuisioner.
KerjaPuskesmas
Rendang
Karangasem Bali
2. Nopi Nur Gambaran Penelitiandilakukan Hasil penelitian diperoleh
109
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
Khasanah, Kesehatan Gigi Dan dengan pendekatan cross bahwa pengetahuan tentang
dkk Mulut Serta sectional. dengan teknik kesehatan gigi dan mulut
Perilaku Menggosok purposive sampling. termasuk dalam kategori
Gigi Anak Usia sedang.
Sekolah
3. Nina Gambaran Perilaku Rancangan penelitian Distribusi frekuensi
Mariana Menyikat Gigi Dan observasional ini adalah pengetahuan menyikat gigi
Dewi Abrasi Pada menggunakan menunjukan kategori sedang.
Mahasiswa Asrama rancangan studi potong
Galuh Ciamis Jawa lintang atau Cross
Barat Di Yogyakarta Sectional.
4. Indah Hubungan Perilaku Data karies gigi Tingkat pengetahuan anak
Permatasari Menggosok Gigi diperoleh dari dalam menggosok gigi yang
dan Dhona Dan Pola Jajan pemeriksaan langsung. termasuk dalam nilai kurang
Andhini Anak Dengan Dan data tentang atau buruk.
Kejadian Karies perilaku menggosok
Gigi Pada Siswa Di gigi diperoleh dari hasil
SDN 157 wawancara dengan
Palembang menggunakan
kuesioner.
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan menyikat gigi pada
anak termasuk dalam kategori baik
110
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
Tabel.2: Distribusi Perilaku Tentang Frekuensi, Waktu, dan Cara Menyikat Gigi Pada Anak
Tahun 2020
No. Peneliti Judul Metode Hasil
1 I Dewa Gambaran Perilaku Metode yang Hasil penelitian didapatkan
Gede Menggosok Gigi digunakan untuk tentang perilaku dengan
Bracika pada Siswa SD mengumpulkan data frekuensi menyikat gigi
Damma Kelas Satu dengan pada penelitian ini termasuk dalam kategori
Prasada Karies Gigi di adalah wawancara sedang.
Wilayah kuisioner.
KerjaPuskesmas
Rendang
Karangasem Bali
2 Nopi Nur Gambaran Penelitiandilakukan Hasil penelitian diperoleh
Khasanah, Kesehatan Gigi Dan dengan pendekatan cross bahwa mayoritas siswa
dkk Mulut Serta sectional. dengan teknik diketahui memiliki perilaku
Perilaku Menggosok purposive sampling. tidak sesuai SOP dalam gosok
Gigi Anak Usia gigi. Responden memiliki
Sekolah perilaku menggosok gigi tidak
sesuai SOP.
3 Nina Gambaran Perilaku Rancangan penelitian Penelitian ini menyatakan
Mariana Menyikat Gigi Dan observasional ini adalah bahwa perilaku tentang
Dewi Abrasi Pada menggunakan frekuensi dan cara menyikat
Mahasiswa Asrama rancangan studi potong gigi memiliki kategori sedang.
Galuh Ciamis Jawa lintang atau Cross
Barat Di Yogyakarta Sectional.
4 Indah Hubungan Perilaku Data karies gigi Tingkat perilaku tentang
Permatasari Menggosok Gigi diperoleh dari frekuensi dan cara anak dalam
dan Dhona Dan Pola Jajan pemeriksaan langsung. perilaku menggosok gigi yang
Andhini Anak Dengan Dan data tentang tidak baik.
Kejadian Karies perilaku menggosok
Gigi Pada Siswa Di gigi diperoleh dari hasil
SDN 157 wawancara dengan
Palembang menggunakan
kuesioner.
5 Susan Utari Gambaran Instrumen atau alat Gambaran perilaku menyikat
Ningsih, Pengetahuan Dan yang digunakan dalam gigi pada anak termasuk dalam
dkk Sikap Menyikat Gigi penelitian ini adalah kategori baik.
Pada Siswa-siswi kuesioner.
Dalam Mencegah
Karies Di SDN 005
Bukit Kapur Dumai
6. Dea putri Hubungan Tingkat Desain penelitian yang Hasil menunjukkan bahwa
audina, dkk Pengetahuan digunakan dalam mayoritas perilaku tentang
Kebersihan Gigi penelitian ini adalah frekuensi, waktu, dan cara
Dan Mulut Dengan penelitian cross sectional. menggosok gigi termasuk
Perilaku Menyikat Instrumen penelitian dalam kategori baik.
Gigi Pada siswa menggunakan
Kelas 4 Dan 5 SD Kuisioner.
Pertiwi Bandung
7 Evyana, Hubungan Penelitian ini Hasil penelitian menunjukkan
dkk Pengetahuan Dan menggunakan desain bahwa perilaku menggosok gigi
Perilaku Menggosok Case Control. Uji statistik yang termasuk alam kategori
Gigi Denag yang digunakan uji chi- sedang.
Kejadian Karies square
Gigi
8 Linda Gambaran Penelitian deskriptif ini Peneliti berasumsi bahwa
Suryani Menyikat Gigi menggunakan kuisioner perilaku murid tersebut
Terhadap Tingkat termasuk dalam katagori
111
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat perilaku menyikat gigi pada anak
termasuk dalam kategori sedang.
PEMBAHASAN
Pengetahuan Tentang Frekuensi, Waktu, dan Cara Menyikat Gigi Pada Anak
Tahun 2020
Dari hasil analisa data yang diperoleh melalui studi kepustakaan, diketahui tingkat
pengetahuan tentang frekuensi, waktu dan cara menyikat gigi pada anak termasuk
dalam kategori baik.Rata-rata sebagian besar responden mengetahui tentang
pengetahuan menyikat gigi. Pengetahuan anak terhadap bagaimana menjaga
kesehatan gigi dan mulut sangat penting dalam mendasari terbentuknya perilaku yang
mendukung kebersihan gigi dan mulut pada anak, sehingga kesehatan gigi dan mulut
pada anak dapat baik. Pengetahuan anak tentang kesehatan gigi akan menentukan
status kesehatan giginya kelak. Supaya kegiatan kesehatan gigi anak usia sekolah
dilaksanakan melalui kegiatan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) yang salah
satu kegiatan UKGS lebih menekankan pada aspek pelayanan kesehatan siswa yaitu
melakukan upaya pencegahan penyakit gigi yang terjadi pada anak sekolah (SD/MI),
dan juga aspek pendidikan pada siswa agar siswa dapat membiasakan pelihara diri
kesehatan gigi sejak dini salah satunya melalui kebiasaan menggosok gigi yang benar.
Pendidikan kesehatan gigi harus diperkenalkan sedini mungkin kepada anak agar
mereka dapat mengetahui cara memelihara kesehatan giginya dan diharapkan
orangtua juga ikut berperan mengawasi kebersihan gigi anak-anaknya dengan
mengajarkan cara menyikat gigi yang benar (Ghofur, 2012).
Perilaku Tentang Frekuensi, Waktu, dan Cara Menyikat Gigi Pada Anak Tahun
2020
Dari hasil analisa data yang diperoleh melalui studi kepustakaan, diketahui tingkat
perilaku tentang frekuensi, waktu dan cara menyikat gigi pada anak termasuk dalam
kategori sedang. Responden kurang memiliki perilaku yang benar tentang frekuensi,
waktu dan cara menyikat gigi yang benar. Hal itu menyebabkan banyak terjadi nya
kasus karies yang tinggi. Gigi yang sehat adalah gigi yang rapi, bersih, bercahaya, dan
didukung oleh gusi yang kencang dan berwarna merah muda. Pada kondisi normal,
dari gigi dan mulut yang sehat ini tidak tercium bau tak sedap. Kondisi ini hanya
dapat dicapai dengan perawatan yang tepat (Hastuti dan Andriyani, 2010)
Perilaku kesehatan gigi merupakan tindakan yang berkaitan dengan konsep sehat dan
sakit gigi serta upaya pencegahannya. Dalam konsep ini yang dimaksudkan dengan
kesehatan gigi adalah gigi dan semua jaringan yang ada dimulut, termasuk gusi.
(Budiharto, 2010)
112
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
Oleh karena itu, frekuensi dan waktu menyikat gigi sangat penting diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari pada anak agar dapat mengurangi resiko terjadinya
penumpukan bakteri dan plak yang menyebabkan karies sehingga dapat emnurunkan
angka skor def-t yang tinggi. Frekuensi dan waktu menyikat gigi yang tepat yakni 2
kali sehari yaitu, saat setelah sarapan pagi dan malam sebelum tidur.
Untuk cara menyikat gigi juga harus diperhatikan yang berguna menjaga kebersihan
gigi. Walau menyikat gigi telah dilakukan dengan cara yang tidak benar, tentu
hasilnya tidak akan maksimal. Dalam (Sariningsih, 2012) cara menggosok gigi yaitu:
Gerakan menggosok gigi pendek-pendek, secara perlahan dan jangan terlalu cepat,
membersihkan salah satu sisi baru pindah. Untuk menggosok permukaan samping
baik luar maupun dalam tidak melawan arah permukaan gusi (ujung pinggir gusi).
Jadi kalau gigi atas, tidak menggosok kearah atas, sebaliknya untuk gigi bawah tidak
menggosok kearah bawah. Tujuannya adalah agar gusi terpijat oleh bulu halus sikat.
Dengan demikian merangsang aliran darah gusi menjadi lebih cepat dan pembuluh
darahnya sedikit mengembang, sehingga proses pembersihan makanan dan
pengambilan sisa tak berguna pada jaringan gusi dapat berjalan cepat, lancar dan gusi
menjadi lebih sehat.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan diatas, maka dapat diberikan saran,
sebagai berikut : 1) Bagi anak dan orang tua diharapkan dapat memiliki kerjasama
dalam berperan mengarahkan, memberikan pengertian dan motivasi kepada anak agar
lebih dini tentang pengetahuan dan perilaku menyikat gigi yang benar. 2) Bagi Pihak
Sekolah diharapkan dapat bekerja sama dengan tenaga kesehatan setempat dalam
rangka memberikan penyuluhan agar paham tentang menjaga kesehatan gigi dengan
baik dan benar. 3) Bagi Tenaga Kesehatan diharapkan meningkatkan frekuensi
penyuluhan.
DAFTAR PUSTAKA
Andriyani, H. (2010, AUGUST 2). PERBEDAAN PENGARUH PENDIDIKAN
KESEHATAN GIGI DALAM MENINGKATKAN PENGETAHUAN
TENTANG KESEHATAN GIGI PADA ANAK DI SD NEGERI 2 SAMBI
KECAMATAN SAMBI KABUPATEN BOYOLALI. 2.
Arianto, Shaluhiyah, Z., & Priyadi, N. (2014). Perilaku Menggosok Gigi Pada Siswa
Sekolah Dasar Kelas V dan VI Di Kecamatan Sumberejo. Jurnal Promosi
Kesehatan Indonesia, Vol. 9 / No. 2 / Agustus.
Audina Putri Dea, B. Y. (2016). Hubungan Tingkat Pengetahuan Kebersihan Gigi
Dan Mulut Dengan Perilaku Menyikat Gigi Pada Siswa Dan Siswi Kelas 4
Dan 5 SD Pertiwi, Kelurahan Tamansari, Kota Bandung. Prosiding Pendidikan
Dokter, 2.
113
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
114