Anda di halaman 1dari 10

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

PENCEGAHAN KARIES GIGI PADA ANAK SD


DI SD N 220 PALEMBANG TAHUN 2014

Oleh
YUZAINI BELLINDA
11118107
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
STIK SITI KHADIJAH PALEMBANG

ABSTRACT

Efforts in health care is very important in life, mainly of dental health and oral health
plays a major in the body due to the teeth and mouth is the beginning of a strat to the
process of digestion. Caries dentis is a dental health problem are the most general.
Caries dentis often occurs in children due lacking of knowledge that causes children
often eat snacks that contain lot of sugar. The study was in 220 public elementary
school Palembang in march until july 2014, which aims to determine the factor
related the prevention of caries dental in primary school children. Analysis used in
this empirically is univariate and bivariate analysis using the Chi-Square test and
sampling techique the uses random sampling with stratified random sampling with a
sample size of 65 respondents. The results of research on 23-25 June 2014 found that
respondents teeth caries prevention more slightly better (30,8%) than the prevention
of caries teeth less (69,2%). The result of the Chi-Square statistical test showed that
there is a relationship between knowledge (p value = 0,001) and attitude (p value =
0,016). Lack of prevention of dental problems especially caries dentis, it is necessary
conseling on dental health of dental caries can be addressed appropriately.

Keywords : Knowledge, Attitude, Caries Dentis


Pendahuluan menurun sampai sekitar 4,5. Pada
kondisi tersebut struktur email gigi
Upaya dalam pemeliharaan terlarut dan bila berlangsung berulang
kesehatan sangat penting dalam akan menyebabkan kerusakan email
kehidupan, terutama pada kesehatan gigi yang parah, kondisi inilah yang
gigi dan mulut karena kesehatan gigi dikdenal sebagai karies gigi.
merupakan bagian dari upaya Karies gigi sering terjadi pada
kesehatan secara keseluruhan. anak karena kurangnya pengetahuan
Kesehatan gigi dan mulut berperan anak yang menyebabkan anak terlalu
besar pada kesehatan tubuh secara sering makan cemilan yang lengket
umum, dikarenakan gigi dan mulut dan banyak mengandung gula dan
merupakan awal dari dimulai proses akhirnya mengakibatkan karies gigi.
pencernaan pada makanan. Jika fungsi Makanan yang sering dikonsumsi ini
gigi dan mulut tidak optimal maka yaitu permen (terutama permen karet),
akan mempengaruhi kesehatan dan kue kering, es krim dan minuman
dapat menimbulkan penyakit seperti manis lainnya. Namun pada dasarnya
karies gigi atau gigi berlubang. makanan apapun dapat menyebabkan
Karies merupakan suatu karies gigi jika tidak dibiasakan
penyakit jaringan keras gigi, yaitu menggosok gigi. Upaya mencegah
email, dentil dan sementum, yang karies gigi yaitu menggosok gigi
disebabkan oleh aktivitas suatu jasad dengan pasta gigi yang berflourida dan
renik dalam suatu karbohidrat yang kurangi mengkonsumsi makanan yang
dapat diragikan. Tandanya adalah lengket atau bergula.
adanya demineralisasi jaringan keras Dilihat dari kelompok umur,
gigi yang kemudian diikuti oleh golongan umur muda lebih banyak
kerusakan bahan organiknya. menderita karies gigi di banding usia
Akibatnya, terjadi invasi bakteri dan 45 tahun ke atas. Usia 5 - 11 tahun
kematin pulpa serta penyebaran karies giginya adalah 34,6% dan pada
infeksinya ke jaringan periapeks yang umur 12-24 tahun yaitu 43,5% dan
dapat menyebabkan nyeri. usia 45 tahun ke atas sebesar 21,9%.
Adapun faktor-faktor yang Keadaan ini menunjukkan karies gigi
mempengaruhi karies gigi atau gigi banyak terjadi pada golongan usia
berlubang adalah umur, fluorida, muda.
susunan makanan, kebersihan mulut Pada angka nasional untuk
(kebiasaan menggosok gigi dan karies gigi usia 12 tahun mencapai
berkumur), dan keadaaan kesehatan. 76,62% pada tahun 2007 dengan
Hubungan konsumsi karbohidrat indeks DMF-T (Decay Missing Filled-
dengan terjadinya karies gigi berkaitan Teeth) rata-rata 2,21. Sedangkan dalam
dengan pembentukan plak. Plak survey kesehatan rumah tangga
terbentuk dari sisa-sisa makanan yang (SKRT) terdapat 76,2% pada tahun
melekat di gigi yang ditumbuhi bakteri 2012 anak Indonesia pada kelompok
yang mengubah glukosa menjadi usia 12 tahun mengalami gigi
asam. Keasaman (pH) rongga mulut
berlubang. Hal ini menunjukkan Metode Penelitian
adanya masalah pada kesehatan gigi di Desain penelitian ini
masyarakat. menggunakan penelitian metode
Dari data Dinas Kesehatan survey analitik dengan pendekatan
Kota Palembang di dapat data angka cross sectional. Yang bertujuan untuk
kejadian karies gigi pada tahun 2011 mengetahui faktor-faktor yang
sebanyak 5934 kasus kejadian karies berhubungan dengan pencegahan
gigi, tahun 2012 sebanyak 9771 angka karies gigi pada anak SD di SD N 220
kejadian karies gigi, dan pada tahun Palembang. Populasi dalam penelitian
2013 sebanyak 12720 angka kejadian ini adalah seluruh siswa kelas IV dan
karies gigi, pada bulan Januari sampai V di SD N 220 Palembang. Adapun
Maret 2014 sebanyak 4291 angka pengambilan sampel penelitian ini
kejadian karies gigi. Angka kejadian diambil dengan teknik random
karies gigi tertinggi dikota Palembang sampling dengan menggunakan
tahun 2013 terdapat di Pusksmas metode stratified random sampling.
Kertapati Palembang yaitu sebanyak Penelitian ini akan dilakukan di SD N
2051 angka kejadian karies pada tahun 220 Palembang pada bulan Maret -
2013 (Profil Dinkes Kota Palembang, Juni tahun 2014. Masalah etika
2014). penelitian yang harus diperhatikan
Di Puskesmas Kertapati yaitu Informed consent (persetujuan
Palembang khususnya di unit poli gigi untuk menjadi pesponden), Anonimity
memiliki program khusus kunjungan (tanpa nama) dan Confidentiality
ke SD untuk memeriksa kesehatan gigi (kerahasiaan). Sumber data yang
dan mulut anak. Wilayah kerja diperoleh meliputi data primer yaitu
Puskesmas Kertapati mempunyai 36 data yang langsung diperoleh dari
SD binaan, 30 SD Negeri dan 6 SD siswa SD yang menjadi responden,
Swasta. Salah satunya adalah SD N meliputi data siswa yang berprilaku
220 adalah binaan dari puskesmas dalam pencegahna karies gigi dn data
kertapati. Dimana jumlah anak yang sekunder, yaitu data yang diperoleh
mnegalami karies gigi sebanyak 1924 dari Dinas Pendidikan, Dinas
anak pada tahun 2012, pada tahun Kesehatan, Puskesmas Kertapati
2013 sebanyak 2051 angka kejadian Palembang dan SD N 220 Palembang
karies gigi pada anak dan pada tahun yang meliputi jumlah siswa dan
2014 bulan januari sampai maret yaitu jumlah anak yang mengalami karies
1270 anak yang mengalami karies gigi. gigi. Teknik pengumpulan data dalam
Di SD N 220 Palembang angka penelitian ini yaitu peneliti melakukan
kejadian karies gigi nya tertinggi yaitu wawancara dan observasi kepada
sebanyak 246 anak yang mengalami responden. Alat yang digunakan dalam
karies gigi pada tahun 2013 penelitian ini yaitu berupa ceklist dan
(Puskesmas Kertapati Palembang, kuesioner yang telah disusun oleh
2014). peneliti. Pengolahan data dalam
penelitian ini meliputi Editing, Coding,
Processing/Entry dan Cleaning. 1.1.2 Pengetahuan
Analisis yang dipakai yaitu analisis Distribusi Frekuensi
univariat dan analisis bivariat. Responden di SD N 220 Palembang
Berdasarkan Kategori Pengetahuan
Tahun 2014
Hasil Penelitian Jumlah
Pengetah
No Frekuen Persent
1.1 Analisa Univariat uan
Analisa ini dibuat untuk si ase (%)
mengetahui distribusi frekuensi dan Kurang
persentase dari tiap variabel yaitu 1. 36 55,4%
baik
variabel dependen (pencegahan karies
gigi) dan variabel independen 2. Baik 29 44,6%
(pengetahuan dan sikap) yang
disajikan dalam bentuk tabel dan teks. Jumlah 65 100%
1.1.1 Pencegahan Karies Gigi Berdasarkan tabel diatas
Distribusi Frekuensi didapatkan bahwa responden dengan
Responden di SD N 220 Palembang frekuensi pengetahuan kurang
Berdasarkan Kategori Pencegahan sebanyak 36 responden (55,4,%) lebih
Karies Gigi Tahun 2014 banyak dibandingkan dengan
Jumlah responden dengan frekuensi
Pencega pengetahuan baik sebanyak 29
No han Frekue Persentas responden (44,6%).
karies nsi e (%) 1.1.3 Sikap
Distribusi Frekuensi
Kurang Responden di SD N 220 Palembang
1. 42 64,6%
baik Berdasarkan Kategori Sikap Tahun
2014
2. Baik 23 35,4% Jumlah
Jumlah 65 100% No Sikap Persentas
Frekuensi
e (%)
Berdasarkan tabel diatas
didapatkan bahwa responden dengan 1. Negatif 37 56,9%
frekuensi pencegahan karies gigi
kurang baik sebanyak 42 responden 2. Positif 28 43,1%
(64,6%) lebih banyak dibandingkan
dengan responden dengan frekuensi Jumlah 65 100%
pencegahan karies gigi baik sebanyak
23 responden (35,4%).
Berdasarkan tabel diatas Berdasarkan tabel tersebut
didapatkan bahwa responden dengan didapatkan bahwa 38 responden
frekuensi sikap negatif sebanyak 37 dengan pengetahuan kurang baik
responden (56,9%) lebih banyak terdapat 30 responden (83,3%) yang
dibandingkan dengan responden pencegahan karies giginya kurang baik
dengan frekuensi sikap positif dan 6 responden (16,7%) yang
sebanyak 28 responden (43,1%). pencegahan karies gigi nya baik.
1.2 Analisa Bivariat Sedangkan dari 29 responden yang
Analisa ini dibuat untuk pengetahuan baik terdapat 12
mengetahui apakah ada hubungan responden (41,4%) yang pencegahan
antara variabel dependen (pencegahan karies giginya kurang baik dan 17
karies gigi) dan variabel independen responden (58,6%) yang pencegahan
(pengetahuan dan sikap), dengan batas karies giginya baik. Berdasarkan hasil
kemaknaan p value = 0,05, uji statistik uji statistik dengan analisa Chi-Square
yang digunakan adalah Chi-Square didapat nilai p value = 0,001 lebeih
dengan menggunakan program kecil dari α = 0,05, Sehingga hipotesis
komputerisasi SPSS. gagal ditolak atau menunjukkan ada
1.2.1 Hubungan Pengetahuan hubungan bermakna antara
Dengan Pencegahan Karies pengetahuan dengan pencegahan
Gigi karies gigi.
Hubungan Pengetahuan 1.2.2 Hubungan Sikap Dengan
Dengan Pencegahan Karies Gigi Pencegahan Karies Gigi
Pada Anak SD Di SD N 220 Hubungan Sikap Dengan
Palembang Tahun 2014 Pencegahan Karies Gigi Pada Anak
SD Di SD N 220 Palembang Tahun
Pencegahan karies gigi 2014
Penge Jumlah Pencegahan karies
No tahua Kurang gigi
Baik
n baik Jumlah P
Sika
No Kurang valu
n % n % n % p Baik
baik e
Kura n % n % n %
83, 16,
1. ng 30 6 38 100
3 7
baik Nega 78, 21,
1. 29 8 37 100
tif 4 6
41, 58,
2. Baik 12 17 29 100
4 6 Posit 46, 1 53, 0,0
2. 13 28 100
if 4 5 6 16
Jumlah 45 20 65
2
Jumlah 42 65
3
Berdasarkan tabel diatas yang pengetahuan kurang baik tapi
didapatkan bahwa 37 responden pencegahannya baik sebanyak 6
dengan sikap negatif terdapat 29 responden (16,7%). Sedangkan
responden (78,4%) yang pencegahan responden dengan pengetahuan baik
karies giginya kurang baik dan 8 dan pencegahannya kurang baik
responden (201,6%) yang pencegahan sebanyak 12 responden (41,4%) dan
karies giginya baik. Sedangkan dari 28 responden dengan pengetahuan baik
responden yang sikap positif terdapat tapi pencegahannya baik sebanyak 17
13 responden (46,4%) yang responden (58,6%). Dari hasil uji
pencegahan karies giginya kurang baik statistik Chi-Square menunjukkan ada
dan 15 responden (53,6%) yang hubungan yang bermakna antara
pencegahan karies giginya baik. pengetahuan dengan pencegahan
Berdasarkan hasil uji statistik dengan karies gigi, dimana p value = 0,001
analisa Chi-Square didapat nilai p lebeih kecil dari α = 0,05.
value = 0,016 lebeih kecil dari α = Karies gigi merupakan
0,05, Sehingga hipotesis gagal ditolak kerusakan gigi yang mengakibatkan
atau menunjukkan ada hubungan gigi berlubang dan disebabkan oleh
bermakna antara sikap dengan kuman. Tanda dan gejala awal dari
pencegahan karies gigi. karies gigi adalah sakit gigi, bau
mulut, munculnya spot putih pada
permukaan gigi, dan warna gigi
berubah menjadi coklat dan mulai
Pembahasan membentuk lubang.
Hubungan Pengetahuan Dengan Pengetahuan adalah hasil
Pencegahan Karies Gigi Pada Anak pengindaraan manusia, atau hasil tahu
SD di SD N 220 Palembang Tahun seseorang terhadap objek melalui
2014 indera yang dimiliknya (mata, hidung,
Dari hasil penelitian didapatkan telinga, dan sebagainya).
bahwa responden dengan pencegahan Hasil penelitian ini sejalan
karies gigi yang kurang baik yaitu 42 dengan teori yang dikemukakan oleh
responden (64,6%) dan responden Taringan (2012), yang menyatakan
dengan pencegahan karies baik yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi
23 responden (45,4%). terjadinya karies gigi yaitu keturunan,
Dari hasil analisis univariat didapatkan prilaku, RAS, jenis kelamin, usia,
responden yang berpengetahuan baik makanan, vitamin, unsur kimia, air
sebanyak 29 responden (44,6%), ludah dan plak. Hasil penelitian ini
sedangkan yang berpengetahuan sesuai dengan hasil penelitian oleh
kurang sebanyak 36 responden Ketut (2008) tentang hubungan antara
(55,4%). Dari hasil analisis bivariat pengetahuan tentang kesehatan gigi
diperoleh, dari 65 responden dengan dengan kejadian karies pada anak
pengetahuan kurang yang kelas 4-5 SD Negeri 3 sumbar
pencegahannya kurang baik sebanyak kecamatan trucuk kabupaten klaten
30 responden (83,3%) dan responden
jawa tengah menunjukkan tredapat responden (64,6%) dan responden
hubungan antara pengetahuan tentang dengan pencegahan karies baik yaitu
kesehatan gigi dengan kejdian karies 23 responden (45,4%).
gigi pada anak SD kelas 4-5 Negeri Dari hasil analisis univariat
sumbar. Dengan menggunakan analisa didapatkan responden yang sikapnya
data uji statistic korelasi kendall tau, negatif sebanyak 37 responden
maka didapatkan hasil nilai korelasi (59,9%), sedangkan yang sikapnya
koefisien sebesar -0,514 dengan nilai positif sebanyak 28 responden
signifikan yaitu 0,000 hal ini (43,1%). Dari hasil analisis bivariat
menunjukkan nilai lebih kecil dari diperoleh, dari 65 responden dengan
0,05. sikap negatif yang pencegahan nya
Berdasarkan hasil penelitian, kurang baik sebanyak 29 responden
teori terkait dan hasil penelitian terkait (78,4%) dan responden yang sikap nya
peneliti berpendapat bahwa negatif tapi pencegahan nya baik
pengetahuan mempunyai peranan sebanyak 8 responden (21,6%).
penting terhadap penceghan karies. Sedangkan responden dengan sikap
Pengetahuan merupakan salah satu positif dan pencegahannya baik
faktor utama terbentuknya tindakan sebanyak 15 responden (53,6%) dan
seseorang, siswa yang berpengetahuan responden dengan sikap positif tapi
baik akan melakukan pencegahan pencegahannya kurang baik sebanyak
karies gigi dan siswa yang 13 responden (46,4%). Dari hasil uji
berpengetahuan kurang baik statistik Chi-Square menunjukkan ada
cenderung untuk tidak melakukan hubungan yang bermakna antara sikap
pencegahan karies gigi. Hal ini dengan pencegahan karies gigi,
dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan dimana p value = 0,016 lebeih kecil
siswa yang belum mengeathui dari α = 0,05.
mengeanai pencegahan karies gigi. Karies gigi merupakan
Dengan ini harus ditingkatkannya kerusakan gigi yang mengakibatkan
pengetahuan siswa dengan gigi berlubang dan disebabkan oleh
dilakukannya penyuluhan atau kuman. Tanda dan gejala awal dari
pendidikan kesehatan serta harus karies gigi adalah sakit gigi, bau
dibuat dan dipaparkan poster atau mulut, munculnya spot putih pada
panplet di mading mengenai maslah permukaan gigi, dan warna gigi
kesehatan gigi dan mulut khususnya berubah menjadi coklat dan mulai
pencegahan karies gigi. membentuk lubang.
Sikap merupakan suatu reaksi
Hubungan Sikap Dengan atau respons yang masih tertutup dari
Pencegahan Karies Gigi Pada Anak seseorang terhadap suatu stimulus atau
SD di SD N 220 Palembang Tahun objek (Notoatmodjo, 2010). Sikap
2014 dapat bersifat positif dan bersifat
Dari hasil penelitian didapatkan negative. Didalam sikap positif
bahwa responden dengan pencegahan
karies gigi yang kurang baik yaitu 42
cenderung untuk menerima, merespon, ketidakmampuan siswa dalam
menghargai dan bertnaggung jawab. melakukan penceghan karies gigi.
Hasil penelitian ini sesuai
dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh oleh Ibtiah (2010), tentang
Simpulan
Faktor-Faktor yang berhubungan
1. Responden yang pencegahan
dengan kejadian karies gigi pada anak
karies gigi baik sebanyak 23
usia 10-12 tahun di Sekolah Dasar
responden (35,4%) dan
Negeri 33 Palembang menghasilkan
responden yang pencegahan
bahwa karies gigi pada anak
karies gigi kurang baik sebanyak
dipengaruhi oleh banyak faktor, salah
42 responden (64,6%).
satunya adalah faktor luar (kebiasaan
2. Responden dengan pengetahuan
menggosok gigi, pengetahuan, sikap,
baik sebanyak 29 responden
dan pendidikan). Uji statistik
(44,6%) dan responden dengan
menggunakan chi-square dengan
pengetahuan kurang baik
tingkat kepercayaan 95% dan tingkat
sebanyak 36 responden (55,4%).
kemaknaan (α) 5%. Hasil penelitian
3. Responden dengan sikap positif
menunjukkan bahwa terdapat
sebanyak 28 responden (43,1%)
hubungan antara kebiasaan menggosok
dan responden dengan sikap
gigi responden (ρ-value = 0,004),
negatif sebanyak 37 responden
pengetahuan responden (ρ-value =
(56,9%).
0,002), sikap ibu (ρ-value = 0,042),
4. Ada hubungan yang bermakna
pendidikan ibu (ρ-value = 0,009)
antara pengetahuan dengan
dengan kejadian karies gigi di Sekolah
pencegahan karies gigi, dimana p
Dasar Negeri 33 Palembang.
value = 0,001.
Berdasarkan hasil penelitian,
5. Ada hubungan yang bermakna
teori terkait dan hasil penelitian terkait
antara sikap dengan pencegahan
peneliti berpendapat bahwa sikap
karies gigi, dimana p value =
mempunyai peranan penting terhadap
0,016.
penceghan karies. Sikap merupakan
salah satu faktor utama terbentuknya
tindakan seseorang, siswa yang
Saran
sikapnya positif akan melakukan
1. Bagi Tempat Penelitian
pencegahan karies gigi dan siswa yang
Diharapkan dapat lebih
sikapnya negatif cenderung untuk
menembahkan informasi dan wawasan
tidak melakukan pencegahan karies
(penyuluhan oleh guru atau petugas
gigi. Hal ini menyangkut kurangnya
puskesmas, misal cara menggosok
informasi dan penyuluhan yang
gigi) untuk siswa-siswa.
diberikan oleh guru maupun petugas
2. Bagi Institusi Pendidikan
puskesmas kepada siswa-siswa
Diharapkan dapat dijadikan
sehingga menyebabkan
refrensi diperpustakaan dalam studi
keperawatan anak agar berguna bagi Anggraeni. 2012. Persentase
mahasiswa. Penduduk yang Mengalami
3. Bagi Peneliti Gigi Berlubang. Penerbit Buku
Diharapkan peneliti dapat Kedokteran EGC. Jakarta.
mengetahui faktor-faktor yang Indonesia. Hal. 146.
berhubungan dengan pencegahan Arikunto. 2006. Teori dan Pengukuran
karies gigi Pengetahuan, Sikap dan
Prilaku Manusia. Nuha
Medika. Yogyakarta.
Ayu Ketut Cendrawasih. 2008.
Ucapan Terima Kasih Hubungan Antara
1. Bapak dr. H. Achmad Ridwan MO, Pengetahuan Tentang
MSc, selaku Ketua STIK Siti Kesehatan Gigi Dengan
Khadijah Palembnag. Kejadian Karies Pada Anak
2. Ibu Zuhana, SKM, selaku Ketua Kelas 4-5 SD Negeri 3 Sumbar
Prodi Diploma III Keperawatan Kecamatan Trucuk Kabupaten
STIK Siti Khadijah Palembang. Klaten Jawa Tengah.
3. Ibu Ns. Asih Fatriansari, M.Kep http://skripsistikes.wordpress.c
selaku pembimbing I yang telah om. Diakses 10 Maret 2014.
banyak memberikan saran dan Bakar. 2012. Kedokteran Gigi Klinis.
masukan hingga terselesainya Quantum Sinergis Media.
Karya Tulis Ilmiah ini. Yogyakarta. Indonesia. Hal.
4. Bapak H. M. Natsir Nurwastu, 66-67.
SKM dan Bapak Syafaruddin, Baum, dkk. 1997. Buku Ajar Ilmu
S.Sos, M.Kes selaku pembimbing Konservasi Gigi. Dalam : drg.
II dan penguji. Lilian Yuwono (editor). EGC.
5. Kepala SD N 220 Palembang Jakarta. Indonesia. Hal. 36, 37.
beserta staf. Bherman, dkk. 1996. Ilmu Kesehatan
6. Seluruh Staf Dosen STIK Siti Anak. EGC. Jakarta. Indonesia.
Khadijah Palembang. Hal.381.
7. Teman-teman seperjuangan DIII Departemen Gizi dan Kesehatan
Keperawatan angkatan ke XVIII Masyarakat. 2010. Gizi dan
yang tidak dapat disebutkan satu Kesehatan Masyarakat.
persatu. Rajawali Pers. Jakarta. Hal. 39-
40.
Depkes RI. 2007. Penderita Karies
Daftar Pustaka Dilihat dari Kelompok Umur. Jakarta.
Dinas Kesehatan Kota Palembang.
Adriani. 2012. Peranan Gizi Dalam
2014. Profil Kesehatan Khusus
Siklus Kehidupan. Kencana.
Gigi dan Mulut. Palembang.
Jakarta. Indonesia. Hal. 236.
Andika. 2008. Derajat Kerusakan Gigi
Anak-Anak di Palembang. Jakarta.
Hidayat. 2007. Riset Keperawatan dan Nursalam. 2011. Konsep dan
Penulisan Karya Ilmiah. Penerapan Metodelogi
Salemba Medika. Jakarta. Penelitian Ilmu Keperewatan.
Ibtiah. 2010. Faktor-Faktor yang Salemba Medika. Jakarta.
berhubungan dengan kejadian Indonesia.
karies gigi pada anak usia 10- Pratiwi. 2007. Gigi Sehat : “Merawat
12 tahun di Sekolah Dasar Gigi Sehari-Hari”. PT Kompas
Negeri 33 Palembang. Karya Media Nusantara. Jakarta.
Tulis Ilmiah. Indonesia. Hal. 23-24.
Kidd, Joyston-Bechal. 1992. Dasar- Profil SD Negri 220 Palembang Tahun
Dasar Karies Penyakit dan 2014.
Penanggulanagnnya. Dalam : Puput. 2004. Kontroversi Penyakit
Narlan Sumawinata, Safrida Caries Gigi dan Distribusi
Faruk (editor). EGC. Jakarta. Tablet Fluor di Kota
Indonesia Hal. 1, 16, 17. Palembang.
Koerniati. 2006. Perkembangan Puskesmas Kertapati Palembang.
Perawatan Gigi Masa Depan. 2014. Laporan Kesehatan Gigi
Andalas University Press. dan Mulut. Palembang.
Yogyakarta. Indonesia. Hal. Raharjo. 2007. Dominasi Masalah
120. Kesehatan Gigi. Sunda Kelapa
Lusi Sapartalina. 2009. Faktor-Faktor Pustaka. Jakarta. Hal. 23.
Yang Berhubungan Dengan Riset Kesehatan Dasar. 2013. Kepala
Terjadinya Karies Gigi Pada Badan Penelitian dan
Murid SD Negeri 118 Pengembangan Kesehatan
Palembang Tahun 2009. Hal. Kementerian Kesehatan RI.
3. Jakarta. Hal. 147.
Siti. 2012. Kesehatan Gigi dan Mulut.
Machfoedz. 2006. Menjaga Kesehatan Pustaka Reka Raya. Bandung.
Gigi dan Mulut Anak-Anak dan Indonesia.
Ibu Hamil. Fitramaya.
Yogyakarta. Indonesia. Hal. STIK Siti Khadijah. 2014. Panduan
92. Penulisan Karya Tulis Ilmiah.
Meinasuri. 2012. Faktor Yang Palembang.
Mempengaruhi Kejaadian
Karies Dentis Di SD Negeri 8 Taringan. 2012. Karies Gigi. EGC.
Sembawa Tahun 2012. Karya Jakarta. Indonesia.
Tulis Ilmiah. Hal. 3, 4.
Notoatmodjo. 2010. Metodologi Wikipedia. 2014. Gambar
Penelitian Kesehatan. Rineka Streptococcus Mutans dan
Cipta. Jakarta. Indonesia. Stadium Karies.
http://id.wikipedia.org/wiki/kar
iesgigi. Diakses 10 Maret 2014.

Anda mungkin juga menyukai