PERAWATAN BAYI
NASKAH PUBLIKASI
Oleh :
NURSITA DINARANI PUTRI
52021047
1
after being given education the average value becomes 7.57. The overall result of the pre
post value or increased family participation in postpartum maternal care and infant care.
Based on the results of the Paired T-Test analysis with 0.05, the Sig (2-tailed) value of
0.001<0.05 means that the provision of family-based education affects the participation
of family members in postpartum care and infant care. education has an average score
of 5.47 in the inactive category. The role of the family after being given education
averaged 7.57 in the active category. There is an effect of providing family-based
education on the role of the family in postpartum and infant care as shown from the
statistical test results, the t-count value is -3.793 and the p-value is 0.001
PENDAHULUAN
Indikator derajat kesehatan masyarakat berhubungan dengan Angka Kematian
Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Setiap hari, sekitar 800 ibu dan
6.700 bayi kehilangan nyawa mereka saat persalinan. Selain itu, hampir 5.400
bayi lahir mati setiap hari dengan 40% dari kematian ini terjadi terkait dengan
persalinan (WHO, 2021). Angka kematian ibu sangat tinggi, sekitar 295.000 ibu
meninggal selama kehamilan dan setelah persalinan pada tahun 2017 (WHO,
2019).
Beberapa resiko yang mungkin terjadi pada masa nifas antara lain anemia, pre
eklampsia/ eklampsia, perdarahan post partum, depresi masa nifas, dan infeksi
masa nifas. Diantara resiko tersebut ada dua yang paling sering mengakibatkan
kematian pada ibu nifas, yakni infeksi dan perdarahan (Dewi, 2020). Berdasarkan
data Sampling Registration System (SRS) tahun 2018, sekitar 76% kematian ibu
terjadi di fase persalinan dan pasca persalinan dengan proporsi 24% terjadi saat
hamil, 36% saat persalinan dan 40% pasca persalinan (Kemenkes RI, 2021).
2
beberapa fasilitas kesehatan tenaga kesehatannya berkurang (DinKesProv Jateng,
2021).
INCLUDEPICTURE
"/var/folders/q8/pg0r63mx6cq2klrg3j5zd2b40000gn/T/com.microsoft.Word/
WebArchiveCopyPasteTempFiles/page47image548888432" \*
MERGEFORMATINET
3
Jumlah Kasus Kematian Bayi per Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Tahun 2020
INCLUDEPICTURE
"/var/folders/q8/pg0r63mx6cq2klrg3j5zd2b40000gn/T/com.microsoft.Word/
WebArchiveCopyPasteTempFiles/page50image575798496" \*
MERGEFORMATINET
Sumber : Buku Saku Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, tahun 2020
4
fisiologi saja. Perubahan psikologis pada ibu nifas juga mengalami proses
perubahan seiring dengan berubahnya hormon dalam tubuh setelah persalinan.
Jadi involusi beriringan dengan perubahan psikologis ibu yang keduanya saling
mempengaruhi. Sehingga dukungan fisik dan psikologi sangat dibutuhkan selama
proses masa nifas karena terjadi adaptasi fisiologis dan psikologis (Fitrihadi, dkk,
2018).
Menurut Dewi (2020), dalam buku Buku Ajar Konsep Kebidanan 3,
Sebagian wanita berhasil menyesuaikan diri dan mnegalami gangguan-gangguan
psikologis dengan berbagai gejala atau sindrom yang oleh para peneliti di klinisi
diebut post partum blues. Kurangnya dukungan sosial dari keluarga dan teman
khususnya dukungan suami selama periode nifas diduga kuat merupakan faktor
penting terjadinya post partum blues.
Program Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga menyatakan bahwa
pendekatan keluarga adalah kunci keberhasilan program tersebut. Edukasi
berbasis keluarga dapat meningkatkan intensi untuk mengubah perilaku kesehatan
(Kemenkes, RI, 2016). Intervensi edukasi berbasis keluarga tentang peran serta
keluarga dalam perawatan masa nifas dan perawatan bayi sebagai upaya untuk
menekan angka kematian dan kesakitan ibu nifas harus dilakukan .
Hasil studi pendahuluan di Wilayah Kerja Puskesmas Sambungmacan 1
menunjukkan bahwa selama bulan Maret 2022 terdapat 22 persalinan. Hasil
wawancara dengan beberapa ibu postpartum , kedua ibu mengatakan bahwa
dirinya masih belum percaya diri dan masih membutuhkan bantuan dari suami
ataupun keluarga dalam merawat bayinya. Salah satu ibu juga mengatakan bahwa
khawatir karena setelah melahirkan ASInya belum keluar sedikitpun, suami dari
ibu tersebut juga mengatakan bahwa belum mengetahui bagaimana cara merawat
bayi yang benar. Sementara ibu yang satunya mengatakan bahwa akan merawat
dirinya dan bayinya sendiri dan hanya di bantu oleh kakaknya karena suaminya
masih berada di luar kota.
Permasalahan lainnya juga ditemukan, yakni masih banyak ibu nifas yang
belum percaya diri dalam merawat bayinya sehingga masih banyak yang meminta
pertolongan dalam memandikan bayinya. Selain itu ditemukan juga masalah
5
pemberian MP-ASI dini pada bayi berusia 2 bulan dikarenakan ibu merasa
bayinya selalu kelaparan dan tidak puas apabila hanya minum ASI, dan ibu
merasa kelelahan karena hanya mengurus bayinya sendiri. Ditemukan juga ibu
nifas yang memiliki pengetahuan berbeda dengan orang tua/mertuanya dalam
merawat bayinya sehingga memaksakan kehendak perawatan bayi seperti
keinginan orang tua/mertua, yakni dalam memakaikan gurita dengan ketat dan
memberi banyak bedak pada wajah bayi yang tetap dilakukan ibu nifas kepada
bayinya meskipun dilakukan dengan terpaksa.
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan, maka peneliti akan
melakukan penelitian berjudul "Pengaruh Edukasi Berbasis Keluarga Terhadap
Peran Serta Keluarga Dalam Perawatan Masa Nifas Dan Perawatan Bayi".
METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk penelitian eksperimental semu (Quasi-Experimental
research) dengan rancangan penelitian pretest-posttest without control group
design. Subjek penelitian diamati sebanyak dua kali, yakni sebelum dan sesudah
diberikan intervensi. Hasil sesudah diberikan intervensi dibandingkan dengan
sebelum diberikan intervensi. Secara keseluruhan didapatkan dua macam hasil,
yaitu hasil sebelum diberikan intervensi dan sesudah dibrikan intervensi.
Populasi pada penelitian ini menggunakan seluruh ibu nifas beserta anggota
keluarga yang berusia > 15 tahun dan tinggal dalam satu rumah di Wilayah Kerja
Puskesmas Sambungmacan 1 Sragen pada bulan April - Juni sejumlah 30
keluarga dengan ibu nifas.
6
beserta seluruh anggota keluarganya yang tinggal dalam satu rumah di Wilayah
Kerja Puskesmas Sambungmacan 1 Sragen.
Tabel 1 Gambaran peran keluarga dalam perawatan masa nifas dan bayi sebelum
dan setelah pemberian edukasi
7
Sebelum pemberian edukasi 0,327
Setelah pemberian edukasi 0,058
Berdasarkan tabel 4.3 di atas nampak bahwa data sebelum dan sesudah
pemberian edukasi berdistribusi normal dengan nilai signifikan 0,327 > 0,05 dan
0,058 > 0,05, oleh karena itu dapat dilakukan analisis data dengan uji parametrik
Paired T-Test dengan hasil sebagai berikut :
Std Sig.
N Mean SD t df
Data Error Mean (2-tailed)
Total
30 5,47 2,097
Pretest -
0,554 29 0,001
Total 30 7,57 1,633 3.793
Posttest
Berdasarkan tabel 3 dari 30 responden yang diberikan edukasi, sebelum
diberikan edukasi memiliki rata-rata 5,47. Sedangkan setelah diberikan edukasi
nilai rata-rata menjadi 7,57. Hasil keseluruhan nilai pre < post atau mengalami
peningkatan keikutsertaan keluarga dalam perawatan ibu nifas dan perawatan
bayi. Berdasarkan hasil analisis Paired T-Test dengan = 0,05, diperoleh nilai
Sig (2-tailed) 0,001 < 0,05, hal ini berarti pemberian edukasi berbasis keluarga
berpengaruh terhadap keikutsertaan anggota keluarga dalam perawatan masa nifas
dan perawatan bayi.
Pembahasan
1. Peran keluarga dalam perawatan masa nifas dan bayi sebelum pemberian
edukasi
Peran keluarga dalam perawatan nifas dan perawatan bayi memiliki
rata-rata 5,47. Peran keluarga disini tidak aktif karena minimnya
pengetahuan keluarga tentang perawatan ibu nifas dan perawatan bayi.
Sebanyak 28 ibu nifas mengatakan bahwa dirinya dan keluarganya tidak
mengetahui tanda bahaya pada ibu nifas karena belum mengerti tentang tanda
bahaya ibu nifas.
8
Menurut Lumenta, dkk (dalam Rahardjo & Kusumawati, 2011)
menyebutkan bahwa semakin tinggi pengetahuan dan pemahaman terhadap
kesehatan maka akan meningkatkan pula cara pandang terhadap kesehatan
maka akan meningkatkan pula cara pandang terhadap konsep sehat dan sakit,
yang pada akhirnya meningkatkan derajat kesehatan.
Dari hasil penelitian didapatkan sebanyak 27 keluarga belum
memahami adanya fase perubahan emosional pada ibu nifas. Ketidaktahuan
keluarga akan adanya perubahan emosional dapat menyebabkan tidak
terdeteksinya apabila terjadi postpartum blues yang biasa terjadi pada hari ke
3-5 postpartum, dan apabila tidak ditindaklanjuti bisa berlanjut kekeadaan
yang lebih serius seperti depresi postpartum dan psikosis.
Hal ini sesuai menurut Sulfianti, dkk (2021) bahwa postpartum blues
ini dikategorikan sebagai sindroma gangguan mental yang ringan yang dapat
hilang dengan sendirinya. Oleh karena itu sering tidak dipedulikan sehingga
tidak terdiagnosis dan tidak ditindaklanjuti sebagaimana mestinya. Padahal
hal tersebut bisa menjadi kondisi lebih serius dan dapat berlanjut ke kondisi
depresi dan psikosis postpartum. Hal terpenting agar tidk berlanjut ke kondisi
yang lebih serius, adalah berikan perhatian dan dukungan yang baik bagi ibu
serta yakinkan bahwa ibu adalah orang yang berarti bagi keluarga dan suami.
Pada saat sebelum dilakukannya edukasi, didapatkan lima ibu nifas
mendapatkan larangan makan atau pantangan makan dari keluarganya.
Pantangan makan ini berupa, ibu nifas tidak boleh makan ikan atau telur,
tidak boleh makan-makanan yang pedas atau mengandung cabai.
Hal ini juga sesuai dengan pendapat Juliastuti, dkk (2021) yaitu masih
ada beberapa ibu nifas yang melakukan pantang makan karena anjuran dari
orang tuanya. Namun saat ini sudah banyak ibu nifas yang memiliki
pengetahuan baik tentang perlunya gizi baik untuk ibu nifas, sehingga ibu
telah mengetahui dengan baik mengenai pantang memakan makanan tertentu
tidak dianjurkan bagi ibu nifas.
2. Peran keluarga dalam perawatan masa nifas dan bayi setelah pemberian
edukasi
9
Peran keluarga setelah pemberian edukasi memiliki rata-rata 7,57
dengan artian peran keluarga aktif, terjadi peningkatan peran keluarga dalam
perawatan masa nifas dan bayi. Hal ini sesuai menurut Fitriani dalam Yuliana
(2017), salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah media
massa / sumber informasi. Informasi yang di peroleh baik dari pendidikan
formal maupun non formal dapat memberikan pengetahuan jangka pendek
(immediatee impact), sehingga menghasilkan perubahan dalam peningkatan
pengetahuan.
Setelah pemberian edukasi terdapat delapan ibu nifas yang tidak
mendapatkan dukungan dalam pemberian ASI ekslusif karena mengalami
sedikit pengeluaran ASI, meskipun mengaku tidak mendapatkan dukungan
dalam memberikan ASI secara ekslusif, tujuh ibu nifas tetap memberikan ASI
kepada bayinnya dan satu bayi diberikan susu formula karena ibu kandung
bayi tidak dapat merawat bayinya dan tidak mendapatkan dukungan dalam
merawat bayi dari keluarga intinya.
Tujuh ibu tetap menyusui bayinya karena telah mengetahui bahwa
ASI adalah makanan paling bergizi untuk bayiya, dan semakin disusui dan
makan makanan bergizi dengan porsi yang tepat maka ASInya akan lancar.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya dari Hastuti., Wujayanti
(2017) yaitu makanan yang dimakan oleh seorang ibu yang sedang dalam
masa menyusui tidak secara langsung mempengaruhi masa maupun jumlah
air susu yang dihasilkan.
Pada penelitian ini terjadi penurunan dari 25 pada saat pretest menjadi
8 pada saat post test pada bantuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan
sehari-hari dan dalam merawat bayinya. Hal ini dikarenakan bahwa ibu
mengatakan bahwa dirinya sudah mulai percaya diri dalam merawat bayinya
dan merawat dirinya sendiri.
Hasil dari penelitian sebelumnya oleh Widyastutik, dkk (2021),
sebelum dilakukan penyuluhan tentang perawatan postpartum pada ibu nifas
ibu belum mengerti tentang perawatan postpartum. Tetapi setelah dilakukan
penyuluhan tentang perawatan postpartum ibu menjadi lebih tahu tentang
10
perawatan postpartum dengan nilai rata-rata pengetahuan tentang perawatan
postpartum melalui penyuluhan perawatan postpartum sebesar 90%.
11
hasil sebelum pemberian edukasi 12 menjadi 30, dan perawatan kebersihan
bayi serta pakaian bayi dari 13 menjadi 30.
Meningkatnya pengetahuan ibu dan keluarga dapat membawa
perubahan yang lebih baik dalam merawat ibu nifas dan bayi, serta keluarga
dapat mengetahui bahwa ibu nifas membutuhkan bantuan dalam merawat
dirinya sendiri dan merawat bayinya. Hal ini sesuai dengan pendapat
Notoadmojo (2017), edukasi atau disebut juga dengan pendidikan merupakan
segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik
individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang
diharapkan oleh pelaku pendidikan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada satu ibu yang tidak
mendapatkan dukungan dari keluarga intinya dikarenakan suami dari ibu
telah meninggal dunia saat ia tengah hamil dan telah memiliki empat orang
anak yang tidak mendukung kehamilan ibunya dan tidak menerima kehadiran
adiknya. Dikarenakan tidak mendapatkan dukungan dari keluarga, ibu
memutuskan untuk memberikan bayinya kepada saudaranya. Hal ini sama
seperti pendapat Friedman dalam Nurwulan (2017), dukungan keluarga
adalah sikap, tindakan penerimaan keluarga terhadap anggota keluarganya,
berupa dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental
dan dukungan emosional. Jadi dukungan keluarga adalah suatu bentuk
hubungan interpersonal yang meliputi sikap, tindakan dan penerimaan
terhadap anggota keluarga, sehingga anggota keluarga merasa ada yang
memperhatikan.
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pengaruh edukasi berbasis
keluarga terhadap peran serta keluarga dalam perawatan nifas dan perawatan bayi
dapat disimpulkan sebagai berikut : Peran keluarga sebelum diberikan edukasi
tentang perawatan masa nifas dan perawatan bayi memiliki nilai rata-rata 5,47
dalam kategori tidak aktif. Peran keluarga setelah diberikan edukasi tentang
perawatan masa nifas dan perawatan bayi memiliki rata-rata 7,57 dalam kategori
aktif. Ada pengaruh pemberian edukasi berbasis keluarga terhadap peran keluarga
12
dalam perawatan masa nifas dan bayi yang ditunjukkan dari hasil uji statistik
diperoleh nilai t = -3,793 dan p-value = 0,001.
DAFTAR PUSTAKA
Kusnandar, V., (2021). Kematian Balita di Indonesia Capai 28,2 Ribu pada 2020.
[online]
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/10/22/kematian-
balita-di-indonesia-capai-282-ribu-pada-2020 [di akses 19 Maret
2022].
Kusnandar, Viva. (2021). 10 Provinsi dengan Angka Kematian Ibu Terbanyak
pada 2020. [online].
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/12/22/10-provinsi-
dengan-angka-kematian-ibu-terbanyak-pada-2020 [di akses 1 April
2022].
Mulyatiningsih. (2012). Metodologi Penelitian Terapan. Yogyakarta: Alfabeta.
Notoatmodjo. (2012). Metologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.
Nunik, K., dkk. (2015). Health Risk Behavior of Student Junior and Senior High
School in Indoneia. [online] https://doi.org/20 Jui 2018 [diakses 18
Maret 2022].
13
Putri., Soebadi. (2014). Perawatan Bayi Baru Lahir. [online]
https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/perawatan-
bayi-baru-lahir [di akses 20 Maret 2020].
Rahayuningsih,. (2021). Peningkatan Kualitas Hidup Ibu Nifas. Makassar : Nas
Media Pustaka. Sehatnegeriku,. (2021). Kemenkes Perkuat Upaya
Penyelamatan Ibu dan Bayi. [online]
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20210914/3738491/kemenk
es-perkuat-upaya-penyelamatan-ibu-dan-bayi/ [ di akses 12 Maret 2022].
Setyoningsih. (2020). Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda Bahaya Selama
Masa Nifas. Jurnal Kesehatan Panca Bhakti Lampung, 2020, Vol
VIII, Oktober 2020 hlm 72-77 [online]
http://ejournal.pancabhakti.ac.id/index.php/jkpbl/article/view/99 [di
akses 13 Maret 2020].
Sutanto. (2019). Asuhan Kebidanan Nifas & Menyusui : Teori Dalam Praktik Kebidanan
Profesional. Yogyakarta : Pustaka Baru Press.
Yuliana, W,. & Hakim, B,. (2020). Emodemo Dalam Asuhan Kebidanan Masa
Nifas. Sulawesi Selatan : Yayasan Ahmar Cendekia Indonesia.
WHO. (2019). Maternal Mortality. [online]
https://www.who.int/en/news-room/fact-sheets/detail/maternal-
mortality [di akses 19 Maret 2022].
14
WHO. (2019). Maternal Health. [online]
https://www.who.int/health-topics/maternal-health#tab=tab_1 [di
akses 19 Maret 2022].
WHO. (2021). Newborn Mortality. [online] https://www.who.int/news-room/fact-
sheets/detail/levels-and-trends-in-child-mortality-report-2021 [di
akses 19 Maret 2022].
Ulya., dkk. (2021). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui.
Pekalongan : PT. NEM
15
16