ABSTRAK
Latar Belakang : Masa nifas (puerperium) pada persalinan normal dimulai beberapa jam
sesudah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu berikutnya. Masa nifas (peurperium)
adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai hingga alat-alat kandungan kembali
seperti prahamil. Pembengkakan (engorgement) merupakan pembendungan air susu karena
penyempitan duktus laktiferus atau oleh kelenjar-kelenjar yang tidak dikosongkan dengan
sempurna payudara akan terasa sakit, panas, nyeri pada perabaan, tegang, bengkak yang
terjadi pada hari ketiga sampai hari keenam setelah persalinan, ketika ASI secara normal
dihasilkan. Kecenderungan pada wanita untuk menggunakan produk non-obat dan herbal
dalam masa post partum telah meningkat, karena kekhawatiran tentang efek samping obat
terhadap pertumbuhan dan perkembangan bayi. Oleh karena itu penulis tertarik untuk
mengetahui efek dari kompres lidah buaya untuk mengurangi nyeri pada ibu post partum
dengan pembengkakan payudara. Tujuan : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui efek dari kompres lidah buaya terhadap nyeri akibat pembengkakan payudara
pada ibu post partum.
Metode : Desain penelitian yang digunakan adalah tipe studi kasus dengan pendekatan
deskriptif yang bisa didapat melalui wawancara maupun observasi. Hasil : Penulis
memberikan kompres lidah buaya kepada Ny. V dan Ny. N untuk mengurangi nyeri.
Kesimpulan : Kompres lidah buaya efektif untuk mengurangi rasa nyeri dan mengurangi
pembengkakan payudara pada ibu post partum.
Background: The puerperium during normal labor begins several hours after the birth of the
placenta until the next 6 weeks. The period of childbirth (peurperium) is a period of recovery,
starting from the end of labor until the uterine utensils return to the same as the prenatal.
Engorgement is damaging milk due to narrowing of the lactiferous duct or by glands that are
not completely emptied. The breast will feel sore, hot, painful in touch, tense, engorgement
that occurs on the third day until the sixth day after labor, when breast milk normal result.
The tendency for women to use non-medicinal and herbal products in the post partum period
has increased, due to concerns about the side effects of the drug on the growth and
development of the baby. Therefore the authors are interested in knowing the effects of aloe
vera compresses to reduce pain in post partum mothers with breast engorgement.
Objective: The purpose of this study was to determine the effect of aloe vera compresses on
pain due to breast swelling in post partum mothers.
Method: The research design used is a type of case study with a descriptive approach that
can be obtained through interviews and observations.
Result: The author gives Aloe vera compress to Mrs. V and Mrs. N to reduce pain.
Conclusion: Aloe vera compresses are effective for reducing engorgement in post partum
mothers
mulai dari persalinan selesai hingga alat- proses menyusui mulai dari ASI sampai
alat kandungan kembali seperti prahamil proses bayi menghisap dan menelan ASI.
(Dewi V, 2011). Lama masa nifas ini Laktasi merupakan bagian integral dari
Menurut Maryunani (2011), masa nifas manusia. Air Susu Ibu (ASI) di produksi
secara bergantian, kompres dingin, dan melokalisasi (sekuster) baik agen yang
terapi ultrasound. rusak maupun jaringan yang rusak. Tanda
Lidah buaya (Aloe vera) terjadinya inflamasi adalah
merupakan tanaman asli afrika, yang pembengkakan/edema, kemerahan, panas,
termasuk golongan Liliaceae. nyeri. Anti piretik adalah zat-zat yang
Keistimewaan lidah buaya ini terletak dapat mengurangi suhu tubuh atau obat
pada gelnya yang dapat membuat kulit untuk menurunkan panas. Lidah buaya
tidak cepat kering dan selalu kelihatan bekerja sebagai anti inflamasi serta obat
lembab. Keadaan tersebut disebabkan herbal untuk luka bakar yang dapat
sifat gel lidah buaya yang mampu mencegah oedema dengan cara
meresap ke dalam kulit, sehingga dapat menghambat enzim siklooksigenase atau
menahan kehilangan cairan yang menghambat sintesis prostaglandin E2
terlampau banyak dari dalam kulit (PGE2) dari asam arakhidonat. Senyawa
(Purwanto, 2013). PGE2 merupakan prostaglandin yang
Beberapa penelitian lidah buaya dilepaskan oleh makrofag dan
berkhasiat sebagai anti inflamasi memodulasi beberapa respon radang
berfungsi untuk merusak
menghancurkan, mengurangi, atau
serta meningkatkan sensitifitas nyeri. sakit, dan berkhasiat sebagai anti
Ekstrak lidah buaya juga menghambat bengkak (Budisantoso, 2008).
migrasi dari sel-sel neutrofil. Sebagai Menurut Robert (2009), dalam
zat anti bakteri, ekstrak lidah buaya penelitian Astutik (2016), kompres lidah
menghambat perkembangan bakteri buaya terbukti untuk mengurangi rasa
Streptococcus dan Shigella (Purwanto, nyeri pada area tubuh yang mengalami
2013). bengkak. Penurunan skala nyeri
Kandungan daun lidah buaya pembengkakan payudara setelah
terdapat dua jenis cairan pada daun diberikan kompres lidah buaya menurut
lidah buaya. Cairan pertama berupa Green (2015), terjadi akibat tingginya
cairan bening seperti jeli (lendir). kandungan asam amino, mineral,
Cairan ini mengandung zat anti bakteri polisakarida pada daun lidah buaya
dan anti jamur, serta salisilat yang yang di yakini dapat mengurangi nyeri
dapat merangsang fibroblast (sel-sel pembengkakan dan peradangan
kulit yang berfungsi untuk payudara. Penelitian juga dilakukan oleh
menyembuhkan luka). Oleh karena itu, Sousa dkk (2012), yang
lidah buaya diyakini mampu mengkombinasikan kompres hangat,
menyembuhkan luka, merendam rasa
SMA, Pekerjaan ibu rumah tangga, nama x/menit, respirasi: 21 x/menit, suhu: 37,2
suami Tn. F, beralamat di Klaseman, ºC, skala nyeri: 5. Diagnosa keperawatan
Klaten. Dengan diagnosa G1P1A0. Nifas yang muncul pada Ny. V dan Ny. N
hari ke 5. TTV: TD : 110/80 mmHg, berdasarkan hasil pengkajian yaitu nyeri
nadi: 82 x/menit, respirasi: 21 x/menit, berhubungan dengan pembengkakan
suhu: 37,2 ºC. Pasien tidak mempunyai payudara. Tujuan yang telah ditetapkan
riwayat penyakit keturunan seperti adalah setelah dilakukan tindakan
Hipertensi dan Diabetes Mellitus. keperawatan, klien dapat mengontrol mual.
NOC : Kontrol Nyeri. Indikator :
Keluhan utama pada Ny. V
Mengenali kapan nyeri terjadi (5).
mengatakan payudara sebelah kanan
Menggunakan tindakan pencegahan (5).
terasa nyeri, ASI terasa penuh. TTV:
Menggunakan tindakan pengurangan
TD: 120/70 mmHg, nadi: 83 x/menit,
(nyeri), tanpa analgesik (5). Mengenali apa
respirasi: 20 x/menit, suhu: 36.2 ºC, skala
yang terkait dengan gejala nyeri (5).
nyeri: 4. Keluhan utama pada Ny. N
Melaporkan nyeri yang terkontrol (5).
mengatakan payudara sebelah kiri terasa
bengkak, badan terasa panas dingin dan
payudara terasa nyeri, ASI tidak keluar.
TTV: TD : 110/80 mmHg, nadi: 82
Intervensi : Ajarkan penggunaan pengontrol nyeri yang dipakai selama
teknik non farmakologi (seperti, pengkajian nyeri dilakukan, informasikan
biofeedback, TENS, hypnosis, tim kesehatan lain atau anggota keluarga
relaksasi, bimbingan antisipatif, terapi mengenai strategi non farmakologi yang
musik, terapi bermain, terapi aktivitas, sedang digunakan untuk mendorong
akupressure, aplikasi panas atau dingin pendekatan preventif terkait dengan
dan pijatan, ketika melakukan aktivitas manajemen nyeri, libatkan keluarga
yang menimbulkan nyeri sebelum dalam modalitas penurun nyeri jika
nyeri terjadi atau mengingkat dan memungkinkan.
bersamaan dengan tindakan penurun
Implementasi pada Ny. V tanggal
rasa nyeri lainnya), gunakan tindakan
21 Maret 2019 jam 16.00 WIB adalah
pengontrol nyeri sebelum nyeri
mengkaji TTV. Tekanan Darah: 110/60
bertambah berat, pastikan pemberian
mmHg, nadi: 83 x/menit, respirasi: 20
analgesik dan atau strategi non
x/menit, suhu: 36.2 ºC. Mengkaji
farmakologi sebelum di lakukan
karakteristik nyeri. Pasien mengatakan
prosedur yang menimbulkan nyeri,
terkadang merasakan nyeri pada bagian
evaluasi keefektifan dari tindakan
payudara. Pasien mengatakan payudara
terasa penuh. Pasien mengatakan jika mengompres payudara dengan lidah buaya
sedang menyusui bayi nya ASI keluar jika terasa bengkak dan terasa nyeri dan
sedikit dan biasanya juga tidak bisa perawatan payudara agar payudara bersih.
keluar ASI nya. Mendorong pasien untuk
Implemetasi hari kedua pada Ny. V
tidak mentolerir nyeri tapi bersikap
tanggal 22 Maret 2019 jam 16.00 WIB
asertif dengan penyedia layanan
adalah mengidentifikasi strategi yang telah
kesehatan dalam memperoleh bantuan
berhasil dilakukan dalam upaya
farmakologi dan nonfarmakologi. Pasien
mengurangi nyeri pembengkakan payudara
mengatakan pernah melakukan kompres
(bendungan ASI). Pasien mengatakan saat
pada payudara dengan air biasa, namun
nyeri datang, pasien mengkompres dengan
nyeri masih terasa. Mengajarkan
lidah buaya. Monitoring nyeri yang
penggunaan teknik nonfarmakologi yaitu
terkontrol. Pasien mengatakan nyeri
dengan menggunakan kompres lidah
berkurang skala nyeri
buaya untuk mengatasi nyeri akibat
pembengkakan payudara. Pasien
mengatakan bersedia untuk di kompres
lidah buaya pada payudara yang bengkak
dan mampu menurunkan nyeri yang
dirasakan. Menganjurkan pasien untuk
3 dengan karakterisik lebih nyaman Monitoring manajemen nyeri secara
dari hari sebelumnya. Mengontrol keseluruhan. Pasien mengatakan suka
nyeri. Pasien mengatakan nyeri menggunakan kompres dengan lidah
berkurang, apabila nyeri kambuh dan buaya, dan mampu mengurangi nyeri.
payudara bengkak (bendungan ASI),
Implementasi pada pasien ke II,
pasien menggunakan kompres lidah
yaitu Ny. N tanggal 10 April 2019 jam
buaya selama 10 menit.
16.30 WIB adalah mengkaji TTV.
Implementasi hari ketiga pada Tekanan Darah : 110/80 mmHg, nadi: 82
Ny. V tanggal 23 Maret 2019 pukul x/menit, respirasi: 21 x/menit, suhu: 37,2
15.00 WIB. Mengkaji TTV. ºC. Mengkaji karakteristik nyeri. Pasien
Didapatkan hasil TD: 120/80 mmHg, mengatakan terkadang nyeri pada
N : 78 x/menit, RR : 20 x/menit, S : 36 payudara. Skala 4. Pasien mengatakan
ºC. Mengkaji nyeri. Pasien nyeri payudara sebelah kiri, badan terasa
mengatakan nyeri payudara bagian panas, dan ASI tidak keluar.
kanan. Berskala 3. Melaporkan nyeri Informasikan anggota keluarga mengenai
yang terkontrol. Pasien mengatakan strategi nonfarmakologi yang sedang
nyeri berkurang dan lebih nyaman. digunakan untuk mendorong pendekatan
DAFTAR PUSTAKA
Aprida, R.A. 2017. Penerapan
Kompres Daun Kol Untuk
Mengurangi Pembengkakan
Payudara Pada Ibu Post
Partum Di BPM Yustin
Tresnowati Rowokele
Kebumen. Skripsi. Program
Studi Ilmu Kebidanan. Stikes
Muhammadiyah Gombong.
Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan Nifas Normal.
Jakarta: Katalog Dalam
Terbitan (KDT).
Budi S. 2008. Ragam dan Khasiat
Tanaman Obat. Jakarta: PT
Agromedia Pustaka .
Candri, F. P. 2013. Asuhan
Kebidanan Pada Ny.A P1A0
Umur 24 Tahun Nifas Dengan
Bendungan ASI di BPS Ny.D
Tanjung Purwokerto Selatan.
Karya Tulis Ilmiah. Program
Studi Ilmu Kebidanan. kebidanan pada ibu nifas.
Universitas Muhammadiyah Jakarta: Salemba Medika
Purwokerto.
Elisabeth siwi Wahyuni. 2015.
Dewi V, dkk. 2013. Asuhan Asuhan Kebidanan pada
kehamilan. Yogyakarta: Pustaka Baru Saleha. 2009. Asuhan Kebidanan
press pada Masa Nifas. Jakarta:
Salemba Medika
Fatimah, L. 2014. Hubungan frekuensi
pemberian ASI eksklusif pada masa
Sulistyawati. 2009. Buku ajar asuhan
nifas dengan hubungan penambahan
kebidanan pada ibu nifas.
berat badan bayi usia 0-6 minggu.
Yogyakarta: Cv andi
Jurnal EDU health vol 4 (1).
Larasati, S. 2014. Asuhan
Hindun, G. D. 2016. Asuhan keperawatan
Keperawatan Pada Ny.K
dengan masalah keperawatan nyeri
Dengan Masalah Utama
akut post curretage atas indikasi
Nyeri Akut Post Partum
abortus incomplete pada Ny.y PoA1
Spontan Dengan Pre
di ruang bougenville RSUD dr.R
Eklamsia Ringan Di RSUD
goeteng taroenadibrata purbalingga.
Skripsi. Program studi ilmu
keperawatan. Universitas
muhammadiyah purwokerto.
Hutahaean, S. 2009. Asuhan keperawatan
dalam maternitas dan ginekologi.
Jakarta: Cv trans info media
Maryunani, A. 2011. Asuhan Pada Ibu
dalam Masa Nifas (post partum).
Jakarta: CV Trans Info Media
Mitayani. 2009. Asuhan keperawatan
maternitas. Yogyakarta: Salemba Medika.