Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja merupakan masa transisi dari anak anak menuju masa

dewasa, yang berawal pada usia 10 tahun dan berahir di usia 19 tahun. Usia

remaja sangat rentan terhadap berbagai persoalan yaitu fisik, psikis, sosial dan

gizi. Pada usia remaja terjadi puncak pertambahan berat badan dan tinggi

badan yaitu wanita pada usia 12,9 dan 12,1 tahun, sedangkan pada pria terjadi

pada usia 14,3 dan 14,1 tahun. Sebelumnya laju pertumbuhan anak wanita dan

pria hampir sama cepatnya hingga usia 9 tahun (Setiyaningrum, 2014).

Menurut WHO, yang disebut remaja adalah mereka yang berada pada

tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa, yaitu mereka yang

berumur 10-19 tahun (Kemenkes, 2015). Masa remaja adalah masa peralihan

dari anak ke dewasa baik secara jasmani maupun rohani. Tahapan ini sangat

menentukan bagi pribadi remaja dimana terjadi perubahan besar dan cepat

dalam proses pertumbuhan fisik, kognitif dan psikososial/tingkah laku.

Perubahan fisik/jasmani seperti berat badan, ukuran anggota badan dan

sebagainya; serta perubahan yang lain seperti berfikir/kecerdasan, bertingkah

laku, perasaan/kejiwaan yang berjalan secara bertahap sesuai dengan

umurnya. Tahap perubahan ini disebut juga dengan masa peralihan atau yang

lebih dikenal dengan masa pubertas (BKKBN, 2014).

1
2

Menjadi remaja berarti menjalani proses berat yang membutuhkan

banyak penyesuaian dan menimbulkan kecemasan, karena lonjakan

pertumbuhan badan dan pematangan organ-organ reproduksi sering

memunculkan perasaan asing terhadap diri. Masa remaja diawali dengan masa

pubertas yaitu masa terjadinya perubahan - perubahan fisik (meliputi

penampilan fisik seperti bentuk tubuh dan proporsi tubuh) dan fungsi

fisiologis (kematangan organ-organ seksual) (Sofyan, 2014)

Perubahan fisik yang terjadi pada masa pubertas ini merupakan

peristiwa yang paling penting, berlangsung cepat, drastis, tidak beraturan dan

terjadi pada sisitem reproduksi. Hormon-hormon mulai diproduksi dan

mempengaruhi organ reproduksi untuk memulai siklus reproduksi serta

mempengaruhi terjadinya perubahan tubuh. Perubahan tubuh ini disertai

dengan perkembangan bertahap dari karakteristik seksual primer dan

karakteristik seksual sekunder (Setiyaningrum, 2014)

Karakteristik seksual primer mencakup perkembangan organ-organ

reproduksi, sedangkan karakteristik seksual sekunder mencakup perubahan

dalam bentuk tubuh sesuai dengan jenis kelamin misalnya, pada remaja putri

ditandai dengan menarche (menstruasi pertama), tumbuhnya rambut-rambut

pubis, pembesaran buah dada, pinggul, sedangkan pada remaja putra

mengalami pollutio (mimpi basah pertama), pembesaran suara, tumbuh

rambut-rambut pubis, tumbuh rambut pada bagian tertentu seperti di dada, di

kaki, kumis dan sebagainya (Agustini,2013).


3

Menarche adalah periode menstruasi pertama yang terjadi pada masa

pubertas seorang wanita. Remaja putri mengalami menstruasi pertama

(menarche) rata-rata umur 11-15 tahun. Kecemasan remaja putri dalam

menghadapi menstruasi pertama (menarche) adalah suatu perasaan tidak

menentu dan bisa menjadi saat yang menyusahkan, seringkali di ikuti perasaan

yang campur aduk, takut dan cemas serta membingungkan hal ini umumnya

disebabkan karena kurang atau salahnya informasi mengenai haid, umumnya

orang takut melihat darah, apalagi anak-anak. Ketidaktahuannya dapat

menyebabkannya secara keliru, mengaitkan haid dengan penyakit atau luka

bahkan memandangnya sebagai sesuatu yang memalukan, karena tidak

mendapatkan penjelasan yang benar (Uripmi, 2012)

Perasaan bingung, gelisah tidak nyaman menyelimuti perasaaan

seorang anak perempuan yang mengalami menstruasi untuk pertama kalinya.

Selain itu juga terjadi beberapa perubahan fisik yang dapat mengakibatkan

seorang wanita berdampak negatif seperti malu dan menghindar dari

pergaulan teman temannya (Proverawati, 2009)

Orangtua mempunyai tanggung jawab dalam memberikan penjelasan

tentang menarche lebih dini pada anak permpuannya, agar anak lebih mengerti

dan siap menghadapi menarche. Dukungan orangtua di dalam keluarga

khususnya seorang ibu sangat penting dilibatkan dalam perkembangan dan

pertumbuhan anak, terutama pada masa remaja. Dukungan orangtua terhadap

remaja putri pada saat menarche sebagai pendidik ,pemberi informasi dan

sebagai pemberi asuhan.


4

Dukungan orang tua mempunyai hubungan dengan persepsi remaja

putri tentang menarche. Dukungan orangtua yang baik dalam pemahaman

menstruasi dan permasalahannya cenderung akan memberikan persepsi remaja

putri yang baik tentang menarche dibandingkan dengan orangtua yang kurang

memperhatikan anaknya. Keluarga sebagai lingkungan pendidikan yang

pertama sangat berpengaruh dalam membentuk pola kepribadian anak.

Pendidikan keluarga memberitahukan keterampilan dasar dan pengetahuan

pada anak akan hal-hal baru yang akan dialaminya (Helmawati, 2014)

Berdasarkan fenomena tersebut di atas maka peneliti tertarik untuk

mengkaji lebih jauh jauh tentang pengaruh pendidikan orang tua tentang

menstruasi terhadap kesiapan anak menghadapi masa menarche di SDN 19

Kampung Baru Pariaman tahun 2017

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh pendidikan orang tua tentang

menstruasi terhadap kesiapan anak menghadapi masa menarche di SDN 19

Kampung Baru Pariaman tahun 2017?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh pendidikan orang tua tentang menstruasi terhadap

kesiapan anak menghadapi masa menarche di SDN 19 Kampung Baru

Pariaman tahun 2017.


5

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui pendidikan orang tua tentang menstruasi di SDN 19

Kampung Baru Pariaman tahun 2017.

b. Mengetahui kesiapan anak menghadapi masa menarche di SDN 19

Kampung Baru Pariaman tahun 2017.

c. Mengetahui pengaruh pendidikan orang tua tentang menstruasi

terhadap kesiapan anak menghadapi masa menarche di SDN 19

Kampung Baru Pariaman tahun 2017.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Mengembangkan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan masa

menacrhe pada anak

b. Sebagai bahan penelitian lebih lanjut bagi para peneliti yang ingin

meneliti tentang kesiapan anak dalam menghadapi masa menarche

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Program Studi DIV Kebidanan STIKes Fort de Kock Bukittinggi

Dapat dijadikan bahan referensi dan menambah kepustakaan dalam

penelitian di bidang kesehatan reproduksi tentang tingkat kecemasan

remaja putri menghadapi masa menarche

b. Bagi penelitian

Menambah wawasan dan pengalaman peneliti mengenai tingkat

kecemasan remaja putri menghadapi masa menarch


6

c. Bagi institusi sekolah

Dapat memberikan informasi bagi siswi tentang kesiapan anak

menghadapi masa menarche

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh pendidikan orang tua

tentang menstruasi terhadap kesiapan anak menghadapi masa menarche.

Sampel diambil total sampling. Metode penelitian pre experiment design

dengan pendekatan one group pre and post. Tempat penelitian dilakukan di

SDN 19 Kampung Baru. variabel independen pada penelitian ini adalah

pendidikan orang tua dan variabel dependent adalah kesiapan menghadapi

menarche. Analisa hasil penelitian dilakukan secara univariat dan bivariat

secara komputerisasi. Analisa data memakai uji correlation product moment


7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Remaja

a. Pengertian

Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak kanak

dengan masa dewasa, istilah ini menunjukan masa dari awal pubertas

sampai tercapainya kematangan, biasanya mulai dari usia 14 tahun

pada pria dan 12 tahun pada wanita. Transisi ke masa dewasa memang

bervariasi, namun secara umum didefinisikan sebagai waktu di mana

individu mulai bertindak terlepas dari orang tua mereka (Proverawati

2009).

Remaja merupakan suatu tahap perkembangan antara masa

kanak-kanak dan masa dewasa, yang ditandai oleh perubahan-

perubahan fisik umum serta perkembangan kognitif dan social.

Batasan usia remaja yag umum digunakan oleh para ahli adalah dua

belas hingga dua puluh satu tahun (Setiyaningrum, 2014).

Memasuki usia remaja, beberapa jenis hormon, terutama hormon

esterogen dan progestrogen, mulai berperan aktif sehingga pada diri

anak perempuan mulai tumbuh payudara, pinggul melebar dan

membesar sehingga tidak terlihat seperti anak kecil lagi. Disamping itu

akan mulai tumbuh rambut-rambut halus di daerah ketiak dan


8

kemaluan. Pada remaja laki-laki, hormone testosterone akan

mengakibatkan tumbuhnya rambut-rambut halus disekitar ketiak,

kemaluan, tumbuh janggut dan kumis, terjadi perubahan suara, tumbuh

jerawat dan mulai diproduksinya sperma yang pada waktu-waktu

tertentu keluar sebagai mimpi basah. Perubahan lainnya antara lain

tubuh bertambah berat badan dan tinggi badan (Proverawati, 2009).

b. Karakteristik

Menurut Proverawati (2009) masa remaja dibedakan menjadi

beberapa fase yaitu remaja dini, remaja pertengahan dan remaja akhir.

Karakteristik remaja berdasarkan umumnya adalah sebagai berikut:

1) Fase Remaja Awal (12-15 tahun)

a) Mulai meluaskan radius sosial di luar keluarga dan konsentrasi

pada teman sebayanya

b) Mulai pubertas dan mulai perhatikan perkembangan badan

c) Proses berpikir mulai konkret

2) Fase Remaja Pertengahan (15-18 tahun)

a) Mempunyai standar perilaku berdasarkan kelompok sebaya

walaupun sebagian nilai keluarga tetap ada

b) Timbul konflik untuk bebas

c) Perkembangan pubertas sudah lengkap dan timbul dorongan

seksual

d) Proses berfikir mulai abstrak


9

3) Fase Remaja Akhir (18-21 tahun)

a) Proses berfikir lengkap dan peran serta fungsi mulai

dirumuskan

b) Penurunan pemilikan pribadi ada proses memberi dan berbagi

rasa, timbul idealisme

c) Kematangan fisik sudah lengkap, definisi peran jender dan

gambaran badan sudah lengkap

c. Perubahan fisik dan kematangan seksual remaja putri

Perubahan fisik remaja putri yaitu terjadinya perubahan secara

biologis yang ditandai dengan kematangan organ seks primer maupun

organ seks sekunder, yang dipengaruhi oleh kematangan hormon

seksual yang disebut hormon estrogen. Kematangan seksual remaja

putri yaitu mengalami menstruasi pertama (Setiyaningrum, 2014).

Pada perempuan, puberitas umumnya terjadi di usia 9 hingga 12

tahun, sedangkan puberitas pada pria terjadi usia yang lebih tua yaitu 9

sampai 14 tahun. Namun batasan usia tersebut belum tentu tepat atau

benar karena bisa saja seorang anak perempuan telah mengalami

pubertas pada usia 8 tahun dan itu adalah hal yang normal. Pubertas

pada perempuan dapat ditandai dengan datangnya menstruasi untuk

pertama kalinya (Proverawati, 2009).


10

2. Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan adalah penyampaian informasi dari sumber

informasi kepada seseorang atau sekelompok orang mengenai berbagai

hal yang berkaitan dengan suatu program tentang kesehatan (Depkes,

2011).

Pendidikan atau penyuluhan kesehatan adalah kegiatan yang

dilakukan dengan menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga

masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa

melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan

(Arikunto, 2012).

Penyuluhan merupakan jenis layanan yang merupakan bagian

terpadu dari bimbingan. Penyuluhan merupakan suatu hubungan timbal

balik antara dua orang individu, di mana yang seseorang (yaitu penyuluh)

berusaha membantu yang lain (yaitu klien) untuk mencapai pengertian

tentang dirinya sendiri dalam hubungan dengan masalah-masalah yang

dihadapinya pada waktu yang akan datang. Penyuluhan akan membuat

klien memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri sendiri dalam

memperbaiki perilaku pada saat ini dan mungkin pada saat yang akan

datang .

Penyuluhan adalah usaha mengubah perilaku masyarakat, keluarga,

terutama remaja, agar mereka mengetahui, menyadari, mempunyai

kemampuan dan kemauan, serta tanggung jawab untuk memecahkan

masalah dalam kehidupannya (Angkowo, 2011).


11

Penyuluhan kesehatan adalah bagian dari upaya kesehatan yang

menitik beratkan pada upaya untuk meningkatkan perilaku sehat,

penyuluhan kesehatan mendorong perilaku yang menunjang kesehatan,

mencegah penyakit, mengobati penyakit dan membantu pemulihan.

Penyuluhan kesehatan adalah suatu kegiatan yang terencana dengan tujuan

untuk mengubah pengetahuan, sikap, persepsi dan perilaku seseorang atau

masyarakat dalam pengambilan tindakan yangberhubungan dengan

kesehatan..

Kegiatan penyuluhan dapat dilakukan untuk perorangan, kelompok

antara lain kelompok terarah, simulasi, demonstrasi/praktik yang

melibatkan peserta dan lain-lain. Metode yang digunakan dalam

penyuluhan kesehatan didasarkan pada tujuan yang akan dicapai dari

penyuluhan kesehatan tersebut. Tujuannya menyangkut tiga hal, yaitu

peningkatan pengetahuan (knowledge), perubahan sikap (attitude), dan

ketrampilan atau tingkah laku (practice), yang berhubungan dengan

masalah kesehatan masyarakat. Beragam teknik penyuluhan meliputi

ceramah, seminar, diskusi, lokakarya, simulasi, pameran, demonstrans,

perlombaan, kunjungan lapangan dan tutorial.

Sasaran penyuluhan kesehatan disetiap tingkatan masyarakat

berbeda antara satu dengan lainnya. Ada empat tingkatan yang dapat

dijadikan sasaran. Keempat tingkatan tersebut adalah :

a. Tingkatan individu : Sasarannya yaitu pengetahuan, sikap, perilaku

dan filosofi dari individu yang menjadi target sasaran.


12

b. Tingkatan organisasi : Sasarannya yaitu kebijakan,

praktek/pelaksanaan program, fasilitas yang tersedia dan sumber daya

pendukung.

c. Tingkatan kelompok masyarakat : Sasarannya yaitu kebijakan,

praktek/pelaksanaan program, fasilitas yang tersedia dan sumber daya

yang tersedia.

d. Tingkatan pemerintahan : Sasarannya yaitu kebijakan-kebijakan yang

dikeluarkan dibidang kesehatan, program kesehatan, fasilitas sebagai

sarana pendidikan kesehatan, sumber daya, peraturan-peraturan yang

dibuat di bidang kesehatan dan pemberdayaan masyarakat.

Menurut Depkes (2011), kiat melakukan penyuluhan yang terbaik adalah :

a. Informasi yang diberikan sesuai dengan keadaan atau permasalahan

peserta

b. Dalam melaksanakan penyuluhan dapat menggunakan berbagai jenis

media antara lain lembar balik, poster, leaflet, lembar simulasi dan

sebagainya

c. Penjelasan yang diberikan dengan bahasa yang sederhana dan mudah

dimengerti oleh masyarakat

d. Saran yang diberikan jelas dan praktis sehingga bisa langsung

dilaksanakan oleh sasaran

e. Beri kesempatan kepada peserta untuk bertanya, bukan hanya

mendengarkan saja
13

Sikap penyuluh dalam memberikan penyuluhan adalah bersikap

sabar, mendengarkan dan tidak mendominasi, menghargai pendapat,

bersikap sederajat, ramah dan akrab, tidak memihak, menilasi dan

mengkritik dan bersikap terbuka.

Kiat melakukan penyuluhan yang menarik :

a. Informasi yang diberikan sesuai dengan keadaan atau permasalahan

peserta.

b. Dalam melakukan penyuluhan dapat menggunakan berbagai jenis

media antara lain lembar balik, kartu konseling, poster, buklet,

leaflet/brosur, lembar simulasi, cerita bergambar dan lain-lain.

c. Penjelasan menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah

dimengerti.

d. Saran yang diberikan jelas dan praktis sehingga bisa langsung

dilaksanakan oleh sasaran.

e. Beri kesempatan kepada peserta untuk bertanya, bukan hanya

mendengar saja.

3. Menstruasi

a. Pengertian

Menstruasi adalah darah yang keluar dari vagina wanita sewaktu

ia sehat bukan disebabkan oleh melahirkan anak atau karena terluka.

Menstruasi menunjukan bahwa seorang gadis yang sehat dan berfungsi

sebagai mana mestinya, sedangkan menstruasi dini adalah menstruasi


14

yang datangnya lebih awal bawah usia 10 tahun (Setiyaningrum,

2014).

Puncak kedewasaan perempuan mulai mengalami pendarahan

rahim pertama yang disebut menarche. Pada masa tersebut seorang

perempuan memerlukan perhatian orang tua, karena sejak masa

menstruasi pertama berarti ada kemungkinan menjadi hamil bila

berhubungan dengan lawan jenisnya.

b. Gangguan menstruasi

Beberapa gangguan menstruasi seperti di bawah ini:

1) Gangguan banyaknya darah dan lamanya menstruasi

a) Hipermenorea

Siklus menstruasi tetap teratur, jumlah darah yang keluarkan

cukup banyak dan disertai gumpalan darah.

b) Hipomenorea

Siklus menstruasi tetap teratur sesuai dengan jadwal

menstruasi, jumlahnya sedikit dengan kenyataan tidak banyak

berdarah.

2) Kelainan siklus menstruasi

a) Polimenorea

Siklus menstruasi yang sering terjadi dan abnormal, sedang

pendarahan relatif tetap.

b) Oligomenorea
15

Siklus menstruasi melebihi 35 hari, jumlah pendarahan tetap

sama.

c) Dismenorea

Dismenorea adalah nyeri pada daerah panggul akibat

menstruasi dan produksi zat prostaglandin (Proverawati, 2009).

d) Amenorea

Keterlambatan menstruasi lebih dari tiga bulan berturut-turut.

Amenorea dapat dibagi 3 yaitu:

(1) Amenorea primer

Mengalami menstruasi sejak kecil, dengan tanpa

perkembangan seksual sekunder.

(2) Amenorea fisiologis

Menstruasi terjadi pada kehamilan dan menyusui sampai

batas tertentu.

(3) Amenorea sekunder

Tidak terjadi menstruasi selama 3 bulan pada orang yang

tidak mengalami menstruasi.

c. Siklus Menstruasi

1) Pengertian

Siklus menstruasi adalah proses pelepasan dinding rahim yang

disertai dengan pendarahan dan terjadi secara berulag setiap bulan

kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi yang pertama kali disebut

menarke paling sering terjadi pada usia 11 tahun tetapi bisa juga
16

terjadi pada usia 8 atau 16 tahun menstruasi merupakan pertanda

masa reproduktif pada kehidupan seorang wanita yang dimulai dari

menarke sampai terjadinya menopause (Setiyaningrum, 2014).

Awal dari Siklus menstruasi dihitung dari hari pertama haid

sampai tepat satu hari pertama haid bulan berikutnya. Siklus

menstruasi berkisar antara 21-40 hari hanya sekitar 10-15 persen

wanita yang memiliki siklus 28 hari.

Pada manusia siklus menstruasi normalnya 25 sampai 32 hari.

Wanita yang mengalami ovulasi siklus menstruasi berkisar antara

18 sampai 42 hari kurang lebih 97%. Masa remaja biasanya siklus

menstruasi belum teratur. Jika siklus menstruasi kurang dari 18

hari atau lebih dari 42 hari tidak teratur, biasanya siklus menstruasi

tidak berovulasi.

2) Masa menstruasi

Siklus menstruasi, selaput lendir dari hari kehari mengalami

perubahan yang berulang, masa ini berbeda-beda untuk tiap

individu tergantung dari keturunan, kesehatan secara umum dan

pola kehidupan (Proverawati, 2009).

3) Faktor-faktor yang mempengaruhi siklus menstruasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi siklus menstruasi dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor diataranya yaitu:

1) Faktor genetik
17

Pertumbuhan merupakan interaksi yang komplek antar

keturunan dan lingkungan. Makin teratur menstruasi ibu maka

menstruasi anaknya akan teratur (Supariasa, 2002).

2) Status gizi

Faktor status gizi dan asupan gizi sangat mempengaruhi

pertumbuhan dan fungsi organ tubuh yang sangat

mempengaruhi fungsi tubuh yang sangat mempengaruhi fungsi

reproduksi serta akan berdampak pada gangguan siklus

menstruasi. Untuk pertumbuhan normal, tubuh memerlukan

nutrisi yang memadai, kecukupan energi, protein, lemak, dan

suplai semua nutrient essensial yang menjadi basis

pertumbuhan (Suandi,2004). Kebiasaan makan yang diperoleh

semasa remaja akan berdampak pada kesehatan dalam fase

kehidupan selanjutnya, setelah dewasa dan berusia lanjut

(Aripmi, 2012).

Nutrisi mempengaruhi kematangan seksual pada remaja yang

mendapat menstruasi pertama lebih dini, mereka cenderung

lebih berat dan lebih tinggi, pada saat menstruasi pertama

dibandingkan dengan mereka yang belum mendapat menstruasi

pada usia yang sama. Sebaliknya pada remaja yang menstruasi

terlambat, beratnya lebih ringan dari pada yang sudah

menstruasi pada usia yang sama, walaupun tinggi badan (TB)

mereka sama .
18

3) Psikis dan Fisik

Perempuan yang mengalami gangguan psikis berat seperti

stress hebat atau depresi, biasanya akan mengalamai gangguan

hormonal siklus menstruasi jadi kacau dan tidak mengalami

ovulasi. Mempunyai fisik lemah juga akan mempengaruhi

kesuburan .

4) Hormon

Siklus menstruasi yang normal terjadi karena keseimbangan

hormon estrogen dan progesteron. Hormon estrogen dihasilkan

dari kolesterol oleh sel pembentuk folikel, dan hormone

progesterone dihasilkan oleh luteum pada separuh akhir siklus

menstruasi.

4. Menarche

a. Pengertian Menarche

Menarche adalah saat haid/menstruasi yang datang pertama kali

pada seorang wanita yang sedang menginjak dewasa. Usia remaja putri

pada waktu mengalami menarche berbeda-beda, sebab hal itu tergantung

kepada faktor genetik (keturunan), bentuk tubuh, serta gizi seseorang.

Umumnya menarche terjadi pada usia 10 15 tahun, tetapi rata-rata

terjadi pada usia 12,5 tahun. (Setiyaningrum, 2014).

Menurut Waryana (2010), menarche yaitu biasanya terjadi pada usia

12-13 tahun. Cepat atau lambatnya kematangan seksual meliputi

menstruasi, dan kematangan fisik individual, juga di pengaruhi faktor ras


19

atau suku bangsa, faktor iklim, cara hidup yang melingkungi anak. Usia

menarche adalah menstruasi pertama yang biasanya terjadi pada

perempuan umur 12-13 tahun dalam rentang umur 10-16 tahun. Dalam

keadaan normal menarche di awali dengan periode pematangan yang dapat

memakan waktu 2 tahun. Menarche merupakan tanda diawalinya masa

puber pada perempuan.

Seiring dengan perubahan pola hidup saat ini ada kecenderungan

anak perempuan mendapatkan menstruasi yang pertama kali usianya

makin lebih muda. Ada 2 faktor yang menyebabkan terjadinya menstruasi

datang lebih dini, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal

biasanya terjadi karena adanya ketidakseimbangan hormonal yang dibawa

sejak lahir. Kondisi ini kemudian dipicu pula oleh faktor eksternal, seperti

makanan (terutama junkfood), lingkungan yang modern serta tingkat

kemakmuran masyarakat di suatu daerah (Setiyaningrum, 2014).

Kejadian yang penting dalam pubertas adalah pertumbuhan badan

yang cepat, timbulnya ciri-ciri kelamin skunder, menarche, dan perubahan

psikis. Menarche merupakan perbedaan yang mendasar antara pubertas

pria dan pubertas wanita. Pengaruh peningkatan hormon yang pertama-

tama nampak adalah perubahan badan anak yang lebih cepat terutama

ekstremitasnya, dan badan lambat laun mendapat bentuk sesuai dengan

jenis kelamin. Walaupun ada pengaruh hormon somatotropin, diduga pada

wanita kecepatan pertumbuhan terutama disebabkan oleh estrogen.


20

Estrogen ini pula yang pada suatu waktu menyebabkan penutupan garis

epifis tulang-tulang, sehingga pertumbuhan badan berhenti.

Pengaruh esterogen yang lain ialah pertumbuhan genetalia interna,

genetalia eksterna, dan ciri-ciri kelamin sekunder. Dalam masa pubertas

genetalia interna dan genetalia eksterna lambat laun tumbuh untuk

mencapai bentuk dan sifat seperti pada masa dewasa. Perkembangan

dalam bidang rohani ialah penyesuaian diri dalam alam terlindung serta

aman menuju ke arah alam berdiri sendiri dan bertanggung jawab, dari

alam pikiran egosentrik ke alam pikiran yang lebih matang (Uripmi,

2012).

b. Proses Terjadinya Menstruasi

Pada saat seorang bayi perempuan dilahirkan ovariumnya

mengandung ratusan ribu sel telur tetapi belum berfungsi, ketika seorang

perempuan mamasuki usia pubertas dan terjadi proses yang disebut siklus

menstruasi (jarak antara lain hari pertama manstruasi bulan ini dengan hari

pertama menstruasi bulan berikutnya).

Siklus terjadi perubahan pada dinding rahim sebagai akibat dari

reproduksi hormon-hormon oleh ovarium, yaitu dinding rahim makin

menebal sebagai persiapan jika terjadi kehamilan. Ketika ada sel telur

yang matang akan mempunyai potensi untuk dibuahi oleh sperma hanya

dalam 24 jam. Bila ternyata tidak terjadi pembuahan maka sel telur akan

mati dan terjadilah perubahan pada komposis kadar hormon yang akhirnya
21

membuat dinding rahim tadi akan luruh disertai perdarahan, inilah yang

disebut menstruasi (Sarwono, 2007)

a. Haid

Haid adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus

disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium. Lama haid biasanya

antara 35 hari, ada yang 12 hari diikuti darah sedikit-sedikit

kemudian dan ada yang 78 hari. Pada setiap wanita biasanya lama

haid itu tetap (Sarwono, 2007).

b. Siklus Haid

Siklus haid adalah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu

dan mulainya haid berikutnya. Panjang siklus haid yang normal

atau dianggap sebagai siklus haid yang klasik ialah 28 hari ditambah

atau dikurangi 23 hari (Sarwono, 2007).

Satu siklus haid dibagi atas beberapa fase, selama 1 bulan

dapat kita bedakan 4 masa (stadium) :

1) Stadium menstruasi atau deskuamasi (3-7 hari)

2) Stadium proliferasi (7-9 hari)

3) Stadium sekresi (11 hari)

4) Stadium pramenstruasi (3 hari)

c. Faktor yang mempengaruhi kesiapan anak menghadapi menarche

Menurut Sukmadinata (2009) faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi kesiapan remaja putri menghadapi menarche antara lain

faktor internal dan faktor eksternal. Dimana faktor internal dipengaruhi


22

oleh beberapa faktor yaitu: pengetahuan, usia anak saat mengalami

menarche, persepsi terhadap dirinya, sikap terhadap menstruasi

sebelum anak mengalami menarche. dukungan dari lingkungan,

sumber informasi tentang menstruasi sebelum anak mengalami

menarche

5. Peran orang tua

a. Konsep Peranan

Secara umum peranan adalah perilaku yang dilakukan oleh

seseorang terkait oleh kedudukannya dalam struktur sosial atau kelompok

sosial di masyarakat, artinya setiap orang memiliki peranan masing-

masing sesuai dengan kedudukan yang ia miliki. Di dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia Peran berarti perangkat tingkah atau karakter yang

diharapkan atau dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam

masyarakat, sedangkan peranan adalah tindakan yang dilakukan oleh

seseorang dalam suatu peristiwa.

Menurut Livinson dalam Soerjono Soekanto (2007) menyebutkan

bahwa peranan mencakup tiga hal, yaitu:

a. Peranan meliputi norma-norma yang diungkapkan dengan posisi atau

tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan

rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam

kehidupan masyarakat.

b. Peranan adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh

individu masyarakat sebagai individu.


23

c. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting

sebagai struktur sosial masyarakat.

Selain itu menurut Departemen Pendidikan Nasional peranan

adalah perangkat tingkah laku yang diharapkan atau dimiliki oleh orang

yang berkecukupan di masyarakat, peran terutama ditentukan oleh ciri-ciri

individual yang bersifat khas atau istimewa.

Selanjutnya, menurut Gross Mason dan Mc Eachern dalam buku

David Berry (1995:99), yaitu peranan adalah harapan-harapan yang

dkenakan pada individu-individu yang menempati kedudukan social

tertentu. Berdasarkan pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh para

ahli diatas, maka dapat disimpulkan peranan merupakan tindakan atau

perbuatan seseorang dalam menjalankan hak dan kewajibannya sebagai

pemegang kedudukan dan posisi tertentu.

b. Pengertian Orang Tua

Orang tua berperan dalam Pendidikan anak untuk menjadikan

Generasi muda berkedudukan. Menurut Abu Ahmadi dalam Hendi

Suhendi dan Ramdani Wahtu (2001), penjelasan tentang orang tua dalam

pendidikan sebagai berikut, Setelah sebuah keluarga terbentuk, anggota

keluarga yang ada didalamnya memiliki tugas masing-masing.

Suatu pekerjaan yang harus dilakukan dalam kehidupan keluarga

inilah yang disebut fungsi. Jadi fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan

atau tugas yang harus dilakukan didalam atau diluar keluarga. Fungsi

disini mengacu pada peranan individu dalam mengetahui, yang pada


24

akhirnya mewujudkan hak dan kewajiban. Didalam lingkungan keluarga

orang tualah yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga atau rumah

tangga, dan sudah layaknya apabila orang tua mencurahkan perhatian dan

bimbingan untuk mendidik anak agar supaya anak tersebut memperoleh

dasar-dasar dan pola pergaulan hidup pendidikan yang baik dan benar,

melalui penanaman disiplin dan kebebasan secara serasi.

Orang tua dan anak hendaklah selalu damai dengan demikian akan

dapat membangkitkan minat si anak untuk belajar. Menurut Munir (2010)

dikemukakan bahwa Orang tua adalah pria dan wanita yang terikat dalam

perkawinan dan siap sedia untuk memikul tanggung jawab sebagai ayah

dan ibu dari anak-anak yang dilahirkannya. Sedangkan menurut Indah

Pertiwi (2010:15) menyatakan bahwa orang tua merupakan seorang atau

dua orang ayah-ibu yang bertanggung jawab pada keturunannya semenjak

terbentuknya hasil pembuahan atau zigot baik berupa tubuh maupun sifat-

sifat moral dan spiritual.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

orang tua mempunyai tanggung jawab yang berat dalam memberikan

bimbingan kepada anak-anaknya, tokoh ayah dan ibu sebagai pengisi hati

nurani yang pertama harus melakukan tugas yang pertama adalah

membentuk kepribadian anak dengan penuh tanggung jawab dalam

suasana kasih saying antara orang tua dengan anak. Pada keluarga anak

pertama kali mengenal lingkungannya, kehidupan di luar dirinya.


25

Sebagai makhluk sosial ia menyesuaikan diri dengan kehidupan

bersama, dan yang memperkenalkan semua itu adalah orang tua, sehingga

perkembangan anak ditentukan oleh situasi dan kondisi yang ada serta

pengalaman-pengalaman yang dimiliki oleh orang tuanya.

c. Macam-macam Peran Orang Tua

Di dalam BKKBN dijelaskan bahwa peran orang tua terdiri dari:

1) Peran sebagai pendidik Orang tua perlu menanamkan kepada anak-

anak arti penting dari pendidikan dan ilmu pengetahuan yang mereka

dapatkan dari sekolah. Selain itu nilai-nilai agama dan moral, terutama

nilai kejujuran perlu ditanamkan kepada anaknya sejak dini sebagi

bekal dan benteng untuk menghadapi perubahan-perubahan yang

terjadi.

2) Peran sebagai pendorong Sebagai anak yang sedang menghadapi masa

peralihan, anak membutuhkan dorongan orang tua untuk

menumbuhkan keberanian dan rasa percaya diri dalam menghadapi

masalah.

3) Peran sebagai panutan Orang tua perlu memberikan contoh dan teladan

bagi anak, baik dalam berkata jujur maupun ataupun dalam

menjalankan kehidupan sehari-hari dan bermasyarakat.

4) Peran sebagai teman Menghadapi anak yang sedang menghadapi masa

peralihan. Orang tua perlu lebih sabar dan mengerti tentang perubahan

anak. Orang tua dapat menjadi informasi, teman bicara atau teman
26

bertukar pikiran tentang kesulitan atau masalah anak, sehingga anak

merasa nyaman dan terlindungi.

5) Peran sebagai pengawas Kewajiban orang tua adalah melihat dan

mengawasi sikap dan perilaku anak agar tidak keluar jauh dari jati

dirinya, terutama dari pengaruh lingkungan baik dari lungkungan

keluarga, sekolah, maupun lingkungan masyarakat.

6) Peran sebagai konselor Orang tua dapat memberikan gambaran dan

pertimbangan nilai positif dan negatif sehingga anak mampu

mengambil keputusan yang terbaik.

Fungsi keluarga menurut Soekanto (2004) diartikan sebagai berikut:

1) Fungsi kasih sayang

2) Fungsi ekonomi

3) Fungsi Pendidikan

4) Fungsi Perlindungan dan penjagaan

5) Fungsi rekreasi

6) Fungsi status keluarga

7) Fungsi agama

Berdasarkan pengertian di atas, dapat diartikan bahwa keluarga

mempunyai fungsi-fungsi yang dapat mendukung seorang anak untuk

melangsungkan kehidupannya secara normal dan wajar. Apabila dalam

suatu keluarga terjadi suatu disfungsi peranan, maka keharmonisan

keluarga akan sulit untuk dicapai.


27

B. Kerangka Teori

Menurut Sukmadinata (2009) ada beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi kesiapan remaja putri menghadapi menarche antara lain faktor

internal dan faktor eksternal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan

skematis berikut ini:

Dimana faktor internal dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

pengetahuan, usia anak saat mengalami menarche, persepsi terhadap dirinya,

sikap terhadap menstruasi sebelum anak mengalami menarche. dukungan dari

lingkungan, sumber informasi tentang menstruasi sebelum anak mengalami

menarche

Faktor internal
Pengetahuan
Usia anak
Persepsi
Kesiapan anak
Sikap
menghadapi menarche

Faktor eksternal
Dukungan dari
Lingkungan anak
Sumber informasi
tentang menstruasi
28

C. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep

satu terhadap konsep lainnya dari masalah yang ingin diteliti.

Variabel Independen Variabel Dependen

Pendidikan Kesiapan anak


orang tua menghadapi menarche

Gambar 2.1
Kerangka Konsep

D. Hipotesis

Ada pengaruh pendidikan orang tua tentang menstruasi terhadap

kesiapan anak menghadapi masa menarche di SDN 19 Kampung Baru

Pariaman tahun 2017.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain dan Jenis Penelitian

Desain penelitian ini termasuk deskriptif korelasi yaitu metode

penelitian yang menggambarkan suatu keadaan secara obyektif untuk melihat

hubungan antara 2 variabel pada situasi atau kelompok tertentu dan juga

melihat sejauhmana keeratan hubungan antara dua variabel tersebut

(Notoatmodjo, 2012). Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross

sectional, yaitu penelitian yang dilakukan dan dianalisa dalam waktu yang

bersamaan.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian di SDN 19 Kampung Baru Kota Pariaman. Penelitian

ini direncanakan pada bulan Oktober tahun 2017.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Menurut Arikunto (2006), populasi adalah keseluruhan subjek dari

penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah orang tua dan siswi kelas

VI SDN 19 Kampung Baru Kota Pariaman yang berjumlah 41 orang.

29
30

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi. Sampel juga merupakan wakil populasi yang akan diteliti

(Arikunto, 2006). Sampel dalam penelitian ini yaitu orang tua dan siswi

kelas VI SDN 19 Kampung Baru Kota Pariamansebanyak 41 orang.

3. Teknik Sampling

Teknik sampling adalah teknik dalam pengambilan sampel (Sugiyono,

2010). Teknik yang digunakan dalam Pengambilan sampel dilakukan

dengan cara total sampling, yaitu pengambilan sampel yang didapatkan

dari keseluruhan populasi penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis Data

a. Data primer : data identitas siswa, kesiapan siswi, pendidikan

orang tua

b. Data sekunder : data gambaran umum SDN 19 Kampung Baru Kota

Pariaman, literatur yang mendukung

2. Cara pengumpulan data

a. Data primer

Data primer dalam penelitian ini diperoleh langsung dari responden.

1) Identitas responden penelitian diperoleh melalui pengisian

kuesioner yang meliputi nama, tempat tanggal lahir, umur, kelas,


31

alamat. Pengisian ini dilakukan oleh responden yaitu siswa dan

orang tua

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung

yaitu didapat dari pihak sekolah meliputi, gambaran umum sekolah.

E. Instrumen Penelitian

1. Lembar kuesioner yang digunakan untuk memperoleh data tentang

pendidikan orang tua tentang menstruasi dan kesiapan siswa dalam

menghadapi masa menarche.

2. Seperangkat alat tulis

F. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

a. Editing

Untuk mengecek kelengkapan data dan identitas, kesesuaian dengan

kriteria inklusi, eksklusi, kejelasan dari setiap jawaban responden

dalam kuesioner.

b. Coding

Memberikan kode (coding) pada kuesioner

c. Tabulating

Yaitu tahap melakukan tabulasi data dengan bantuan komputer.

d. Analisis

Menganalisis hubungan antara dua variable dengan t test


32

2. Analisis Data

Untuk pengolahan data kuantitatif dapat dilakukan melalui proses

analisis statistik. Pengolahan ini mencakup tabulasi data dan perhitungan-

perhitungan statistik. Tahap-tahap yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Analisis Univariate

Analisis Univariate bertujuan untuk menjelaskan atau menggambarkan

karateristik setiap variable penelitian. Analisis ini digunakan untuk

menganalisis variabel pendidikan orang tua tentang menstruasi dan

juga kesiapan siswi menghadapi menarche

b. Uji Bivariat

Penelitian ini memakai uji analisa correlation product moment adalah

sebuah teori dalam statisk yang digunakan untuk menguji apakah suatu

varibel independen memiliki pengaruh terhadap variabel dependen dan

juga melihat sejauh mana keeratan pengaruh antar dua variabel

tersebut

Anda mungkin juga menyukai