Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan

masa dewasa, Masa dimulai pada saat terjadinya kematangan seksual yaitu

antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun. Remaja tidak

mempunyai tempat yang jelas, mereka tidak termasuk golongan anak-anak

tetapi tidak jga golongan orang dewasa (Hurlock, 2012 )

Menstruasi pertama yang biasa terjadi dalam rentang usia 10-16 tahun

atau pada masa awal remaja di tengah masa pubertas sebelum memasuki masa

reproduksi. Menstruasi adalah perdarahan periodik dan siklik dari uterus di

sertai pengelupasan (deskuamasi) endometrium. Menarche merupakan suatu

tanda awal adanya perubahan lain seperti pertumbuhan payudara,

pertumbuhan rambut daerah pubis dan aksila, serta distribusi lemak pada

daerah pinggul. Sebagian masyarakat selama ini merasa tabu untuk

membicarakan tentang masalah menstruasi dalam keluarga, sehingga remaja

awal kurang memiliki pengetahuan dan sikap yang cukup baik tentang

perubahan-perubahan fisik dan psikologis terkait menarche. Kesiapan mental

sangat di perlukan sebelum menarche karena perasaan cemas dan takut akan

muncul, selain itu juga kurangnya pengetahuan tentang perawatan diri yang

diperlukan saat menstruasi (Siti M,2009, hlm.58).

1
2

Menstruasi pertama sering di hayati oleh anak gadis sebagai suatu

pengalaman traumatis, terkadang anak yang belum siap menghadapi menarche

akan timbul keinginan untuk menolak proses fisiologis tersebut, mereka akan

merasa haid sebagai sesuatu yang kejam dan mengancam, keadaan ini dapat

berlanjut ke arah yang negatif, dimana anak tersebut memiliki gambaran

fantasi yang sangat aneh bersamaan dengan kecemasan dan ketakutan yang

tidak masuk akal,dapat juga disertai dengan perasaan bersalah atau berdosa,

dimana semua hal tersebut di kaitkan dengan masalah perdarahan pada organ

kelamin dan proses haidnya. Tetapi berbeda bagi mereka yang telah siap

dalam menghadapi menarche, mereka akan merasa senang dan bangga,

dikarenakan mereka menganggap dirinya sudah dewasa secara biologis

(Suryani, dkk, 2008 )

Hasil Riskesdas 2010 menun jukan bahwa yang sudah mengalami

haid, rata-rata usia menarche di Indonesia adalah usia 13 tahun (20,0 % )

dengan kejadian lebih awal pada usia kurang dari 9 tahun dan ada yang lebih

lambat sampai 20 tahun.

Secara nasional rata-rata usia menarche adalah usia 13-14 tahun terjadi

pada 37,5 % anak Indonesia. Di Jawa Tengah, sekitar 0,1 % remaja putri

mengalami menarche lebih awal pada usia 6 tahun sampai 8 tahun, dan sekitar

26,3 lainnya mendapat menarche pada usia lebih dari 14 tahun. Di Semarang

sekitar 0,5% remaja putri mengalami menarche pada usia 7 sampai 10 tahun

dan sekitar 20,4 % lainnya mendapat menarche pada usia awal 15 tahun.
3

Menarche yang terlalu dini atau terlambat, bisa berkibat pada keadaan psikis

siswi tersebut (2010).

Kesiapan anak dalam menghadapi menarche dipengaruhi oleh

beberapa faktor yaitu: usia anak saat mengalami menarche, sumber informasi

tentang menstruasi sebelum anak tersebut mengalami menarche, dan sikap

terhadap menstruasi sebelum anak mengalami menarche (Nurngaini, 2003)

Berdasarkan hasil penelitian rosidah (2006) terhadap 50 remaja yang

telah mengalami menarche, sebanyak 37 orang (74%) menganggap datangnya

menarche membuat takut dan gelisah karena beranggapan bahwa darah haid

merupakan suatu penyakit. Namun 13 orang (26 %) justru merasa senang

sewaktu mendapatkan menarche, terutama mereka yang telah mengetahui

tentang menarche. Mereka akan gemb ira ketika menstruasi tiba, karena

dengan mereka telah menapak kearah kedewasaan.

Hasil dari beberapa penelitian menunjukan bahwa kebanyakan remaja

mempunyai harapan yang lebih negatif terhadap menstruasi pertama

(menarche) dan merespon menstruasi pertama (menarche) secara negatif. Hal

ini dideskripsikan oleh subjek dengan perasaan secara negatif seperti merasa

takut, terkejut, sedih, kecewa, malu khawatir dan bingung (Aboyeji, dkk,

2005; Santrock, 2003; Yeung, Tang & Lee, 2005). Beberapa penelitian

lainnya menunjukan bahwa remaja memiliki pengetahuan yang sedikit

sehingga tidak memiliki pengetahuan yang baik tentang menstruasi pertama

(menarche). Hasil penelitian menunjukan bahwa remaja sama sekali tidak tahu

proses terjadinya menstruasi, darimana darah menstruasi berasal dan frekuensi


4

datangnya menstruasi (Aboyeji, dkk, 2005; Muagman, 1990; Kurniawan,

2009)

Hasil penelitian Nagar dan Aimol (2010) tentang Pengetahuan Remaja

Meghalaya (India) tentang menstruasi menunjukan bahwa 50% pengetahuan

tentang menstruasi diperoleh remaja dari teman, 36% pengetahuan tentang

menstruasi diperoleh dari ibu dan 19% diperoleh dari keluarga terdekat. Hasil

penelitian ini menggambarkan adanya hambatan komunikasi antara ibu dan

anak untuk membicarakan masalah seksualitas.

Reaksi-reaksi psikis tertentu pada saat haid pertama lalu timbul proses

yang disebut ole dr. Helena Deutsch sebagai “Kompleks Kastrasi” atau trauma

genetelia. Pada beberapa peristiwa komplek kastrasi atau trauma genetelia itu

mencul macam-macam gambaran fantasi yang aneh-aneh dibarengi

kecemasan dan ketakutan-ketakutan yang tidak riil, disertai perasaan bersalah,

yang semuanya dikaitkan dengan masalah perdarahan pada organ kelamin dan

proses haidnya ( Suryani dan widyaningsih, 2008).

Siswi di SDN Bogosari Guntur demak pernah mendapat informasi

tentang datanya haid (menarche) dari orang tua mereka, pihak sekolah juga

pernah memberi informasi tentang haid (menarche) bahwa setiap siswi putri

akan mengalami datangnya haid). Siswi yang mengalami haid (menarche) saat

mengikuti jam pelajaran dibawa ke ruang UKS diberi penjalasan tentang

datangnya haid, dan mengantarkan pulang ke orang tua siswi.

Berdasarkan studi pendahuluan yang di lakukan di SD N Bogosari 2

Guntur Demak di ketahui bahwa hasil wawancara kepada 10 siswa,bahwa 7


5

siswi yang belum siap dalam menghadapi menstruasi pertama (menarche) dan

masih merasakan kecemasan saat menghadapi menstruasi, sedangkan 3 siswi

mengatakan sudah siap mendapatkan menstruasi pertamanya (menarche). Usia

menarche yang terlalu dini atau terjadi sebelum waktunya berakibat belum

siapnya siswi untuk menerima perbahan fisik pada dirinya seperti cemas saat

mendapati darah yang keluar saat menarche pertama.

Berdasarkan data diatas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Dalam

Menghadapi Menarche Di SD N Bogosari 2 Guntur Demak ”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah di paparkan, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “ Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan dan

kesiapan dalam menghadapi menarche pada siswi SDN Bogosari 2 Guntur

Demak ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan dalam menghadapi menarche

pada siswi di SD N 2 Bogosari Guntur Demak.


6

2. Tujuan khusus

a. Mendeskrifsikan tingkat pengetahuan remaja dalam menghadapi

menarche pada siswi di SD N 2 Bogosari Guntur Demak

b. Mendeskrifsikan kesiapan remaja dalam menghadapi menarche pada

siswi di SD N 2 Bogosari Guntur Demak

c. Mendeskrifsikan tingkat pengetahuan remaja dengan kesiapan dalam

menghadapi menarche pada siswi di SD N 2 Bogosari Guntur Demak

D. Manfaat penelitian

1. Manfaat bagi puskesmas

Data hasil penelitian dan bahan masukan dalam meningkatkan pemberian

pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi

remaja khususnya kesiapan psikologis dan pengetahuan remaja putri

dalam menghadapi menarche.

2. Manfaat bagi institusi kesehatan

Hasil penelitian ini dimungkinkan dapat menjadi salah satu acuan bagi

peneliti berikutnya yang melakukan penelitian sejenis dan dengan variabel

yang lebih kompleks mengenai pengetahuan remaja putri dalam

menghadapi menarche
7

3. Manfaat bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dan

pengalaman dalam mengkaji mengenai kesehatan reproduksi terutama

mengenai kesiapan psikologi remaja putri dalam menghadapi menarche.

Kemudian dapat digunakan sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya.

E. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian


Nama Judul Penelitian Metode Penelitian
No Hasil Perbedaan
Peneliti
1 Nur fitri Deskripsi faktor- Jenis penelitianResponden yang Variabel dahulu :
jayanti faktor yang ini adalah
siap dalam Faktor-faktor yang
(2011) mempengaruhi kuantitatif menghadapi mempengaruhi kesiapan
kesiapan anak corelasi dengan menarche anak dalam menghadapi
dalam menghadapi metode berjumlah 4 menarche.
menarche pada kuantitatif. anak, dan semua Variabel sekarang :
siswi di SD negeri Variabel anak tersebut Tingkat pengetahuan
1 Kretek penelitiannya (100%) memiliki kesiapan psikologis siswi
kecamatan adalah tingkat
sikap yang sangat dalam menghadapi
paguyungan kecemasan. baik tentang menarche .
kabupaten brebes Teknik menarche. Tahun penelitian dahulu :
2011 pengambilan Responden yang Tahun 2011
sampling dengan tidak siap dalam Tahun penelitian
total sampling.
menghadapi sekarang : Tahun 2016
Uji statistik
menarche Populasi dahulu : SD N I
univariat berjumlah 48 Kretek kecamatan
anak, dan paguyangan yang
sebagian besar berumur 9-13 tahun
yaitu 38 anak berjumlah 52 anak.
(79,17%) Populasi sekarang : SD N
memiliki sikap 2 Bogosari Guntur
yang tidak baik Demak yang berumur 9-
tentang 12 tahun berjumlah 10
menarche. anak.
2 Ayu fajri Hubungan Antara Jenis penelitian Hal ini Variabel dahulu :
(2011) komunikasi Ibu- ini adalah menunjukkan Hubungan antara
Anak kuantitatif bahwa ada komunikasi ibu-anak
DenganTingkat corelasi dengan korelasi positif dengan pengetahuan
pengetahuan metode yang sangat anak dalam menghadapi
8

Kesiapan kuantitatif. signifikan antara menstruasi pertama


menghadapi Variabel komunikasi ibu- (menarche).
menstruasi pertama penelitiannya anak dengan Variabel sekarang :
(Menarche) Pada adalah tingkat kesiapan Tingkat pengetahuan
Siswi Smp pengetahuan. menghadapi siswi dalam menghadapi
Muhammadiyah Teknik menstruasi menstruasi pertama
Banda Aceh 2011 pengambilan pertama (Menarche).
sampling dengan (menarche), Jenis penelitian dahulu
total sampling. sehingga menggunakan tehnik
Uji statistik chi hipotesis yang korelasi.
square diajukan diterima. Jenis penelitian sekarang
menggunakan diskriptif
kuantitatif.
Tahun penelitian dahulu :
Tahun 2011
Tahun penelitian
sekarang : Tahun 2016
3. Nunik Tingkat Jenis penelitian Sebagian besar Variabel dahulu :
Wijayanti Kecemasan ini adalah tingkat Tingkat Kecemasan
(2010) Remaja Putri deskriptif dengan kecemasan siswi Remaja Putri dalam
dalam menghadapi metode kelas VII dalam menghadapi menarche di
menarche di SMP kuantitatif. menghadapi SMP Negeri 4 Comal
Negeri 4 Comal Variabel menarche Kabupaten Pemalang
Kabupaten penelitiannya mengalami Variabel sekarang :
Pemalang. adalah tingkat tingkat Tingkat pengetahuan
kecemasan. kecemasan ringan siswi dalam menghadapi
Teknik sebanyak 42 menstruasi pertama
pengambilan orang (73,7%). (Menarche).
sampling dengan Siswi yang tidak Jenis penelitian dahulu
total sampling. cemas 9 orang menggunakan tehnik
Uji statistik (15,8%) deskriftif kuantitatif.
univariat sedangkan siswi Jenis penelitian sekarang
yang mengalami menggunakan diskriptif
kecemasan kuantitatif.
sedang sebanyak Tahun penelitian dahulu :
6 orang (10,5%). Tahun 2010
Tahun penelitian
sekarang : Tahun 2016

Anda mungkin juga menyukai