Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menutut Word Health Organization (WHO) yang di kutip oleh
Sarwono (2008), remaja adalah suatu masa ketika individu
berkembang pertama kali dan menunjukkan tanda – tanda seksual
sekundernya sampai ia memasuki kematangan seksual. Remaja
akan mengalami perkembangan psikologis serta pola identifikasi
dari kanak – kanak menjadi dewasa dan terjadi peralihan dari
ketergantungan social ekonomi yang penuh kepada keadaan yang
relative mandiri (Hartati dkk., 2019). Masa remaja merupakan masa
peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi
semua perkembangan fisik, emosional, maupun sosial yang akan
dialami remaja sebagai proses persiapan memasuki masa dewasa.
Remaja (adolescent) berada dalam rentang usia 10 – 18 tahun,
dimana dalam usia tersebut terjadi perkembangan psikologis dan
pola identifikasi dari anak – anak menajdi remaja (Ida & Febi,
2019). Secara umum, di antara perubahan yang terjadi pada masa
ini, perubahan fisik lebih mendominasi karena merupakan salah
satu ciri yang penting dari perkembangan masa remaja. Perubahan
fisik yang terjadi antara anak laki - laki dan perempuan sangatlah
berbeda, perubahan fisik pada anak laki - laki ditunjukkan dengan
pertumbuhan batang kemaluan (penis) dan kantung kemaluan
(scrotum) atau biasa ditandai dengan mimpi basah. Sementara itu,
pada anak perempuan terjadi perubahan pada payudara dan alat
kemaluan atau biasa ditandai dengan datangnya menstruasi
pertama kali atau menarche. (Hayati & Gustina, 2020).

Remaja putri dan menstruasi mempunyai kaitan yang sangat


erat karena menstruasi adalah salah satu permasalahan yang
penting bagi remaja putri (Hayati & Gustina, 2020). Menstruasi atau
haid merupakan perdarahan vagina secara berkala karena
terlepasnya lapisan endometrium uterus (Septina dkk., 2021).
Ketika remaja putri mengalami masa pubertas akan ditandai
dengan datangnya menarche. Karakteristik usia termuda menarche
pada remaja putri di Indonesia yaitu, 9 tahun dan usia tertua
menarche yaitu, 18 tahun. Menghadapi kecemasan menarche
merupakan keadaan yang timbul dari perasaan dan menunjukkan
ketegangan fisik, takut dalam hal-hal yang buruk akan terjadi ketika
menarche. (Dr wibisono & Alfin Kurniati, 2020).

Menarche atau haid pertama kali yaitu keluarnya cairan


darah dari alat kelamin wanita berupa luruhnya lapisan dinding
dalam rahim yang banyak mengandung pembuluh darah. (Endang
Susilowati, 2021). Menarche atau menstruasi pertama di
defenisikan sebagai salah satu perubahan pubertas yang pasti
terjadi pada setiap wanita. Terjadinya menarche merupakan salah
satu tanda yang penting bagi seorang wanita yang menunjukkan
adanya produksi hormon yang normal dibuat oleh hipotalamus dan
kemudian di teruskan oleh ovarium dan uterus. Menarche bagi
wanita merupakan tanda seorang memasuki masa pubertas di
tandai dengan adanya perubahan fisik dan mental. Perubahan
yang terjadi dapat memcicu timbulnya kecemasan, kecemasan
yang timbul berbeda bagi setiap individu tergantung dari informasi
dan kemampuan adaptasinya (Hartati et al., 2019). Peristiwa
datangnya menarche pada remaja perempuan dapat memunculkan
reaksi yang positif ataupun negative. Bila mereka sudah di
persiapkan mendapat informasi tentang akan datangnya
menstruasi, makan mereka tidak akan mengalami kecemasan dan
reaksi negatif lainnya yaitu dengan gangguan psikologis maupun
gangguan fisik, ketika kurangnya informasi yang di peroleh maka
akan merasakan pengalaman yang negatif pada saat mengalami
menarche (Nopia dkk., 2020).
Populasi remaja memberikan kontribusi besar pada data
demografi dunia. Di tahun 2018 WHO dalam dalam (Ratnasari &
Na’mah, 2019) telah mencatat bahwa seperlima penduduk dunia
yang masuk kategori usia remaja yang berumur 12-16 tahun telah
memasuki dan mengalami perubahan usia menarche. Sekitar 95%
wanita di Amerika Serikat telah menjukkan tanda – tanda pubertas
dengan menarche para rentan usia 12-12,5 tahun yang ditandai
dengan pertumbuhan fisik pada saat menarche (Fitri & Kurnia,
2021). Di Inggris usia rata-rata untuk mencapai menarche adalah
pada usia 18,8 tahun (Nirwana BR Hutabarat, 2021). Usia remaja
yang mengalami menarche di berbagai Negara di wilayah Asia
hampir serupa, seperti di China usia remaja mengalami menarche
kisaran 12,6 tahun, dan Korea dengan kisaran usia 12,7 tahun
(Sanjiwani dkk., 2020). Hasil Riskesdas (2018) menunjukkan
bahwa berdasarkan laporan responden yang telah mengalami
menstruasi rata – rata usia menarche di Indonesia yaitu13 tahun
(20%) dengan kejadian yang lebih awal dengan usia kurang dari 9
tahun. Secara naisonal rata – rata usia menarche yaitu 13 – 14
tahun terjadi pada 37,5% anak Indonesia lainnya berusia 8 tahun
yang baru memulai siklus haid namun jumlahnya sedikit sekali
(Ratnasari & Na’mah, 2019). Berdasarkan studi pendahuluan
tentang pengetahuan dan
kesiapan menghadapi menarche yang dilakukan di MIN Rejoso
Peterongan Jombang pada tanggal 25 November 2015, dari 10
responden didapatkan hasil sebanyak 70 % (7 siswi) tingkat
pengetahuan kurang, 20 % ( 2 siswi) tingkat pengetahuan cukup,
10 % (1 siswi) tingkat pengetahuan baik. Sedangkan data kesiapan
didapatkan sebanyak 70 % (7 siswi) tidak siap menghadapi
menarche dan 30 % (3 siswi) siap menghadapi menarche (Sri
Rahmah Haruna., 2020)
Selain itu, Pengetahuan tentang menstruasi sangat
dibutuhkan oleh remaja putri. Perasaan bingung, gelisah, tidak
nyaman selalu menyelimuti perasaan seorang wanita yang
mengalami menstruasi untuk pertama kali (Sri Rahmah Haruna dan
Alfyan Rahim., 2020). Menstruasi pertama bisa menjadi saat yang
menyusahkan bagi anak perempuan, hal ini umumnya disebabkan
karena kurang atau salahnya informasi mengenai menstruasi.
Umumnya orang takut melihat darah, apalagi anak-anak
Ketidaktahuannya dapat menyebabkannya secara keliru,
mengaitkan menstruasi dengan penyakit atau luka bahkan
memandangnya sebagai sesuatu yang memalukan, karena tidak
mendapatkan penjelasan yang benar. Sangat banyak sekali cerita
yang berkembang dikalangan masyarakat sehubungan dengan
menstruasi sedangkan kebenarannya belum dapat dibuktikan
secara ilmiah. Salah satu mitos yang sering terdengar diantaranya
adalah bahwa remaja yang sedang menstruasi dianggap kotor dan
sakit. Sebenarnya, menstruasi tidak membuat remaja perempuan
menjadi kotor dan sakit (Yanti dkk., 2014). Pengetahuan
mempunyai peranan penting dalam menentukan sikap dalam
menerima atau melakukan sesuatu. Edukasi mengenai topik
menstruasi dapat mempengaruhi pendapat remaja mengenai
menarche. Kurangnya pengetahuan terkait menstruasi merupakan
salah satu factor penyebab ketakutan dan ketidaksiapan dalam
menghadapi menstruasi dan dapat menyebabkan seseorang sulit
dalam menghadapi menarche (Sanjiwani dkk., 2020). Kurangnya
pengetahuan akan menyebabkan anak tidak siap dalam
menghadapi dan menjalani pubertas sehingga bisa mempengaruhi
sikap dan tindakan anak.

Berdasarkan hasil Survey Demografi dan Kesehatan


Indonesia (SDKI) tahun 2017 menunjukkan 89% wanita hanya
mengetahui menstruasi sebagai tanda pubertas, dan 57,6%
perempuan menggunakan teman sebaya sebagai sumber informasi
dan diskusi tentang kesehatan reproduksi (Yumnah Yasirah & Elka
Halifah, 2021). Ilmu pengetahuan dapat memberika rasa aman
kepada manusia. Pengetahuan mengenai reproduksi dapat
memberitahukan apa yang dialami oleh seorang perempuan yang
sedang dalam masa puber adalah normal. Munculnya perasaan
bingung, cemas, khawatir pada saat pertama kali mengalami
menstruasi disebabkan oleh remaja putri kurang pengetahuan
tentang menstruasi. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti
tertarik untuk meneliti tentang bagaimana Gambaran Pengetahuan
Tentang Menarche Pada Siswi Kelas V Di SD IT Wahdah
Kabupaten Takalar.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana Gambaran Pengetahuan Tentang Menarche Pada
Siswi Kelas V Di SD IT Wahdah Kabupaten Takalar
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahuinya gambaran pengetahuan tentang menarche pada
siswi kelas V saat di lakukan penelitian ini di Kabupaten Takalar
2. Tujuan Khusus
Diketahuinya tingkat pengetahuan remaja putri mengenai
Menarche pada siswi kelas V di SD IT Wahdah kabupaten
Takalar
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini di harapkan dapat menambah referensi
tentang bagaimana pengetahuan siswi dalam menghadapi
Menarche
2. Manfaat Praktis
a. Diharapkan bagi siswi kelas V di SD IT Wahdah Kabupaten
Takalar penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan
tenatng Menarche
b. Bagi pihak sekolah SD IT wahdah Kabupaten Takalar
penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber
informasi tentang Menarche
c. Bagi peniliti, diharapkan penelitian ini dapat menambah
wawasan dan pengetahuan tentang Menarche di SD IT
Wahdah Kabupaten Takalar
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai