KESEHATAN REPRODUKSI
DISUSUN OLEH :
AMELIA PRISKILA
APRILIA ROSALINA
IRMA ANGELINA
MIA RAMADHANI A
WINDY KLAUDIA R
2024
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT. Tuhan semesta alam atas segala karunia
nikmat-Nya sehingga kami dapat menyusun penelitian ini dengan sebaik-baiknya.
Penelitian yang berjudul “ ANALISA TINGKAT PENGETAHUAN SISWA
KELAS XI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KESEHATAN
REPRODUKSI” ini disusun untuk memenuhi satu diantara tugas mata pelajaran
Biologi yang dibimbing oleh Ibu Mardiani, M.pd. dan dibantu oleh Ibu Iin
Fauziah S.pd.
Kami meminta maaf jika ada kekurangan dalam penelitian ini, saya
berharap makalah ini dapat menambah referensi keilmuan untuk diri sendiri dan
orang lain. Akhir kata.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................ii
Daftar Isi...............................................................................................................iii
Bab I Pendahuluan..............................................................................................4
1. Remaja.......................................................................................................4
2. Sistem Reproduksi.....................................................................................5
3. Kesehatan Reproduksi...............................................................................7
1. Lampiran –lampiran............................................................................11
Bab V Kesimpulan...............................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Pubertas tahapan penting bagi perempuan yang terjadi dari masa anak-
anak menjadi masa dewasa yang mampu melakukan reproduksi seksual.
Perubahan tersebut meliputi perubahan fisik, perubahan hormon, perubahan
psikologi dan soxial. Pada perubahan ini terdapat fase kematangan fisik dan
seksual yang dapat membuat organ reproduksi seorang remaja dapat berfungsi
untuk bereproduksi. Seseorang dinyatakan mengalami pubertas apabila pada laki-
laki ditandai dengan mimpi basah, pertumbuhan penis, mulai tumbuh jerawat, dan
terjadi perubuhan suara. Sedangkan perempuan ditandai dengan menstruasi
pertama, tumbuh payudara, mengalami keputihan, dan pinggul membesar. Fase
ini sangat wajar karena setiap bertambahnya usia, akan terjadi perubahan fisik
pada tubuh (Verawati dan Liswidyawati, 2012).
4
Menurut penelitian Syafandi (2014) mendapatkan hasil bahwa 35% remaja
mengetahui komplikasi dari IMS yang diharapkan dapat membuat remaja
memiliki rasa takut untuk terkena IMS, sehingga dapat menghindarkan. diri dari
perilaku yang dapat mengakibatkan IMS. Pada penelitian ini, diharapkan peran
orangtua dapat memberikan pengetahuan dan bimbingan agar remaja tidak
mencoba hal-hal yang mengarah ke hubungan seksual
Menurut hasil penelitian (BKKBN, 2017) terdapat 2.4 juta pertahun telah
terjadi praktik aborsi. Di setiap tahunnya meningkat 15% dari jumlah tersebut
adapun remaja yang memiliki status pelajar sekitar 800.000 yang melakukan
aborsi di setiap tahunnnya. Peran orangtua sangat penting untuk memberikan
pengarahan seiring dengan pertumbuhan anak sehingga dapat menerapkan hidup
yang sehat.
5
usin 10 tahun (12,5%), dan usia 11 tahun (75%). Personal hygiene reproduksi
pada remaja putri tersebut mayoritas masih buruk, dimana 63% masih suka
memakai celana dalam yang ketat, 100% masih menggunakan sabun mandi untuk
membersihkan vagina dengan alasan supaya bersih dan merasa nyaman, 87%
mengalami gatal-gatal saat menstruasi, 87% mengganti pembalut sebanyak 2-3
kali sehari dan tidak menggantinya setelah buang air besar maupun buang air
kecil, 87% tidak mengeringkan vagina handuk kering setelah membersihkan
vagina.
6
informasi yang didapat karang akurat. Oleh karena itu, orangtua harus
memberikan informasi melalui dunia pendidikannya karena pendidikan dalam
bidang kesehatan reproduksi sangat lemah. Pendidikan tersebut diperlukan agar
remaja dapat menghindari perilaku seks yang dapat membahayakan kesehatan
reproduksinya (Nunung, 2010).
7
dan sperma. Responden tersebut. juga memastikan pada anaknya apakah sudah
paham atau belum, sehingga orangtua dapat memberikan jawaban yang detail.
Sedangkan 2 responden lain memberikan informasi kesehatan reproduksi pada
anaknya kurang akurat. Kominikasi yang dilakukan orangtua dengan anak kurang
karena anak tidak begitu terbuka. Responden tersebut hanya mengenalkan istilah-
istilah tertentu, memerintah anaknya untuk jaga diri, dan menjaga kebersihan
organ reproduksi. Oleh karena itu, orangtua seharusnya memberikan pendidikan
kesehatan reproduksi pada anak sejak dini terutama dalam menjalin. kedekatan
dengan anak sehingga komunikasi yang dilakukan baik dan informasi yang
diperoleh sesuai dan lengkap.
8
Kita dapat mengetahui seberapa mengertiny siswa kelas 11 tentang
kesehatan reproduksi.
BAB 2
METODELOGI PENELITIAN
B. Metode Penelitian
9
BAB VI
HASIL PENGAMATAN
Dari hasil pengamatan yang kami lakukan sebagaian besar siswa kelas XI
mengerti tentang apa itu sistem reproduksi dan pentingnya kesehatan reproduksi
pada manusia, bahwasannya mereka mengerti reproduksi adalah suatu proses
penting dalam kehidupan manusia yang melibatkan pembentukan keturunan untuk
menjaga kelangsungan hidup dan kelahiran generasi berikutnya. Proses ini terjadi
melalui penggabungan sel reproduksi pria dan wanita yang mebentuk embrio yang
akan berkembang menjadi individu baru.
10
1. Lampiran
11
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dari sampel siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Loa
Janan menunjukan bahwa siswa kelas XI mampu memahami apa itu sistem
reproduksi dan pentingnya kesehatan reproduksi.
12
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.pltekkesjogja.c.id/8358/3/3.%20Chapter%201.pdf
https://jonedu.org/index.php/joe/article/download/1941/1600/
https://www.halodoc.com/kesehatan/reproduksi
13