DISUSUN OLEH:
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata Asuhan
Kebidanan Pada Remaja Dan Perimenopause dengan dosen pengampu Nurul Hidayatun
Jalilah, S. SiT., M.Keb dengan judul “Konsep Kesehatan Reproduksi Remaja".
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa,saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukkan serta kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Kesehatan reproduksi pada remaja merupakan hal yang krusial dalam skala global
maupun nasional. Menurut WHO terdapat 1.21 miliar remaja (individu usia 10-19 tahun)
di seluruh dunia yang mana jumlah ini merupakan yang terbesar dalam sejarah manusia.
Masalah-masalah kesehatan reproduksi di negara maju, seperti Amerika Serikat antara
lain 41% siswa sekolah menengah atas telah melakukan hubungan seksual, 22% kasus
baru HIV ditemukan pada penderita usia 13-24 tahun, setengah dari 20 juta penderita IMS
setiap tahunnya adalah orang-orang muda berusia 15-24 tahun, dan sekitar 250.000 bayi
lahir dari ibu berusia 15-19 tahun.
Oleh karena itu, hal yang paling membahayakan adalah bila informasi yang diterima
remaja berasal dari sumber yang kurang tepat sehingga menimbulkan kekurang pahaman
remaja terhadap masalah seputar seksual. Hal tersebut amat merugikan bagi remaja
sendiri termasuk keluarganya, sebab pada masa ini remaja mengalami perkembangan
yang penting yaitu fisik, kognitif, psikologis maupun sosial. Secara fisik, remaja
mengalami kematangan organ reproduksinya, seperti menstruasi, hamil dan melahirkan.
Secara kognitif, keterampilan dan intelektual semakin berkembang dan secara psikososial
remaja cenderung untuk membentuk peer group(kelompok bermain) serta mulai adanya
ketertarikan terhadap lawan jenis. Apabila pada masa remaja tidak mendapatkan
bimbingan dan informasi yang tepat, maka keadaan ini dapat membawa remaja pada
perilaku-perilaku yang merusak seperti seks bebas dan kehamilan diluar nikah yang dapat
mengarah pada tingkat aborsi dan terjadinya Penyakit Menular Seksual (PMS)
(Soetjiningsih, 2004:133). Perilaku seksual meliputi semua perasaan dan perilaku yang
berkaitan dengan seks baik melalui biologi maupun belajar sosial (Horton dan Hunt,
1984:149). Bentuk- bentuk tingkah laku ini bisa bermacam-macam, mulai dari perasaan
tertarik sampai tingkah laku berkencan, bercumbu, dan bersenggama. Objek seksualnya
bisa berupa orang lain, orang dalam khayalan atau diri sendiri (Sarwono, 2013:174).
Hasil Survei yang dilakukan oleh Pilar PKBI Jawa Tengah pada tahun 2012 terhadap
remaja berusia 18-24 tahun menunjukan bahwa remaja memiliki perilaku seks yang
beresiko, yaitu terdapat 1.624 remaja atau 75,2% dari 2.159 responden. Artinya, pacaran
yang mereka lakukan disertai ciuman, necking, petting, bahkan sudah melakukan
hubungan seks di luar nikah. Sisanya menggambarkan hubungan pacaran yang tidak
beresiko
PEMBAHASAN
Kesehatan reproduksi adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang
utuh dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan dalam segala hal yang
berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsi-fungsi serta proses-prosesnya.
Kesehatan reproduksi berarti bahwa orang dapat mempunyai kehidupan seks yang
memuaskan dan aman, dan mereka memiliki kemampuan untuk bereproduksi dan
kebebasan untuk menentukan keinginannya, kapan dan frekuensinya.
1. Kesehatan Seksual
a. Bodily integrity, hak atas tubuh sendiri, tidak hanya terbebas dari siksaan dan
kejahatan fisik, juga untuk menikmati potensi tubuh mereka bagi kesehatan,
kelahiran dan kenikmatan seks aman.
b. Personhood, mengacu pada hak wanita untuk diperlakukan sebagai aktor dan
pengambilan keputusan dalam masalah seksual dan reproduksi dan sebagai
subyek dalam kebijakan terkait.
c. Equality, persamaan hak antara laki-laki dan perempuan dan antar perempuan
itu sendiri, bukan hanya dalam hal menghentikan diskriminasi gender, ras, dan
kelas melainkan juga menjamin adanya keadilan sosial dan kondisi yang
menguntungkan bagi perempuan, misalnya akses terhadap pelayanan kesehatan
reproduksi.
e. Ruang lingkup kesehatan reproduksi sangat luas yang mengacakup berbagai aspek,
tidak hanya aspek biologis dan permasalahannya bukan hanya bersifat klinis, akan
tetapi non klinis dan memasuki aspek ekonomi, politik, dan sosial-budaya.
Oleh karena aitu diintroduksi pendekatan interdisipliner (meminjam pendekatan
psikologi, antropologi, sosiologi, ilmu kebijakan, hukum dan sebagainya) dan
ingin dipadukan secara integratif sebagai pendekatan transdisiplin.
2.3 Perilaku Seksual Remaja dan Kesehatan Reproduksi
Perilaku seksual remaja terdiri dari tiga buah kata yang memiliki pengertian
yang sangat berbeda satu sama lainya. Perilaku dapat di artikan sebagai respons
organisme atau respons seseorang terhadap stimulus (rangsangan) yang ada
(Notoatmojdo,1993). Sedangakan seksual adalah rangsangan-rangsangan atau
dorongan yang timbul berhubungan dengan seks. Jadi perilaku seksual remaja adalah
tindakan yang dilakukan berhubungan dengan dorongan seksual yang datang baik
dari dalam dirinya maupun dari luar dirinya.
Adanya penurunan usia rata-rata pubertas mendorong remaja untuk aktif secara
seksual lebih dini. Dan adanya presepsi bahwa dirinya memiliki resiko yang lebih
rendah atau tidak beresiko sama sekali yang berhubungan dengan perilaku seksual,
semakin mendorong remaja memenuhi memenuhi dorongan seksualnya pada saat
sebelum menikah. Persepsi seperti ini di sebut youth uulnerability oleh Quadrel et. aL.
(1993) juga menyatakan bahwa remaja cenderung melakuakan underestimate
terhadap uulnerability dirinya. Banyak remaja mengira bahwa kehamilan tidak akan
terjadi pada intercourse (sanggama) yang pertama kali atau dirinya tidak akan pernah
terinfeksi HIV/AIDS karena pertahanan tubuhnya cukup kuat.
Perilaku seksual merupakan salah satu bentuk perilaku manusia yang sangat
berhubungan dengan kesehatan reproduksi seseorang. Pada pasal 7 rencana kerja
ICPD Kairo dicantumkam definisi kesehatan reproduksi menyebabkan lahirnya hak-hak
reproduksi. Berdasarkan pasal tersebut hak-hak reproduksi di dasarkan pada
pengakuan akan hak-hak asasi semua pasangan dan pribadi untuk menentukan secara
bebas dan bertangung jawab mengenai jumlah anak , penjarangan anak (birth spacing ),
dan menentukan waktu kelahiran anak-anak mereka dan mempunyai informasi dan cara
untuk memperolehnya, serta hak untuk menentukan standar tertinggi kesehatan seksual
dan reproduksi. Dalam pengertian ini ada jaminan individu untuk memperoleh seks
yang sehat di samping reproduksinya yang sehat (ICPD, 1994). Sudah barang tentu
saja kedua faktor itu akan sangat mempengaruhi tercapai atau tidak kesehatan
reproduksi seseorang ,termasuk kesehatan reproduksi remaja.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesehatan reproduksi adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan sosial
yang utuh dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan dalam segala hal yang
berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsi-fungsi serta proses-prosesnya. Hak
reproduksi adalah bagian dari hak asasi yang meliputi hak setiap pasangan dan individual
untuk memutuskan secara bebas dan bertanggung jawab jumlah, jarak, dan waktu kelahiran
anak, serta untuk memiliki informasi dan cara untuk melakukannya.
3.2 Saran
Untuk itu wawasan tentang kesehatan reproduksi sangatlah penting untuk bisa
dikuasai dan dimiliki oleh para perempuan dan laki-laki yang berumah tangga supaya
kesejahteraan dan kesehatan bisa tercapai dengan sempurna. Oleh karena itu kami memberi
saran kepada pihak terkait khusunya Pemerintah, Dinas Kesehatan untuk bisa memberikan
pengetahuan dan wawasan kepada khalayak masyarakat dengan cara sosialisasi.
.
DAFTAR PUSTAKA
Emilia, O., & Prabandari, Y. S. (2019). Promosi kesehatan dalam lingkup kesehatan
reproduksi. Ugm Press.
Handayani, R., Hutomo, C. S., Kartikasari, M. N. D., Sinaga, L. R. V., Suyati, S., Saragih, H.
S., ... & Humaira, W. (2022). Dasar Kesehatan Reproduksi. Yayasan Kita Menulis.
Rima Wirenviona, S. S. T., Riris, A. A. I. D. C., & ST, S. (2020). Edukasi kesehatan
reproduksi remaja. Airlangga University Press.