Disusun Oleh :
1. Defi Santika Putri ( 1915401027 )
2. Rahma Yunita Roguska ( 1915401028 )
3. Almunadiya Intan Putri ( 1915401029 )
4. Zelvi Ayu Prastiwi ( 1915401030 )
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya kepada kita semua. Syukur Alhamdulillah kami dapat mengerjakan tugas
makalah dari materi Ilmu Kebidanan Dasar III (Kespro) tentang KESEHATAN
REPRODUKSI DALAM PERSPEKTIF GENDER.
Dalam mengerjakan tugas ini, kami banyak memperoleh bantuan serta bimbingan dari Dosen
kami. Oleh karena itu kami inign menyampaikan ucapan terimakasih kepada ibu Ranny
Septiani, SST., M.Keb selaku Dosen mata kuliah Ilmu Kebidanan Dasar III (Kespro) tentang
KESEHATAN REPRODUKSI DALAM PERSPEKTIF GENDER.
Dan kepada teman-teman yang terlibat dalam pengerjaan makalah ini hingga selesai.kami
mengucapkan terima kasih dan mohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat
banyak kesalahan didalamnya. Karena kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah
ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun guna menyempurnakan makalah kami selanjutnya. Kami berharap
makalah ini dapat bermanfaat bagi kami umumnya dan khususnya kepada pembaca.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan pengertian kesehatan reproduksi
2. Menjelaskan pengertian gender
3. Menjelaskan perbedaan gender dan seks
4. Menjelaskan isu gender dalam kesehatan reproduksi
5. Menjelaskan cara isi gender dalam kesehatan reproduksi
BAB II
PEMBAHASAN
B. Peran Gender
Peran gender adalah peran sosial yang tidak ditentukan oleh perbedaan kelamin
seperti halnya peran kodrati. Oleh karena itu, pembagian peranan antara pria dengan wanita
dapat berbeda diantara satu masyarakat dengan masyarakat yang lainnya sesuai dengan
lingkungan. Peran gender juga dapat berubah dari masa kemasa, karena pengaruh kemajuan :
pendidikan, teknologi, ekonomi, dan lain-lain. Hal itu berarti, peran gender dapat ditukarkan
antara pria dengan wanita.
Beberapa status dan peran yang dicap cocok atau pantas oleh masyarakat untuk pria dan
wanita sebagai berikut :
Perempuan :
1. Ibu rumah tangga.
2. Bukan pewaris.
3. Tenaga kerja domestik (urusan rumah tangga).
4. Pramugari.
Pria :
1. Kepala keluarga/ rumah tangga.
2. Pewaris.
3. Tenaga kerja publik (pencari nafkah).
4. Pilot.
5. Pencangkul lahan.
Dalam kenyataannya, ada pria yang mengambil pekerjaan urusan rumah tangga, dan ada pula
wanita sebagai pencari nafkah utama dalam rumah tangga mereka, sebagai pilot, pencangkul
lahan dan lain-lain. Dengan kata-kata lain, peran gender tidak statis, tetapi dinamis (dapat
berubah atau diubah, sesuai dengan perkembangan situasi dan kondisi). Berkaitan dengan
gender, dikenal ada tiga jenis peran gender sebagai berikut :
1. Peran produktif adalah peran yang dilakukan oleh seseorang, menyangkut pekerjaan
yang menghasilkan barang dan jasa, baik untuk dikonsumsi maupun untuk
diperdagangkan. Peran ini sering pula disebut dengan peran di sektor publik.
2. Peran reproduktif adalah peran yang dijalankan oleh seseorang untuk kegiatan yang
berkaitan dengan pemeliharaan sumber daya manusia dan pekerjaan urusan rumah
tangga, seperti mengasuh anak, memasak, mencuci pakaian dan alat-alatrumah
tangga, menyetrika, membersihkan rumah, dan lain-lain. Peran reproduktif ini disebut
juga peran di sektor domestik.
3. Peran sosial adalah peran yang dilaksanakan oleh seseorang untuk berpartisipasi di
dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, seperti gotong-royong dalam menyelesaikan
beragam pekerjaan yang menyangkut kepentingan bersama.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa perankodrati bersifat statis, sedangkan
peran gender bersifat dinamis. Hal ini dapat dicontohkan sebagai berikut :
Peran Kodrati :
Wanita :
1. Menstruasi
2. Mengandung
3. Melahirkan
4. Menyusui dengan air susu ibu
5. Menopause
Pria :
Membuahi sel telur wanita
Peran Gender :
1. Mencari nafkah
2. Memasak
3. Mengasuh anak
4. Mencuci pakaian dan alat-alat rumah tangga
5. Tolong-menolong antar tetangga dan gotong-royong dalam menyelesaikan pekerjaan
milik bersama, dan lain-lain
C. Definisi Seksualitas
a. Seksualitas/jenis kelamin adalah karakteristik biologis-anatomis (khususnya sistem
reproduksi dan hormonal) diikuti dengan karakteristik fisiologis tubuh yang
menentukan seseorang adalah laki-laki atau perempuan ( Depkes RI, 2002:2 )
b. Seksualitas/jenis kelamin (seks) adalah perbedaan fisik biologis yang mudah dilihat
melalui ciri fisik primer dan secara sekunder yang ada pada kaum laki-laki dan
perempuan ( Badan Pemberdayaan Masyarakat, 2003 )
b. Setiap masyarakat mengharapkan wanita dan pria untuk berpikir, berperasaan dan
bertindak dengan pola-pola tertentu dengan alasan hanya karena mereka dilahirkan
sebagai wanita/pria. Contohnya, wanita diharapkan untuk menyiapkan masakan,
membawa air dan kayu bakar, merawat anak-anak dan suami. Sedangkan pria
bertugas memberikan kesejahteraan bagi keluarga di masa tua serta melindungi
keluarga dari ancaman.
c. Gender dan kegiatan yang dihubungkan dengan jenis kelamin tersebut, semuanya
adalah hasil rekayasa masyarakat. Beberapa kegiatan seperti menyiapkan makanan
dan merawat anak adalah dianggap sebagai “kegiatan wanita”.
d. Kegiatan lain tidak sama dari satu daerah ke daerah lain di seluruh dunia, tergantung
pada kebiasaan, hukum dan agama yang dianut oleh masyarakat tersebut.
e. Peran gender bahkan bisa tidak sama di dalam suatu masyarakat, tergantung pada
tingkat pendidikan, suku dan umurnya, contohnya : di dalam suatu masyarakat, wanita
dari suku tertentu biasanya bekerja menjadi pembantu rumah tangga, sedang wanita
lain mempunyai pilihan yang lebih luas tentang pekerjaan yang bisa mereka pegang.
f. Peran gender diajarkan secara turun temurun dari orang tua ke anaknya. Sejak anak
berusia muda, orang tua telah memberlakukan anak perempuan dan laki-laki berbeda,
meskipun kadang tanpa mereka sadari.
F. Diskriminasi Gender
Diskriminasi gender adalah ketidakadilan gender yang merupakan akibat dari adanya
sistem (struktur) sosial di mana salah satu jenis kelamin (laki-laki atau perempuan) menjadi
korban. Hal ini terjadi karena adanya keyakinan dan pembenaran yang ditanamkan sepanjang
peradaban manusia dalam berbagai bentuk dan cara yang menimpa kedua belah pihak,
walaupun dalam kehidupan sehari-hari lebih banyak dialami oleh perempuan.
d. Violence (kekerasan). Serangan fisik dan psikis. Perempuan, pihak paling rentan
mengalami kekerasan, dimana hal itu terkait dengan marginalisasi, subordinasi
maupun stereotip diatas. Perkosaan, pelecehan seksual atau perampokan contoh
kekerasan paling banyak dialami perempuan.
e. Beban kerja berlebihan. Tugas dan tanggung jawab perempuan yang berat dan terus
menerus. Misalnya, seorang perempuan selain melayani suami (seks), hamil,
melahirkan, menyusui, juga harus menjaga rumah. Disamping itu, kadang ia juga ikut
mencari nafkah (di rumah), dimana hal tersebut tidak berarti menghilangkan tugas dan
tanggung jawab di atas.
e. Perempuan rentan terhadap kekerasan dalam rumah tangga (kekerasan domestik) atau
perlakuan kasar, yang pada dasarnya bersumber pada subordinasi perempuan terhadap
laki-laki atau hubungan gender yang tidak setara.
f. Kesehatan reproduksi lebih banyak dikaitkan dengan “urusan perempuan”, seperti bila
menyebutkan akseptor KB, aborsi, pemeriksaan kehamilan, kemandulan dan kematian
ibu. Urusan tersebut memang dekat sekali dengan perempuan, baik dalam target
sasaran maupun pelaku. Kesuksesan program KB selama ini berasal dari partisipasi
perempuan yang mencapai 98%. Kematian karena aborsi meliputi sekitar 15%
kematian ibu. Angka Kematian Ibu mencapai 228 per 100.000 kelahiran hidup SDKI,
2007). Semua ukuran dikaitkan dengan perempuan, karena target dan korbannya
adalah perempuan.
mencerminkan adanya hubungan gender yang timpang perlakuan yang diskriminatif
terhadap perempuan dan banyaknya intervensi yang buta gender.
b. Pendekatan target pada program KB harus disertai dengan adanya tenaga dan
peralatan medis yang cukup. Hal ini untuk mencegah terjadinya mal praktek karena
keinginan untuk mencapai target.
e. Penyuluhan tentang jenis, guna, dan resiko penggunaan alat kontrasepsi. Baik alat
kontrasepsi modern maupun tradisional perlu diperkenalkan guna dan resikonya
kepada perempuan. Dengan demikian perempuan dapat menentukan alat kontrasepsi
mana yang terbaik untuk dirinya.
N. Analisi Gender
Analisis Gender adalah proses menganalisis data dan informasi secara sistematis
tentang laki-laki dan perempuan untuk mengidentifikasikan dan mengungkapkan kedudukan,
fungsi, peran dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan, serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
Kebijakan, program, kegiatan strategis yang ternyata bias dan netral gender
direformulasikan menjadi kebijakan, program, kegiatan yang responsif gender. Tujuan
kebijakan, program, kegiatan baru yang responsif gender harus dituliskan dan bandingkan
dengan tujuan yang lama. Program, kegiatan pokok yang responsif gender, tuliskan dan pilih
program dan kegiatan pokok yang responsif gender berdasarkan tujuan baru yang akan
dicapai.
Pengaruh dari semua faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi diatas dapat
dikurangi dengan strategi intervensi yang tepat guna, terfokus pada penerapan hak reproduksi
wanita dan pria dengan dukungan disemua tingkat administrasi, sehingga dapat
diintegrasikan kedalam berbagai program kesehatan, pendidikan, sosial dam pelayanan non
kesehatan lain yang terkait dalam pencegahan dan penanggulangan masalah kesehatan
reproduksi.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Gender adalah perbedaan peran, fungsi, dan tanggung jawab antara laki-laki dan
perempuan yang merupakan hasil konstruksi sosial dan dapat berubah sesuai dengan
perkembangan jaman.
Peran gender adalah peran sosial yang tidak ditentukan oleh perbedaan kelamin
seperti halnya peran kodrati. Oleh karena itu, pembagian peranan antara pria dengan wanita
dapat berbeda di antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lainnya sesuai dengan
lingkungan.
Seks adalah pembagian jenis kelamin yang ditentukan secara biologis melekat pada
jenis kelamin tertentu. Seks berarti perbedaan laki-laki dan perempuan sebagai mahluk yang
secara kodrati memiliki fungsi-fungsi organisme yang berbeda. Dalam arti perbedaan jenis
kelamin seks mengandung pengertian laki-laki dan perempuan terpisah secara biologis.
Sedangkan ’gender’ sering diartikan sebagai kelompok laki-laki, perempuan, atau perbedaan
jenis kelamin. Namun sebenarnya konsep gender adalah sifat yang melekat pada kaum laki-
laki dan perempuan yang dibentuk oleh faktor-faktor sosial maupun budaya, sehingga lahir
beberapa anggapan tentang peran sosial dan budaya laki-laki dan perempuan.
Diskriminasi gender adalah ketidakadilan gender yang merupakan akibat dari adanya
sistem (struktur) sosial di mana salah satu jenis kelamin (laki-laki atau perempuan) menjadi
korban. Bentuk-bentuk ketidakadilan gender antara lain; marginalisasi, subordinasi,
stereotipe, kekerasan, dan beban kerja berlebihan.
Isu gender adalah suatu kondisi yang menunjukkan kesenjangan laki-laki dan
perempuan yaitu adanya kesenjangan antara kondisi yang dicita-citakan (normatif) dengan
kondisi sebagaimana adanya (obyektif).
Isu-isu gender dalam ruang lingkup kesehatan reproduksi terdapat dalam kasus-kasus
di Keluarga Berencana, Kesehatan Ibu dan Anak Baru Lahir (Safe Motherhood), Penyakit
Menular Seksual, Kesehatan Reproduksi Remaja dan Kesehatan Reproduksi Lansia.
Kesenjangan gender dalam kesehatan reproduksi sering kali menjadikan perempuan
sebagai korban, karena sebagian besar masalah kesehatan reproduksi selalu berkaitan dengan
perempuan. Sedangkan partisipasi dan motivasi dari laki-laki saat ini sangatlah kurang.
2. Saran
Untuk mencapai kesetaraan gender dalam kesehatan reproduksi, masyarakat harus
diberikan pemahaman yang benar agar lebih bisa menerima dan terbuka akan adanya ide,
serta memberikan dukungan yang dibutuhkan, terlebih lagi kepada kaum perempuan yang
paling terkena dampak dalam masalah perbedaan gender ini. Apalagi bagi pasangan suami-
isteri, kerja sama antara kedua belah pihak harus terjalin dengan baik. Karena masalah
kesehatan reproduksi perempuan sudah merupakan tanggung jawab bersama antara suami
dan istri maka sangat diperlukan pemahaman dan pengaruh yang seimbang antara suami dan
istri untuk dapat membantu perilaku kesehatan reproduksi secara optimal.
DAFTAR PUSTAKA
SOAL KESPRO
1. Sebagai akibat kurang matangnya kejiwaan dan emosi remaja, pernikahan dini bias
menimbulkan, kecuali…
A. Perasaan gelisah
B. Tibul rasa curiga
C. Shock
D. Alergi terhadap aktivitas
E. Perasaan gembira
2. Dalam kespro usia pertama melakukan hubungan seksual, usia pertama menikah, dan
juga usia pertama hamil juga mempengaruhi dan merupakan factor…
A. Psikologis
B. Budaya dan lingkunga
C. Demograsi
D. Sosio ekonomi
E. Demografis
3. Pada remaja mempunyai naluri kebutuhan seksual yang harus di salurkan menjadi
kegiatan-kegiatan seperti hobi danolahraga. Jika remaja sekarang menyalahgunakan
naluri seksualnya dengan melakukan hubungan seksual diluar nikah, atau
pemerkosaan, berarti remaja tersebut…
A. Masa pubertas
B. Masalah pada proses reproduksi yang bertanggung jawab
C. Masa menopause dini
D. Pergaulan bebassesama remaja
E. Perkembangan jiwa, fisik, dan seksual
4. Di tinjau dari aspek hokum, pelanggaran abortus bersifat mutlak. Tetapi jika pada saat
tertentu, karna alasan yang sangat mendasar untu melakukannya adalah. Untuk
menyelamatkan ibu telah di atur dalam UU…
A. No. 23 thn 1992
B. No. 29 thn 2004
C. No. 32 thn 2000
D. No. 23 thn 2006
E. No. 27 thn 2004
7. PKRE dan PRKR adalah sebagai komponen kespro yang menjadi masalah pokok di
Indonesia, kespro pada usia lanjut merupakan bagian komponen…
A. PKRK
B. PKRE
C. PKK
D. PRKK
E. PERK
10. Status dan peran yang di cap cock atau pantas oleh masyarakat untuk wanita adala…
A. Pewaris
B. Pilot
C. Tenaga kerja public
D. Tenaga kerja demestik
E. Kepala keluarga
11. Dlama Depkes RI, 2002:2 telah di jelaskan tentang…
A. Definisi seksualitas
B. Peran gender
C. Definisi kesehatan reproduksi
D. Definisi gender
E. Perbedaan gender dan seks
13. Kesehatan ibu dan bayi baru lahir di sebut juga dengan…
A. KI dan BBL
B. Morningkiness
C. Mom health
D. Safe safety
E. Safe motherhood
15. Dalam kehidupan seks yang tidak baik dan berlebihan dapat menimbulkan…
A. Penghilang setres
B. Trauma seks
C. Kesenangan jiwa
D. Kelelahan hormone
E. Penyebab mandul
16. Masalah kesehatan reproduksi dapat terjadi sepanjang siklus hidup manusia, seperti
berikut kecuali…
A. Masalah inses pada anak
B. Kehaamilan remaja
C. Pergaulan brbas pada remaja
D. Penyebab penyakit DM
E. Aborsi yang tidak aman
22. Salah satu faktor kesehatan yang menyebabkan sebagian ibu hamil mengalami
kematian adalah…
A. Perdarahan saat melahirkan
B. Gaya hidup
C. Makanan dan minuman
D. Tekanan batin
E. Trauma
24. Salah satu sumber masalah kesehatan reproduksi pada remaja adalah…
A. Seks dengan sembarang orang
B. Memakai pengaman
C. Seks secara normal
D. Seks tiap hari
E. Seks dengan suami