Anda di halaman 1dari 3

ETIKA DALAM PROMOSI KESEHATAN

Beberapa dilema etik dapat terjadi dalam kegiatan promosi kesehatan,


diantaranya:
1) Bottom up atau Top Down
Seringkali dalam kegiatan promosi kesehatan muncul permasalahan diantaranya,
siapa yang memutuskan kegiatan, siapa yang menetapkan agenda kegiatan. Apakah
bottom up--> dari masyarakat yang sudah mampu mengidentifikasi masalah
kesehatan ke petugas?, atau top down --> dari petugas yang memiliki sumber -
sumber untuk membuat keputusan? Keputusan etik bisa diambil dengan
mempertimbangkan dua arah, misalnya:
- Apabila berkaitan dengan individu yang sakit biasanya diawali dengan
pendekatan persuasif sehingga yang bersangkutan mampu mengambil keputusan dan
petugas kesehatan membimbing dan memberikan informasi yang diperlukan.
- Apabila terkait dengan program promosi secara nasional tentu saja berasal dari
pemerintah sehingga masyarakat akan terpapar kegiatan, tetapi keputusan siapa yang
bertugas merupakan pilihan dari masyarakat.
2) Hanya memperbesar ketidak merataan?
Seringkali kegiatan promosi kesehatan hanya dapat dijangkau oleh kelompok
tertentu yang memiliki kemampuan baik secara sosial, ekonomi. Sehingga kelompok
lain terutama yang memiliki kemampuan sosial ekonomi rendah yang berjuang untuk
kehidupan yang kecil terlupakan. Oleh karena itu perlu kepekaan supaya promosi
kesehatan dapat tepat sasaran.
3) Petugas kesehatan: contoh yang baik?
Penentuan teladan pada petugas kesehatan saat memberikan promosi kesehatn
seringkali sulit, banyak petugas kesehatan yang kelebihan berat badan, perokok, dll.
Apabila kondisi tersebut ditemukan sebaiknya petugas kesehatn menyadari kondisi
yang dialami dan memberikan contoh yang sesuai realita.
4) Fakta, musiman, mode
Perkembangan ilmu pengetahuan dan tegnologi terus terjadi, ketika suatu metode
tertentu ditemukan dan dianggap sudah baik, seringkali muncul hasil temuan baru
yang membantah metode tersebut.
5) Sehat atau health’s (faham kesehatan)
Dalam proses bisa terjadi bahwa masyarakt menuntut untuk pemenuhan segala
sesuatu untuk mencapai kondisi sehat, dan itu bertolak belakang dengan tujuan
promosi kesehatan yaitu masyarakat harus bisa secara mandiri dengan potensi yang
dimiliki supaya mencapai hidup sehat.
6) Informasi Kesehatan: Intensive Blunderbus
Seringkali kegitan promosi kesehatan tidak memperhatikan latar belakang peserta
termasuk latar belakang sosial, ekonomi, dan kebudayaan dikarenakan bahan/media
peralatan yang tersedia belum dilakukan pembaharuan dan kegiatan sudah harus
dilakukan. Sehingga seringkali tidak semua sasaran mampu memahami isi dari
promosi kesehatan tersebut. Misalnya sasarannya adalah orang yang tidak bisa
membaca diberikan media leafleat.
7) Profesionalistik atau memberdayakan masyarakat?
Seringkali petugas promosi kesehatan merasa menjadi orang yang profesional
sehingga melupakan kerjasama dengan pihak lain baik itu tenaga kesehatan lain
maupun masyarakat. Petugas promosi kesehatan merasa sudah biasa melakukan
pekerjaannya sendiri dengan membaca hasil penelitian dan kemampuan yang dimiliki.
Hal ini yang menjadi suatu kesalahan yang sering terjadi. Kegiatan promosi kesehatan
sebagaimana sudah dijelaskan sejak awal merupakan kegiatan yang berupaya untuk
memberdayakan masyarakat sehingga mampu mengambil kontrol atas kesehatannya
sendiri, petugas promosi kesehatan perlu berbagi ilmu, belajar dari masyarakat dan
melihat masyarakat serta peekerjaan lain sebagai mitra yang penting.
8) Kesehatan untuk dijual?
Keterbatasan sumber dana untuk kegiatan promosi kesehatan memungkinkan
membuka peluang untuk adanya dana dari sponsor. Misalnya dalam promosi tentang
pentingnya konsumsi makanan yang mengandung zat besi mungkin akan dibuatkan
poster oleh perusahaan yang memiliki produk vitamin yang mengandung zat besi.
Penerima informasi seolah olah merasa bahwa produk vitamin tersebut memang
sangat baik. Karena bisa muncul anggapan lain diantaranya petugas kesehatan
dianggap sebagai orang yang mencari untuk terkait produk tersebut, kemudian
kredibilitas petugas promosi kesehatan bisa diragukan karena kegiatannya didanai
oleh suatu produk.

Pertimbangan Etis
1) Petugas kesehatan tidak secara sengaja menunda pelayanan atau informasi yang
memberikan manfaat kepada klien.
2) Petugas kesehatan menghargai kerahasiaan suatu informasi yang dapat mereka
akses, kecuali atas permintaan hukum dan demi kepentingan klien.
3) Petugas kesehatan harus tidak melakukan kegiatan promosi kesehatan yang ia tidak
kompten untuk dia kerjakan.

Pertanyaan untuk membantu dalam mengambil keputusan etik


1) Pertanyaan mendasar bagi keputusan tentang kesehatan:
- Akankah saya menciptakan otonomi pada klien saya dalam mengambil keputusan
terkait kesehatan?
- akankah saya menghargai keputusan otonomi klien saya?
- Akankah saya menghargai orang dengan adil atau diskriminasi?
2) Pertanyan-pertanyaan tentang tugas dan prinsip;
- Akankah saya berbuat sesuatu yang baik dan mencegah kebahayaan?
- Akankah saya mengatakan yang sebenarnya?
- Akankah memperkecil bahaya dalam jangka panjang?
- Akankah saya memberikan janji-janji dan persetujuan?
3) Pertanyaan-pertanyaan tentang konsekuensi;
- akankah saya meningkatkan kebaikan pribadi?
- akankah syaa bertindak untuk kebaikan diri sendiri?
- akankah saya memperbesar kepentingan dari kelompok tertentu?
- akankah saya meningkatkan kebaikan dari masyarakat?
4) Pertanyaan tentang pertimbangan pihak luar?
- apa yang paling efektif dan efisien dikerjakan?
- Bagaimana derajat resiko yang mungkin terjadi?
- adakah kode etik profesi yang mengingatkan tentang hali ini?
- Apa pandangan dan pendapat orang yang berkaitan?
- Apakah ada bukti terbaru yang dimiliki?

Anda mungkin juga menyukai