Anda di halaman 1dari 12

SOAL TRY OUT UJI KOMPETENSI III

BAYI DAN BALITA

1. Seorang balita, umur 2 tahun, dibawa ibunya ke puskesmas dengan keluhan


mencret yang belum sembuh sejak 2 minggu yang lalu. Hasil anamnesis: balita
masih mau minum dan makan, BAB 3-4 kali sehari, konsistensi cair, tidak ada darah
dalam tinja, minum dan makan biasa. Hasil pemeriksaan: kesadaran: CM, S 37°C, P
34x/menit, mata tidak cekung, turgor kulit kembali cepat.
Diagnosis apakah yang paling mungkin pada kasus tersebut?
A. Disentri
B. Diare persisten
C. Diare tanpa dehidrasi
D. Diare dengan dehidrasi berat
E. Diare dengan dehidrasi sedang

Jawaban : B (diare persisten)


Pembahasan :
Kondisi pada kasus tersebut adalah diare namun tidak menujukkan tanda dehidrasi.
Karena kasus terjadi lebih dari 14 hari maka disebut sebagai diare persisten. Apabila
terdapat darah dalam tinja kemungkinan terjadi disentri.
Sumber :
Bagan MTBS Kemenkes 2015

2. Seorang bidan akan memberikan vaksin DPT-HB-Hib kepada bayi usia 3 bulan. Saat
memeriksa vaksin tersebut terlihat lambang segi empat berwarna lebih terang
dibanding warna lingkaran di sekelilingnya, tanggal kadaluarsa masih 6 bulan
kemudian.
Apa tindakan tepat yang harus dilakukan bidan
A. Memberikan vaksin karena vaksin masih dalam kondisi baik dan dapat
digunakan
B. Segera memberikan vaksin, karena vaksin menunjukkan harus segera digunakan
dengan catatan kondisi vaksin belum kadaluarsa
C. Membuang vaksin karena sudah rusak kandungannya
D. Mengganti vaksin dengan vaksin baru
E. Membuang vaksin karena sudah kadaluarsa

Jawaban : B (Segera memberikan vaksin, karena vaksin menunjukkan harus


segera digunakan dengan catatan kondisi vaksin belum kadaluarsa)
Pembahasan :
3. Seorang perempuan membawa anaknya yang berusia 2 tahun ke Posyandu untuk
ditimbang dan diperiksa, hasil pemeriksaan BB : 11 KG, PB : 85 cm, anak terlihat
sehat dan aktif.
Sesuai usia anak tersebut, berapa kebutuhan zat besi yang dibutuhkan?
A. 7 mg
B. 8 mg
C. 9 mg
D. 10 mg
E. 11 mg

Jawaban : B (8 mg)
Pembahasan :

Sumber :
Buku Ajar Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Balita BPPSDM Kemenkes 2016

4. Seorang bayi usia 1 tahun, dibawa ibunya ke Puskesmas, mengatakan bayi batuk-
batuk sejak seminggu yang lalu. Hasil pemeriksaan RR 44 x/menit, terlihat tarikan
dinding ke dada, saturasi 90%.
Apa tindakan segera yang harus dilakukan bidan dari kasus tersebut?
A. Beri amoksisilin 2x sehari selama 3 hari
B. Beri pelega tenggorokan dan pereda batuk yang aman
C. Berikan oksigen 3 liter
D. Rujuk segera
E. Pasang infus dextrose 5%

Jawaban : D (rujuk segera)


Pembahasan :
5. Seorang perempuan membawa bayinya yang berumur 3 bulan ke RS untuk
imunisasi DPT-HB-Hib yang tidak menimbulkan demam kepada bayinya.
Apa jenis imunisasi yang tepat untuk bayi tersebut?
A. Imunisasi DPT pentavalen
B. Imunisasi DTwP-HB-Hib
C. Imunisasi DTiP-HB-Hib
D. Imunisasi DTaP-HB-Hib
E. Imunisasi DPT-HB-Hib

Jawaban : D
Pembahasan :
 Vaksin DTwP dan DTaP kedua-duanya untuk mencegah penyakit difteri, pertusis
dan tetanus. Perbedaan utama pada komponen antigen untuk pertusis. Vaksin
DTwP berisi sel bakteri Pertusis utuh (whole) yang berisi ribuan antigen,
termasuk antigen yang tidak diperlukan, sehingga sering menimbulkan reaksi
panas tinggi, bengkak, merah, nyeri ditempat suntikan. Sedangkan vaksin DTaP
(aseluler) berisi bagian bakteri pertusis yang tidak utuh, hanya mengandung
sedikit antigen yang dibutuhkan saja sehingga minim efek samping.
 Vaksin DTaP dan DTwP mempunyai efektivitas yang sebanding. Vaksin DTwP
mempunyai effect size yang lebih besar untuk melindungi terhadap penyakit
pertusis dan perlindungan jangka panjang yang lebih baik dibandingkan vaksin
DTaP. Vaksin DTaP mempunyai KIPI yang lebih ringan dan jarang dibandingkan
vaksin DTwP.

6. Seorang perempuan membawa bayinya yang berumur 3 bulan ke Posyandu untuk


imunisasi, 1 minggu sebelumnya sudah diberikan imunisasi DPT-HB-Hib kedua,
namun belum diberikan imunisasi Polio karena vaksin sedang habis. Status
imunisasi bayi tersebut sudah mendapatkan vaksin Polio secara oral sebanyak 2
kali.
Jenis imunisasi Polio apa yang tepat diberikan untuk bayi tersebut?
A. OPV
B. IPV
C. BOPV
D. Vaksin Polio
E. Poliomielitis

Jawaban : B (IPV)
Pembahasan :
IPV atau inactivated poliovirus vaccine merupakan salah satu vaksin untuk
mencegah polio dalam bentuk injeksi. Rekomendasi IDAI terbaru pemberian vaksin
IPV minimal 2 kali.

7. Seorang perempuan membawa anak perempuannya yang berusia 15 bulan ke


Puskesmas untuk diperiksa perkembangannya menggunakan formulir KPSP, hasil
pemeriksaan kesadaran CM, S : 36,8OC, N : 100x/menit, R : 28x/menit, BB : 10 kg,
PB : 80 cm. Setelah dilakukan skrining jumlah jawaban ya 7.
Apa intervensi dan tindak lanjut berdasarkan hasil skrining tersebut?
A. Rujuk ke Rumah Sakit
B. Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan baik
C. Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan anak
D. Lakukan penilaian ulang KPSP 4 minggu kemudian dengan menggunakan daftar
KPSP yang sesuai dengan umur anak
E. Beri petunjuk pada ibu agar melakukan stimulasi perkembangan pada anak
lebih sering lagi, setiap saat dan sesering mungkin.
Jawaban : E
Pembahasan :
Bila perkembangan anak sesuai umur (S), lakukan tindakan berikut:
 Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan baik
 Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan anak
 Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering mungkin, sesuai dengan
umur dan kesiapan anak.
 lkutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan di posyandu
secara teratur sebulan 1 kali dan setiap ada kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB).
 Jika anak sudah memasuki usia prasekolah (36-72 bulan), anak dapat diikutkan
pada kegiatan di Pusat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Kelompok Bermain
dan Taman Kanak-kanak.
 Lakukan pemeriksaan/skrining rutin menggunakan KPSP setiap 3 bulan pada
anak berumur kurang dari 24 bulan dan setiap 6 bulan pada anak umur 24 sampai
72 buIan.
Bila perkembangan anak meragukan (M), lakukan tindakan berikut:
 Beri petunjuk pada ibu agar melakukan stimulasi perkembangan pada anak lebih
sering lagi, setiap saat dan sesering mungkin.
 Ajarkan ibu cara melakukan intervensi stimulasi perkembangan anak untuk
mengatasi penyimpangan/mengejar ketertinggalannya.
 Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari kemungkinan adanya penyakit
yang menyebabkan penyimpangan perkembangannya dan lakukan pengobatan.
 Lakukan penilaian ulang KPSP 2 minggu kemudian dengan menggunakan daftar
KPSP yang sesuai dengan umur anak.
 Jika hasil KPSP ulang jawaban 'Ya' tetap 7 atau 8 maka kemungkinan ada
penyimpangan (P).
Bila tahapan perkembangan terjadi penyimpangan (P), lakukan tindakan berikut:
 Merujuk ke Rumah Sakit dengan menuliskan jenis dan jumlah penyimpangan
perkembangan (gerak kasar, gerak halus, bicara & bahasa, sosialisasi dan
kemandirian).
Sumber :
Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
Anak di Tingkat Pelayanan Dasar, Kemenkes 2015

8. Seorang perempuan datang ke klinik bersama bayinya yang berusia 6 bulan pukul
14.00 WITA dengan keluhan bayinya sudah mencret > 10 kali. Perempuan
mengatakan bahwa bayi mencret sejak pukul 05.30 pagi, rewel dan gelisah, tetapi
bayi masih sanggup minum seperti orang kehausan, perempuan juga mengatakn
bahwa ia khawatir dengan kondisi sang bayi. Hasil pemeriksaan, S: 37,70C, N:
100x/menit, P: 48x/menit, BB: 5000 gram, PB: 75cm. Sebagai pertolongan awal,
bidan memberikan oralit secara kontinu, dan pemberian zinc tablet, dan
menjadwalkan kunjungan ulang jika tidak ada perbaikan.
Berapa lama bayi harus melakukan kunjungan ulang jika tidak ada perbaikan?
A. 1 hari
B. 2 hari
C. 3 hari
D. 4 hari
E. 5 hari

Jawaban : C
Pembahasan :
Sumber :
Bagan MTBS Kemenkes 2015

9. Bayi A sudah mendapatkan imunisasi BCG 2 hari yang lalu. Saat ini timbul bengkak
dan merah pada tempat penyutikan.
Masalah yang terjadi pada bayi A adalah?
A. Alergi terhadap vaksin
B. Penyutikan terlalu dalam
C. Dosis vaksin terlalu banyak
D. Reaksi normal imunisasi BCG
E. Bayi tidak tahan dengan vaksin BCG

Jawaban : D
Pembahasan :
Bengkak dan merah pada tempat penyuntikan dan terbentuknya scar merupakan
reaksi normal pasca penyuntikan imunisasi BCG, menandakan bahwa vaksin masuk
ke intra cutan.
Sumber :
Buku Ajar Imunisasi BPPSDM Kemenkes 2014

10. Seorang perempuan membawa anaknya yang berusia 4 tahun ke Puskesmas untuk
dilakukan skrining penyimpangan perilaku emosional, oleh bidan dilakukan
pemeriksaan menggunakan kuesioner untuk mendeteksi apakah ada masalah
perilaku emosional, autisme dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas
pada anak tersebut.
Apa nama instrumen yang digunakan untuk melakukan skrining tersebut?
A. KPSO
B. KMPE
C. M-CHAT
D. GPPH
E. SDIDTK

Jawaban : B
Pembahasan :
Deteksi dini penyimpangan perilaku emosional adalah kegiatan/pemeriksaan untuk
menemukan secara dini adanya masalah perilaku emosional, autisme dan gangguan
pemusatan perhatian dan hiperaktivitas pada anak, agar dapat segera dilakukan
tindakan intervensi. Bila penyimpangan perilaku emosional terlambat diketahui, maka
lntervenslnya akan lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada tumbuh kembang
anak.
Deteksi yang dilakukan menggunakan:
 Kuesioner Masalah Perilaku Emosional (KMPE) bagi anak umur 36 bulan
sampai 72 buIan.
 Ceklis autis anak prasekolah (Modified Checklist for Autism in Toddlers (M-
CHAT) bagi anak umur 18 bulan sampai 36 bulan.
 Formulir deteksi dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)
menggunakan Abreviated Conner Rating Scale bagi anak umur 36 bulan ke
atas.
Sumber :
Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
Anak di Tingkat Pelayanan Dasar, Kemenkes 2015

11. Seorang perempuan membawa anaknya yang berusia 4 tahun ke Puskesmas untuk
dilakukan skrining penyimpangan perilaku emosional, oleh bidan dilakukan
pemeriksaan menggunakan kuesioner untuk mendeteksi apakah ada masalah
perilaku emosional, autisme dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas
pada anak tersebut.
Mulai usia berapakah skrining tersebut bisa dilakukan?
A. 12 bulan
B. 18 bulan
C. 24 bulan
D. 36 bulan
E. 48 bulan

Jawaban : D
Pembahasan :

Sumber :
Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
Anak di Tingkat Pelayanan Dasar, Kemenkes 2015

12. Seorang perempuan membawa anaknya yang berusia 4 tahun ke Puskesmas untuk
dilakukan skrining penyimpangan perilaku emosional, oleh bidan dilakukan
pemeriksaan menggunakan kuesioner untuk mendeteksi apakah ada masalah
perilaku emosional, autisme dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas
pada anak tersebut. Dari hasil skrining didapatkan jawaban ya 2.
Berdasarkan kasus tersebutm apa intervensi yang harus dilakukan?
A. Tidak ada kelainan pada anak, pertahankan pola asuh
B. Kunjungan ulang 2 minggu kemudian
C. Konseling pada orang tua tentang pola asuh yang mendukung perkembangan
D. Evaluasi kembali 3 bulan, jika tidak ada perubahan rujuk
E. Rujuk ke Rumah Sakit yang memberi pelayanan rujukan tumbuh kembang
atau memiliki fasilitas pelayanan kesehatan jiwa.

Jawaban : D
Pembahasan :
Deteksi Dini Masalah Perilaku Emosional
 Tujuannya adalah mendeteksi secara dini adanya penyimpangan/masalah
perilaku emosional pada anak pra sekolah.
 Jadwal deteksi dini masalah perilaku emosional adalah rutin setiap 6 bulan pada
anak umur 36 bulan sampai 72 bulan. Jadwal ini sesuai dengan jadwal
pelayanan SDIDTK.
 Alat yang digunakan adalah Kuesioner Masalah Perilaku Emosional (KMPE)
yang terdiri dari 14 pertanyaan untuk mengenali problem perilaku emosional
anak umur 36 bulan sampai 72 bulan.
 Cara melakukan :
 Tanyakan setiap pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu persatu
perilaku yang tertulis pada KMPE kepada orang tua/pengasuh anak.
 Catat jawaban YA, kemudian hitung jumlah jawaban YA.
 lnterpretasi :
 Bila ada jawaban YA, maka kemungkinan anak mengalami masalah perilaku
emosional.
 lntervensi :
 Bila jawaban YA hanya 1 (satu) :
Lakukan konseling kepada orang tua menggunakan Buku Pedoman Pola
Asuh Yang Mendukung Perkembangan Anak.
Lakukan evaluasi setelah 3 bulan, bila tidak ada perubahan rujuk ke Rumah
Sakit yang memberi pelayanan rujukan tumbuh kembang atau memiliki
fasilitas pelayanan kesehatan jiwa.
 Bila jawaban YA ditemukan 2 (dua) atau lebih :
Rujuk ke Rumah Sakit yang memberi pelayanan rujukan tumbuh kembang
atau memiliki fasilitas pelayanan kesehatan jiwa. Rujukan harus disertai
informasi mengenai jumlah dan masalah mental emosional yang ditemukan.
Sumber :
Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
Anak di Tingkat Pelayanan Dasar, Kemenkes 2015

13. Seorang perempuan mempunyai bayi yang berusia 9 bulan, bayi sudah diberi MP-
ASI sejak usia 6 bulan dan tetap diberi ASI. Tidak ada masalah dalam pertumbuhan
dan perkembangan bayi, berat badan sesuai dengan usia.
Contoh makanan yang seperti apa yang sesuai dengan usia bayi?
A. Makanan keluarga
B. Bubur saring
C. Nasi tim
D. Bubur sumsum halus
E. Bubur dan makanan keluarga yang dilumatkan

Jawaban : C
Pembahasan :

Usia Bentuk Makanan Berapa Kali Sehari Berapa Banyak


Setiap Kali
Makan

6 - 8 Bulan - ASI - Teruskan - 2 - 3 sendok


- Makanan lumat pemberian ASI makan secara
(bubur dan sesering mungkin bertahap
makanan keluarga - Makanan lumat 2- hingga
yang dilumatkan) 3 kali sehari mencapai1/2
- Makanan selingan gelas atau 125
1-2 kali sehari ml setiap kali
(buah, biscuit) makan

9 - 11 - ASI - Teruskan - 1/2


bulan - Makanan lembik pemberian ASI gelas/mangkuk
atau dicincang - Makanan lembek atau 125 ml
yang mudah ditelan 3-4 kali sehari
anak. - Makanan selingan
- Makanan selingan 1-2 kali sehari.
yang dapat
dipegang anak
diberikan di antara
waktu makan
lengkap

12 – 24 - Teruskan - Berikan 3 x - 1/3 porsi


bulan pemberian ASI sehari, sebanyak makan orang
- Berikan makanan 1/3 porsi makan dewasa
keluarga secara orang dewasa
bertahap sesuai terdiri dari nasi,
kemampuan anak lauk pauk, sayur,
- dan buah
- Beri makanan
selingan kaya gizi
2 x sehari
di antara waktu
makan (biskuit,
kue)
- Perhatikan variasi
makanan.

Sumber :
Buku Ajar Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Balita BPPSDM Kemenkes 2016
14. Seorang perempuan membawa anaknya yang berusia 2 tahun ke Posyandu untuk
ditimbang dan diperiksa, hasil pemeriksaan BB : 11 KG, PB : 85 cm, anak terlihat
sehat dan aktif.
Sesuai usia anak tersebut, berapa kebutuhan protein yang dibutuhkan?
A. 10 gram
B. 15 gram
C. 20 gram
D. 25 gram
E. 30 gram

Jawaban : D
Pembahasan :

15. Seorang perempuan baru melahirkan bayinya 3 bulan yang lalu, sejak lahir bayinya
terus disusui secara eksklusif, bayi lahir aterm, dengan BB saat lahir 3100 gram dan
PB 49 cm, BB saat ini 6000 gram dan PB 60 cm. Bayi terlihat menyusu kuat.
Apa jenis ASI yang keluar pada masa tersebut?
A. Kolostrum
B. ASI transisi
C. ASI matur
D. Hind milk
E. Fore milk

Jawaban : C
Pembahasan :
 Kolostrum
Air susu ibu yang pertama kali keluar, berwarna kuning keemasan, kental, dan
lengket. Kolostrum ini disekresi oleh kalenjar payudara pada hari pertama sampai
hari keempat pasca persalinan. Kolostrum mengandung tinggi protein, mineral,
garam, vitamin A, nitrogen, sel darah putih, dan antibodi yang tinggi daripada ASI
matur. Selain itu, kolostrum masih mengandung rendah lemak dan laktosa.
Protein utama pada kolostrum adalah imunoglobulin IgA yang digunakan sebagai
zat anti bodi untuk mencegah dan menetralisir bakteri, virus, jamur, parasit.
 ASI transisi/Peralihan
ASI peralihan atau transisi pada hari keempat/ketujuh sampai hari ke-10/ke-14
setelah kolostrum sampai sebelum ASI matang. Pada ASI transisi kadar lemak,
laktosa, vitamin larut air lebih tinggi, kadar protein dan mineral lebih rendah, serta
mengandung lebih banyak kalori.
 ASI Matur
ASI matur keluar setelah hari ke-14 dan seterusnya. ASI matur akan terlihat lebih
encer daripada susu sapi. Akan tetapi, pada tahap ini ASI banyak mengandung
nutrisi yang sangat dibutuhkan bayi. Air susu matur memiliki dua tipe yaitu
foremilk dan hindmilk, foremilk merupakan ASI yang keluar lebih dulu saat ibu
menyusui. Sifat foremilk lebih encer, tinggi laktosa, dan protein yang penting untuk
pertumbuhan otak dan berfungsi sebagai penghilang rasa haus pada bayi.
Sementara hindmilk keluar beberapa saat setelah foremilk, sifatnya lebih kental
dan kendungan lemak lebih tinggi sehingga memberi efek kenyang pada bayi,
serta bermanfaat untuk pertumbuhan fisik anak.
Sumber :
Buku Ajar Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Balita BPPSDM Kemenkes 2016

16. Seorang perempuan baru melahirkan bayinya 3 hari yang lalu, sejak lahir bayinya
terus disusui secara eksklusif, bayi lahir aterm, dengan BB saat lahir 3100 gram dan
PB 49 cm. Bayi terlihat menyusu kuat.
Imunoglobin apakah yang dominan terdapat dalam ASI tersebut?
A. IgA
B. IgE
C. IgM
D. IgD
E. IgB

Jawaban :
Pembahasan :
Ada 5 jenis imunoglobulin yang terkandung dalam ASI yakni imunoglobulin E (IgE),
imunoglobulin G (IgG), imunoglobulin M (IgM), imunoglobulin D (IgD) dan
Immunoglobulin A (IgA). Namun IgA merupakan salah satu antibodi utama yang
terkandung pada ASI. Antibodi ini paling tinggi ditemukan di cairan ASI pertama
yakni kolostrum. IgA sendiri bermanfaat untuk melindungi bayi dari alergi, terutama
anak yang memiliki riwayat alergi dari keluarganya. Selain itu, IgA juga bermanfaat
untuk melindungi saluran pernapasan dan usus si kecil, serta bisa mencegah kuman,
bakteri, virus, jamur, dan parasit memasuki tubuh dan aliran darahnya.
Sumber :
Buku Ajar Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Balita BPPSDM Kemenkes 2016

17. Seorang perempuan baru melahirkan bayinya 3 hari yang lalu di Rumah Sakit, sejak
lahir bayinya diberi susu formula, karena ASI ibu tidak keluar, berdasarkan hasil
pengkajian perempuan tersebut mengidap HIV/AIDS. Bayi tersebut diberi susu
formula karena sudah memenuhi kriteria AFASS.
Apakah singkatan dari istilah tersebut?
A. Applicable, Feasible, Affordable, Sustainable, Safe
B. Acceptable, Featurable, Affordable, Sustainable, Safe
C. Applicable, Feasible, Affordable, Sustainable, Safe
D. Acceptable, Feasible, Affordable, Sustainable, Safety
E. Acceptable, Feasible, Affordable, Sustainable, Safe

Jawaban : E
Pembahasan :
WHO mengajukan kriteria AFASS untuk pemberian PASI pada bayi yang lahir dari
ibu penderita HIV positif, yaitu :
Acceptable (diterima)
Ibu tidak mempunyai hambatan sosial budaya untuk memilih makanan alternatif atau
tidak ada rasa takut akan stigma dan diskriminasi
Feasible (terlaksanakan)
Ibu atau keluarga punya cukup waktu, pengetahuan, ketrampilan dan lainnya untuk
menyiapkan dan memberikan makan pada bayinya. Ibu mendapat dukungan bila ada
tekanan keluarga, masyarakat dan sosial.
Affordable (terjangkau)
Ibu dan keluarga mampu melakukan pembelian, pembuatan, dan penyiapan
makanan pilihan, termasuk bahan makanan, bahan bakar dan air bersih. Tidak
menggunakan dana untuk kesehatan dan gizi keluarga.
Sustainable (bersinambungan)
Makanan pengganti yang diberikan kepada bayi harus setiap hari dan atau malam
(tiap 3 jam) dan dalam bentuk segar. Distribusi makanan tersebut harus
berkelanjutan sepanjang bayi membutuhkan.
Safe (aman, bersih berkualitas)
Makanan pengganti harus disimpan secara benar, hygienis dengan kuantitas nutrisi
yang adekuat.
Secara umum, pemberian makanan pada bayi yang berasal dari ibu penderita HIV
positif dapat diuraikan sebagai berikut:
 Bila ibu memilih tetap memberikan ASI, maka ASI diberikan hanya selama 6
bulan dan kemudian dihentikan. ASI diperah dan dihangatkan 56 OC selama 30
menit.
 Bila ibu memilih untuk memberikan susu formula, maka susu formula harus
diberikan dengan memenuhi 5 kriteria AFASS
 Tidak boleh memberikan ASI secara bersamaan dengan susu formula
Sumber :
Buku Pelayanan Kesehatan Neonatus Esensial Kemenkes 2019

18. Seorang perempuan baru melahirkan bayinya 3 hari yang lalu di Rumah Sakit, sejak
lahir bayinya diberi susu formula, karena ASI ibu tidak keluar, berdasarkan hasil
pengkajian perempuan tersebut mengidap HIV/AIDS. Bayi tersebut diberi susu
formula karena sudah memenuhi kriteria AFASS.
Berdasarkan kasus di atas, apa indikator pemberian susu formula pada bayi
tersebut?
A. Ibu tidak mau menyusui bayinya
B. Ibu mengalami gizi buruk
C. Ibu mengalami penyakit infeksi berat
D. ASI ibu tidak keluar
E. Ibu pengidap HIV/AIDS

Jawaban : E
Pembahasan
Sama seperti pembahasan No. 11
Sumber :
Buku Pelayanan Kesehatan Neonatus Esensial Kemenkes 2019

19. Seorang perempuan membawa bayinya yang berusia 2 bulan ke bidan, mengatakan
bayinya demam dan terdapat bengkak di lokasi penyuntikan pasca imunisasi DPT-
HB-Hib 1 hari yang lalu. Hasil pemeriksaan S : 38,5OC, R : 40 x/menit, N : 100
x/menit, BB : 5000 gram, PB : 57 cm, 24 jam setelah disuntik imunisasi, terlihat
bengkak dan kemerahan pada lokasi penyuntikan.
Tindakan apa yang paling tepat dilakukan oleh bidan terhadap kasus KIPI tersebut?
A. Kompres hangat dan beri parasetamol
B. Kompres dingin
C. Kompres hangat
D. Beri antipiretik
E. Pemeriksaan laboratorium

20. Seorang perempuan datang ke posyandu membawa anaknya yang berumur satu
tahun untuk ditimbang dan diperiksa, berat badan lahir 3000 gram. Panjang badan
50 cm, dari hasil pemeriksaan didapatkan BB 11kg, TB 70 cm.
Gerakan motorik kasar apa yang harus dicapai anak tersebut?
A. Naik turun tangga
B. Belajar meloncat dan memanjat
C. Dapat berjalan dengan tuntunan
D. Dapat tengkurap dan berbalik sendiri
E. Menangkap bola

Anda mungkin juga menyukai