Anda di halaman 1dari 10

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Teknologi Tepat Guna


Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang
diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Teknologi tepat guna
adalah suatu alat yang sesuai dengan kebutuhan dan dapat berguna serta sesuai
dengan fungsinya.
Secara teknis TTG merupakan jembatan antara teknologi tradisional dan
teknologi maju. Oleh karena itu aspek-aspek sosio-kultural dan ekonomi juga
merupakan dimensi yang harus diperhitungkan dalam mengelola TTG. Dari tujuan
yang dikehendaki, teknologi tepat guna haruslah menerapkan metode yang hemat
sumber daya, mudah dirawat, dan berdampak polutif minimalis dibandingkan dengan
teknologi arus utama, yang pada umumnya bermisi banyak limbah dan mencemari
lingkungan.

B. Fungsi Teknologi Tepat Guna


1. Alat kesehatan yang digunakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.
2. Biaya yang digunakan cukup rendah dan relatif murah.
3. Teknis cukup sederhana dan mampu untuk dipelihara.
4. Mengurangi kesalahan dalam mendiagnosis suatu penyakit.

C. Manfaat Teknologi Tepat Guna


1. Teknologi tepat guna mampu meningkatkan taraf hidup serta kesejahteraan
masyarakat.
2. Teknologi tepat guna dapat mempermudah dan mempersingkat waktu pekerjaan
tenaga kesehatan dan klien.
3. Masyarakat mampu mempelajari, menerapkan, memelihara teknologi tepat guna
tersebut.
4. Masyarakat / klien bisa lebih cepat ditangani oleh tenaga kesehatan.
5. Hasil diagnosa akan lebih akurat, cepat, dan tepat.
D. Dampak Teknologi Tepat Guna dalam Kebidanan
1. Dampak positif sebagai berikut :
a. Dengan adanya teknologi tepat guna dalam kebidanan, maka masyarakat
akan mendapat kemudahan dalam menjaga kesehatan yang lebih efisien dan
efektif.
b. Teknologi yang ada, dapat membuat kegiatan khususnya di dalam kebidanan
akan lebih sederhana dan mudah.
2. Dampak negatif sebagai berikut :
a. Jika penggunaannya teknologi tepat guna tidak sesuai dengan lingkup yang
memerlukan maka itu akan sia-sia. Contoh penggunaan USG di daerah
pedalaman, disana tidak orang yang mengelolanya dan tidak sesuai
dengan kebudayaan masyarakat disana.
b. Dengan ketidaktepatan penggunaan alat tersebut maka akan berdampak
buruk terhadap pasien. Contoh : penggunaan USG pada pasien dengan cara-
cara yang tidak tepat.
c. Penggunaan teknologi pada daerah pedalaman pedalaman dengan tenaga
yang tidak ahli akan menimbulkan resiko terhadap pasien.

E. Penggunaan Teknologi Tepat Guna Kebidanan dalam Pelayanan Kehamilan


Pemeriksaan kehamilan atau antenatal care bertujuan untuk mengoptimalkan
kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Sehingga mampu menghadapi persalinan, kala
nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar
(Manuaba, 1998). Yang dimana pada pemeriksaan kehamilan terdapat standar-standar
berupa standar pelayanan 10T. Maka dari itu, penting untuk mengaplikasikan
penggunaan teknologi tepat guna pada pelayanan kehamilan sesuai standar 10T.
Penggunaan teknologi tepat guna kebidanan pada pelayanan kehamilan, antara
lain sebagai berikut :
1. Timbang Berat Badan dan Tinggi Badan
a. Pengukuran berat badan
Mengukur atau menimbang berat badan menggunakan timbangan berat
badan dengan meletakkan timbangan di permukaan yang keras dan rata
(jangan di atas karpet). Menaiki bagian injakan kaki dan berdiri diam. Lalu
jarum akan menunjukkan angka sesuai masa atau berat badan yang diukur.
Dengan mengaplikasikan teknologi tepat guna, sekarang sudah mulai
menggunakan timbangan berat badan digital yang lebih sederhana namun
hasilnya lebih akurat.

b. Pengukuran inggi badan


Untuk mengukur tinggi badan sebelumnya tidak menggunakan pita
pengukur khusus tinggi badan, yaitu hanya dengan memanfaatkan alat yang
ada disekitar. Contohnya seperti menggunakan roll pengukur / besi pengukur.
Caranya, berdiri tegak sejajar dinding. Tandai dengan pensil tepat dibatas
kepala atau sebatas tinggi badan. Lalu ukur yang ditandai pensil tersebut
dengan roll pengukur dan didapatkan hasil pengukuran tinggi badan.

Sekarang dengan mengaplikasikan teknologi tepat guna, pengukuran


tinggi badan sudah menggunakan pita pengukur khusus tinggi badan. Yang
penggunaannya lebih praktis dan hasil langsung bisa didapatkan saat
pengukuran dilakukan.

2. Ukur Tekanan Darah


Pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter dan stetoskop. Ada yang
dengan tensimeter penunjuk air raksa juga yang tidak.

Jika tidak ada stetoskop, saat pengukuran tekanan darah hanya menggunakan
tensimeter dan melakukan palpasi pada nadi.

Dengan mengaplikasikan teknologi tepat guna, sekarang pengukuran tekanan


darah menggunakan tensimeter digital. Selain lebih praktis, tensimeter digital
menunjukkan hasil yang lebih akurat.
3. Ukur Lingkar Lengan Atas
Pengukuran lingkar lengan atas ibu hamil dengan menggunakan pita
pengukur. Dilingkarkan pada lengan atas ibu untuk mendapatkan hasil besarnya
lengan atas ibu hamil yang dapat menentukan apakah cukup gizi atau tidak.

Sekarang setelah mengaplikasikan teknologi tepat guna, pengukuran lingkar


lengan atas ibu hamil sudah menggunakan pita ukur khusus untuk mengukur
lengan atas ibu hamil. Dengan bentuk yang lebih sederhana, juga dilengkapi
dengan penunjuk hasil dengan warna pembeda untuk ukuran lengan ibu hamil
yang cukup gizi atau tidak.

4. Ukur Tinggi Fundus Uteri


Pengukuran tinggi fundus uteri menggunakan pita pengukur. Namun
sebelumnya, karena cukup sulitnya mendapatkan pita pengukur, tinggi fundus
uteri diukur menggunakan tali yang tersedia disekitar, lalu hasil yang didapatkan
pada tali tersebut diukur menggunakan penggaris. Sehingga didapatkan berapa
panjangnya untuk mengetahui berapa angka tinggi fundus uteri.
Dengan diaplikasikannya teknologi tepat guna masa kini, pengukuran tinggi
fundus uteri cukup menggunakan pita ukur yang lebih sederhana dan efektif.

5. Hitung Detak Jantung Janin


Mendengar untuk menghitung detak jantung janin dengan menggunakan linex.
Dengan menempelkan linex pada permukaan perut ibu yang sudah dipalpasi untuk
menentukan sebelah mana presentasi punggung janin. Kemudian menempelkan
telinga disisi linex yang lain untuk mendengarkan detak jantung janin.

Sekarang dengan diaplikasikannya teknologi tepat guna, menghitung detak


jantung janin sudah menggunakan doppler. Yang dimana penggunaannya jauh
lebih praktis dan hasil yang lebih akurat.
6. Suntik TT
Imunisasi Tetanus Toksoid berguna untuk membangun kekebalan sebagai
upaya untuk pencegahan infeksi Tetanus. Dengan sudah diterapkannya teknologi
tepat guna, pemberian imunisasi TT sudah sangat ditekankan untuk ibu hamil.

7. Tablet Fe
Pemberian tablet Fe pada umumnya akan diberikan berjumlah minimal 90
tablet dan maksimal satu tablet setiap hari selama kehamilan. Disarankan
meminumnya pada malam hari sebelum tidur agar menghindari rasa mual dan
tidak nyaman. Juga disarankan meminumnya dengan air jeruk karena penyerapan
zat besi tersebut akan lebih cepat dengan dibarengi air jeruk. Hindari meminum
tablet zat besi dengan kopi atau teh agar tidak mengganggu penyerapan.
8. Test Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium terdiri dari pemeriksaan kadar
hemoglobin, kandungan protein dalam urin, serta kadar glukosa dalam urin.
Pemeriksan tersebut sebelumnya dilakukan secara manual atau sederhana,
yaitu :
a. Cek kadar hemoglobin dengan Hb Sahli
Pemeriksaan kadar hemoglobin dengan metode Sahli ialah dengan
membandingkan warna asam hematin coklat yang telah diubah dari
hemoglobin dengan asam klorida 0,1N dengan cara membandingkan pada
alat standart hemoglobinometer.

Sekarang dengan diterapkannya teknologi tepat guna, metode


pemeriksaan kadar hemoglobin darah sudah lebih praktis yaitu dengan
menggunakan Quick Check Hb (cek hb digital).

b. Cek protein urin manual


Pemeriksaan kandungan protein dalam urin berfungsi untuk
mengetahui kadar protein dalam urin dan juga untuk mengetahui apakah
pasien mengalami eklamsi. Jika urine yang akan diperiksa jernih, boleh
terus dipakai, dan apabila kekeruhan tidak dapat dihilangkan maka bisa
dilakukukan penjernihan atau penyaringan pada urine sehingga urin yang
digunakan untuk pemeriksaan adalah urin yang benar-benar jernih.
Cara pemeriksaannya yaitu jika urin yang dipanaskan keruh
tanbahkan 4 tetes asam asetat 6% dan bila kekeruhan hilang maka
menunjukkan hasil yang negatif. Sebaliknya bila setelah diapanaskan urin
tetap keruh maka hasilnya positif.

c. Cek glukosa urin manual


Pemeriksaan kadar glukosa dalam urin bertujuan untuk menentukan
adanya glukosa dalam urin secara semi kuantitatif. Glukosa dapat
mereduksi reagen benedict dalam larutan alkalis sehingga terjadi
perubahan warna, dengan melihat warna yang terjadi dapat di perkirakan
kadar glukosa dalam urin.
Cara pemeriksaannya yaitu memanaskan campuran urin dengan
rengan benedict sebanyak 2cc sehingga larutan berwarna kebiruan. Jika
setelah dipanaskan warna larutan tetap biru atau kehijauan maka hasilnya
negatif. Namun jika berubah warna menjadi keruh kekuningan bahkan
keruh kemerahan maka hasilnya positif.

Sekarang dengan pengaplikasian teknologi tepat guna, pemeriksaan


kandungan protein dalam urin dan kadar glukosa urin sudah dapat
dilakukan secara instan atau sekaligus hanya dalam satu alat dan bahan
yaitu urin stripe, yang dimana hanya dengan mencelupkan stripe tersebut
kedalam sample urin, maka akan terjadi perubahan warna disetiap balok
keterangan pada stripe tersebut yang menyatakan hasil kandungan protein
dan glukosa pada urin apakah positif atau negatif.

Anda mungkin juga menyukai