Anda di halaman 1dari 15

MEKANISME KOORDINASI UN

TUK IMPLEMENTASI
PAKET PELAYANAN AWAL MI
NUMUM (PPAM)
Oleh : Nanda Norisa
Intro
• Dalam kondisi bencana banyak sekali pihak yang ter
libat dalam penanganan bencana seperti pemerinta
h, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), pihak swas
ta, media dll.
• Apabila bencana berskala besar dapat juga melibatk
an lembaga asing seperti PBB, LSM internasional dll
. Untuk itu perlu dipahami mengenai mekanisme ko
ordinasi PPAM yang ada di Indonesia baik di tingkat
nasional maupun di daerah.
Lanjutan
• Bencana yang terjadi dapat bersifat Lokal, Daerah d
an Nasional. Penanganan kondisi Mi mibencana tin
gkat nasional dikoordinasikan oleh pemerintah pusa
t, yang presentasikan oleh Badan Nasional Penangg
ulangan Bencana (BNPB) sebagai sentral penangana
n bencana secara nasional. Pada leven bencana dae
rah ditingkat provinsi dan/atau Tingkat Kab/kota, se
ntral penanganan bencana di pegang oleh BNPB da
erah setempat.
Lanjutan
• Pelibatan Lembaga-lembaga pemerintah dan non pemerintah dalam pe
naganan bencana sangat memberikan andil pada saat krisi terjadi.
• Lembaga – lembaga yang terlibatan atara lain Tentara Nasonal Indonesi
a (TNI), Badan SAR Nasional (Basarnas), Palang Merah Indonesia (PMI),
Perusahaan Air Minum (PAM) Kementerian Dalam Negeri (kemendagri),
Kementrian Kesehatan (Kemenkes), Kementerian Agama (Kemenag), Ke
menterian Pertanian, Kementerian Kehutanan dan Kementerian serta B
adan Lainnya.
• Pelayanan Awal Minimum (PPAM) Kespro (Kespro) Pada Krisis Kesehata
n & Situasi Tanggap Darurat Bencana, merupakan pelayanan yang tak te
rpisahkan dari pelayanan krisis lainya. PPAM Kespro menitik beratkan ke
pada pelayanan kesehatan Ibu, Bayi, Anak Balita dan Perempuan yang d
ipastikan semakin rentan saat Krisis/bencana berlangsung.
Pengorganisasian Tim Siaga Kesehatan Reproduksi D
i Bawah Koordinasi Pusat Penanggulangan Krisis De
pkes Pada Badan Penanggulangan Bencana

• struktur organisasi penanggulangan bencana berda


sarkan UU no. 24 tahun 2007.
• Keberadaan tim siaga kesehatan reproduksi di tingk
at pusat direkomendasikan berada dibawah struktu
r dan koordinasi Pusat Penanggulangan Krisis Depke
s di bawah struktur dari Badan Pelaksana Penanggu
langan Bencana.
PEMBAGIAN TANGGUNG JAWAB PADA MA
SING–MASING BADAN PENANGGULANGA
N BENCANA
1. Upaya penanganan masalah kesehatan reproduksi pad
a manajemen bencana ada pada tingkat kabupaten/kota
adalah tanggung jawab tim siaga kesehatan reproduksi be
kerja sama dengan dinas kesehatan kabupaten setempat.
2. Tanggung jawab upaya penanganan masalah kesehatan
reproduksi pada tingkatan provinsi bersifat suportif dan r
ujukan (referal) kepada tim siaga kesehatan reproduksi ka
bupaten/kota.
3. Tim siaga kesehatan reproduksi pusat bersifat suportif
dan rujukan kepada tim kesehatan reproduksi Provinsi.
Struktur Tim Siaga Kesehata
n Reproduksi
Tim Siaga Kesehatan Reprodu
ksi
a. Rekomendasi anggota bidang Data dan Informasi
- Kesga
- Surveilans
- IBI
- NGO/INGO bidang kespro
- Jejaring PPKtP (Program Penanggulangan Kekerasan terhadap Perempuan)
- Lain-lain
b. Rekomendasi anggota bidang Pelayanan Kespro dan GBV
- Dokter RS- Puskesmas-IDI
- Bidan RS- Puskesmas-IBI
- POGI
- Jejaring PPKtP
- Lain-lain
c. Rekomendasi anggota bidang Logistik
- Kesga
- TU dinkes
- IBI
- BKKBN daerah
- PMI
- Lain-lain
Lanjutan
d. Rekomendasi anggota bidang Capacity Building
- Kesga
- IBI- P2KP/P2KS/ POGI
- Anggota jejaring PPKtP
- Perguruan Tinggi
- Lain-lain
e. Rekomendasi bidang Promosi (KIE)
- Promkes
- IBI
- NGO/INGO
- PKK Kader
- BKKBN daerah
- Jejaring PPKtP
- Lain-lain

Catatan:
• IBI selalu menjadi bagian rekomendasi pada setiap bidang.
• Daftar anggota tersebut adalah bersifat rekomendasi dan penentuannya
disesuaikan dengan kondisi di masing-masing daerah.
Mekanisme koordinasi bencan
a
• UU no 24 tahun 2007 tentang manajemen penanggulangan
bencana mengatur tentang pembentukan Badan Nasional P
enanggulangan Bencana (BNPB) di tingkat nasional dan pe
mbentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
tingkat propinsi dan kabupaten.
• BNPB bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan kegiata
n penanggulangan bencana secara umum yang mencakup p
encegahan bencana, penanganan tanggap darurat dan reha
bilitasi dan rekonstruksi.
• Penanganan bencana dilaksanakan secara berjenjang denga
n mempertimbangkan ketersediaan sumber daya dan kema
mpuan pemerintah daerah
Mekanisme koordinasi penanggul
angan bencana bidang kesehatan
• Penanggulangan bencana di bidang kesehatan adalah m
enjadi tanggung jawab dari Pusat Penanggulangan Krisis
(PPK) Kementerian Kesehatan dibawah koordinasi Badan
Nasional Penanggulangan Bencana di tingkat pusat.
• Regional Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan (PPKK)
berfungsi sebagai unit fungsional di daerah yang ditunju
k untuk mempercepat dan mendekatkan fungsi bantuan
pelayanan kesehatan dalam penanggulangan kesehatan
dan berfungsi sebagai pusat pengendali bantuan keseha
tan, pusat rujukan kesehatan dan pusat informasi keseh
atan.
Pusat Regional Penanganan K
risis Kesehatan berfungsi:
 Sebagai pusat komando dan pusat informasi (media ce
ntre) kesiapsiagaan dan penanggulangan kesehatan akib
at bencana dan krisis kesehatan lainnya; fasilitasi buffer s
tock logistik kesehatan (bahan, alat dan obat‐obatan);
 Menyiapkan dan menggerakkan Tim Reaksi Cepat dan
bantuan SDM kesehatan yang siap digerakkan di daerah
yang memerlukan bantuan akibat bencana dan krisis kes
ehatan lainnya;
 Sebagai pusat networking antara 3 komponen kesehat
an dalam regional tersebut yaitu dinas kesehatan, fasilita
s kesehatan dan perguruan tinggi.
Mekanisme koordinasi untuk
PPAM
Penerapan Paket Pelayanan Awal Minimum Kespro p
ada saat bencana perlu dikoordinir oleh seorang koor
dinator kespro.
Koordinator ini berperan penting untuk memastikan
ketersediaan pelayanan dan menghindari kegiatan ya
ng tidak efektif, efisien dan tumpang tindih.
Akibat dari ketiadaan koordinator kespro di lapangan
dapat menyebabkan penghamburan sumber daya ma
nusia dan material yang tidak diperlukan.
• Berdasarkan mekanisme koordinasi PPAM yang tela
h dijelaskan di atas, maka tenaga kesehatan yang m
emberikan pelayanan kespro dalam kondisi darurat
di lapangan harus berkoordinasi dengan Koordinato
r Kespro yang berada di Dinas kesehatan tingkat pro
pinsi ataupun di tingkat kabupaten tempat dimana
mereka bekerja.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai