Anda di halaman 1dari 11

(Materi 3) MEKANISME

KOORDINASI UNTUK
IMPLEMENTASI PAKET
PELAYANAN AWAL MINUMUM
(PPAM)
Oleh kelompok 3
POKOK BAHASAN

 Mekanisme koordinasi dalam


penanggulangan bencana

 Mekanisme koordinasi untuk masalah


kesehatan pada situasi bencana

 Mekanisme koordinasi untuk PPAM di tingkat


nasional maupun di tingkat daerah
Penanganan Bencana melibatkan lintas
sektor dan lintas departemen
Lembaga – lembaga yang terlibat anatara lain Tentara Nasonal
Indonesia (TNI), Badan SAR Nasional (Basarnas), Palang Merah
Indonesia (PMI), Perusahaan Air Minum (PAM) Kementerian
Dalam Negeri (kemendagri), Kementrian Kesehatan (Kemenkes),
Kementerian Agama (Kemenag), Kementerian Pertanian,
Kementerian Kehutanan dan Kementerian serta Badan lainnya.

Pelayanan Awal Minimum (PPAM) Kespro (Kespro) Pada Krisis


Kesehatan & Situasi Tanggap Darurat Bencana, merupakan
pelayanan yang tak terpisahkan dari pelayanan krisis lainya.
PPAM Kespro menitik beratkan kepada pelayanan kesehatan Ibu,
Bayi, Anak Balita dan Perempuan yang dipastikan semakin rentan
saat krisis/bencana berlangsung.
1. Mekanisme koordinasi bencana

UU no 24 tahun 2007 tentang manajemen penanggulangan


bencana mengatur tentang pembentukan Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) di tingkat nasional dan
pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
tingkat propinsi dan kabupaten.

BNPB bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan kegiatan


penanggulangan bencana secara umum yang mencakup
pencegahan bencana, penanganan tanggap darurat dan
rehabilitasi dan rekonstruksi. Penanganan bencana
dilaksanakan secara berjenjang dengan mempertimbangkan
ketersediaan sumber daya dan kemampuan pemerintah daerah.
2. Mekanisme koordinasi penanggulangan
bencana bidang kesehatan

 Penanggulangan bencana di bidang kesehatan adalah menjadi tanggung jawab


dari Pusat Penanggulangan Krisis (PPK) Kementerian Kesehatan dibawah
koordinasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana di tingkat pusat.

 Pusat Penanggungan Krisis Kesehatan telah mendirikan 9 regional dan 2 sub


regional untuk penanggulangan bencana di seluruh Indonesia. PPKK regional
dan sub regional akan berkordinasi dengan Dinas Kesehatan Propinsi atau
Kabupaten

 Regional PPKK berfungsi sebagai unit fungsional di daerah yang ditunjuk untuk
mempercepat dan mendekatkan fungsi bantuan pelayanan kesehatan dalam
penanggulangan kesehatan dan berfungsi sebagai :
a. pusat pengendali bantuan kesehatan
b. pusat rujukan kesehatan; dan
c. pusat informasi kesehatan.
3. Mekanisme koordinasi untuk PPAM

 Dikoordinir oleh seorang koordinator kespro


 Koordinator ini berperan penting untuk memastikan
ketersediaan pelayanan dan menghindari kegiatan yang
tidak efektif, efisien dan tumpang tindih.

 Contoh kasus: tidak adanya koordinator kespro sesaat


setelah gempa di salah satu daerah. Seorang dokter
spesialis kebidanan dan kandungan yang seharusnya
menolong kegawatdaruratan kebidanan berganti tugas
mengarahkan mobil parkir masuk karena banyaknya
pasien yang masuk ke rumah sakit tersebut.
 Koordinator kespro adalah ketua dari tim siaga
kespro yang berada di bawah tim penanggulangan
bencana bidang kesehatan dan bertanggung
jawab kepada koordinator tim penanggulangan
krisis kesehatan di setiap jenjang administrasi.

 Tim siaga ini terdiri dari penanggung jawab


komponen kekerasan berbasis gender,
pencegahan penularan HIV, kesehatan maternal
dan neonatal serta logistik.
Prinsip Dasar
a. Penanganan bencana dilaksanakan secara berjenjang dengan mempertimbangkan
ketersediaan sumber daya dan kemampuan pemerintah daerah.

b. Dalam hal terjadi bencana, maka tanggung jawab pertama penanganan kespro ada pada tim
kespro di tingkat Kabupaten/Kota.

c. Apabila masalah kespro yang timbul tidak dapat tertangani, tim siag a kespro tingkat
Kabupaten/Kota melaporkan ke tim siaga kespro di tingkat Provinsi dan jika tidak tertangani,
tim siaga kespro di tingkat Provinsi akan melaporkan ke tim siaga kespro tingkat Pusat.

d. Pelaksanaan kegiatan tim siaga kespro terintegrasi dengan tim penanggulangan bencana
bidang kesehatan.

e. Apabila tim siaga kespro tingkat Kabupaten/Kota/Provinsi belum terbentuk, maka tanggung
jawab berada pada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota/Provinsi yaitu unit yang bertanggung
jawab untuk Kespro/Kesehatan Ibu dan Anak. Di tingkat Pusat, tim siaga kespro berada di
bawah Direktorat Bina Kesehatan Ibu, Subdirektorat Bina Perlindungan Kespro.
Klaster

 KEANGGOTAAN KLASTER KESEHATAN


Klaster Kesehatan tingkat pusat biasanya menyertakan:
1. Organisasi yang memberikan atau menyediakan pelayana kesehatan di
wilayah terdampak – lembaga PBB (WHO, UNICEF, UNFPA), atau
organisasi internasional lainnya (misal IOM, IFRC), masyarakat Palang
Merah/Bulan Sabit merah, LSM internasional dan nasional, dan
perwakilan penyedia layanan kesehatan swasta dan
2. Berbagai donor utama sektor kesehatan dan para pemangku
kepentingan penting lainnya.

Klaster pada tingkat daerah (di bawah tingkat pusat) biasanya


menyertakan lembaga kesehatan aktif di daerah tersebut dan berbagai
perwakilan donor atau pemangku kepentingan kesehatan lainnya yang
ada pada tingkat tersebut.
Kesimpulan Intisari

Mekanisme koordinasi merupakan proses


yang rumit, banyak orang/lembaga yang
berkontribusi, namun demikian penanganan
kespro dan seksual dalam situasi darurat
harus dilakukan secara efektif dan
bertanggungjawab, untuk itu diperlukan
koordinator dengan kapasitas yang memadai
seperti kepemimpinan bertanggung jawab.
ADA YG INGIN DITANYAKAN?!!

Anda mungkin juga menyukai