Anda di halaman 1dari 128

Photo Credit: UNFPA Carly Learson

BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM


KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA
PADA KRISIS KESEHATAN
BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN 1
2 BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN
BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM
KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA
PADA KRISIS KESEHATAN

BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN 3
Kata Pengantar Kementerian Kesehatan

P
uji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmatNya maka penyusunan Buku Saku
Pengelola Program Kesehatan Reproduksi Remaja pada Krisis Kesehatan akhirnya dapat kami selesaikan.
Buku saku ini melengkapi Pedoman Pelaksaanan Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM) Kesehatan
Reproduksi Remaja Pada Krisis Kesehatan dan Buku Saku Pedoman Remaja Pada Situasi Krisis Kesehatan
yang telah terbit sebelumnya.

Kebutuhan remaja seringkali terabaikan dan tidak menjadi prioritas dalam penanggulangan krisis kesehatan. Padahal
remaja dapat mengalami berbagai kerentanan sebagai akibat terpisah dari keluarga, mengalami kekerasan termasuk
kekerasan seksual, kemiskinan dan eksploitasi, masalah gizi, rasa aman serta risiko lain yang dapat berpengaruh pada
kesehatan reproduksi mereka. Di sisi lain, remaja memiliki ketahanan seperti kemampuan untuk dapat bangkit kembali
setelah mengalami tekanan atau stress, mudah beradaptasi, penuh ide dan energik. Karenanya, kelompok remaja
harus dipertimbangkan tidak hanya sebagai penerima manfaat, akan tetapi dapat berperan aktif sebagai mitra dan
pemimpin pelaksanaan program-program penanggulangan pada krisis kesehatan.

Buku Saku Pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja pada Tanggap Darurat Krisis Kesehatan ini disusun
berdasarkan pengalaman lapangan dari penerapan PPAM kesehatan reproduksi remaja pada gempa di Lombok dan
Palu tahun 2018. Buku ini berisi langkah kegiatan dalam merespon kerentanan dan ketahanan remaja pada masa
tanggap darurat krisis kesehatan agar hak dan kebutuhan remaja dapat terpenuhi.

4 BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN
Kami menyampaikan penghargaan yang tinggi kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan
buku saku ini. Semoga buku ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya dalam upaya penanggulangan krisis kesehatan
reproduksi khususnya bagi kelompok remaja.

Jakarta, November 2020

dr. Erna Mulati, MSc-CMFM


Direktur Kesehatan Keluarga

BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN 5
Kata Pengantar - UNFPA

S
ebagai negara rawan bencana yang terletak di Cincin Api Pasifik, Indonesia sering menghadapi kejadian darurat
— termasuk gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, banjir, tanah longsor, kekeringan, dan kebakaran
hutan — dan seringkali dengan dampak yang menghancurkan. Kerentanan Indonesia terhadap bencana
membutuhkan kesiapsiagaan di semua kelompok umur, termasuk di kalangan remaja dan pemuda.

Berdasarkan Proyeksi Penduduk Indonesia tahun 2015-2045, Badan Pusat Statistik memperkirakan 66 juta atau 25%
penduduk Indonesia pada tahun 2020 adalah kaum muda berusia 10-24 tahun. Selama keadaan darurat kemanusiaan,
struktur keluarga dan struktur sosial terganggu. Remaja mungkin terpisah dari keluarga atau komunitas mereka.

Dalam keadaan darurat, remaja dan pemuda memiliki kebutuhan dan kerentanan khusus, yang memerlukan
respons multi-sektor yang secara aktif melibatkan semua pelaku kemanusiaan termasuk remaja dan pemuda itu
sendiri. Keterlibatan anak muda sangat penting karena mereka memiliki ide, kreativitas, dan energi yang besar untuk
menangani masalah sosial.

Hak, keamanan, dan kesejahteraan remaja dan pemuda merupakan inti dari mandat United Nations Population Fund
(UNFPA), dapat dicapai lebih baik dengan perubahan paradigma dari bekerja untuk kaum muda menjadi bekerja
dalam kemitraan dengan kaum muda.

UNFPA Indonesia, bersama Kementerian Kesehatan, telah mengembangkan dua (2) referensi utama untuk memandu
pekerjaan bersama kaum muda dalam situasi krisis, yaitu: Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM) untuk Kesehatan
Reproduksi Remaja dalam Situasi Krisis Kesehatan, dan Buku Saku Remaja dalam Situasi Krisis Kesehatan. Untuk
melengkapi referensi tersebut, dengan bangga kami mempersembahkan Buku Saku Praktis untuk Pengelola
Program Kesehatan Reproduksi Remaja dalam Pelaksanaan PPAM bagi Kaum Muda dalam Situasi Krisis
Kesehatan. Buku saku ini disusun berdasarkan pembelajaran dan praktik baik implementasi PPAM bagi remaja dan
pemuda di Sulawesi Tengah sebagai bagian dari respon bencana likuifaksi dan tsunami di Palu, di bawah koordinasi
Kementerian Kesehatan.

6 BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN
Saya berharap buku ini bermanfaat bagi para pengelola program dan penyedia layanan kesehatan dalam memenuhi
kebutuhan khusus remaja dan pemuda dalam situasi krisis kesehatan, memfasilitasi keterlibatan mereka yang berarti,
dan memastikan bahwa tidak ada yang tertinggal dalam tanggap krisis kesehatan.

Jakarta, November 2020

Ms. Anjali Sen


UNFPA Indonesia Representative

BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN 7
BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN
Edisi Pertama : Tahun 2020
Disusun bersama oleh Kementerian Kesehatan dan UNFPA Indonesia
Pengarah:
dr. Erna Mulati, Msc, CMFM
Penanggung Jawab:
drg, Wara Pertiwi O, MA
Tim Penyusun:
Kementerian Kesehatan:
1. dr. Weni Muniarti, MPH
2. Hana Shafiyyah Zulaidah, SKM, MPH
3. Rr. Weni Kusumaningrium, SKM, M.Kes
4. Maya Raiyan, M.Psi
UNFPA Indonesia:
1. Elisabeth A. Sidabutar
2. dr. Margaretha Sitanggang
3. dr. Sandeep Nanwani
Kredit Foto:
1. Carly Learson/UNFPA APRO
2. Lucky Putra/UNFPA Indonesia
3. Sub Klaster Kesehatan Reproduksi
Konsultan:
Nur Arfina Vivina
Diterbitkan Oleh :
Kementerian Kesehatan RI dan UNFPA Indonesia
Hak Cipta dilindungi oleh Undang-Undang
Dilarang memperbanyak buku ini sebagian atau seluruhnya dalam bentuk dan dengan cara apapun juga, baik secara mekanis maupun
elektronik termasuk fotocopy rekaman dan lain-lain tanpa seijin tertulis dari penerbit.

Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI


613.94 Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Direktorat JenderalKesehatan Masyarakat
Ind Buku Saku Pengelola Program Kesehatan Reproduksi Remaja pada Krisis Kesehatan.— Jakarta :
b Kementerian Kesehatan RI. 2020
ISBN 978-623-301-081-8
1. Judul I. REPRODUCTIVE HEALTH II. ADOLESCENT HEALTH SERVICES III. DISASTERS

613.94
Ind
b

8 BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN
Daftar Isi

Bab 1 Pendahuluan ............................................................................................................................................................................................... 13


A. Latar Belakang .............................................................................................................................................................................. 14
B. Tujuan ................................................................................................................................................................................................ 14
C. Sasaran .............................................................................................................................................................................................. 14
D. Ruang Lingkup ............................................................................................................................................................................. 15
E.
Kerentanan dan Ketahanan Remaja dalam tanggap darurat krisis kesehatan ..................................... 16

Bab 2 Tanggap Darurat Krisis Kesehatan ........................................................................................................................................... 17
A. Pengumpulan Data .................................................................................................................................................................. 18
1. Penilaian awal cepat dalam 72 jam pertama setelah bencana ............................................... 18
2. Penilaian situasi Kesehatan reproduksi Remaja dalam 1 minggu setelah bencana ..... 21
3. Penilaian perkembangan situasi kesehatan reproduksi remaja dalam 1 bulan
setelah bencana ..................................................................................................................................................... 24
B. Koordinasi dan Advokasi ..................................................................................................................................................... 27
1. Masa tanggap darurat krisis kesehatan ................................................................................................... 27
2. Masa transisi tanggap darurat krisis kesehatan ................................................................................. 32
3. Masa pemulihan krisis kesehatan .............................................................................................................. 34
C. Pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja .................................................................................................................. 38
1. Masa tanggap darurat krisis kesehatan ................................................................................................. 38
2. Masa transisi krisis kesehatan ........................................................................................................................ 41
3. Masa pemulihan krisis kesehatan ............................................................................................................. 43

BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN 9
D. Pelibatan dan Pemberdayaan Remaja ....................................................................................................................... 44
1. Masa tanggap darurat krisis kesehatan ................................................................................................ 45
2. Masa transisi krisis kesehatan ....................................................................................................................... 46
3. Masa pemulihan krisis kesehatan ............................................................................................................... 48

BAB 3 Alat Bantu ...................................................................................................................................................................................................... 51

10 BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN
Daftar Singkatan

AIDS : Acquired Immuno Deficiency Syndrome


BNPB : Badan Nasional Penanggulangan Bencana
BPBD : Badan Penanggulangan Bencana Daerah
FGD : Focus Group Discussion – Diskusi Kelompok Terarah
HIV : Human Immunodeficiency Virus
IMS : Infeksi Menular Seksual
KBG : Kekerasan Berbasis Gender
KIE : Komunikasi, Informasi dan Edukasi
Kespro : Kesehatan Reproduksi
KRR : Kesehatan Reproduksi Remaja
LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat
Monev : Monitoring dan Evaluasi
MTPKR : Managemen Terpadu Pelayanan Kesehatan Remaja
ODHA : Orang Dengan HIV AIDS
PBB : Perserikatan Bangsa-Bangsa
Pokja : Kelompok Kerja
PHP : Perlindungan Hak Perempuan
PKK : Pusat Krisis Kesehatan
PKPR : Pelayananan Kesehatan Peduli Remaja
Posyandu : Pusat Pelayanan Terpadu
PPAM : Paket Pelayanan Awal Minimum
RAD : Rencana Aksi Daerah
RHA : Rapid Health Assessment - Penilaian Cepat Kesehatan
SDM : Sumber Daya Manusia
SK : Surat Keputusan
SN PKPR : Standar Nasional Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
UKS : Usaha Kesehatan Sekolah

BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN 11
12 BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN
BAB
1

Photo CreditP: UNFPA


Pendahuluan
BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN 13
A LATAR BELAKANG
Kementerian Kesehatan pada tahun 2008 telah mengembangkan Program Kesehatan Reproduksi pada
situasi bencana yang diimplementasikan di seluruh Indonesia. Kesehatan Reproduksi Remaja sebagai
prioritas tambahan dalam pelaksanaan Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM) Kesehatan Reproduksi belum
sepenuhnya dilaksanakan.

Pada tahun 2017 telah dikembangkan Pedoman Pelaksanaan PPAM Kesehatan Reproduksi Remaja pada krisis
kesehatan. Untuk melengkapi pedoman tersebut, maka disusun buku saku bagi pengelola program kesehatan
remaja dalam menerapkan PPAM Kesehatan Reproduksi remaja khususnya pada situasi tanggap darurat krisis
kesehatan.

Tim kesehatan reproduksi remaja atau pokja remaja adalah bagian dari sub klaster kesehatan reproduksi yang
merupakan bagian dari klaster kesehatan yang bertanggung jawab terhadap tersedia dan terlaksananya layanan
kesehatan reproduksi remaja pada krisis kesehatan.

B TUJUAN
Buku saku ini disusun sebagai panduan teknis bagi pengelola program dalam penyediaan PPAM Kesehatan
Reproduksi Remaja (KRR) pada situasi tanggap darurat krisis kesehatan.

C SASARAN
1) Penanggung jawab Program Kesehatan Remaja atau Kesehatan Keluarga di tingkat pusat dan
daerah

2) Penanggung jawab Penanggulangan Krisis Kesehatan di tingkat pusat dan daerah

3) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD)

14 BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN
4) TNI dan POLRI yang terlibat dalam penanggulangan bencana

5) Tenaga kesehatan di rumah sakit, puskesmas, klinik dan praktik swasta termasuk pos kesehatan di
tempat pengungsian

6) Institusi Pendidikan

7) Organisasi Profesi, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), organisasi kemasyarakatan serta organisasi
remaja dan pemuda

8) Lintas program dan sektor terkait lainnya

D RUANG LINGKUP
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 64 tahun 2013 tentang Penanggulangan Krisis Kesehatan,
krisis kesehatan adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam kesehatan individu atau
masyarakat yang disebabkan oleh bencana dan atau oleh potensi bencana. Penanggulangan krisis kesehatan
terbagi menjadi tiga tahap:

1) Prakrisis Kesehatan

2) Tanggap Darurat Krisis Kesehatan

3) Pasca Krisis Kesehatan

Buku saku ini menitikberatkan pada penanggulangan krisis kesehatan reproduksi dalam situasi tanggap darurat
krisis kesehatan. Tanggap darurat krisis kesehatan merupakan rangkaian yang dilakukan dengan segera pada
saat kejadian akibat bencana untuk menangani dampak kesehatan yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan
penyelamatan dan evakuasi korban, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan dan pemulihan korban,
prasarana serta fasilitas pelayanan kesehatan.

BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN 15
E KERENTANAN DAN KETAHANAN REMAJA
Remaja menurut Permenkes No. 25 tahun 2014 adalah kelompok usia 10-18 tahun, sedangkan menurut PBB,
remaja adalah kelompok usia 10-19 tahun yang merupakan bagian kaum muda yaitu kelompok usia 10-24
tahun. Menurut Sensus Penduduk 2010, jumlah kelompok usia 10-19 tahun sebanyak 43,5 juta atau sekitar 18%
dari jumlah penduduk Indonesia.

Pada situasi bencana, remaja rentan terpisah dari keluarga, mengalami kekerasan termasuk kekerasan seksual,
kemiskinan dan eksploitasi serta risiko lainnya yang dapat berpengaruh pada kesehatan reproduksi mereka.
Tidak adanya ruang pribadi atau sekat bagi remaja untuk berganti pakaian, tinggal ditenda tanpa kunci, akses
toilet yang jauh dari tenda pengungsian, kurangnya pencahayaan pada toilet, serta tidak adanya pemisahan
toilet untuk perempuan dan laki-laki dapat meningkatkan risiko terjadinya kekerasan. Minimnya persediaan air
di pengungsian juga menyebabkan remaja sulit menjaga kebersihan diri termasuk organ reproduksi terutama
saat remaja perempuan menstruasi. Selain itu, bencana dapat menyebabkan terganggungnya akses terhadap
pelayanan kesehatan terutama ketika remaja mengalami masalah kesehatan reproduksi seperti keputihan dan
penyakit menular seksual lain.

Kerentanan lain yang dialami remaja pada situasi bencana diantaranya pernikahan usia anak dan kawin paksa,
kamp/hunian sementara yang buruk, terbatasnya kebebasan bergerak, kurangnya persediaan air, sanitasi
yang buruk serta kebersihan, hilangnya mata pencaharian keluarga, kualitas gizi yang kurang baik, kurangnya
kapasitas terkait kesiapan bencana (Riset Remaja Perempuan dan Pemuda pada situasi Krisis, Kemenkes, UNFPA,
YPII, 2019)

Namun di sisi lain, masih banyak remaja yang memiliki kemampuan untuk dapat bangkit kembali setelah
mengalami tekanan atau stres (Moore, 2013). Mereka mudah beradaptasi, penuh ide dan energik. Karenanya,
kelompok remaja harus dipertimbangkan tidak hanya sebagai penerima manfaat tetapi juga dapat berperan
aktif sebagai mitra dan pemimpin pelaksanaan program-program penanggulangan krisis kesehatan.

Hal yang mendukung ketahanan remaja di situasi bencana meliputi tersedianya ruang aman bagi remaja,
dukungan dari teman sebaya dan orang tua, pelibatan remaja dalam berbagai kegiatan sehingga menimbulkan
rasa berguna bagi orang lain serta harapan akan masa depan. Untuk meminimalisir kerentanan sekaligus
meningkatkan ketahanan remaja pada situasi bencana, tanggung jawab tidak hanya dibebankan kepada
penanggang jawab program kesehatan remaja tetapi juga dibutuhkan kolaborasi dengan lintas program dan
lintas sektor terkait.

16 BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN
BAB
2

Photo CreditP: UNFPA Carly Learson


Tanggap Darurat Krisis Kesehatan
BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN 17
A PENGUMPULAN DATA
Kegiatan pengumpulan data umumnya dilakukan dalam tiga tahapan:

Prioritas Pengumpulan Data:

1. Penilaian awal cepat dalam 72 jam pertama setelah bencana


2. Penilaian situasi kesehatan reproduksi remaja dalam 1 minggu
setelah bencana
3. Penilaian perkembangan situasi kesehatan reproduksi remaja dalam
1 bulan setelah bencana

1. Penilaian awal cepat dalam 72 jam pertama


setelah bencana
Bertujuan untuk mendapatkan informasi dasar terkait kesehatan reproduksi remaja, yang dilakukan
oleh tim penilai awal, dapat melibatkan pengelola program kesehatan remaja dibawah koordinasi
sub klaster kesehatan reproduksi dan klaster kesehatan (Pusat krisis Kesehatan). Penanggung jawab
penilaian cepat kesehatan reproduksi remaja adalah koordinator PPAM Kesehatan Reproduksi
Remaja di tingkat pusat dan/atau daerah.

Kegiatan Penilaian Awal Cepat dalam 72 Jam Pertama setelah Bencana:

a. Koordinasi dan advokasi


b. Pengumpulan, pengolahan dan analisis data cepat

18 BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN
Rincian kegiatan yang dilakukan yaitu:

a. Koordinasi dan advokasi


Berkoordinasi dengan sub klaster kesehatan reproduksi dan klaster kesehatan untuk
mendapatkan informasi mengenai dampak bencana sampai dengan waktu 72 jam
pertama.

Selanjutnya, menginformasikan kerentanan dan ketahanan remaja pada situasi krisis


kesehatan dan mengaktivasi tim kesehatan reproduksi remaja atau kelompok kerja
(pokja) remaja.

Memastikan data remaja terintegrasi pada formulir penilaian yang akan digunakan
oleh tim assessment yang dikoordinir oleh Pusat Krisis Kesehatan. Tugas koordinator
remaja adalah memastikan formulir penilaian mencakup data kesehatan reproduksi
remaja antara lain remaja perempuan dan laki-laki, remaja dengan ODHA, remaja
perempuan yang hamil, dan remaja korban kekerasan seksual, remaja disabilitas,
remaja yang sudah menjadi ibu atau menikah muda.

Langkah-langkah koordinasi dan advokasi:


Penanggung jawab kegiatan ini adalah koordinator PPAM Remaja di tingkat pusat
dan/atau daerah.

1) Berkoordinasi dengan penanggung jawab klaster kesehatan dan sub


klaster terkait. Lihat Formulir 25. Klaster Bencana di Tingkat Nasional

2) Menghadiri pertemuan klaster kesehatan, sub klaster kesehatan


reproduksi, sub klaster Perlindungan Hak Perempuan (PHP) dari
Kekerasan Berbasis Gender (KBG) untuk menyuarakan isu remaja dalam
situasi krisis

3) Memastikan isu remaja dalam situasi krisis terintegrasi dalam klaster


kesehatan seperti keamanan dan perlindungan di pengungsian, potensi
kekerasan, air dan sanitasi

BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN 19
4) Berkoordinasi dengan tim assessment dan memberikan penjelasan
singkat mengenai kebutuhan data dasar kesehatan reproduksi remaja
kepada tim assessment

5) Memastikan tim assessment menggunakan formulir penilaian cepat


kesehatan reproduksi remaja. Lihat Formulir 1. Penilaian Cepat Kesehatan
Reproduksi Remaja (RHA)

b. Pengumpulan, pengolahan dan analisis data cepat


Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan pengolahan hasil temuan di lapangan
mengenai demografi remaja dan data dasar kesehatan reproduksi remaja. Selain itu
data yang berhubungan dengan estimasi kebutuhan logistik remaja perempuan dan
laki-laki di masa krisis kesehatan juga dilakukan. Data yang sudah diolah dan dianalsis
dilaporkan koordinator klaster kesehatan dan sub klaster kesehatan reproduksi untuk
ditindak lanjuti.

Selanjutnya, menginformasikan kerentanan dan ketahanan remaja pada situasi


krisis kesehatan dan memastikan isu utama remaja terkait gizi, perlindungan, air dan
sanitasi terintegrasi dalam kluster kesehatan serta mengaktivasi tim kesehatan
reproduksi remaja atau kelompok kerja (pokja) remaja.

Langkah-langkah pengumpulan, pengolahan


dan analisis data cepat:
Penanggung jawab kegiatan ini adalah koordinator PPAM Remaja di tingkat pusat dan/
atau daerah.

1) Mengumpulkan data sekunder dari lapangan menggunakan formulir


RHA yang terisi

2) Mengolah data dari formulir RHA yang sudah terisi

3) Menganalisis data sehingga teridentifikasi sasaran prioritas, potensi


kerentanan, potensi ketahanan remaja serta kebutuhan logistik

20 BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN
2. Penilaian situasi kesehatan reproduksi remaja
dalam 1 minggu setelah bencana
Bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai kebutuhan kesehatan reproduksi remaja
sebagai dasar respon dan intervensi selanjutnya. Penanggung jawab penilaian situasi kesehatan
reproduksi remaja adaah koordinator PPAM Kesehatan Reproduksi Remaja di tingkat pusat dan/
atau daerah.

Kegiatan Penilaian Situasi Kesehatan Reproduksi Remaja Dalam 1 Minggu


Setelah Bencana:
a. Penugasan tim penilai situasi kesehatan reproduksi remaja
b. Pengumpulan data mengenai situasi kesehatan reproduksi remaja
c. Pengolahan dan analisis data serta pelaporan

Rincian kegiatan yang dilakukan yaitu:

a. Penugasan tim penilai situasi kesehatan


reproduksi remaja
Kegiatan ini dilakukan setelah adanya hasil penilaian cepat 72 jam yang memberikan
rekomendasi dan gambaran pentingnya untuk melakukan penilaian situasi
kesehatan reproduksi remaja lebih dalam 1 minggu setelah bencana. Hal ini juga
didukung dengan adanya penetapan krisis kesehatan dan rekomendasi dari pusat
krisis kesehatan.

BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN 21
Langkah-langkah penugasan tim penilai situasi kesehatan
reproduksi remaja:
Penanggung jawab kegiatan ini adalah koordinator PPAM Remaja di tingkat pusat dan/
atau daerah.

1) Mengidentifikasi sumber daya manusia (SDM) terlatih. Lihat Formulir 9.


Daftar Tim Siaga Kesehatan Reproduksi Remaja dan Formulir 10. Daftar
Pengiat dan Relawan Remaja

2) Menghubungi dan menunjuk utusan yang akan turun ke lapangan

3) Menyiapkan administrasi utusan yang turun ke lapangan

4) Memberikan pengarahan singkat mengenai tugas dan tanggung jawab

b. Pengumpulan data mengenai situasi kesehatan


reproduksi remaja
Data dan informasi yang dibutuhkan pada tahap ini adalah menilai situasi kesehatan
reproduksi remaja 1 minggu setelah bencana. Situasi kesehatan reproduksi meliputi
data dasar remaja, ketersediaan dan akses terhadap kegiatan, ruang atau forum,
dukungan psikososial dan layanan kesehatan bagi remaja.

Langkah-langkah pengumpulan data


mengenai situasi KRR:
Penanggung jawab kegiatan ini adalah koordinator PPAM Remaja di tingkat pusat dan/
atau daerah.

1) Menyiapkan formulir penilaian situasi kesehatan reproduksi remaja.


Lihat Formulir 2. Penilaian Situasi Kesehatan Reproduksi Remaja

2) Mengumpulkan data dari hasil assessment sebelumnya. Sumber


referensi BNPB, UNOCHA, UNFPA, Kementrian Kesehatan

22 BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN
3) Mengidentifikasi titik-titik pengungsian untuk pengumpulan data

4) Menghubungi koordinator PPAM Kesehatan Reproduksi Remaja di


dinas kesehatan provinsi/kabupaten/kota

5) Memberi pengarahkan singkat. Lihat Formulir 26. Alur Layanan PKPR

6) Melakukan pengumpulan data di titik-titik pengungsian yang sudah


disepakati

7) Mengidentifikasi dan mengumpulkan informasi terkait kebutuhan


kesehatan reproduksi remaja dilapangan.

c. Pengolah dan analisis data serta pelaporan


Mengolah dan menganalisa temuan mengenai isu kesehatan reproduksi remaja,
kegiatan yang melibatkan remaja, mengidentifikasi ketersediaan ruang serbaguna
untuk remaja, ketersediaan toilet dan ketersediaan serta kesiapan layanan kesehatan
reproduksi remaja seperti puskesmas PKPR dan posyandu remaja. Selanjutnya hasil
temuan ini akan memberikan kesimpulan dan rekomendasi jenis intervensi dan
respon layanan kesehatan reproduksi remaja dan pelibatan remaja dalam situasi krisis
kesehatan.

Langkah-langkah mengolah dan menganalisa data


serta pelaporan:
Penanggung jawab kegiatan ini adalah koordinator PPAM Remaja di tingkat pusat dan/
atau daerah.

1) Berkoordinasi dengan tim assessment untuk mengumpulkan data yang


diperoleh dari lapangan

2) Mengolah data

BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN 23
3) Menganalisa kebutuhan layanan kesehatan reproduksi remaja dan
pelibatan remaja di situasi krisis kesehatan

4) Membuat laporan hasil penilaian dan rekomendasi.

3. Penilaian perkembangan situasi kesehatan reproduksi


remaja dalam 1 bulan setelah bencana
Bertujuan untuk menilai perkembangan situasi kesehatan reproduksi remaja dalam waktu 1 bulan
setelah bencana. Penilaian menyangkut perkembangan situasi isu kesehatan reproduksi remaja,
kebutuhan layanan ramah remaja termasuk penguatan tenaga kesehatan serta kebutuhan
remaja dalam merencanakan ruang ramah remaja, kegiatan dan penguatan kapasitas Forum
Remaja/Kader Posyandu Remaja. Metode Diskusi kelompok terarah atau FGD dapat digunakan
untuk mengetahui kebutuhan remaja sebagai penerima manfaat dan mitra kerja serta mengenai
kebutuhan penyedia layanan untuk memastikan layanan kesehatan reproduksi ramah remaja
tersedia di tempat pengungsian atau hunian sementara.

Kegiatan Prioritas Penilaian Perkembangan Situasi Kesehatan Reproduksi


Remaja Dalam 1 Bulan Setelah Bencana:

a. Pengumpulan data perkembangan situasi kesehatan reproduksi


remaja

b. Pengolahan dan analisis data serta pelaporan

24 BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN
Rincian kegiatan yang dilakukan, antara lain:

a. Pengumpulan data perkembangan situasi kesehatan


reproduksi remaja
Pengumpulan data dan informasi mengenai situasi kesehatan reproduksi remaja
secara mendalam dilakukan oleh tim assessment mendalam pada 1 bulan. Metode
pengumpulan data dapat menggunakan pendekatan Diskusi Kelompok Terarah
atau FGD kepada kelompok remaja dan tenaga kesehatan di ruang ramah remaja,
tenda kesehatan reproduksi serta lokasi puskesmas PKPR yang terdekat dengan
ruang ramah remaja. Pengumpulan data termasuk menilai perkembangan situasi
kesehatan reproduksi remaja, kebutuhan kegiatan dan peningkatan kapasitas
remaja, kebutuhan penyedia layanan yaitu puskesmas PKPR dan petugas posyandu
remaja serta kebutuhan tenaga kesehatan untuk memastikan layanan ramah remaja
tersedia.

Langkah-langkah pengumpulan data perkembangan


situasi KRR:
Penanggung jawab kegiatan ini adalah koordinator PPAM Remaja di tingkat pusat dan/
atau daerah.

1) Menyiapkan Formulir penilaian dan panduan Diskusi Kelompok Terarah


(FGD). Lihat Formulir 2.Penilaian Situasi Kesehatan Reproduksi Remaja,
Formulir 3.Penilaian Situasi Kesehatan Reproduksi Remaja (Pedoman
FGD Remaja) dan Formulir 4.Daftar Tilik PKPR

2) Membentuk tim assessment termasuk fasilitator remaja dan kader


kesehatan

3) Melatih fasilitator remaja dan kader kesehatan dalam melakukan FGD


dengan kelompok remaja dan petugas kesehatan di pengungsian

4) Menghubungi koordinator forum remaja/kader posyandu remaja

BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN 25
5) Mengidentifikasi titik-titik ruang ramah remaja dan pusat pelayanan
kesehatan untuk pengumpulan data

6) Melakukan FGD dengan kelompok remaja di fasilitasi oleh fasilitator


remaja terlatih. Lihat Formulir 3. Penilaian Situasi Kesehatan Reproduksi
Remaja (Pedoman FGD Kesehatan Reproduksi Remaja)

7) Melakukan FGD dengan petugas kesehatan dilakukan oleh pengelola


program kesehatan remaja/kader kesehatan. Lihat Formulir 4. Daftar
Tilik PKPR

b. Pengolahan dan analisis data serta pelaporan


Mengolah dan menganalisis data kesehatan reproduksi remaja merupakan tahapan
akhir setelah pengumpulan data selesai dilakukan, yang selanjutnya temuan ini akan
memberikan rekomendasi mengenai perkembangan kebutuhan layanan kesehatan
reproduksi remaja termasuk kebutuhan penguatan kapasitas tenaga kesehatan, alat
dan supplies di layanan kesehatan reproduksi remaja serta bentuk intervensi yang
sesuai untuk tahap selanjutnya, membuat laporan dan rekomendasi.

Langkah-langkah pengolahan dan analisis data serta


pelaporan:
Penanggung jawab kegiatan ini adalah koordinator PPAM Remaja di tingkat pusat dan/
atau daerah.

1) Berkoordinasi dengan tim assessment untuk mengumpulkan data yang


diperoleh dari lapangan

2) Mengolah data

3) Menganalisis kebutuhan layanan kesehatan reproduksi remaja dan


pelibatan remaja di situasi krisis kesehatan

4) Membuat laporan hasil penilaian dan rekomendasi. Lihat Formulir 33.


Rencana Kerja.

26 BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN
B KOORDINASI DAN ADVOKASI
Kegiatan koordinasi dan advokasi umumnya dilakukan dalam tiga tahapan:

Prioritas Koordinasi dan Advokasi:

1. Masa tanggap darurat krisis kesehatan


2. Masa transisi krisis kesehatan
3. Masa pemulihan krisis kesehatan

1. Masa Tanggap Darurat Krisis Kesehatan


Bertujuan untuk memastikan kesehatan reproduksi remaja menjadi prioritas pelayanan dalam
situasi krisis kesehatan. Penetapan koordinator pelayanan kesehatan reproduksi remaja merupakan
langkah pertama yang harus dilakukan pada masa tanggap darurat krisis kesehatan.

Selain itu, koordinator pelayanan kesehatan reproduksi remaja melakukan koordinasi dan advokasi
dengan kluster kesehatan, sub-kluster kesehatan reproduksi (kesehatan reproduksi) dan sub-kluster
perlindungan hak perempuan (PHP) dari kekerasan berbasis gender (KBG) dalam memastikan
pelayanan kesehatan reproduksi remaja tersedia pada situasi krisis kesehatan.

BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN 27
Prioritas Kegiatan Koordinasi & Advokasi pada Masa Tanggap Darurat Krisis
Kesehatan:

a. Mengidentifikasi koordinator PPAM Kesehatan Reproduksi


Remaja

b. Mengaktivasi tim kesehatan reproduksi remaja atau pokja


remaja

d. Mengarusutamakan komponen PPAM Kesehatan Reproduksi


Remaja dan kerentanan remaja pada situasi krisis

d. Rekrutmen dan mobilisasi tim fasilitator kesehatan reproduksi


remaja

Rincian kegiatan yang dilakukan, antara lain:

a. Mengidentifikasi Koordinator PPAM Kesehatan Reproduksi


Remaja
Koordinator PPAM Kesehatan Reproduksi Remaja yang telah ditetapkan di tingkat
provinsi atau kabupaten/kota bertanggung jawab untuk mengkoordinir lintas
program, lintas sektor, lembaga lokal dan internasional dalam pelaksanaan program
kesehatan reproduksi remaja termasuk program lain yang menyasar kelompok
remaja selama masa tanggap darurat. Selain itu koordinator bertugas memberikan
dukungan teknis dan operasional kepada mitra terkait dalam memastikan setiap
komponen PPAM Kesehatan Reproduksi Remaja tercakup dalam kegiatan koordinasi
dan advokasi.

28 BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN
Langkah-langkah mengidentifikasi Koordinator PPAM
Kesehatan Reproduksi Remaja:
Penanggung jawab kegiatan ini adalah penanggung jawab program remaja di tingkat
pusat dan/atau provinsi.

1) Menghubungi pengelola program kesehatan remaja di daerah yang


terdampak bencana

2) Menjelaskan tugas dan tanggung jawab koordinator PPAM Kesehatan


Reproduksi Remaja pada situasi bencana. Formulir 23. Daftar Tugas
Koordinator PPAM Kesehatan Reproduksi Remaja pada situasi krisis

3) Menyediakan informasi hasil analisis situasi kesehatan remaja sebelum


bencana

4) Menetapkan koordinator PPAM Kesehatan Reproduksi Remaja

b. Mengaktivasi Tim Kesehatan Reproduksi Remaja


atau Pokja Remaja
Bertujuan untuk mendukung penyelarasan program kesehatan reproduksi remaja
dengan program lain yang menyasar kelompok remaja dalam situasi tanggap
darurat. Tim ini diharapkan dapat menjadi pengerak dalam rapat koordinasi untuk
memastikan setiap komponen PPAM Kesehatan Reproduksi Remaja tersedia dalam
layanan ramah remaja bagi remaja terdampak bencana. Komponen PPAM Kesehatan
Reproduksi Remaja antara lain mencegah & menangani kekerasan berbasis gender,
pencegahan & pengobatan IMS dan HIV, serta meningkatkan kesehatan remaja, ibu
(termasuk ibu muda pada usia remaja) serta bayi baru lahir. Frekuensi rapat koordinasi
disesuaikan dengan kebutuhan dilapangan.

Selain itu, tim juga berfungsi sebagai wadah advokasi untuk mempengaruhi
pemangku kepentingan dalam pengambilan kebijakan atau keputusan klaster
dan subklaster terkait dalam mengupayakan pemenuhan hak dan perlindungan
berdasarkan kebutuhan remaja.

BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN 29
Langkah-langkah mengaktivasi pokja remaja:
Penanggung jawab kegiatan ini adalah koordinator PPAM Remaja di tingkat pusat dan/
atau daerah.

1) Melakukan pemetaan lembaga dan organisasi remaja. Lihat Formulir 7.


Matriks Pemetaan Lembaga dan Analisis

2) Membuat jadwal rutin pertemuan Tim siaga kesehatan (Pokja Remaja)

3) Membuat agenda pertemuan sebagai forum koordinasi

4) Mendistribusikan hasil notulensi pertemuan dan menindak lanjuti hasil


kesepakatan. Lihat Formulir 8. Format Notulensi.

c. Mengarusutamakan komponen PPAM Kesehatan


Reproduksi Remaja dan kerentanan remaja
pada situasi krisis
Bertujuan untuk memastikan komponen PPAM Kesehatan Reproduksi Remaja dan
kerentanan remaja pada situasi krisis kesehatan tercakup dan menjadi prioritas dalam
forum-forum koordinasi dan advokasi klaster, subklaster dan pokja dalam situasi
tanggap darurat.

Langkah-langkah mengarusutamakan:
Penanggung jawab kegiatan ini adalah koordinator PPAM Remaja di tingkat pusat dan/
atau daerah.

1) Mengidentifikasi komponen PPAM dan situasi kesehatan reproduksi


remaja terakhir. Lihat Formulir 22. Matriks Advokasi Remaja ke Klaster,
Subklaster dan Pokja

2) Menghadiri rapat koordinasi klaster, subklaster dan pokja terkait

30 BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN
3) Menyuarakan isu-isu remaja. Lihat Formulir 20. Matriks Advokasi Remaja

4) Menindak lanjuti setiap hasil rapat koordinasi terkait.

d. Rekrutmen dan mobilisasi tim fasilitator Kesehatan


Reproduksi Remaja (KRR) terlatih
Bertujuan untuk memberikan dan memfasilitasi penyediaan pelayanan informasi
kesehatan reproduksi remaja. Fasilitator KRR nasional dapat berasal dari utusan
lembaga kesehatan dan organisasi remaja yang bergerak di bidang kesehatan dan
kesehatan reproduksi remaja dibawah koordinator PPAM Kesehatan reproduksi
remaja. Tim fasilitator KRR dapat melibatkan kader remaja atau forum remaja dalam
memfasilitasi penyediaan informasi kesehatan reproduksi remaja melalui praktek
lapangan dan pendampingan.

Langkah-langkah rekrutmen dan mobilisasi


tim fasilitator KKR:
Penanggung jawab kegiatan ini adalah koordinator PPAM Remaja di tingkat pusat dan/
atau daerah.

1) Mengidentifikasi fasilitator terlatih untuk memfasilitasi kegiatan KRR.


Lihat Formulir 9.Daftar Tim Siaga KRR dan Formulir 10. Daftar Penggiat
dan Relawan Remaja
2) Menghubungi fasilitator dan menyiapkan proses administrasi yang
dibutuhkan
3) Memberikan informasi singkat mengenai situasi umum daerah bencana,
peran dan tanggung jawab
4) Menyusun dan melaksanakan rencana kesiapsiagaan termasuk KRR
yang dibutuhkan. Lihat Formulir 34. Daftar Bahan Ajar/Modul KRR Yang
Tersedia, Modul PKHS
5) Melaksanakan komponen PPAM Kesehatan reproduksi remaja pada saat
bencana dengan melibatkan remaja

BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN 31
2. Masa Transisi Tanggap Darurat Krisis Kesehatan
Bertujuan sebagai persiapan awal menyediakan pelayanan kesehatan peduli remaja di puskesmas.
Layanan ramah remaja diharapkan dapat berfungsi secara optimal ketika masa tanggap darurat
berakhir. Rekomendasi mengenai perkembangan situasi kesehatan reproduksi remaja setelah
1 bulan bencana memberikan gambaran dan arahan dalam menyusun intervensi selama masa
transisi ke pemulihan.

Prioritas Kegiatan Koordinasi & Advokasi Pada Masa Transisi Krisis Kesehatan
adalah Memperkuat koordinasi dan advokasi

Memperkuat kooordinasi dan advokasi


Bertujuan untuk memastikan kesehatan reproduksi remaja menjadi prioritas pelayanan dalam
situasi krisis kesehatan dan terhubung dengan PKPR.

Penguatan koordinasi dan advokasi pada masa ini juga memastikan keselarasan program kesehatan
reproduksi remaja dengan program klaster dan subklaster terkait lainnya termasuk memastikan
komponen PPAM Kesehatan Reproduksi Remaja tetap terlaksana didalam layanan ramah remaja
baik di pengungsian ataupun di puskesmas.

Penguatan koordinasi dan advokasi pada masa ini dapat dilakukan dengan mengoptimalkan peran
tim kesehatan reproduksi remaja atau pokja remaja dalam memfasilitasi peningkatan kapasitas
dan monitoring berkala bagi organisasi atau lembaga yang bekerja untuk remaja dibidang
kemanusiaan.

32 BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN
Langkah-langkah memperkuat koordinasi dan advokasi:
Penanggung jawab kegiatan ini adalah koordinator PPAM Remaja di tingkat pusat dan/atau daerah.

1) Memperbaharui pemetaan lembaga dan organisasi remaja. Lihat Formulir 7.


Pemetaan Lembaga dan analisis

2) Menyusun draft SK Tim Kesehatan Reproduksi Remaja atau Pokja Remaja dalam
penanggulangan bencana, rehabilitasi dan rekonstruksi paska bencana (Jika belum
ada). Lihat Formulir 31. Contoh Draft SK Pokja Remaja

3) Menganalisis intervensi program bagi remaja dan mengidentifikasi kesenjangan dan


kebutuhan. Lihat Formulir 7. Pemetaan Lembaga dan Analisis

4) Membuat jadwal dan agenda pertemuan berkala

5) Mendistribusikan hasil notulensi dan tindak lanjut. Lihat Formulir 8. Notulensi


Pertemuan

6) Menghadiri pertemuan klaster/sub-klaster/pokja terkait dan menginformasikan


kerentanan remaja pada situasi krisis

7) Menyiapkan materi dan media advokasi remaja. Lihat Formulir 22. Matriks Advokasi
Remaja

8) Mendistribusikan materi advokasi kepada pemerintah dan pemangku kepentingan.


Lihat Formulir Formulir 24. Daftar pemangku kepentingan

9) Melibatkan remaja dalam kegiatan advokasi yang dilakukan dari tingkat desa sampai
dengan provinsi

10) Menyiapkan fasilitasi peningkatan kapasitas bagi lembaga dan organisasi


kemanusiaan yang bekerja bagi remaja.

BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN 33
3. Masa Pemulihan Krisis Kesehatan
Bertujuan untuk memastikan ketersediaan layanan ramah remaja seperti semula baik di fasilitas
pelayanan kesehatan dan komunitas.

Pada masa ini pelayanan kesehatan peduli remaja di puskesmas diharapkan dapat menyediakan
layanan komprehensif bagi remaja termasuk penyediaan layanan Pendidikan Kesehatan Reproduksi
Remaja, konseling, kehamilan yang tidak diinginkan, Infeksi Menular Seksual (IMS), HIV, Kekerasan
Berbasis Gender dan kesehatan jiwa. Selama masa pemulihan tim pokja remaja diharapkan dapat
mengintegrasikan program PPAM Kesehatan Reproduksi Remaja ke dalam program pemulihan
dan pembangunan pemerintah daerah.

Prioritas Kegiatan Koordinasi & Advokasi Pada Masa Pemulihan Krisis


Kesehatan:

a. Menyusun strategi keberlanjutan


b. Penguatan regulasi dan advokasi
c. Monitoring dan evaluasi

Kegiatan yang dilakukan, antara lain:

a. Menyusun strategi keberlanjutan


Bertujuan untuk memastikan program terkait remaja khususnya penyediaan informasi
dan layanan ramah remaja yang komprehensif dapat berkesinambungan. Stategi
yang disusun harus melibatkan remaja dan mengintergrasikan program kesehatan
reproduksi remaja ke dalam program pemulihan dan pembangunan pemerintah
daerah.

34 BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN
Langkah-langkah menyusun strategi keberlanjutan:
Penanggung jawab kegiatan ini adalah koordinator PPAM Remaja di tingkat pusat dan/
atau daerah.

1) Membuat perencanaan strategi keberlanjutan

2) Mengadakan lokakarya srategi keberlanjutan

3) Mengidentifikasi program dan anggaran yang potensial untuk


pemenuhan hak kesehatan reproduksi remaja yang memastikan
pelibatan remaja, misalnya melalui misalnya dana desa

4) Menyusun Rencana Aksi Daerah Remaja (jika diperlukan). Formulir 30.


Contoh RAD Remaja

5) Melibatkan remaja dalam menyusun rencana aksi daerah melalui Forum


remaja atau Posyandu Remaja

6) Memastikan Rencana Aksi Daerah Remaja disahkan oleh kepala daerah


dan didistribusikan kepada dinas terkait dan multi-stakeholder.

b. Penguatan Regulasi dan Advokasi


Bertujuan untuk mengupayakan Forum Koordinasi yang sudah terbentuk seperti
Pokja Remaja berkesinambungan. Pengintegrasian Forum Remaja ke dalam struktur
pemerintah desa maupun forum berbasis komunitas seperti Posyandu Remaja
dibawah binaan Puskesmas PKPR diperkuat dengan surat keputusan dari kepala
daerah setempat.

Penguatan advokasi memastikan pelibatan remaja dalam pemenuhan hak kesehatan


reproduksi remaja tercantum dalam rencana pemulihan daerah, dapat berupa
Rencana Aksi Daerah. Penguatan advokasi juga dapat dilakukan dengan menyuarakan
isu remaja ke klaster, subklaster dan pokja terkait selama masa pemulihan.

BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN 35
Langkah-langkah penguatan regulasi dan advokasi:
Penanggung jawab kegiatan ini adalah koordinator PPAM Remaja di tingkat pusat dan/
atau daerah.

1) Mengadakan pertemuan koordinasi rutin Tim Kesehatan Reproduksi


Remaja atau Pokja Remaja

2) Menghadiri pertemuan klaster/sub-klaster/pokja terutama klaster


kesehatan, subklaster kesehatan reproduksi dan subklaster PHP serta
menginformasikan isu terkait kerentanan remaja

3) Menetapkan SK Tim Kesehatan Reproduksi Remaja atau Pokja remaja


dalam penanggulangan bencana, rehabilitasi dan rekonstruksi paska
bencana. Lihat Formulir 31. Contoh SK Pokja Remaja

4) Menyusun SK Forum Remaja dan/atau Posyandu Remaja. Lihat Formulir


32. Contoh SK Pokja Remaja

5) Melibatkan Forum Remaja dalam penyusunan SK Forum Remaja dan/


atau Posyandu Remaja

6) Mensosialisasikan SK yang telah ditetapkan dan RAD Remaja kepada


pemangku kepentingan. Lihat Formulir 22. Daftar Pemangku
Kepentingan Yang Berkaitan Dengan Remaja.

c. Monitoring dan Evaluasi


Bertujuan untuk memantau pelaksanaan kegiatan termasuk kualitas layanan
kesehatan reproduksi remaja, mengidentifikasi kendala atau permasalahan
pelaksanaan kegiatan serta solusi atas kendala tersebut. Monitoring dan evaluasi
memastikan pelibatan remaja dalam setiap pelaksanaan kegiatan termasuk dalam
proses ini.

36 BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN
Langkah-langkah monitoring dan evaluasi:
Penanggung jawab kegiatan ini adalah koordinator PPAM Remaja di tingkat pusat dan/
atau daerah.

1) Melibatkan remaja atau Forum Remaja di dalam tim Monev

2) Memastikan ketersediaan instrument monitoring dan evaluasi. Lihat


Formulir 5 & 6. Monitoring dan Evaluasi

3) Memastikan pelaksanaan kegiatan Monitoring dan Evaluasi. Lihat


Formulir 5 & 6. Monitoring dan Evaluasi

4) Menerima dan menganalisis laporan dan rekomendasi tim monev

5) Menyampaikan hasil rekomendasi dan temuan monitoring dan evaluasi


dalam pertemuan klaster, subkluster/pokja terkait

6) Memastikan tindak lanjut hasil monev.

BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN 37
C PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA: PAKET
PELAYANAN AWAL MINIMUM (PPAM)
Kegiatan pelayanan kesehatan reproduksi remaja: PPAM terdiri dari pencegahan dan penanganan kekerasan
seksual, pencegahan dan pengobatan IMS & HIV, peningkatan kesehatan remaja dan ibu serta bayi baru lahir.
Kegiatan pelayanan kesehatan reproduksi remaja umumnya dilakukan dalam tiga tahapan:

Prioritas Pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja: PPAM

1. Masa tanggap darurat krisis kesehatan


2. Masa transisi krisis kesehatan
3. Masa pemulihan krisis kesehatan

1. Masa tanggap darurat krisis kesehatan


Bertujuan untuk memastikan ketersediaan informasi dan layanan kesehatan yang dibutuhkan
remaja termasuk hak kesehatan reproduksi remaja terpenuhi melalui ruang ramah remaja, pos
kesehatan reproduksi ataupun puskesmas selama masa tanggap darurat. Layanan kesehatan
reproduksi yang dibutuhkan terutama terkait perlindungan terhadap risiko perlakuan diskriminasi
dan kekerasan seksual pada situasi krisis.

38 BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN
Prioritas Kegiatan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja: PPAM Pada
Masa Tanggap Darurat Krisis Kesehatan:

a. Penyediaan informasi dasar Kesehatan Reproduksi Remaja


b. Mengintegrasikan komponen PPAM Kesehatan Reproduksi
Remaja ke dalam pelayanan kesehatan dasar yang tersedia

Kegiatan yang dilakukan, antara lain:

a. Penyediaan informasi dasar Kesehatan Reproduksi Remaja


Bertujuan untuk peningkatan pengetahuan dan kesadaran mengenai hak kesehatan
reproduksi sehingga memungkinkan mereka membuat keputusan yang tepat dalam
upaya pemenuhan hak kesehatan reproduksi dalam situasi krisis termasuk upaya
perlindungan terhadap risiko perlakuan diskriminasi dan kekerasan seksual pada
situasi krisis. Penyediaan informasi dasar kesehatan reproduksi remaja pada masa
tanggap darurat dapat diberikan melalui pos kesehatan reproduksi, ruang ramah
remaja dan puskesmas.

Langkah-langkah akses pelayanan informasi Kesehatan


Reproduksi Remaja:
Penanggung jawab kegiatan ini adalah koordinator PPAM Remaja di tingkat pusat dan/
atau daerah.

1) Menghubungi dan berkoordinasi dengan koordinator subklaster


Kesehatan reproduksi/dinas kesehatan/puskesmas

BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN 39
2) Menyusun jadwal pemberian informasi kesehatan reproduksi remaja.
Lihat Formulir 12. Jadwal Kegiatan Ruang Ramah Remaja

3) Menyiapkan media KIE kesehatan reproduksi remaja yang dibutuhkan.


Lihat Formulir 28. Daftar Kebutuhan

4) Memberikan informasi dasar kesehatan reproduksi remaja. Lihat Formulir


13. Daftar Topik Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)

b. Mengintegrasikan komponen PPAM Kesehatan Reproduksi


Remaja kedalam pelayanan kesehatan dasar yang tersedia
Bertujuan untuk memastikan penyediaan setiap komponen ppam Kesehatan
reproduksi remaja yang terintegrasi didalam pelayanan kesehatan yang ada baik di
pengungsian maupun di fasilitas kesehatan. Komponen PPAM Kesehatan reproduksi
remaja terdiri dari pencegahan dan penanganan kekerasan seksual, pencegahan
dan pengobatan IMS & HIV, peningkatan kesehatan remaja dan ibu serta bayi lahir.
Penyediaan pelayanan kesehatan reproduksi remaja pada masa tanggap darurat dapat
diberikan melalui pos kesehatan reproduksi, ruang ramah remaja dan puskesmas.
Pelayanan tersebut termasuk pelayanan rujukan baik ke fasilitas pelayanan kesehatan
yang lebih tinggi ataupu ke unit lain diluar kesehatan sesuai kebutuhan.

Pelayanan kesehatan reproduksi remaja pada situasi tanggap darurat terutama


untuk melindungi remaja dari risiko kehamilan yang tidak di inginkan, infeksi menular
seksual, HIV/AIDS, kekerasan seksual dan perkawinan usia anak.

Langkah-langkah menginterasikan komponen PPAM


Kesehatan Reproduksi Remaja:
Penanggung jawab kegiatan ini adalah koordinator PPAM Remaja di tingkat pusat dan/
atau daerah.

1) Berkoordinasi dengan koordinator sub-kluster kesehatan reproduksi/


dinas kesehatan dan/atau puskesmas

40 BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN
2) Mengidentifikasi dan memetakan pelayanan bagi remaja yang tersedia
di pengungsian atau diluar pengungsian dengan pelibatan remaja.
Lihat Formulir 17. Matriks Pemetaan PKPR & Ruang Ramah Remaja

3) Menentukan tempat pelayanan kesehatan reproduksi remaja baik


terpisah atau terintegrasi dengan pelayanan kesehatan umum baik di
pos kesehatan reproduksi/puskesmas

4) Membuat jadwal pelayanan kesehatan reproduksi remaja

5) Mensosialisasikan ketersediaan pelayanan kesehatan reproduksi remaja


termasuk jejaring layanan. Lihat Formulir 12. Jadwal kegiatan Ruang
Ramah Remaja dan Formulir 27. Daftar Narahubung Rujukan Layanan
Ramah Remaja

2. Masa Transisi Krisis Kesehatan


Kegiatan layanan kesehatan reproduksi remaja pada masa transisi krisis kesehatan antara lain:

Prioritas Kegiatan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja Pada Masa


Transisi Krisis Kesehatan: Memperkuat layanan ramah remaja

Kegiatan yang dilakukan, antara lain:

Memperkuat layanan ramah remaja


Bertujuan untuk menghidupkan kembali pelayanan kesehatan peduli remaja (PKPR) di puskesmas
termasuk memastikan pelayanan rujukan dapat berjalan secara optimal dan layanan tersebut
tersosialisasi kepada kelompok remaja terdampak bencana.

BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN 41
Layanan ramah remaja menitik beratkan pada penangan permasalah remaja secara komprehensif,
tidak hanya menangani masalah klinis medis tetapi dilakukan juga penilaian aspek psikososial
remaja salah satunya melalui pelayanan konseling remaja. Penguatan layanan ramah remaja ini
diharapkan dapat mecegah remaja dari risiko kehamilan yang tidak di inginkan, infeksi menular
seksual, HIV/AIDS, kekerasan seksual dan perkawinan usia anak.

Langkah-langkah memperkuat layanan ramah remaja:


Penanggung jawab kegiatan ini adalah koordinator PPAM Remaja di tingkat pusat dan/atau daerah.

1) Berkoordinasi dengan dinas kesehatan dan puskesmas

2) Mengidentifikasi dan memetakan puskesmas mampu laksana PKPR dan Posyandu


Remaja. Lihat Formulir 4. Daftar Tilik PKPR dan Formulir 17. Matriks Pemetaan PKPR &
Ruang Ramah Remaja

3) Melakukan Peningkatan kapasitas petugas kesehatan di puskesmas dan jejaringnya.


Lihat Formulir 15. Daftar Peningkatan Kapasitas Fasilitator Remaja dan Formulir 16.
Daftar Tenaga Kesehatan Terlatih

4) Menyiapkan fasilitas yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan layanan ramah remaja.


Lihat Formulir 28. Daftar Kebutuhan dan Formulir 29. Tanda Terima Barang

5) Menyusun jadwal pelayanan kesehatan peduli remaja termasuk konseling

6) Menyusun jadwal KIE kesehatan reproduksi remaja. Lihat Formulir 13. Daftar Topik
Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja

7) Mensosialisasikan PKPR kepada lintas program dan lintas sektor terkait serta kelompok
remaja

8) Berkoordinasi dengan lintas sektor terkait untuk memastikan mekanisme rujukan


misalnya dukungan psikososial, bantuan hukum, perlindungan korban.

42 BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN
3. Masa Pemulihan Krisis Kesehatan
Kegiatan layanan kesehatan reproduksi remaja pada masa pemulihan krisis kesehatan antara lain:

Prioritas Kegiatan Layanan Kesehatan reproduksi Remaja Pada Masa


Pemulihan Krisis Kesehatan: Layanan Ramah Remaja Komprehensif

Kegiatan yang dilakukan, antara lain:

Layanan Ramah Remaja Komprehensif


Bertujuan untuk memastikan puskesmas menyelenggarakan pencegahan dan penanganan
kekerasan seksual, pencegahan dan pengobatan IMS & HIV, serta pelayanan kesehatan ibu dan
bayi baru lahir bagi kelompok remaja yang berkualitas melalui Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
(PKPR). Pelaksananaan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) yang berkualitas mengacu pada
penerapan Standar Nasional Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (SN PKPR) dan Managemen
Terpadu Pelayanan Kesehatan Remaja (MTPKR) dimana penanganan masalah kesehatan remaja
tidak hanya difokuskan pada kesehatan fisik tetapi juga pada kesehatan jiwa dan psikososial serta
memastikan pelibatan remaja dalam pelaksanannya diantaranya melalui Posyandu Remaja dan
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

Langkah-langkah Layanan Ramah Remaja Komprehensif:


Penanggung jawab kegiatan ini adalah koordinator PPAM Remaja di tingkat pusat dan/atau daerah.

1) Menyusun rencana pelayanan kesehatan ramah remaja komprehensif

2) Peningkatan kapasitas petugas dalam melaksanakan MTPKR. Lihat Formulir 36.


HEEADSS

BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN 43
3) Mengidentifikasi jejaring rujukan dan mitra pelaksana lainnya

4) Mengidentifikasi jejaring rujukan dan mitra pelaksana lainnya. Lihat Formulir 4. Daftar
Tilik PKPR

5) Melakukan layanan luar gedung (outreach) diantaranya melalui posyandu remaja dan
UKS sebagai bagian dari pelibatan remaja. Lihat Formulir 13. Daftar Topik Pendidikan
Kesehatan Reproduksi Remaja

D PELIBATAN DAN PEMBERDAYAAN REMAJA

Kegiatan Pelibatan dan Pemberdayaan Remaja umumnya dilakukan dalam tiga tahapan:

Prioritas Pelibatan dan Pemberdayaan Remaja:

1. Masa tanggap darurat krisis kesehatan


2. Masa transisi krisis kesehatan
3. Masa pemulihan krisis kesehatan

Bertujuan untuk meningkatkan kesadaran hak kesehatan reproduksi dan upaya pemenuhannya sehingga
mendorong tindakan dan prilaku remaja yang positif dan bertanggung jawab. Hal ini berarti melibatkan remaja
dalam perencanaan, pelaksanaan dan monitoring evaluasi program-program remaja. Keterlibatan remaja
sangat dibutuhkan karena adanya peningkatan risiko kerentanan yang dihadapi remaja pada situasi krisis
kesehatan.

Pemberdayaan remaja bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup remaja termasuk didalam situasi krisis
kesehatan, yang dapat dicapai melalui partisipasi remaja sebagai sasaran program, kolaborator dan inisiator. Ini
berarti bekerja dengan remaja sebagai penerima manfaat, remaja sebagai mitra dan remaja sebagai pemimpin.

44 BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN
1. Masa Tanggap Darurat Krisis Kesehatan
Kegiatan pelibatan dan pemberdayaan remaja pada masa tanggap darurat krisis kesehatan antara
lain:

Prioritas Kegiatan Pelibatan dan Pemberdayaan Remaja Pada Masa


Pemulihan Krisis Kesehatan: Pelibatan dan pemberdayaan remaja dalam
kesehatan reproduksi remaja pada masa Tanggap Darurat

Langkah-langkah pelibatan dan pemberdayaan remaja dalam KRR:


Penanggung jawab kegiatan ini adalah koordinator PPAM Remaja di tingkat pusat dan/atau daerah.

1) Mengidentifikasi forum remaja atau kelompok remaja atau posyandu remaja yang
ada di komunitas.

2) Berkoordinasi dengan koordinator pengungsian tentang pelibatan remaja atau


pembentukan forum atau kelompok remaja

3) Merekrut kader remaja (fasilitator remaja atau kader posyandu remaja atau pendidik
sebaya). Lihat Formulir 19. Panduan Forum Remaja

4) Membentuk forum remaja atau kelompok remaja jika belum ada. Lihat Formulir 19.
Panduan Forum Remaja

5) Membentuk Ruang Ramah Remaja di pengungsian yang di fasilitasi oleh Forum


Remaja atau kelompok remaja. Lihat Formulir 18. Panduan Ruang Ramah Remaja

6) Melibatkan remaja dalam pemberian informasi dasar kesehatan reproduksi remaja


diantaranya melalui Ruang Ramah Remaja di pengungsian. Lihat Formulir 13. Daftar
Topik Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja

BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN 45
7) Melibatkan Forum Remaja dalam pendistribusian logistik. Lihat Formulir 35. Panduan
Perlengkapan Kebersihan Diri Remaja.

8) Menyusun rencana kegiatan forum remaja dan Jadwal kegiatan Ruang Ramah
Remaja. Lihat Formulir 11.Rencana Kerja Forum Remaja dan Formulir 12. Jadwal
Kegiatan Ruang Ramah Remaja

9) Menghubungkan penyelenggaraan kegiatan Forum Remaja atau Kelompok Remaja


(Ruang Ramah Remaja) ke Tenda Kesehatan reproduksi/ Ruang Ramah Perempuan/
Puskesmas. Lihat Formulir 27. Daftar Narahubung Rujukan Layanan Ramah Remaja

10) Melakukan diskusi kelompok terarah (FGD) dengan remaja (jika memungkinkan).
Lihat Formulir 3. Pedoman FGD Kesehatan Reproduksi Remaja

2. Masa Transisi Krisis Kesehatan


Kegiatan pelibatan dan pemberdayaan remaja pada masa transisi krisis kesehatan antara lain:

Prioritas Kegiatan Pelibatan dan Pemberdayaan Remaja Pada Masa Transisi


Krisis Kesehatan: Penguatan pelibatan dan pemberdayaan remaja dalam
kesehatan reproduksi remaja pada masa transisi

Langkah-langkah memperkuat pelibatan dan pemberdayaan


remaja:
Penanggung jawab kegiatan ini adalah koordinator PPAM Remaja di tingkat pusat dan/atau daerah.

1) Melakukan peningkatan kapasitas kader remaja (fasilitator remaja atau kader


posyandu remaja atau pendidik sebaya). Lihat Formulir 15. Daftar Peningkatan
Kapasitas Fasilitator Remaja

46 BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN
2) Menyusun rencana kegiatan Forum Remaja atau Kelompok Remaja dan jadwal
kegiatan Ruang Ramah Remaja. Lihat Formulir 11. Formulir 11.Rencana Kerja Forum
Remaja dan Formulir 12. Jadwal Kegiatan Ruang Ramah Remaja

3) Melibatkan remaja dalam penyiapan media KIE yang dibutuhkan baik untuk
kebutuhan diseminasi informasi maupun advokasi. Lihat Formulir 21. Daftar Kegiatan
Media Advokasi Remaja, Formulir 28. Daftar Kebutuhan dan Formulir 29. Tanda Terima
Barang

4) Melibatkan remaja dalam pemberian konseling dan KIE. Lihat Formulir 13. Daftar
Topik Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja

5) Melibatkan Forum Remaja dalam pengumpulan data pada masa transisi. Lihat
Formulir 24. Data Demographi Remaja

6) Melibatkan Forum Remaja dalam pendistribusian logistik. Lihat Formulir 35. Panduan
Perlengkapan Kebersihan Diri Remaja.

7) Melakukan kegiatan Pendidikan kesehatan reproduksi remaja secara rutin dan


terstruktur. Formulir 13. Daftar Topik Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja

8) Melakukan kegiatan media advokasi remaja. Formulir 21. Daftar Kegiatan Media
Advokasi Remaja

9) Mengalihkan kegiatan forum remaja atau kelompok remaja di pengungsian ke


wilayah hunian tetap secara bertahap (misalnya melalui Posyandu Remaja)

10) Melakukan diskusi kelompok terarah (FGD) dengan remaja (jika belum dilakukan).
Lihat Formulir 3. Pedoman FGD Kesehatan Reproduksi Remaja

BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN 47
3. Masa Pemulihan Krisis Kesehatan
Kegiatan pelibatan dan pemberdayaan remaja pada masa pemulihan krisis kesehatan antara lain:

Prioritas Kegiatan Pelibatan dan Pemberdayaan Remaja Pada Masa Transisi


Krisis Kesehatan: Mengoptimalisasi Pelibatan dan pemberdayaan remaja
dalam kesehatan reproduksi remaja pada masa pemulihan

Langkah-langkah pelibatan dan pemberdayaan remaja:


Penanggung jawab kegiatan ini adalah koordinator PPAM Remaja di tingkat pusat dan/atau daerah.

1) Melakukan peningkatan kapasitas bagi kader remaja yang aktif di pengungsian


sebagai kader posyandu remaja di wilayah hunian tetap atau kader kesehatan remaja
di sekolah melalui UKS

2) Menyusun rencana kegiatan Posyandu Remaja dan UKS. Lihat Formulir 33. Format
Rencana Kerja

3) Melibatkan remaja dalam penyiapan media KIE yang dibutuhkan baik untuk
kebutuhan diseminasi informasi maupun advokasi. Formulir 21. Daftar Kegiatan
Media Advokasi Remaja, Formulir 28. Daftar Kebutuhan dan Formulir 29. Tanda Terima
Barang

4) Melibatkan remaja dalam pemberian konseling dan KIE. Lihat Formulir 13. Daftar
Topik Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja

5) Mengembangkan Forum Remaja/lembaga berbasis remaja di tingkat kabupaten/


kota/provinsi

48 BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN
6) Melibatkan Forum Remaja atau lembaga berbasis remaja dalam advokasi ke
pemerintah dan pemangku kepentingan terkait melalui fasiltasi Dinas Kesehatan
atau puskesmas PKPR

7) Melibatkan forum remaja dalam kegiatan monitoring dan evaluasi. Lihat Formulir 5 &
6. Monitoring dan Evaluasi.

BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN 49
50 BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN
BAB
3

Photo CreditP: Sub Klaster Kespro


Alat Bantu
BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN 51
Tujuan penyusunan alat bantu adalah menyajikan alat yang memudahkan tenaga kesehatan dan koordinator PPAM
Remaja dalam implementasi kegiatan di lapangan.

FORMULIR ALAT BANTU


Formulir 1 : Penilaian Cepat KRR - RHA
Formulir 2 : Penilaian situasi dan Perkembangan KRR
Formulir 3 : Pedoman FGD Remaja
Formulir 4 : Daftar tilik PKPR
Formulir 5 : Monitoring
Formulir 6 : Evaluasi
Formulir 7 : Matriks Pemetaan Lembaga dan Analisis
Formulir 8 : Format notulensi
Formulir 9 : Daftar Tim Siaga Kesehatan Reproduksi Remaja
Formulir 10 : Daftar Pengiat Remaja dan Relawan
Formulir 11 : Format Rencana Kerja Forum Remaja
Formulir 12 : Jadwal Kegiatan Ruang Ramah Remaja
Formulir 13 : Daftar topik Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja
Formulir 14 : Daftar Peningkatan Kapasitas Tenaga Kesehatan
Formulir 15 : Daftar Peningkatan Kapasita Fasilitator Remaja/Pendidik Sebaya
Formulir 16 : Daftar Tenaga Kesehatan Terlatih
Formulir 17 : Matriks pemetaan PKPR & Ruang Ramah Remaja
Formulir 18 : Panduan Ruang Ramah Remaja
Formulir 19 : Panduan Forum Remaja
Formulir 20 : Matriks advokasi remaja
Formulir 21 : Daftar Kegiatan Media Advokasi Remaja
Formulir 22 : Daftar Pemangku Kepentingan yang Berkaitan dengan Remaja
Formulir 23 : Daftar Tugas Koordinator PPAM Remaja
Formulir 24 : Data Demographi Remaja
Formulir 25 : Klaster Bencana di Tingkat Nasional
Formulir 26 : Alur layanan PKPR

52 BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN
Formulir 27 : Daftar narahubung rujukan layanan ramah remaja
Formulir 28 : Daftar kebutuhan
Formulir 29 : Tanda terima barang
Formulir 30 : Contoh RAD Remaja
Formulir 31 : Contoh SK Pokja Remaja
Formulir 32 : Contoh SK Forum Remaja
Formulir 33 : Format Rencana Kerja
Formulir 34 : Daftar Bahan ajar/Module KRR yang tersedia
Formulir 35 : Panduan Perlengkapan Kebersihan Diri Remaja
Formulir 36 : Instrument HEEADSS (Home, Education/Employment, Eating, Activities, Drugs, Sexuality,
Safety and Suicide)

BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN 53
FORMULIR 1
INSTRUMEN PENILAIAN CEPAT KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA -
RAPID HEALTH ASSESMENT (RHA)
Dilakukan pada masa tanggap darurat krisis kesehatan

RHA dilaksanakan selama 72 jam pertama tahap tanggap darurat krisis kesehatan dengan tujuan untuk
mengumpulkan data demografi dan mengidentifikasi permasalahan penyelamatan jiwa yang harus segera ditangani
untuk memastikan kesejahteraan populasi penerima manfaat. Pelaksanaan pengisian penilaian awal cepat:

1. Petugas pengambil data adalah tim kesehatan reproduksi dengan melibatkan remaja
2. Jika tidak memungkinkan dilakukan pengambilan data langsung kepada remaja. Data Nomor 1, 2, 3 dapat
diambil dengan menggunakan estimasi data jumlah pengungsi dari tim RHA dengan menggunakan
kalkulator PPAM
3. Data Nomor 4 dan 5 diambil dengan melakukan pendataan langsung dengan melakukan wawancara
kepada remaja

Rapid Health Assesment untuk Kesehatan reproduksi remaja

Tanggal pengambilan data : ………………………………………………………..


Provinsi : ………………………………………………………..
Kab/Kota/Desa : ………………………………………………………..
Nama kamp/pengungsian : ………………………………………………………..
Total jumlah pengungsi : ……………………………………………………….
Nama coordinator Kamp : ………………………………………………………..
Nama Penilai : ………………………………………………………..
Jabatan/organisasi : ………………………………………………………..

54 BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN
A. Penilaian kebutuhan kesehatan reproduksi remaja
No DATA DEMOGRAFI REMAJA Perempuan Laki-laki Keterangan
1 Jumlah remaja (10-14 tahun), dipilah Jika data tidak tersedia, data remaja usia 10-19
berdasarkan jenis kelamin26 tahun dapat diestimasi sebesar 18,3%27 (dari data
2 Jumlah remaja(15-19 tahun), dipilah jumlah pengungsi (Tanpa melihat jenis kelamin)
berdasarkan jenis kelamin
3 Jumlah remaja (20-24 tahun), dipilah Jika data tidak tersedia, data remaja usia 10-24
berdasarkan jenis kelamin tahun dapat diestimasi sebesar 27% dari data
jumlah pengungsi (Tanpa melihat jenis kelamin)28
4 Jumlah remaja penyandang disabilitas Dapat dilakukan saat pengumpulan data Tim
Kesehatan Reproduksi Remaja
5 Jumlah remaja hamil yang berusia <15 Dapat dilakukan saat pengumpulan data Tim
tahun dan antara 15-19 tahun29 Kesehatan Reproduksi Remaja

No INFORMASI Ya Tidak Keterangan


6 Apakah ada pelayanan untuk peningkatan
kesehatan jiwa dan dukungan psikososial
bagi remaja ?
7 Apakah ada pemberian informasi untuk
kesehatan reproduksi remaja?
8 Apakah ada pos pelayanan kesehatan
reproduksi yang bisa diakses remaja?
9 Apakah ada pelayanan mengenai
pencegahan dan penanganan GBV bagi
remaja?
10 Apakah toilet laki-laki dan perempuan
dipisahkan ?
11 Apakah di setiap toilet terdapat pintu yang
terbuka dengan ditarik keluar?
12 Apakah Paket Perlengkapan Kebersihan
Diri yang ramah remaja tersedia dan
sensitive gender?
13 Apakah ada organisasi yang bekerja untuk
isu remaja di pengungsian?
14 Daftar organisasi atau komunitas remaja
yang ada disekitar, target penerima
manfaat dan isu intervensi

BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN 55
FORMULIR 2
PENILAIAN SITUASI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA (KRR)
Dilakukan 1 minggu & 1 bulan setelah bencana, pada masa tanggap darurat krisis kesehatan

Penilaian Situasi Kesehatan Reproduksi Remaja dilaksanakan 1 minggu dan 1 bulan setelah bencana pada tahap
tanggap darurat krisis kesehatan dengan tujuan untuk mengumpulkan data demografi dan mengidentifikasi
kebutuhan kesehatan reproduksi remaja termasuk layanan ramah remaja dan pelibatan remaja dalam kesehatan
reproduksi remaja.

Pelaksanaan pengisian penilaian situasi kesehatan reproduksi remaja:


1. Petugas pengambil data adalah tim kesehatan reproduksi dengan melibatkan remaja
2. Jika tidak memungkinkan dilakukan pengambilan data langsung kepada remaja. Data Nomor 1, 2, 3
dapat diambil dengan menggunakan estimasi data jumlah pengungsi dari tim RHA
3. Data Nomor 4 dan 5 diambil dengan melakukan pendataan langsung dengan melakukan wawancara
kepada remaja

Rapid Health Assesment untuk Kesehatan reproduksi remaja

Tanggal pengambilan data : ………………………………………………………..


Provinsi : ………………………………………………………..
Kab/Kota/Desa : ………………………………………………………..
Nama kamp/pengungsian : ………………………………………………………..
Total jumlah pengungsi : ……………………………………………………….
Nama coordinator Kamp : ………………………………………………………..
Nama Penilai : ………………………………………………………..
Jabatan/organisasi : ………………………………………………………..

56 BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN
A. Penilaian situasi kesehatan reproduksi remaja
No DATA DEMOGRAFI REMAJA Perempuan Laki-laki Keterangan
1 Jumlah remaja (10-14 tahun), dipilah Jika data tidak tersedia, data remaja usia 10-19
berdasarkan jenis kelamin26 tahun dapat diestimasi sebesar 18,3%27 (dari data
2 Jumlah remaja(15-19 tahun), dipilah jumlah pengungsi (Tanpa melihat jenis kelamin)
berdasarkan jenis kelamin
3 Jumlah remaja (20-24 tahun), dipilah Jika data tidak tersedia, data remaja usia 10-24
berdasarkan jenis kelamin tahun dapat diestimasi sebesar 27% dari data
jumlah pengungsi (Tanpa melihat jenis kelamin)28
4 Jumlah remaja penyandang disabilitas Dapat dilakukan saat pengumpulan data Tim
Kesehatan Reproduksi Remaja
5 Jumlah remaja yang sudah menikah
5 Jumlah remaja hamil yang berusia <15 Dapat dilakukan saat pengumpulan data Tim
tahun dan antara 15-19 tahun29 Kesehatan Reproduksi Remaja
INFORMASI Ya Tidak Keterangan
6 Apakah ada pelayanan untuk peningkatan Pertanyaan lebih dalam mengenai kegiatan
kesehatan jiwa dan dukungan psikososial psikosial mengacu kepada point C
bagi remaja ?
7 Apakah ada pemberian informasi untuk
kesehatan reproduksi remaja?
8 Apakah ada pos pelayanan kesehatan
reproduksi bagi remaja?
9 Apakah ada pelayanan mengenai
pencegahan dan penanganan GBV bagi
remaja?
10 Apakah toilet laki-laki dan perempuan
dipisahkan ?
11 Apakah di setiap toilet terdapat pintu yang
terbuka dengan ditarik keluar?
12 Apakah Paket Perlengkapan Kebersihan
Diri yang ramah remaja tersedia dan
sensitive gender?
13 Apakah ada organisasi yang bekerja untuk
isu remaja/pemuda di pengungsian?
14 List organisasi atau komunitas remaja
yang ada disekitar, target penerima
manfaat dan isu intervensi

BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN 57
B. Pelibatan remaja dalam kesehatan reproduksi
No INFORMASI Ya Tidak Keterangan
16 Apakah tersedia ruang/tempat yang dapat
digunakan untuk remaja berkegiatan di
komunitas?
17 Apakah ruang ramah remaja sudah
terbentuk di komunitas?
18 Apakah sudah dibentuk forum remaja/
posyandu remaja /kelompok remaja
lainnya di komunitas ?
19 Apakah kelompok remaja dengan kondisi
khusus remaja disabilitas, remaja ODHA,
remaja menikah/hamil terlibat dalam
forum remaja atau posyandu remaja ?
20 Apakah remaja terlibat dalam memberikan
informasi kesehatan reproduksi remaja
termasuk IMS dan HIV?
21 Apakah remaja terlibat dalam
pengumpulan data remaja demographi
dan kesehatan reproduksi remaja ?
22 Apakah remaja mengakses pelayanan
kesehatan termasuk pelayanan kesehatan
reproduksi ?
23 Apakah tersedia media KIE kesehatan
reproduksi remaja ?
24 Apakah remaja terlibat dalam
mendistribusikan paket perlengkapan
kebersihan diri bagi remaja?

C. Dukungan Psikososial Remaja


No INFORMASI Ya Tidak Keterangan
25 Apakah ada kegiatan yang dikhususkan Remaja kelompok umur 10-18 tahun dan Remaja
bagi remaja? Sebutkan kelompok umur 19-24 tahun ;
26 Apakah ada kegiatan yang dikhususkan
untuk remaja perempuan? Sebutkan
27 Apakah ada kegiatan yang dikhususkan
untuk remaja laki-laki? Sebutkan

58 BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN
C. Dukungan Psikososial Remaja
No INFORMASI Ya Tidak Keterangan
28 Apakah ada kegiatan yang tujukan bagi
remaja dengan kondisi kusus seperti
remaja disabilitas, remaja ODHA, remaja
menikah/hamil? Sebutkan
29 Apakah ada dukungan psikososial khusus
bagi remaja untuk penyintas remaja yang
mengalami kekerasan seksual ?
30 Apakah ada dukungan psikososial khusus
bagi remaja untuk penyintas remaja yang
hidup dengan HIV?
31 Apakah ada komunitas untuk remaja
dengan kondisi khusus seperti remaja
disabilitas, remaja ODHA, remaja menikah/
hamil?
33 Apakah ada remaja yang terlibat sebagai
konselor sebaya/pendidik sebaya/
fasilitator remaja/kader remaja lainnya?

D. Pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja di Komunitas


No INFORMASI Ya Tidak Jawaban
35 Apakah tersedia pelayanan kesehatan Jenis layanan kesehatan yang tersedia:
khusus remaja di komunitas ?

36 Apakah tersedia pelayanan kesehatan Jenis layanan ramah remaja:


khusus remaja di komunitas? Sebutkan
37 Apakah tersedia pelayanan khusus/ Jadwal kegiatan konseling:
konseling bagi penyintas remaja yang
mengalami kekeraan seksual?

38 Apakah tersedia pelayanan khusus/ Jadwal kegiatan konseling:


konseling bagi penyintas remaja yang
hidup dengan HIV?

39 Apakah ada petugas khusus untuk


konseling kesehatan reproduksi remaja/
KBG/HIV ? Sebutkan

BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN 59
D. Pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja di Komunitas
No INFORMASI Ya Tidak Jawaban
40 Apakah ada remaja yang mengakses Kunjungan remaja:
pelayanan kesehatan? Sebutkan jumlah
kunjungan dan jenis masalah kesehatan
41 Apakah remaja didampingi dalam Pendamping remaja:
mengakses layanan kesehatan? Sebutkan

60 BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN
FORMULIR 3
PENILAIAN SITUASI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA (KRR)
Dilakukan 1 minggu & 1 bulan setelah bencana, pada masa tanggap darurat krisis kesehatan

PEDOMAN PERTANYAAN DISKUSI KELOMPOK TERARAH (FGD) ANALISIS SITUASI KESEHATAN


REPRODUKSI REMAJA PADA SITUASI KRISIS KESEHATAN

Petunjuk Pelaksanaan FGD

1. FGD terdiri dari 6-12 responden remaja dengan karakteristik yang homogen
2. Lakukan FGD terpisah pada remaja laki-laki, remaja perempuan yang belum menikah, remaja perempuan
dan remaja laki-laki yang sudah menikah, remaja perempuan dan remaja laki-laki yang terpisah dari
keluarga, dan kelompok lainnya sesuai kebutuhan
3. Alokasikan waktu sekitar 30-60 menit untuk melakukan FGD
4. Perkenalan Fasilitator
5. Perkenalan Peserta (Nama dan Umur, Untuk remaja perempuan yang sudah menikah ditanyakan umur
pertama kali menikah)
6. Penjelasan Tujuan dan Peraturan FGD
7. Pertanyaan dibawah ini merupakan contoh panduan pertanyaan FGD yang dapat dikembangkan dan
disesuaikan dengan kondisi di lapangan
8. Fasilitator dapat menyesuaikan pertanyaan dengan melihat situasi dan kondisi bagi responden remaja
yang sudah menikah dan belum menikah
9. Alat yang dibutuhkan: kertas flip chart, spidol kecil, board maker, post-it warna warni, selotif kertas, surat
persetujuan (consent letter), alat peraga organ kesehatan reproduksi (celemek)

Langkah-langkah Diskusi Kelompok Terarah (FGD) Remaja

1. Fasilitator menyiapkan alat peraga/gambar tubuh remaja remaja laki-laki dan perempuan (celemek)
2. Fasilitator menuliskan beberapa pertanyaan kedalam selembar flip chart paper mengenai pendapat
remaja perempuan dan lak-laki mengenai pertanyaan yang akan didiskusikan

BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN 61
3. Kemudian fasilitator membagi kelompok remaja menjadi 2 bagian yaitu kelompok remaja perempuan
sebanyak 5-10 orang dan kelompok remaja laki-laki dengan jumlah yang kurang lebih sama.
4. Diskusi kelompok remaja perempuan dan laki-laki dilakukan secara terpisah, lebih baik yang menjadi
fasilitator remaja perempuan adalah fasilitator perempuan dan yang memfasilitasi diskusi kelompok laki-
laki adalah fasilitator laki-laki.

Contoh Pertanyaan bagi Responden Remaja

A. Kesehatan Reproduksi & Kekerasan Berbasis Gender

1. Kegiatan apa yang kamu lakukan setiap harinya bila di tempat pengungsian ?
2. Pernahkan kamu mengalami hal yang tidak menyenangkan di tempat pengungsian ?
3. Apakah di lingkungan sekitarmu ada yang melakukan kekerasan secara fisik kepada kamu
atau teman sebayamu ?
4. Apakah teman di lingkunganmu ada yang pernah mengalami pelecehan seksual ?
5. Apakah kamu pernah mengalami pelecehan seksual ?
6. Kemanakah kamu melapor jika terjadi kasus kekerasan atau pelecehan seksual pada remaja?
7. Apakah kamu tahu ada anak/remaja perempuan/laki-laki yang dipaksa untuk berhubungan
seksual dengan orang lain? (tentara/polisi, guru, penanggung jawab tenda pengungsian,
dll)
8. Dalam situasi bencana, apakah kamu pernah mendengar ada remaja yang dipaksa untuk
menikah?
9. Berapa usia kamu ketika mengalami menstruasi pertama kali? Apakah kamu mengalami
masalah/gangguan menstruasi saat ini ?
10. Apakah remaja perempuan bisa hamil saat pertama kali berhubungan seksual ?
11. Apakah teman di lingkungan kamu ada yang pernah melakukan hubungan seksual ?
12. Apakah di lingkungan kamu ada yang hamil sebelum menikah ? Berapa rata-rata usia
menikah di wilayah ini? Berapa rata-rata usia melahirkan di wilayah ini ?
13. Bagaimana teman di lingkungan kamu yang berhubungan seksual mencegah agar tidak
hamil ?

62 BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN
14. Apakah kamu tahu ada infeksi yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual ? Apa
Jenisnya? Bagaimana cara mencegahnya ?
15. Apa yang kamu lakukan jika kamu punya masalah atau pertanyaan seputar kesehatan
reproduksi ? Kemana kamu mencari informasi atau fasilitas pelayanan ?
16. Apakah kamu dapat mengakses fasilitas pelayanan kesehatan reproduksi ?
17. Apakah ada orang tua, guru atau orang dewasa lainnya yang membantu menangani
masalah kesehatan reproduksi?
18. Apakah kamu pernah berdiskusi tentang kesehatan reproduksi, hubungan seksual, cara
mencegah kehamilan, HIV/AIDS, infeksi menular seksual, dan narkoba ?
19. Apakah di lingkunganmu ada yang merokok ?
20. Apakah di lingkunganmu ada yang suka mabuk-mabukan?
21. Apakah di lingkunganmu ada yang suka memakai obat-obatan terlarang ? Bagaimana cara
menggunakannya?

B. Pengungsian atau Hunian Sementara

22. Bagaimana pendapat kamu mengenai pengungsian atau hunian sementara ?


23. Bagaimana pendapat kamu mengenai hunian sementara yang akan di bangun?
24. Bagaimana hunian yang akan dibangun dapat mengakomodir kebutuhan remaja untuk
berkumpul, berdikusi dan melakukan kegiatan ?
25. Bagaimana pendapat kamu mengenai fasilitas umum yang akan di bangun di huntara?
Design kamar, toilet, penerangan, air dan sanitasi, pengelolaan sampah, sekolah, fasilitas
kesehatan, tempat ibadah.
26. Bagaimana pendapat kamu mengenai huntara yang aman?
27. Bagaimana pendapat kamu mengenai kebutuhan bagi remaja disabilitas?
28. Menurut kamu, peraturan apa yang sebaiknya harus ada di kamp atau hunian sementara
yang berhubungan dengan kesehatan, keamanan dll?

BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN 63
C. Ruang Ramah Remaja & Forum Remaja

29. Apa yang kamu ketahui mengenai Ruang Ramah Remaja?


30. Kegiatan apa yang dibutuhkan remaja perempuan dalam ruang ramah remaja?
31. Kegiatan apa yang dibutuhkan remaja laki-laki dalam ruang ramah remaja?
32. Peran aktif apa yang dapat kamu lakukan dalam mendukung aksi kemanusiaan?
33. Apa yang kamu ketahui mengenai Forum Remaja?
34. Ketrampilan dan pengetahuan apa saja yang dibutuhkan oleh remaja yang tergabung
dalam Forum Remaja komunitas?
35. Ketrampilan dan pengetahuan apa saja yang dibutuhkan oleh fasilitator remaja atau
pendidik sebaya?

D. Perlindungan

36. Selama ini apakah ada permasalahan yang kamu hadapi di pengungsian/sekolah?
37. Selama ini apakah ada pengalaman yang kurang menyenangkan atau kurang disukai terjadi
di pengungsian/sekolah ?
38. Kegiatan apa yang kamu lakukan setelah sekolah atau pada waktu luang?
39. Apakah kamu terlibat dalam kegiatan rumah tangga? Jika ya apa saja kegiatan rumah
tangga yang dilakukan di rumah (contoh: masak, mencuci baju, mencuci piring, menyapu,
mengepel, membuang sampah)
40. Apakah kegiatan rumah tangga yang dilakukan terlalu berat? Jika ya mengapa? Dan jika
tidak mengapa?
41. Apakah kamu mempunyai tanggung jawab dari orang tua untuk menjaga atau merawat
adik atau anak yang lebih kecil?
42. Apakah tangggung jawab menjaga atau merawat adik atau anak yang lebih kecil terlalu
berat? Jika ya mengapa dan jika tidak mengapa?
43. Apakah tanggung jawab menjaga atau merawat adik atau anak yang lebih kecil menganggu
kegiatan di sekolah

64 BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN
44. Apakah teman-teman melakukan pekerjaan yang menghasilkan uang?
45. Apakah pekerjaan ini mengganggu kegiatan di sekolah? Jika ya mengapa dan tidak
mengapa?
46. Bagaimana pendapat kamu mengenai pernikah pada usia remaja?
47. Bagaimana pendapat kamu mengenai kehamilan pada usia remaja?
48. Menurut kamu kapan usia yang ideal untuk menikah ?

BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN 65
FORMULIR 4
DAFTAR TILIK PELAYANAN KESEHATAN PEDULI REMAJA (PKPR)
Penilaian dilakukan 1 bulan setelah krisis kesehatan

Tidak
1 STANDAR 1 : SDM KESEHATAN Ya Tidak
Tahu
1.1 Pengetahuan dan Kompetensi Petugas kesehatan
1.1.1 Apakah di Puskesmas/Pos Kesehatan ini telah dibentuk Tim PKPR
1.1.2 Apakah ada pembagian tugas di antara tenaga kesehatan di Puskesmas/Pos Kesehatan ini
untuk melaksanakan pelayanan kesehatan remaja
1.1.3 Apakah ada tenaga kesehatan di Puskesmas/Pos Kesehatan yang terlatih PKPR
1.1.4 Apakah Puskesmas/Pos Kesehatan telah melaksanakan sosialisasi tentang PKPR ke semua
petugas termasuk petugas pendukung
1.1.5 Apakah di Puskesmas/Pos Kesehatan ini tersedia pedoman tentang PKPR?
1.1.6 Apakah pedoman tersebut digunakan dalam memberikan pelayanan kepada remaja
1.1.7 Apakah ada tenaga kesehatan di Puskesmas/Pos Kesehatan yang terlatih Konseling Remaja?
1.2 Pelayanan Konseling
1.2.1 Apakah pelayanan konseling bagi remaja ada jadwal tetapnya?
1.2.2 Apakah dapat melayani permintaan konseling di luar jadwal dengan perjanjian?
1.2.3 Apakah dapat melayani permintaan konseling di luar jadwal tanpa perjanjian (mendadak)?
1.2.4 Apakah di Puskesmas/Pos Kesehatan ini tersedia alat bantu audio-visual (mis. leaflet, poster,
lembar balik, buku saku, phantom, film) yang MEMADAI/ CUKUP untuk digunakan dalam
memberikan pelayanan konseling bagi remaja?
1.2.5 Apabila dibutuhkan, apakah tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan konseling
menggunakan alat bantu audiovisual?
1.2.6 Apakah di Puskesmas/Pos Kesehatan ini tersedia pedoman untuk memberikan pelayanan
konseling bagi remaja?
1.2.7 Apakah pedoman tersebut SELALU digunakan dalam memberikan pelayanan konseling
bagi remaja?

66 BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN
Tidak
2 STANDAR 2 : FASILITAS KESEHATAN Ya Tidak
Tahu
2.1 Paket Pelayanan Kesehatan Remaja
Apa sajakah pelayanan bagi remaja yang tersedia/diselenggarakan di dalam gedung
Puskesmas/Pos Kesehatan ini?
2.1.1 Kesehatan reproduksi remaja
2.1.2 Pencegahan dan penanggulangan masalah kesehatan jiwa
2.1.3 Pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan NAPZA
2.1.4 Pencegahan dan penanggulangan kekerasan
2.1.5 Pencegahan, deteksi dan penanggulangan ISR, IMS
2.1.6 Pencegahan, deteksi dan penanggulangan HIV/AIDS
2.1.7 Pencegahan dan penanganan kehamilan pada remaja
2.1.8 Apakah pedoman untuk menyelenggarakan berbagai pelayanan tersebut tersedia?
Apakah pedoman tersebut digunakan dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi
remaja?
2.2 Pengaturan prosedur, tata laksana dan alur pelayanan bagi remaja guna mencegah
missed opportunity, menjamin kerahasiaan, privasi, kenyamanan, dan kecepatan
pelayanan di Puskesmas/Pos Kesehatan

2.2.1 Apakah telah diatur alur pelayanan bagi remaja untuk mencegah terjadinya missed
opportunity?
2.2.2 Apakah telah diatur pengelolaan rekam medik klien remaja untuk menjamin
kerahasiaannya?
2.2.3 Apakah tersedia ruangan yang terjamin privasinya (yaitu tidak terlihat dan tidak terdengar
oleh pihak-pihak yang tidak berkepentingan)untuk melayani remaja?
2.2.4 Apakah pelayanan bagi remaja tersediajuga di luar jam buka Puskesmas/Pos Kesehatan,
untuk menyesuaikan dengan ketersediaan waktu remaja?
2.2.5 Apakah dilakukan pengaturan sehingga remaja dapat memperoleh pelayanan lebih cepat/
tidak perlu menunggu terlalu lama?

2.2.6 Apakah di Puskesmas/Pos Kesehatan ini tersedia pedoman tentang prosedur, tata
laksana dan alur pelayanan bagi remaja untuk mencegah missed opportunity, menjamin
kerahasiaan, privasi, kenyamanan dan kecepatan pelayanan?

BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN 67
Tidak
3.1 Kegiatan KIE Ya Tidak
Tahu
3.1.1 Apakah Puskesmas/Pos Kesehatan telah mengidentifikasi sektor-sektor terkait yang dapat
menyelenggarakan pelayanan KIE bagi remaja di wilayah kerja Puskesmas/Pos Kesehatan
ini? (mis. sekolah, pesantren, organisasi berbasis keagamaan, organisasi kepemudaan, LSM)
3.1.2 Apakah ada identifikasi pembagian peran dan tugas antar berbagai pihak tersebut?
3.1.3 Apakah ada identifikasi tentang persyaratan petugas yang dapat menyelenggarakan
pelayanan KIE bagi remaja?
3.1.4 Apakah ada alokasi dana yang dapat digunakan untuk menyelenggarakan pelayanan KIE
bagi remaja?
3.1.5 Apakah tersedia materi, bahan-bahan dan alat bantu audio-visual yang digunakan sesuai
fase tumbuh kembang remaja dalam menyelenggarakan pelayanan KIE?
3.1.6 Apakah penyelenggaraan pelayanan KIE menggunakan metode yang sesuai dengan
kebutuhan remaja?
3.2 Konselor dan Pendidik Sebaya /Kader Kesehatan Remaja
3.2.1 Apakah petugas Puskesmas/Pos Kesehatan melibatkan konselor sebaya dalam melakukan
konseling sebaya?
3.2.2 Apakah petugas Puskesmas/Pos Kesehatan melibatkan pendidik sebaya dalam melakukan
penyuluhan kepada remaja?

Tidak
4 STANDAR 4: JEJARING Ya Tidak
Tahu
4.1 Pemetaan Pemangku Kepentingan
4.1.1 Apakah Puskesmas/Pos Kesehatan ini pernah melakukan pemetaan para pemangku
kepentingan (stakeholder) dan pegiat dalam bidang kesehatan remaja?
4.1.2 Apakah ada perencanaan dan tindak lanjut berdasarkan hasil pemetaan tersebut?
4.2 Partisipasi Remaja
Apakah Puskesmas/Pos Kesehatan ini dalam setahun terakhir pernah mengikutsertakan
remaja dalam:
4.2.1 Merencanakan kegiatan PKPR/ Posyandu Remaja
4.2.2 Melaksanakan kegiatan PKPR /Posyandu Remaja
4.2.3 Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan

68 BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN
Tidak
5 STANDAR 5: MANAJEMEN KESEHATAN Ya Tidak
Tahu
5.1 Advokasi
5.1.1 Apakah Puskesmas/Pos Kesehatan ini pernah melakukan advokasi ke berbagai pemangku
kepentingan, lintas sektor dan lintas program yang dibutuhkan untuk Program PPAM
Kesehatan Reproduksi Remaja?
5.1.2 Apakah dihasilkan komitmen dari kegiatan advokasi tersebut? (misalnya komitmen
penyediaan tenaga,bantuan teknis, dana, prasarana dan sarana, obat-obatan, jadwal
pelaksanaan, dll)
5.1.3 Apakah Puskesmas/Pos Kesehatan mengikutsertakan remaja dalam kegiatan advokasi
5.2 Pencatatan dan Pelaporan
5.2.1 Apakah sudah tersedia pedoman pencatatan dan pelaporan
5.2.2 Apakah sudah tersedia format pencatatan dan pelaporan sesuai pedoman
5.2.3 Apakah sudah menggunakan format pencatatan dan pelaporan sesuai pedoman
5.2.4 Apakah sudah melaporkan hasil pencatatan sesuai pedoman ke jenjang yang lebih tinggi
5.3 Sistem Rujukan
Apakah Puskesmas/Pos Kesehatan ini membangun sistem rujukan dengan institusi/ instansi
lain?
5.3.1 Rujukan Medik
5.3.2 Rujukan Hukum
5.3.3 Rujukan Sosial

BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN 69
FORMULIR 5
LEMBAR MONITORING: INDIKATOR PPAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA ‘
(dilakukan pada masa pemulihan)

Petunjuk Pengisian:

1. Untuk Indikator Kualitatif, berikan tanda centang (√) di dalam kolom Ya atau Tidak
2. Untuk Indikator Kuantitatif, isi kolom capaian dengan menuliskan angka/jumlah

I. Mengidentifikasi Koordinator Kesehatan Reproduksi Remaja

No Indikator Kualitatif Ya Tidak


1 Dilakukannya kegiatan advokasi PPAM kesehatan reproduksi remaja selama situasi krisis kesehatan
2 Kelompok remaja yang paling rentan teridentifikasi melalui kerjasama multi-sektoral
3 Remaja diberikan informasi tentang pelayanan kesehatan reproduksi yang tersedia dan di mana remaja
dapat mengaksesnya
4 Pendekatan kesehatan reproduksi multi-sektoral dilanjutkan untuk memastikan bahwa kebutuhan
remaja teridentifikasi dan tertangani
5 Kerjasama multi-sektoral dilaksanakan untuk mencegah duplikasi pelayanan dan akses yang merata
6 Pelibatan instansi pemerintah dalam kesehatan reproduksi remaja untuk memastikan adanya
kepemimpinan dan rasa memiliki di tingkat nasional
7 Adanya kegiatan advokasi dengan pimpinan tentara (polisi, militer dan aparatur penegak hukum
lainnya) untuk menyusun dan menegakkan kebijakan terkait kekerasan berbasis gender
8 Dilakukannya integrasi antara indikator yang mencakup data demografi remaja dan pemanfaatan
pelayanan kesehatan reproduksi
No Indikator Kuantitatif Capaian
1 Jumlah pertemuan koordinasi kesehatan reproduksi remaja (Pokja Remaja) yang dilakukan selama 3
bulan pertama
2 Jumlah pertemuan koordinasi kesehatan yang dihadiri oleh tim kesehatan reproduksi remaja (Pokja
Remaja) untuk melaporkan perkembangan pelaksanaan PPAM

70 BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN
II. Mencegah dan Menangani Kekerasan Seksual

No Indikator Kualitatif Ya Tidak


1 Kegiatan promotif dan preventif dilaksanakan, seperti penyuluhan, workshop, orientasi, pelatihan, dan
lain lain
2 Perawatan klinis diberikan untuk penyintas kekerasan seksual
3 Pelayanan ramah remaja diberikan untuk penyintas kekerasan seksual di fasilitas kesehatan
4 Jejaring rujukan multi-sektoral diidentifikasi bersama dengan klaster pengungsian danperlindungan
dan sub-klaster kekerasan berbasis gender
5 Partisipasi remaja didorong/diperkuat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang masalah
kekerasan seksual, strategi pencegahan,dan pelayanan yang tersedia untuk penyintas
6 Tokoh remaja/kader dilibatkan untuk menghubungkan penyintas kekerasan seksual berusia muda
dengan pelayanan kesehatan
No Indikator Kuantitatif Capaian
1 Jumlah kasus kekerasan seksual yang dilaporkan
2 Jumlah remaja perempuan yang mengalami kekerasan berbasis gender
3 Jumlah remaja laki-laki yang mengalami kekerasan berbasis gender
4 Jumlah kasus kekerasan seksual yang mendapatkan layanan medis dalam waktu 72 jam
1. Kontrasepsi darurat
2. Antibiotik pencegahan IMS
3. Pencegahan pasca pajanan (PPP)
5 Jumlah kasus kekerasan yang dirujuk ke fasilitas lain:
1. Rumah sakit
2. LSM bantuan hukum
3. P2TP2A
4. Kepolisian (UPPA)
5. Rumah aman/shelter
6 Jumlah fasilitas yang dapat memberikan pelayanan untuk penyintas perkosaan selama 24 jam/7hari
7 Jumlah pelayanan penyintas kekerasan berbasis gender yang tersedia

BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN 71
III. Ibu dan Anak

No Indikator Kualitatif Ya Tidak


1 Pelayanan kesehatan ibu dan anak yang ramah remaja diberikan untuk ibu berusia remaja di fasilitas
kesehatan
2 Koordinasi dilakukan dengan klaster kesehatan dan sektor lain untuk mengidentifikasi remaja hamil di
masyarakat dan menghubungkannya dengan pelayanan kesehatan
3 Dukun bayi dan kader dilibatkan untuk menghubungkan ibu muda ke pelayanan kesehatan
4 Semua ibu berusia remaja didorong untuk bersalin di fasilitas kesehatan

No Indikator Kuantitatif Capaian


1 Jumlah remaja hamil yang berusia 10-15 tahun
2 Jumlah remaja hamil yang berusia antara 15-19 tahun
3 Jumlah remaja bersalin yang berusia 10-15 tahun
4 Jumlah remaja bersalin yang berusia antara 15-19 tahun
5 Jumlah remaja yang mengalami komplikasi berusia 10-15 tahun yang ditangani di Puskesmas PONED
atau RS PONEK
6 Jumlah remaja yang mengalami komplikasi berusia antara 15-19 tahun yang ditangani di Puskesmas
PONED atau RS PONEK

72 BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN
IV. IMS dan HIV

No Indikator Kualitatif Ya Tidak


1 Tersedianya upaya promotif dan preventif di fasilitas kesehatan
2 Adanya kepastian atas ketersediaan perlindungan dan pencegahan IMS dan HIV di fasilitas kesehatan
3 Adanya kepastian ketersediaan pelayanan kesehatan peduli remaja untuk remaja yang datang ke
fasilitas dengan gejala IMS
No Indikator Kuantitatif Capaian
1 Jumlah remaja ODHA
2 Jumlah remaja ODHA yang melanjutkan pengobatan ARV
3 Jumlah remaja perempuan seksual aktif
4 Jumlah remaja laki-laki seksual aktif
5 Jumlah fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki alat dan bahan untuk penerapan kewaspadaan
standar

V. Remaja, Kesehatan jiwa dan Dukungan Psikososial

No Indikator Kualitatif Ya Tidak


1 Pelayanan dasar dan keamanan diberikan
2 Dukungan masyarakat dan keluarga diberikan
3 Dukungan terfokus non spesialis
4 Pelayanan spesialis diberikan
5 Dukungan kelompok sebaya

BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN 73
VI. Indikator Kuantitatif

No Indikator Kualitatif Capaian


1 Jumlah remaja perempuan (10-14 tahun)
2 Jumlah remaja laki-laki (10-14 tahun)
3 Jumlah remaja perempuan (15-19 tahun)
4 Jumlah remaja laki-laki (15-19 tahun)
5 Jumlah remaja perempuan (20-24 tahun)
6 Jumlah remaja laki-laki (20-24 tahun)
7 Jumlah remaja perempuan yang menjadi kepala keluarga
8 Jumlah remaja laki-laki yang menjadi kepala keluarga
9 Jumlah remaja perempuan penyandang disabilitas
10 Jumlah remaja laki-laki penyandang disabilitas
11 Jumlah anak perempuan berusia <19 tahun yang sudah menikah
12 Jumlah remaja yang mengakses fasilitas kesehatan
13 Jumlah fasilitas pelayanan kesehatan reproduksi yang ramah remaja
14 Jumlah remaja yang terlibat dalam kegiatan intervensi kesehatan reproduksi remaja
15 Jumlah remaja perempuan yang bekerja
16 Jumlah remaja laki-laki yang bekerja

74 BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN
FORMULIR 6
LEMBAR EVALUASI

No Aspek yang Dievaluasi


1 Efektivitas kegiatan
a. Apakah kegiatan sudah berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan?
b. Apakah tujuan dari masing-masing komponen PPAM tercapai?
c. Apakah indikator dan target dari masing-masing komponen PPAM tercapai?
d. Persentase target yang tercapai dari total target
e. Apakah pelaksanaan PPAM sudah tepat waktu dan sesuai dengan kerangka waktu yang ditentukan?
f. Bagaimana ketersediaan tenaga teknis maupun tenaga pendukung untuk implementasi PPAM
g. Bagaimana ketersediaan logistik dan supplies untuk mendukung pelaksanaan PPAM
2 Efisiensi program
a. Bagaimana pemanfaatan dana? Apakah sudah sesuai dengan peruntukannya?
b. Bagaimana penyerapan dana dibandingkan anggaran yang sudah dialokasikan?
c. Apakah dana sudah dipergunakan secara efisien?
3 Relevansi kegiatan
a. Apakah kegiatan yang dijalankan sudah sesuai dengan kebutuhan penduduk yang terkena dampak?
b. Apakah kegiatan yang dijalankan sudah sesuai dengan hasil penilaian yang dilakukan pada saat bencana?
c. Bagaimana penilaian masyarakat (beneficiaries) mengenai kegiatan dan pelayanan yang mereka terima? Apakah puas
dengan pelayanan/kegiatan yang mereka terima?
4 Dampak dan kesinambungan
a. Apakah kegiatan PPAM yang dilaksanakan memberi dampak yang baik bagi masyarakat?
b. Bagaimana kelanjutan kegiatan setelah implementasi PPAM selesai?
c. Apakah pelayanan kesehatan reproduksi tetap tersedia setelah memasuki fase stabil situasi bencana?
5 Permasalahan yang dialami selama implementasi kegiatan dan solusi untuk mengatasi masalah tersebut
6 Proses pembelajaran yang didapat selama pelaksanaan kegiatan
7 Rekomendasi

BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN 75
FORMULIR 7
MATRIX PEMETAAN LEMBAGA DAN ANALISIS

Pemetaan Lembaga Pemyelenggara Program Remaja

Informasi Kegiatan SDM yang


Lembaga Kabupaten Kecamatan Desa Status Catatan
Program Utama tersedia

Analisis Lembaga Program Remaja:


Total Wilayah Kerja Lembaga:
1. Jumlah Kabupaten/Kota
2. Jumlah Kecamatan
3. Jumlah Desa

Jumlah Pos
1. Ruang Ramah Remaja (Youth Friendly Space)
2. Ruang Ramah Anak (Child Friendly Space)
3. Ruang Ramah Anak Perempuan (Girl Friendly Space)
4. Ruang Ramah Anak dan Remaja (Child & Adolescent Friendly Space)
5. Lain-lain

76 BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN
FORMULIR 8
NOTULENSI PERTEMUAN TIM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA (POKJA REMAJA)

Tanggal :
Tempat :
Nama Koordinator :
No kontak kooordinator :
Nama Co-Koordinator :
No contact co-koordinator :

Agenda pertemuan:

1. …………………………
2. ………………………….

Pembahasan
(berdasarkan agenda pertemuan)

Laporan kegiatan masing-masing lembaga

No Organisasi Kegiatan Utama

Tindak Lanjut:

1. ………………………….
2. ………………………….
3. ………………………….

BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN 77
FORMULIR 9
DAFTAR TIM SIAGA KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA
KEMENTERIAN KESEHATAN/ DINAS KESEHATAN PROVINSI (ADD LOGO)

No Nama Instansi/Jabatan No Telp Alamat Email

78 BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN
FORMULIR 10
DAFTAR PENGIAT DAN RELAWAN REMAJA – POKJA REMAJA

No Nama Organisasi Profesi/Jabatan No Telp Alamat Email

BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN 79
FORMULIR 11
FORMAT RENCANA KERJA FORUM REMAJA

Nama Koordinator Forum Remaja : ……………………………………………………………


Nama Ruang Ramah Remaja : ……………………………………………………………
Lokasi Pengungsian/Hunian sementara : ……………………………………………………………
Desa : …………………………………………………………..
Kecamatan : …………………………………………………………….

Jangka Waktu Penanggung


No Nama kegiatan Output
Jan Feb Mar Jawab

80 BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN
FORMULIR 12
JADWAL KEGIATAN RUANG RAMAH REMAJA

Nama Ruang Ramah Remaja : ……………………………………………………………


Lokasi Pengungsian/Hunian sementara : ……………………………………………………………
Desa : ……………………………………………………………
Kecamatan : ……………………………………………………………

Bulan/tahun:

Hari/Tanggal Nama kegiatan Pukul Tempat Penanggung Jawab

BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN 81
FORMULIR 13
DAFTAR TOPIK PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

No Materi
Fase Tanggap Darurat Krisis Kesehatan
1 Kekerasan berbasis gender
2 Kekerasan Seksual
3 Manajemen Kebersihan Menstruasi
4 Mengenal Organ Reproduksi dan Pemeliharaannya
Fase Transisi Krisis Kesehatan
5 Pemahaman Sikap dan Nilai
6 Pengaruh Teman Sebaya
7 Pengambilan Keputusan
8 Ketrampilan Berkomunikasi dan Bernegosiasi
9 Mencari Bantuan dan Dukungan
10 Citra Diri Positif
11 Pubertas dan Pertumbuhan Fisik dan Psikis Remaja
12 Mengenal Organ Reproduksi dan Pemeliharaannya
Fase Pemulihan Krisis Kesehatan
13 Pengenalan konsep diri
14 keluarga
15 Pertemanan & Kasih Sayang
16 Toleransi & Saling Menghargai
17 Perkawinan & Pengasuhan
18 Infeksi Menular Seksual
19 HIV-AIDS
20 Napza
21 Pencegahan Kehamilan
22 Budaya Norma dan Hukum
23 Peran Media

82 BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN
FORMULIR 14
DAFTAR PENINGKATAN KAPASITAS TENAGA KESEHATAN

No Nama Pelatihan Keterangan


Fase Transisi
1 Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM) Kesehatan Reproduksi
pada situasi krisis kesehatan
2 Pelatihan Penanganan Kekerasaan terhadap Perempuan atau
Anak (KtP/A)
3 Pelatihan Tehnik Konseling
Fase Pemulihan
4 Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)
5 Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja

BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN 83
FORMULIR 15
DAFTAR PENINGKATAN KAPASITAS BAGI KADER/FASILITATOR REMAJA

No Nama Pelatihan Keterangan


FFase Transisi
1 Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM) Kesehatan Reproduksi
Remaja pada situasi krisis kesehatan
2 Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja
3 Pelatihan Tehnik Konseling bagi konselor sebaya
4 Pemberdayaan Remaja
Fase Pemulihan
5 Penjangkauan dan mobilisasi masyarakat
6 Komunikasi & Advokasi
7 Identifikasi masalah dan mekanisme pelaporan
8 Media Sosial
9 Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi
10 Membangun Jejaring

84 BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN
FORMULIR 16
DAFTAR TENAGA KESEHATAN TERLATIH

No Nama Profesi Asal Puskesmas No Telp Alamat Email

BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN 85
FORMULIR 17
MATRIX PEMETAAN PKPR & RUANG RAMAH REMAJA

Narahubung Lokasi Ruang Ramah Narahubung Forum


No Nama Puskesmas Puskesmas Remaja/Forum Remaja/ Remaja/Posyandu Remaja
(Nama & No. HP) Posyandu Remaja (nama & no. hp)

86 BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN
FORMULIR 18
PANDUAN RUANG RAMAH REMAJA DI MASA TANGGAP DARURAT

Apakah Ruang Ramah Remaja?


Ruang Ramah Remaja adalah tempat aman bagi remaja untuk berkegiatan, mendapatkan dukungan teman sebaya,
mengakses informasi dan layanan terkait kesehatan reproduksi remaja, serta memastikan pelibatan remaja.

Siapa sasaran untuk ruang ramah remaja?


Remaja berusia 10-18 tahun tapi tidak menutup kemungkinan untuk kelompok remaja berusia 19-24 tahun.

Kapan Ruang Ramah Remaja dibentuk ?


Ruang Ramah Remaja dibentuk dan difungsikan pada situasi tanggap darurat, transisi dan pemulihan pada krisis
kesehatan.

Siapa yang mengelola Ruang Ramah Remaja?


Ruang ramah remaja di kelola oleh Forum Remaja berbasis komunitas, kader posyandu remaja atau kelompok
organisasi remaja komunitas.

Prinsip bekerja dengan remaja:


Mempertimbangkan kebutuhan remaja yang khusus dan bervariasi berdasarkan umur, jenis kelamin,
pendidikan, status perkawinan, konteks lokal dan budaya, gender, identitas gender, identitas tubuh,
orientasi seksual, dan status disabilitas
Pelibatan remaja dalam partisipasi remaja yang bermakna dengan mempromosikan partisipasi, kemitraan
dan kepemimpinan remaja
Pelibatan remaja dalam perencanaan, implementasi, monitoring dan evaluasi, dimana mengembangkan
strategi kreatif untuk mendorong partisipasi remaja yang heterogen seperti inisitatf ruang ruang ramah
khusus remaja termasuk pendekatan dan alat yang digunakan dalam melakukan kegiatan dengan remaja
yang sesuai dengan kebutuhan remaja yang bervariasi;
Privasi, kerahasiaan, kesetaraan dan non-diskriminasi

BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN 87
Langkah-langah mendirikan Ruang Ramah Remaja
1. Melakukan penilaian
Penilaian situasi Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) merupakan bagian dari upaya mendirikan ruang-
ruang ramah remaja di pengungsian atau hunian sementara.
2. Memilih lokasi untuk Ruang Ramah Remaja:
Ruang Ramah Remaja dapat dilakukan di ruang serba guna, tempat terbuka, tenda sekolah
darurat, tenda /ruang lainnya yang memungkinkan untuk digunakan.
Lokasi mudah diakses dan dijangkau oleh remaja termasuk remaja dengan kebutuhan
khusus dan disabilitas.
Diusahakan dekat dengan pusat pelayanan kesehatan diantaranya tenda kespro, tenda
ramah perempuan, puskesmas pada situasi krisis
Lokasi yang aman dan jauh dari bahaya
Mempertimbangkan jumlah remaja yang tinggal di pengungsian/hunian sementara
Lahan yang cukup luas dan mendukung untuk pendirian tenda jika diperlukan
3. Kebutuhan Ruang Ramah Remaja:
Kegiatan yang terstruktur diantara penyuluhan kesehatan, pendidikan kesehatan reproduksi
remaja, Pendidikan ketrampilan hidup sehat dan pemberian KIE lainnya
Kegiatan pengembangan media KIE dan advokasi remaja seperti lokarya pembuatan film
dokumenter, lokakarya musik, fotograpi dan alat peraga reproduksi perempuan dan laki-laki
Peralatan olah raga bagi remaja perempuan dan laki-laki, seperti bola volley, badminton,
futsal dan sepak bola, dll
Peralatan seni, musik dan budaya, seperti gitar, speaker dan pengeras suara, alat melukis,
peralatan prakarya remaja, dll
Perpustakaan mini berisi koleksi buku remaja
Karpet atau tikar

Remaja sebaiknya dilibatkan mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga dan memonitorig kegiatan dan kebutuhan
Ruang Ramah Remaja di wilayah masing-masing.

88 BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN
FORMULIR 19
PANDUAN FORUM REMAJA

Konsep Forum Remaja:


Pelibatan remaja
Mobilisasi remaja
Pemberdayaan remaja
Advokasi

Peran apa yang dapat dilakukan sebagai kader/fasilitator remaja komunitas?


Mengumpulan data
Mengidentifikasi permasalahan dan isu remaja di pengungsian/hunian sementara
Terlibat dalam forum berbasis komunitas, menjadi perwakilan remaja yang menyarakan suara remaja
Menjadi pendidik sebaya atau konselor sebaya atau kader kesehatan remaja
Terlibat dalam kegiatan advokasi isu remaja
Terlibat dalam penelitian misalnya sebagai enumerator remaja
Membantu pendistribusian logistik
Memberikan dukungan kepada kelompok rentan lansia

Kriteria perekrutan:
Mewakili pengungsian/hunian sementara atau Ruang Ramah Remaja/ atau forum remaja lainnya
Termasuk dalam remaja yang terkena dampak bencana
Tinggal di pengungsian atau hunian sementara
Berumur 15 – 24 tahun
Memenuhi kesetaraan gender dan disabilitas (melibatkan perempuan dan laki-laki serta kelompok
disabilitas)

BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN 89
Pelatihan untuk Forum Remaja:
PPAM Kesehatan Reproduksi Remaja pada situasi krisis kesehatan
Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja
Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat
Pelatihan tehnik konseling bagi konselor sebaya
Pemberdayaan dan pengorganisasian masyarakat
Komunikasi & Advokasi
Monitoring dan evaluasi

90 BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN
FORMULIR 20
MATRIX ADVOKASI REMAJA

Pengelompokan isu remaja berdasarkan berdasarkan klaster, subklaster dan pokja

No Klaster Sub klaster Pokja Kerentanan Remaja


1 Kesehatan Pelayanan Kesehatan Kesehatan
Pengendalian penyakit Kesehatan reproduksi remaja
termasuk IMS dan HIV;
Penyehatan lingkungan dan Sampah, sanitasi buruk
penyiapan air bersih
Pelayanan Gizi Gizi buruk
Logistik kesehatan
Kesehatan reproduksi Managemen kebersihan Menstruasi;
Infeksi Menular Seksual termasuk HIV/
AIDS;
Infeksi saluran reproduksi misalnya
keputihan;
Kehamilan yang tidak diinginkan
Remaja Kesehatan Reproduksi Remaja
Kesehatan jiwa Kesehatan jiwa
Disaster Victim Identification
Informasi kesehatan
2 Pencarian dan
penyelamatan
3 Logistik Kit Remaja Perempuan dan Kit Remaja
Laki-laki;
Persediaan makanan
4 Pengungsian dan Kamp Management Kondisi tenda/hunian sementara yang
perlindungan buruk dan tidak aman;
Tidak ada ruang privasi/ ruangan yang
tidak bersekat;
Toilet yang jauh, kurang penerangan
dan tidak terpisah utk laki-laki dan
perempuan

BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN 91
No Klaster Sub klaster Pokja Kerentanan Remaja
Perlindungan anak Terpisah dari orang tua;
Kekerasan pada anak;
Anak sebagai kepala keluarga
Psikososial
Perlindungan Hak Perempuan dari Kekerasan Berbasis gender;
Kekerasan Berbasis Gender Kekerasan seksual
5 Pendidikan Putus sekolah
6 Sarana dan Air dan Sanitas Sanitasi buruk;
Prasanana Kondisi toilet yang buruk dan tidak
terpisah
7 Pemulihan dini
8 Ekonomi Mata Pencaharian Hilangnya mata pencaharian keluarga
Bantuan non Tunai

92 BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN
FORMULIR 21
DAFTAR KEGIATAN MEDIA ADVOKASI REMAJA

No Nama Profesi Asal Puskesmas


1 Stop Pernikahan usia anak, kontribusi Lokakarya musik Music
positif pada pembangunan, ketahahan
remaja
2 Kerentanan remaja di situasi krisis, Film pendek Pemutaran film pendek
Pendidikan kesehatan reproduksi
remaja, kebersihan, menstruasi dll
3 HIV Lokakarya theather Pentas drama
5 Resilliance Lokakarya tari dan music Pentas music dan dance
6 Kerentanan dan ketahanan remaja di Pelatihan Photography Pameran photography
situasi krisis

Jenis kegiatan advokasi dapat di konsultasi dengan kelompok remaja berdasarkan minat dan bakat
mereka
Diatas adalah beberapa contoh kegiatan yang dapat dilakukan sebagai bagian kegiatan pengembangan
media advokasi remaja seperti lokarya pembuatan film dokumenter, lokakarya music dan photografi

BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN 93
FORMULIR 22
DAFTAR PEMANGKU KEPENTINGAN YANG BERKAITAN DENGAN REMAJA

Nama Pemangku Kontak Kepentingan Kekuatan dan Strategi


No
Kepentingan (Hp dan Email) Utama Pengaruh Pelibatan

94 BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN
FORMULIR 23
DAFTAR TUGAS KOORDINATOR PPAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

Tugas Kegiatan
Koordinasi, a. Melakukan advokasi agar kesehatan reproduksi remaja diperhatikan selama pelaksanaan PPAM
komunitasi & b. Bekerjasama dengan lintas sektor terkait, melakukan pemetaan kelompok remaja yang paling rentan dan
kerjasama memastikan mereka mampuuntuk mengakses pelayanan kesehatan reproduksi
c. Memberikan informasi pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja yang tersedia dan memberitahukan lokasi
yang dapat diakses
d. Melibatkan instansi pemerintah dalam kesehatan reproduksi remaja selama perencanaan pelayanan
kesehatan reproduksi komprehensif, untuk memastikan kepemimpinan dan rasa memiliki di tingkat
nasional.
e. Melakukan pendekatan kesehatan reproduksi multi-sektoral untuk memastikan bahwa kebutuhan remaja
diidentifikasi dan ditangani
f. Bekerja sama dengan pemangku kepentingan lainnya (Kementerian dan Lembaga lain) untuk memastikan
bahwa kebutuhan kesehatan reproduksi remaja tertangani, tanpa duplikasi pelayanan
g. Melanjutkan upaya untuk melibatkan instansi pemerintah dalam penanganan kesehatan reproduksi
remaja.
h. Melakukan advokasi dengan pimpinan kepolisian, militer atau aparat penegak hukum untuk membentuk
dan menegakkan kebijakan terkait kekerasan berbasis gender
i. Melakukan pertemuan rutin dengan lintas program/lintas sektor kesehatan reproduksi dan organisasi
terkait untuk menyelenggarakan PPAM Kesehatan Reproduksi Remaja sesegera mungkin
j. Melaporkan kegiatan rutin untuk disampaikan kepada Koordinator PPAM Kesehatan Reproduksi dan
kepada anggota maupun lembaga atau sektor lainnya
k. Melakukan pertemuan rutin tim kesehatan reproduksi remaja atau pokja remaja

Koordinasi, Mengkaji dan memperbaharui protokol kesehatan reproduksi standar untuk memastikan terpenuhinya
komunitasi & kebutuhan remaja
kerjasama
Koordinasi, Mengidentifikasi informasi dasar terlait kebutuhan pelayanan kesehatan reproduksi remaja.
komunitasi & Beberapa informasi dasar yang harus dikumpulkan meliputi:
kerjasama a. Total populasi
b. Data demografi remaja yang penting dan mengidentifikasi permasalahan utama yang ada dalam populasi
sasaran yang perlu ditangani segera.
c. Informasi tentang statusbaseline/data awal kebutuhan dan pelayanan kesehatan reproduksi remaja
d. Informasi tentang pemanfaatan pelayanan kesehatan peduli remaja
e. Memantau, menganalisis dan melaporkan setiap bulan tentang pelayanan kesehatan reproduksi remaja
dengan menggunakan indikator standar

BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN 95
FORMULIR 24
DATA DEMOGRAPHI REMAJA

No Nama Umur Jenis Kelamin Status

*status:
Menikah atau belum menikah
Disabilitas

96 BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN
FORMULIR 25
KLASTER BENCANA DI TINGKAT NASIONAL

BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN 97
FORMULIR 26
ALUR LAYANAN PELAYANAN KESEHATAN PEDULI REMAJA (PKPR)

98 BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN
FORMULIR 27
DAFTAR NARAHUBUNG RUJUKAN LAYANAN RAMAH REMAJA

No Nama Petugas Profesi No Hp Lokasi Jadwal Konseling


Tenda Kespro
Bidan
Bidan

Puskesmas
Bidan
Perawat
Dokter

Ruang Ramah Perempuan

Rumah Sakit

BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN 99
FORMULIR 28
DAFTAR KEBUTUHAN

No Nama Barang Spesifikasi Satuan Jumlah Keterangan

100 BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN
FORMULIR 29
TANDA TERIMA BARANG

Telah diterima dari : ………………………………………………………………………………………

Berupa barang : ………………………………………………………………………………………

No Nama Barang Jumlah

Dirterima oleh : ………………………………………………………………………………………

Untuk keperluan : ………………………………………………………………………………………

BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN 101
FORMULIR 30
CONTOH RENCANA AKSI DAERAH

Fase Pemulihan

FASE REKOMENDASI/RENCANA AKSI BADAN/INSTANSI SUMBER DAYA


Pemulihan Perlindungan dan Pelatihan pencegahan
keamanan dan penanganan KBG,
kesehatan reproduksi
Dinkes, DP3A, KPPPA,
dan pendidikan APBD, APBN
BKKBN, BPBD
ketrampilan hidup sosial
bagi remaja dan orang
tua
Sosialisasi pencegahan Dinkes, DP3A, KPPPA,
APBD, APBN
pernikahan anak BKKBN, BPBD
Pendampingan kepada
Dinkes, DP3A, KPPPA,
remaja yang menikah APBD, APBN
BKKBN, BPBD
usia anak
Pelibatan remaja terlatih
Dinkes, DP3A, KPPPA,
dalam program PKPR APBD, APBN
BKKBN, BPBD
(posyandu remaja)
Kondisi tempat Pembuatan lampu jalan
perlindungan dan dan penerangan di toilet Bappeda APBD
keamanan yang memadai
Ketersediaan tempat
PUPR APBD
ganti baju khusus wanita
Pembangunan POSJAGA Kades/Lurah Dana desa
Pembuatan toilet khusus
BPBD APBD
disabilitas
Pembuatan sekat-sekat
PUPR APBD
di hunian
pembentukan tim
Koordinator huntara Dana Desa
keamanan
Peralatan emergency BPBD APBD
Pembangunan toilet
PUPR APBD
dekat dengan hunian

102 BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN
FASE REKOMENDASI/RENCANA AKSI BADAN/INSTANSI SUMBER DAYA
Pengelolaan dapur
Koordinator huntara Swadaya
umum/fasilitas umum
Fasilitas lahan parkir Koordinator huntara Swadaya
Mengaktifkan kegiatan
posistif remaja Dispora APBN/APBD

Pembentukan tim
perawatan teknis hunian BPBD APBD

Pembuatan sekretariat
dan tim management
huntara (tempat PUPR APBD
dan personil) yang
melibatkan remaja

Pengelolaan dan
penyediaan tempat BLH APBD
sampah
Pembangunan huntara
dan fasilitasnya sesuai PUPR APBD
dengan standar hunian

Ketersediaan Ruang
BPBD Dana desa
ramah remaja
Jadwal kerja bakti rutin Koordinator huntara Swadaya
Pembuatan pagar di
kompleks huntara Koordinator huntara Swadaya

Ukuran huntara harus


memenuhi standar PUPR APBD
minimal

Pembentukan bank
sampah di huntara BLH APBD

Pojok Rehab Narkoba BNN APBD


Sosialisasi Narkoba BNN APBD
Wash (Sanitasi, air dan Pembuatan sumber air/
promosi kesehatan) sumur suntik di setiap CIKASDA, ESDM APBD, APBN
titik di huntara/huntap

BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN 103
FASE REKOMENDASI/RENCANA AKSI BADAN/INSTANSI SUMBER DAYA
Pembagian sabun dan
peralatan kebersihan
lainnya dalam kegiatan Dinkes, CIKASDA APBD, APBN
promosi kebersihan

Sosialisasi Perilaku Hidup


Bersih Sehat dan Cuci
Tangan Pakai Sabun bagi Dinkes APBD, APBN
remaja
Penyediaan tempat
sampah di setiap kamar DLH APBD, APBN
dan unit huntara

Pembuatan dan
perbaikan sistem
penyaluran air bersih PU PR, CIKASDA APBD, APBN
dari sumber air ke
huntara/huntap

Perawatan kesehatan Optimalisasi pelayanan


kesehatan oleh bidan
dan tenaga kesehatan Dinkes APBD I dan APBD II
lainnya di fasilitas
kesehatan
Koordinasi Lintas
Program/Lintas Sektor
dan kemitraan remaja Dinas Kesehatan APBD I dan APBD II
pada pasca bencana

Peningkatan kapasitas Dinas Pendidikan,


guru tentang kesehatan DINKES, KESRA dan APBD I dan APBD II
reproduksi remaja BKKBN
peningkatan kapasitas
pelayanan posyandu Dinas Kesehatan APBD I dan APBD II
remaja

Perluasan jangkauan
layanan (outreach
service) kesehatan Dinas Kesehatan APBD I dan APBD II
remaja

104 BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN
FASE REKOMENDASI/RENCANA AKSI BADAN/INSTANSI SUMBER DAYA
Review pedoman
PPAM remaja dan
penyusunan buku saku
untuk pelibatan remaja, Kemenkes APBN/Dana Hibah
kesehatan reproduksi
dan layanan remaja pada
saat bencana
Pelibatan remaja terlatih
dalam program PKPR Dinas Kesehatan APBD I dan APBD II
(posyandu remaja)
Mendirikan fasilitas
kesehatan permanen Dinas Kesehatan APBD I dan APBD II
yang aman bencana
Pemberian apresiasi dan
motivasi kepada tenaga Dinas Kesehatan APBD I dan APBD II
kesehatan
Akses mendapatkan Penugasan kembali
pendidikan pegawai/guru di sekolah Disdikbud APBD dan APBN

Pemberian apresiasi dan


motivasi kepada tenaga Disdikbud APBD dan APBN
pendidik
Mendirikan ruang kelas
permanen yang aman Disdikbud, BPBD APBD dan APBN
bencana
Kampanye Anak
Harapan Bangsa kembali Disdikbud, BPBD APBD
ke sekolah
Perayaan Hari Pemuda
Internasional dan
Disdikbud, BPBD APBD
Peringatan Sumpah
Pemuda
Pengembalian waktu
dan metode belajar ke Disdikbud APBD
kondisi semula
Pemenuhan sarana
penunjang siswa yang Disdikbud APBN, APBD
akan menghadapi UN

BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN 105
FASE REKOMENDASI/RENCANA AKSI BADAN/INSTANSI SUMBER DAYA
Keamanan ekonomi Penyediaan pelatihan-
dan mata pencaharian pelatihan ekonomi
Disnakertrans, Dispora APBD, APBN
kreatif berbasis lokal
dan pelatihan teknis
Penyediaan alat-alat BLK, Disnakertrans,
keterampilan Dispora, Dinas pertanian, APBD, APBN
Dinas Peternakan
Membuka akses dan
informasi lapangan kerja Disnakertrans, Dispora,
APBD, APBN
yang luas khususnya BLK
untuk pemuda
Sosialisasi dan
Disnakertrans, Dispora,
pembekalan dunia kerja APBD, APBN
BLK
bagi pemuda
Lokakarya perencanaan,
Disnakertrans, Dispora,
pembangunan usaha APBD, APBN
BLK
serta pemasaran
Pelaksanaan
Disnakertrans, Dispora,
Pendampingan untuk APBD, APBN
BLK
usaha
Gizi dan pangan Melaksanakan Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat Dinkes APBN, APBD, DSP
(Germas)
KIE kepada remaja
tentang cara mengolah Dinkes APBN, APBD, DSP
makanan yang benar
Multisektor Membentuk Konselor
Remaja di tingkat Desa/
BPBD, Dinkes, BKKBN APBD
Kelurahan (Psikososial
Suport)
Pelatihan pendidikan
Pengurangan Risiko
BPBD APBD
bencana dan Pendidikan
Inklusi bagi remaja

106 BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN
FORMULIR 31
CONTOH SK POKJA REMAJA

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

KEPUTUSAN GUBERNUR SULAWESI TENGAH ………


NOMOR : 2019

TENTANG

TIM KELOMPOK KERJA REMAJA DAN PEMUDA DALAM PENANGGULANGAN BENCANA, REHABILITASI
DAN REKONSTRUKSI PASKA BENCANA
DI PROVINSI SULAWESI TENGAH

GUBERNUR SULAWESI TENGAH ……….

Menimbang : a. Remaja adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode perubahan transisi
kehidupan dari masa anak-anak menuju masa dewasa yang berusia 10 (sepuluh)
sampai 19 (sembilan belas) tahun.
b. Pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting
pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 15 (lima belas) sampai 24 (dua puluh
empat) tahun.
c. Bahwa remaja dan pemuda memiliki kerentanan yang membutuhkan penanganan
khusus untuk menjamin pemenuhan hak asasi manusia, hak kesehatan reproduksi
remaja, serta kepemimpinan, partisipasi remaja dan pemuda yang bermakna.

BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN 107
d. Bahwa perempuan dan anak memiliki kerentanan yang membutuhkan perlindungan
khusus untuk menjamin pemenuhan hak asasi perempuan, anak perempuan, remaja,
termasuk remaja disabilitas, remaja kelompok rentan dan remaja kelompok minoritas
secara konsisten, sistematis dan berkelanjutan;
e. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b dan huruf
c, perlu menetapkan keputusan Gubernur tentang pembentukan kelompok kerja
remaja dan pemuda dalam penanggulangan bencana, rehabilitasi dan rekonstruksi
pasca bencana di provinsi Sulawesi Tengah.

Mengingat :
1. Undang-Undang Dasar 1945, pasal 28 ayat 1 dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun
1992 tentang kesehatan;
2. Peraturan Presiden RI Nomor 66 Tahun 2017 tentang Koordinasi Strategis Lintas
Sektor Penyelenggaraan Pelayanan Kepemudaan;
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 84 Tahun 2015 tentang Pedoman
Pengembangan Peran Serta Organisasi Kemasyarakatan Bidang Kesehatan;
4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi;
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Peraturan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi
UndangUndang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5687);
6. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana;
7. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 17 Tahun 2010
tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca
Bencana;
8. Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak;

108 BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN
9. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2019 tentang Penyelengggaraan Perlindungan
Perempuan dan Anak;
10. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan
dan Pembangunan Keluarga;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 87 Tahun 2014 tentang Perkembangan Kependudukan
dan Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana dan Sistem Informasi Keluarga;
12. Peraturan Presiden No. 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan;
13. Peraturan Gubernur Nomor 55 Tahun 2018 tentang Rencana Aksi Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan;
14. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan
Anak, Pasal 28, 29, 30 ayat xx;
15. Kebijakan Pendidikan, Disnaker (ekonomi kreatif ), Gizi remaja;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN GUBERNUR TENTANG KELOMPOK KERJA REMAJA DAN PEMUDA DALAM
PENANGGULANGAN BENCANA, REHABILITASI DAN REKONSRUKSI PASCA BENCANA DI
PROVINSI SULAWESI TENGAH

PERTAMA : Membentuk Kelompok Kerja Remaja dan Pemuda dalam penanggulangan bencana,
rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana di provinsi Sulawesi Tengah

KEDUA : Kelompok Kerja sebagaimana yang dimaksud dalam Diktum KESATU mempunyai tugas:
a. Menyusun petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan remaja dan pemuda dalam
penanggulangan bencana, rehabilitasi dan rekontruksi pasca bencana di provinsi
Sulawesi Tengah berupa memastikan pelibatan remaja dan pemuda dalam berbagai
bidang mulai dari tahap tanggap darurat, transisi darurat, rehabilitasi, rekonstruksi
dan pembangunan;

BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN 109
b. Mensosialisasikan kebijakan mengenai pelayanan kesehatan khususnya pelayanan
kesehatan reproduksi remaja pada situasi krisis, penyelenggaraan pelayanan
kepemudaan serta perlindungan hak perempuan dan perlindungan khusus anak,
serta penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja sebagai calon ibu.
c. Melaksanakan program pembinaan, pengembangan keremajaan dan kepemudaan.
d. Menyediakan dan menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja beserta
Posyandu Remaja dengan pelayanan yang ramah remaja dan komprehensif;
e. Menyediakan Pendidikan kesehatan reproduksi remaja yang berupa pengetahuan
mengenai ketrampilan hidup dan informasi kesehatan reproduksi remaja bagi remaja
di sekolah dan luar sekolah;
f. Melaksanakan program perlindungan hak perempuan dan perlindungan khusus
anak;
g. Melaksanakan promosi dan pencegahan melalui sosialisasi kesehatan reproduksi dan
gizi remaja serta penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja (PKBR);
h. Pemenuhan gizi remaja
i. Membangun dan memperkuat kemitraan antar lintas sector, pihak swasta, organisasi
pemerintah dan organisasi masyarakat;
j. Melaksanakan tata kelola, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program remaja
dan pemuda di provinsi Sulawesi Tengah

KETIGA : Hak kesehatan reproduksi, meliputi:


a. Hak untuk hidup
b. Hak atas kebebasan dan keamanan
c. Hak atas kesetaraan dan bebas dari segala bentuk diskriminasi, termasuk kehidupan
keluarga dan reproduksinya
d. Hak atas kerahasiaan pribadi
e. Hak untuk kebebasan berpikir
f. Hak untuk mendapatkan informasi dan pendidikan

110 BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN
g. Hak untuk memilih bentuk keluarga, dan hak untuk membangun dan merencanakan
berkeluarga
h. Hak untuk memutuskan kapankan dan akankah punya anak
i. Hak mendapatkan pelayanan dan perlindungan kesehatan
j. Hak untuk mendapatkan manfaat dari hasil kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi
k. Hak kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam hal berpolitik
l. Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk

KEEMPAT : Keputusan ini diberikan masing-masing kepada yang bersangkutan untuk diketahui dan
dilaksanakan dengan penuh rasa tanggungjawab serta pihak lain yang dianggap perlu
untuk diketahui.

KELIMA : Segala biaya yang timbul akibat pelaksanaan keputusan ini dibebankan pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah serta
sumber lainnya yang tidak mengikat.

KEENAM : Keputusan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dengan ketentuan bahwa
apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan di dalam penetapannya akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Palu
Pada Tanggal : 2019
GUBERNUR SULAWESI TENGAH,

LONGKI DJANGGOLA

BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN 111
LAMPIRAN
SURAT KEPUTUSAN GUBERNUR SULAWESI TENGAH
NOMOR :
TENTANG :
TIM KELOMPOK KERJA REMAJA DAN PEMUDA DALAM PENANGGULANGAN BENCANA, REHABILITASI DAN
REKONSTRUKSI PASKA BENCANA
DI PROVINSI SULAWESI TENGAH

SUSUNAN KEANGGOTAAN DAN URAIAN TUGAS KELOMPOK KERJA REMAJA DAN PEMUDA DALAM PENANGGULANGAN
BENCANA, REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI PASKA BENCANA DI PROVINSI SULAWESI TENGAH

1. KEANGGOTAAN
A. Penasehat : Gubernur Sulawesi Tengah
B. Pembina : Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Tengah
C. Ketua : Kepala Bappeda Provinsi Sulawesi Tengah
D. Sekretaris : Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah

E. Divisi :
1. Data dan Informasi : Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah
Anggota : Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Sulawesi
Tengah, Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Tengah, Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tengah, Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Tengah,
Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Tengah, Dinas
Pemberdayaan Masyarakat Desa Provinsi Sulawesi Tengah, Badan Narkotika
Nasional Provinsi Sulawesi Tengah, Dinas Pemuda dan Olah Raga Provinsi
Sulawesi Tengah, Bappeda Provinsi Sulawesi Tengah , Dinas Lingkungan Hidup
Provinsi Sulawesi Tengah, BPS, Dinas Komunikasi dan Informasi;

2. Perlindungan : DP3A
Anggota : UPT PPA, Unit PPA Polda

112 BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN
3. Kesehatan Reproduksi dan Gizi: Dinkes (koord), BKKBN. DP3A, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana
4. Promosi dan Pencegahan dan KIE: BKKBN (koordinator) ,Dinkes, DP3A, BNN, KPAP
5. Pendidikan: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (koord), Disnakertrans
6. Partisipasi dan Pelibatan Remaja: Dispora (koord); Disnakertrans
7. HAM : Kemenhum, LAPAS, LPBK, LPKA, LPP
8. Kebijakan: Bappeda

9. URAIAN TUGAS
A. Penasehat mempunyai tugas
B. Pembina mempunyai tugas mengarahkan Kelompok Kerja Remaja dan Pemuda dalam Penanggulangan
Bencana dan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Paska Bencana Provinsi Sulawesi Tengah untuk mendukung
program pelibatan remaja dan pemuda dalam program kegiatan pemerintah daerah provinsi Sulawesi
Tengah.
C. Ketua mempunyai Tugas:
1. Mengkoordinir….
2. Membuat rencana strategis

GUBERNUR SULAWESI TENGAH


LONGKI DJANGGOLA

BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN 113
FORMULIR 32
CONTOH SK FORUM REMAJA

KEPUTUSAN KEPALA DESA ………


NOMOR : 2019

TENTANG

PEMBENTUKAN PENGURUS FORUM REMAJA DAN PEMUDA


DESA ……….
TAHUN 2019

KEPALA DESA ……….

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka optimalisasi pelaksanaan kegiatan Forum Remaja dan Pemuda
di Desa xx Kecamatan xx tahun 2019, dipandang perlu membentuk pengurus Forum
Remaja ;
b. Bahwa Forum Remaja dan Pemuda merupakan organisasi berbasis masyarakat
sebagai wadah pelibatan, pengembangan dan aspirasi remaja dan pemuda dalam
berjejaring, berorganisasi, dan beradvokasi di dalam bidang Pendidikan kesehatan
reproduksi remaja, Perlindungan Hak Perempuan dan Perlindungan Khusus Anak.
c. Bahwa pengurus dan anggota yang namanya tercantum dalam lampiran keputusan
ini dianggap mampu dan memenuhi syarat untuk ditunjuk / diangkat sebagai
pengurus Forum Remaja desa xx.
d. Bahwa untuk maksud tersebut perlu ditetapkan dengan keputusan Kepala Desa.

114 BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan
sebagaimana telah dirubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 2017;
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Peraturan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi
UndangUndang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5687);
3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4967);
4. Peraturan Presiden RI Nomor 66 Tahun 2017 tentang Koordinasi Strategis Lintas
Sektor Penyelenggaraan Pelayanan Kepemudaan;
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 84 Tahun 2015 tentang Pedoman
Pengembangan Peran Serta Organisasi Kemasyarakatan Bidang Kesehatan;
6. Peraturan Pemerintah RI Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi;
7. Undang-Undang Dasar 1045, pasal 28 ayat 1 dan Undang-Undang Nomor 23 Tahu
1992 tentang kesehatan;
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Nomor
5539) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun
2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan UndangUndang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717);

BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN 115
9. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber
Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Tambahan Lembaran Negara Negara
Republik Indonesia Nomor 5558) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 22 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 88,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5694);
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Keuangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2293).
11. PERDA Daba Desa (Pasigala)

MEMUTUSKAN :
Menetapkan :

PERTAMA : Membentuk Pengurus Forum Remaja dan Pemuda di Desa xx Kecamatan xx Tahun 2019
dengan susunan keanggotaan sebagaimana dicantumkan dalam lampiran Surat Keputusan
ini.

KEDUA : Tugas Pengurus Forum Remaja dan Pemuda di Desa xx mempunyai tugas:
a. Menyediakan Pendidikan kesehatan reproduksi remaja yang berupa pengetahuan
mengenai ketrampilan hidup dan informasi kesehatan reproduksi remaja, Gizi,
Perlindungan, NAPZA
b. Menyelenggarakan kegiatan psikososial bagi kelompok sebaya sesuai dengan minat
dan bakat kaum muda
c. Menyediakan pelayanan konseling sebaya bagi kelompok sebaya
d. Mengidentifikasi permasalah dan isu remaja dan pemuda di kamp atau huntara dan
sekitarnya
e. Mengumpulkan data remaja dan pemuda berumur 10-24 tahun di kamp atau
Huntara dan sekitarnya (menikah/belum menikah?)

116 BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN
f. Memobilisasi remaja dan pemuda di kamp atau huntara dan sekitarnya untuk
mengakses Pendidikan dan pelayanan kesehatan reproduksi remaja serta pelayanan
konseling di ruang ramah remaja, pos kesehatan reproduksi, puskesmas PKPR dan
Posyandu remaja serta ruang ramah perempuan
g. Menyusun rencana kerja dan pertemuan rutin secara berkala serta mengagendakan
pertemuan insidentil berdasarkan kebutuhan
h. Terlibat aktif dalam forum komunitas sekitarnya dan menjadi perwakilan remaja
KETIGA : Keputusan ini diberikan masing-masing kepada yang bersangkutan untuk diketahui dan
dilaksanakan dengan penuh rasa tanggungjawab serta pihak lain yang dianggap perlu
untuk diketahui.
KEEMPAT : Segala biaya yang timbul akibat pelaksanaan keputusan ini dibebankan pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa (APBDES), serta sumbangan dari pihak lain yang tidak
mengikat. (lurah-ADD)
KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dengan ketentuan bahwa apabila
dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan di dalam penetapannya akan diadakan
perbikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : xx
Pada Tanggal : 2019
Kepala Desa xxx

(Nama)

Tembusan disampaikan Kepada Yth :


1. Bupati xxx
2. Kepala Dinas Kesehatan Kab. xx
3. Kepaa Dinas Pemuda dan Olah Raga kab. xx
4. Kepala Bappeda kab. xx
5. Camat xx
6. Masing-masing yang bersangkutan untuk diketahui dan dilaksanakan.

BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN 117
Lampiran Surat Keputusan Kepala Desa xx
Nomor :
Tanggal : 2019
Tentang : Pembentukan Pengurus Forum Remaja dan Pemuda

Pembina Umum : Kepala Desa xx


Pembina Fungsional : Kasi Kesra Desa xx
Koordinator Kamp / Huntara
Dinas / Instansi terkait.

SUSUNAN PENGURUS FORUM REMAJA DAN PEMUDA

1. Koordinator :
2. Wakil Koordinator :
3. Sekretaris :
4. Bendahara :

Seksi - seksi (di isi berdasarkan struktur dan kebutuhan masing-masing YFS)

a. Seksi Pendidikan kespro remaja :


b. Seksi pelayanan konseling sebaya :
c. Seksi seni dan budaya (olah raga, musik, tari) :
d. Seksi data :
e. Seksi penelitian :
f. Seksi logistik :
g. Seksi Mobilisasi Remaja :

Kepala Desa xx

(Nama)

118 BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN
FORMULIR 33
FORMAT RENCANA KERJA

Nama Program : ……………………………………………………………

Bulan
No Nama kegiatan Output Penanggung Jawab

BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN 119
FORMULIR 34
DAFTAR BAHAN AJAR/MODUL KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA YANG TERSEDIA

No Topik Jenis Modul Sasaran Usia Remaja

120 BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN
FORMULIR 35
PANDUAN PERLENGKAPAN KEBERSIHAN DIRI REMAJA
DIGNITY KITS REMAJA

Mengapa perlengkapan kebersihan diri di rancang khusus untuk remaja di situasi krisis?

Mendidik remaja tentang kebersihan yang baik adalah cara terbaik untuk menghindari penyebaran infeksi dan penu-
laran berbagai jenis penyakit. Mengajarkan tentang prinsip-prinsip kebersihan yang benar pada usia dini dapat mem-
bantu menjaga kesehatan mereka di kemudian hari, dan mendatang.
Menjaga kebersihan pribadi yang baik adalah kunci untuk melindungi kesehatan dan kesejahteraan. Tidak seperti
remaja laki-laki, remaja perempuan memiliki kebutuhan khusus untuk ditangani, sehingga mereka dapat tetap sehat,
melakukan kegiatan sehari-hari dengan mudah dan bermartabat, saat tinggal di kamp pengungsi.
Remaja pada umumnya mempunyai kebutuhan khusus yang tidak sama dengan orang dewasa, baik dari kebutuhan
dasar seperti jenis dan ukuran. Perlengkapan kebersihan diri remaja perempuan meliputi celana dalam, bra dan pem-
balut wanita untuk manajemen kebersihan menstruasi yang baik. Penting juga untuk memasukkan barang-barang
yang peka budaya seperti kemeja lengan panjang dan jilbab.

Peluit dan Senter untuk Pencegahan Kekerasan


Akses yang aman & adil untuk kebutuhan dasar, layanan & fasilitas publik, pencucian toilet dengan penerangan yang
layak, privasi, keamanan dan perlindungan adalah bagian dari hak asasi manusia. Namun, dalam situasi pascabencana,
masalah-masalah ini seringkali tidak terselesaikan, menciptakan situasi yang sensitive terhadap kekerasan berbasis
gender (KBG).
Menambahkan alat sederhana seperti senter & peluit ke dalam paket perlengkapan kebersihan diri dapat membantu
remaja khususnya perempuan untuk melindungi keselamatan mereka ketika gelap diluar dan menarik perhatian un-
tuk segera mendapatkan ketika ancaman kekerasan atau pelecehan terjadi.

BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN 121
Siapa saja yang membutuhkan paket perlengkapan kebersihan diri?
Remaja perempuan dan laki-laki
Remaja disabilitas
Remaja ODHA
Remaja yang sudah menikah/hamil
Remaja yang menjadi kepala keluarga

Kapan Perlengkapan Kebersihan diri dapat di didistribusikan?

Perlengkapan kebersihan diri dapat di distribusikan pada situasi krisis dengan melibatkan remaja dalam koordinasi,
pendataand dan pendistribusian. Forum remaja , kader posyandu remaja atau kelompok remaja komunitas lainnya
dapat dilibatkan dalam kegiatan ini. Pelengkapan kebersihan ini didistribusikan terutama untuk kelompok remaja
dengan khusus yaitu remaja disabilitas,remaja ODHA, remaja menikah/hamil, remaja yang menjadi kepala keluarga.

Apa peran fasilitator remaja dalam pendistribusian?

Melakukan koordinasi dengan kamp koordinator dan kepala desa


Melakukan pendataan jumlah remaja (laki-laki, perempuan, termasuk kelompok remaja dengan kondisi
khusus remaja disabilitas,remaja ODHA, remaja menikah/hamil, remaja yang menjadi kepala keluarga)
Melakukan distribusi

Apa saja yang harus di persiapkan?

Menghubungi Dinas Kesehatan Provinsi/Kab/kota


Berkoordinasi dengan koordinator kamp
Mengumpulkan data remaja terpilah di wilayah masing-masing
Terlibat dalam menghitung jumlah perlengkapan kebersihan diri yang dibutuhkan untuk didistribusikan

122 BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN
FORMULIR 36
DILAKUKAN PADA MASA PEMULIHAN KRISIS KESEHATAN

Instrument HEEADSS (Home, Education/Employment, Eating, Activities, Drugs, Sexuality, Safety and Suicide)

Memeriksa Kemungkinan Remaja Memiliki Masalah Yang Terkait Dengan Pendidikan Atau Pekerjaan
Menggali keadaan terkait 3 hal utama:
Tingkat kenyamanan di tempat pengungsian
Ada pihak pendukung (remaja merasa aman, bisa bicara secara terbuka serta meminta tolong pada
seseorang) di tempat pengungsian
Hal yang umumnya terjadi di tempat pengungsian yang bisa menjadi “warisan” perilaku berisiko
(kekerasan, termasuk kekerasan seksual, penggunaan alkohol dan penggunaan obat terlarang)

1. Apakah kamu merasa nyaman di tempat pengungsian/sekolah?


2. Apakah ada hal yang membuat kamu merasa tidak nyaman di tempat pengungsian/
sekolah?
3. Jika merasa tidak nyaman, apa penyebabnya?
4. Apakah masalah itu sering berulang?
5. Adakah tempat lain di luar tempat pengungsian/sekolah dimana kamu merasa nyaman?
Jika iya, apa yang membuat kamu merasa nyaman?
6. Apakah ada orang dewasa yang kamu percaya dan nyaman untuk berdiskusi tentang
masalahmu?
7. Apakah di tempat pengungsian, kamu merasa punya teman?
- Jika punya, bisa ceritakan tentang teman-teman kamu? Apa yang sering mereka
lakukan untuk bersenang-senang?
8. Adakah perilaku dan kebiasaan di tempat pengungsian/sekolah yang menurut kamu tidak
baik?
9. Apakah ada hal lain yang terjadi di tempat pengungsian/sekolah yang ingin kamu ceritakan?

BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN 123
Memeriksa Kemungkinan Remaja Memiliki Masalah Yang Terkait Dengan Pola Makan (Eating) -- Jika kamu
mengalami stres kamu makan berlebih atau tidak mau makan??

1. Apakah kamu suka dengan menu sarapan, makan siang dan makan malam di tempat pengungsian?
2. Bagaimana pola makan kamu saat kamu stress ? Akan makan berlebihan atau justru nafsu makan
menurun?
3. Adakah perubahan berat badan kamu belakangan ini?
4. Apakah yang paling kamu sukai dari tubuh kamu? Dan apa yang tidak kamu sukai dari tubuh kamu?
5. Olahraga atau aktifitas apa yang kamu lakukan?

Memeriksa Kemungkinan Remaja Memiliki Masalah Yang Terkait Dengan Aktifitas

1. Apa yang kamu lakukan saat waktu luang?


2. Apa yang kamu lakukan untuk bersenang-senang?
3. Apa aktifitas favoritmu di tempat pengungsian?
4. Apakah kamu bergabung dalam grup olahraga/hobi tertentu?
5. Siapa teman dekatmu? (di tempat pengungsian/di luar tempat pengungsian)?
6. Apakah kamu punya teman diluar grupmu?
7. Bagaimana hubungan kamu dengan teman sebaya kamu?
8. Apakah pendapat teman-temanmu tentang kamu?

Obat-obatan

1. Banyak remaja seusiamu sudah mulai mengenal rokok atau obat-obatan/alkohol, adakah teman-
temanmu yang seperti itu?
2. Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu pernah mengkonsumsi rokok/alkohol/obat-obatan (narkoba)?
Bila jawabannya iya, lanjutkan ke pertanyaan nomor 3. Bila jawabannya tidak, langsung lanjutkan ke poin
masalah kesehatan seksual
3. Berapa banyak kamu pakai dan seberapa sering?

124 BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN
4. Bagaimana cara menggunakannya?
5. Bagaimana cara mendapatkannya?
6. Darimana uang untuk membelinya?
7. Adakah efek buruk rokok/narkoba pada kamu?
8. Apakah ada peningkatan jumlah pemakaian zat-zat tersebut akhir-akhir ini?
9. Kegiatan apa yang kamu dan temanmu lakukan saat memakai zat tersebut?

Memeriksa Kemungkinan Remaja Memiliki Masalah Kesehatan Seksual

1. Biasanya remaja seusiamu sudah mulai tertarik dengan pacaran dan hubungan seksual, apakah teman-
teman di sekitarmu ada yang sudah pacaran?
2. Apakah kamu pernah pacaran?
3. Apakah kamu pernah melakukan hubungan seksual dengan laki-laki/perempuan atau keduanya? Bila
jawabannya tidak, langsung lanjut ke poin selanjutnya (keamanan)
4. Ketika kamu berhubungan seksual, apakah kamu menggunakan pengaman (kondom atau kontrasepsi
lainnya?)
5. Bagaimana pendapatmu tentang kontrasepsi dan pencegahan infeksi menular seksual?
6. Apakah kamu pernah mengalami masalah infeksi menular seksual?
7. Apakah kamu pernah mengalami masalah kehamilan yang tidak diinginkan?
8. Bila kamu pernah berhubungan seksual, apakah kamu tertekan saat melakukan hubungan seksual?
9. Apakah kamu pernah mengalami masalah kekerasan seksual?
10. Identifikasi mengenai kemungkinan remaja pernah menjadi korban kekerasan seksual!

Memeriksa Kemungkinan Remaja Memiliki Masalah Terkait Dengan Keamanan

1. Apakah kamu tidak merasa aman berada di tempat pengungsian?


2. Apakah kamu tidak merasa aman berada di tengah masyarakat?
3. Apakah kamu tidak merasa aman di lingkungan bermain?
4. Apakah kamu tidak merasa aman berada di jalan ?

BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN 125
Memeriksa Kemungkinan Remaja Memiliki Masalah Yang Terkait Dengan Bunuh Diri/Depresi

1. Apakah kamu pernah merasa sedih yang sangat dalam?


2. Apakah kamu pernah melakukan tindakan yang dapat membahayakan diri sendiri (melukai diri,
membakar atau membuat dirimu dalam situasi tidak aman, termasuk melakukan hubungan seksual yang
tidak aman atau tindakan bunuh diri)?
3. Bila nomor 2 dijawab tidak, apa yang dapat mencegahmu untuk melakukan hal tersebut?
4. Apa yang kamu lakukan saat kamu sedih, marah dan terluka?

126 BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN
BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN 127
Kementerian Kesehatan United Nations Population Fund
Republik Indonesia 7th Floor Menara Thamrin
Jl. HR. Rasuna Said Blok X5 Kav 4-9, Jl. M.H. Thamrin Kav. 3,
Jakarta Jakarta 10250
Tel: (62-21) 5221227 Tel: (62-21) 29802300
Fax: (62-21) 5203884 Fax: (62-21) 31927902
Website: http://kesga.kemkes.go.id Website: http://indonesia.unfpa.org

The United Nations Population Fund, is and International Development Agency with a Mission to
“Deliver a world where every pregnancy is wanted, every birth is safe and every young person’s potential is fulfilled”

128 BUKU SAKU PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA KRISIS KESEHATAN

Anda mungkin juga menyukai