Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KEHIDUPAN SEKSUAL YANG SEHAT

Dosen :

Syul Kreemly Adam, S.pd,M.kes

Disusun oleh : KELOMPOK 2

SYALOMEI M. P WINOWATAN (19330101103)

ANISA FARAH LATIEF (19330101122)

REGITA TUMENGGUNG (19330101127)

NADIA SALELE (19330101101)

MEIFI LETUNGGAMU (19330101125)

NOVA TURAMBI (19330101121)

PUTRI ZAKARIA (19330101124)

MONIQUE ROTINSULU (19330101104)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PRODI KEBIDANAN
UNIVERSITAS TRINITA MANADO

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..............................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.........................................................................2

1.3 Tujuan............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Peningkatan kehiduan seks dalam penurunan IMS..............................3

2.2 Pengeblaan IMS dalam pelayanan kesehatan primer ........................5

2.3 Penjagaan Kesehatan Ibu Dan Janin Dari Aspek Pencegahan IMS
Pembinaan Pelayanan di tingkat desa..........................................................6

2.4 Peran kemenkes dalam menurunkan angka kejadian infeksi


HIV/AIDS....................................................................................................6

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan.........................................................................................9

3.2 Saran......................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................10

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Anugerahnya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kehidupan Seksual Yang Sehat ” kami selaku
penyusun menyadari bahwa selesainya pembuatan makalah ini adalah berkat bimbingan, arahan
dan motivasi untuk itu kami ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah bekerja sama
dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini,untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini dan
menjadi pembelajaran bagi kami .

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Standar layanan kebidanan merupakan suatu alat organisasi untuk


menjabarkan mutu layanan kebidanan ke dalam terminologi operasional sehingga

semua orang yäng terlibat dalam layanan kebidanan akan terikat dalam suatu

sistem. baik pasien, penyedia layanan kebidanan. penunjang layanan kebidanan,

ataupun manajemen organisasi layanan kebidanan, dan akan bertanggung gugat

dalam menjalankan tugas dan perannya masing-masing.

Suatu pelayanan dikatakan bermutu jika penerapan semua persyaratan pelayanan kebidanan
dapat memuaskan pasien. Mutu pelayanan kebidanan

berorientasi pada penerapan kode etik dan standar pelayanan kebidanan, serta

kepuäsan yang mengacu pada penerapan semua persyaratan pelayanan kebidanan.

Program menjaga mutu prospektif adalah program menjaga mutu yang

dilaksanakan sebelum pelayanan kesehatan diselenggarakan. Untuk menjamin

terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, perlu diupayakan unsur

masukan dan lingkungan yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Prinsip pokok program menjaga mutu prospektif sering dimanfaatkan dalam

menyusun peraturan perundang-undangan.

2. Rumusan Masalah

a) Bagaimana peningkatan kualitas kehidupan seksual dalam penurunan IMS

b) Bagaimana pengelolaan IMS di tingkat pelayanan kesehatan primer?

c) Bagaimana penjagaan kesehatan ibu dan janin dani aspek pencegahan IMS
d) Bagaimana peran kemenkes dalam menurunkan angka kejadan infeksi

HIV/AIDS ?

3. Tujuan

a) Tujuan Umum

Untuk meningkatkan pengetahuan tentang kehidupan seksual yang sehat.

b) Tujuan Khusus

1. Mahasiswa mampu memahami dan mengerti tentang peningkatan kualitas kehidupan seksual
dalam penurunan IMS.

2. Mahasiswa mampu memahami dan mengerti tentang pengelolaan IMS di tingkat pelayanan
kesehatan primer

3. Mahasiswa mampu memahami dan mengerti tentang penjagaan kesehatan ibu dan janin dari
aspek pencegahan IMS

4. Mahasiswa mampu memahami dan mengerti tentang peran kemenkes

dalam menurunkan angka kejadian infeksi HIVAIDS

BAB I I

PEMBAHASAN

A. Peningkatan kehiduan seks dalam penurunan IMS

Lima hal yang mempengaruhi perilaku seksual:


(a) keadaan kesehatan tubuh,

(b) dorongan seksual,

(c) psikis,

(d) pengetahuan tentang sesual dan

(e) pengalaman seksual.

Pengetahuan seksual yang benar dapat memberikan petunjuk pada seseorang kearah perilaku
seksual yang benar dan bertanggung jawab serta dapat membantunya dalam membuat keputusan
pribadi yang penting tentang seksualitas. Sebaliknya pengetahuan seksual yang sangat kurang
dapat

mengakibatkan penerimaan yang salah tentang seksual itas sehingga menimbulkan tingkah laku
yang salah dengan segala akibatnya.

Manfaat besar dalam mempelajari seksualitas secara benar ialah memliki pengetahuan yang
benar, menghindari berbagai mitos dan infomasi yang salah

dapat memahami perilaku seksual yang benar pada diri sendiri dan masyarakat, dan dapat
mengalasi berbagai masalah seksualitas.

Peningkatan kehidupan kesehatan seks untuk mengurangi IMS dapat dilakukan dengan cara cara
sebagai berikut :

a) Penanganan kasus IMS komprehensif

1. Diagnosis IMS

2. Terapi anti mikroba untuk gejala

3. Pendidikan pasien

4. Pemberian kondom
5. Konseling

6. Pemberitahuan dan penanganan pasangan

b) Penanganan kasus IMS dengan sindrom

Keuntungan:

1. Terapi lebih cepat

2. Hemat biaya (tidak ada tes lab mahal)

3. Kepuasan Klien

4. Standarisasi

5. Diagnosis dan terapi

6. Pengelolaan supply

7. Pelatihan

8. Monitoring dan surveilance

Kualitas layanan untuk program IMS

1. Tersedia, terjangkau, dapat diakses dan sesuai

2. Protokol penanganan IMS

3. Petugas kesehatan terlatilh (teknis dan konseling)

4 Pasokan obat IMS yang efektif dan berkesinambungan


5. Sistem pelacakanpenelusuran kontak rahasia

6. Monitoring & supervisi klinik

7. Pelatihan saat memberikan layanan

c) Paket Kesehatan Masyarakat

1. Promosi seks aman

2. Program kondom

3. Kesadaran masyarakat akan IMS

4. Penanganan kasus IMS komprehensif saat kontak pertama

5. Beri layanan khusus untuk populasi dengan resiko Pekerja seks Remaja Militer Tahanan

6. Deteksi dini infeksi

7. Integrasi pencegahan dan layanan IMS ke layanan lain.

B. Pengeblaan IMS dalam pelayanan kesehatan primer

Pelayanannya adalah:

1. Konseling tentang pencegahan dan penanggulangan PMS temasuk HIV/AIDs

2 Promosi penggunaan kondom untuk perlindungan.

3. Pemenksaan laboratorium untuk PMS bila mungkin juga unuk HIVIAIDS.

4 Kesehatan reproduksi remaja.


C. Penjagaan Kesehatan Ibu Dan Janin Dari Aspek Pencegahan IMS Pembinaan Pelayanan di
tingkat desa.

1. Pelayanan kebidanan dasar (antenatal, persalinan, nifas dan kunjungan neonatal)


2. Penanganan kasus kegawatan obstetnneonatal, termasuk tindakan bedah besar
3. Penanganan semua kasus rujukan dan puskesmas dan desa.
4. Konseling gizi.
5. Pembinaan pelayanan di tingkat puskesmas.
6. Keluarga Berencana
7. Konseling KB
8. Pelayanan KB, sesuai dengan kemampuan, kecuali implant dan metode poperatif
9. Pertoongan pertama efek sampng KB.
10. Rujukan pelayanan KB
11. Konseling KB
12. Pelayanan KB, sesuai dengan kemampuan.
13. Pertolongan pertama pada komplikasi dan kegagalan KB serta penanganan
efek samping KB
14. Rujukan pelayanan KB

D. Peran kemenkes dalam menurunkan angka kejadian infeksi HIV/AIDS

Peran dan tanggung jawab Kemenkes dalam peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 21 tahun 2013 tetang Penanggulangan HIV dan AIDS adalah sebagai berikut :

Pasal 6

Tugas dan tanggung jawab Pemerintah dalam penanggulangan HIV dan AlDS

meliputi

a) membuat kebijakan dan pedoman dalam pelayanan promotif. preventif, diagnosis, pengobatan
perawatan, dukungan, dan rehabilitasi;
b) bekerjasama dengan pemerintah daerah dalam mengimplementasikan kebijakan serta
memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan;

c) menjamin ketersediaan obat dan alat kesehatan yang diperlukan dalam penanggulangan HIV
dan AIDS secara nasional;

d)mengembangkan sistem informasi: danmelakukan kerjasama segonal dan global dalam rangka
pencegahan dan penanggulangan HIV dan AlDS.

Pasal 7

Tugas dan tanggung jawab pemerintah daerah provinsi dalam penanggulangan HIV dan AIDS
meliputi:

a). Melakukan koordinasi penyelenggaraaan berbagai upaya pengendalian dan penanggulangan


HIV dan AIDS;

b). Menetapkan situasi epidemik HIV tingkat provinsi;

c). Menyelenggarkan sistem pencatatan, pelaporan dan evaluasi dengan memanfaatkan sistem
informasi; dan

d). Menjamin ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat primer dan rujukan dalam
melakukan Penanggulangan HIV dan AlDS sesuai dengan kemampuan.

Pasal 8

Tugas dan tanggung jawab pemerintah daerah kabupaten/kota dalam penanggulangan HIV dan
AIDS meliputi :
a) . Melakukan penyelenggaraaan berbagai upaya pengendalian dan penanggulangan HIV dan
AIDS:

b). Menyelenggarakan penetapan situasi epidemik HIV tingkat kabupaten/kota:

c). Menjamin ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat primer dan rujukan dalam
melakukan penanggulangan HIV dan AlDS sesuai dengan kemampuan; dan

d) menyelenggarakan sistem pencatatan pelapoan dan evaluasi dengan memanfaatkan sistem


infomasi.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengetahuan seksual yang benar dapat mnemberikan petunjuk pada seseorang kearah perilaku
seksual yang benar dan bertanggung jawab serta dapat membantunya dalam membuat keputusan
pribadi yang penting tentang seksualias. Sebaliknya pengetahuan seksual yang sangat kurang
dapat mengakibatkan penerimaan yang salah tentang seksualitas, sehingga

menimbulkan tingkah laku yang salah dengan segala akibatnya. Kehidupan seksual yang sehat
dapat mencegah dan menurunkan angka kejadian infeksi HIV/AIDS dan penurunan IMS.

B. Saran

Bagi Mahasiswa dan Masyarakat diharapkan dapat melaksanakan kehidupan seksual yang sehat
sehingga dapat mencegah dan menurunkan angka kejadian infeksi HIV/AIDS dan penurunan
IMS.

DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Azrul. 1996.Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.
Marimbi, Hanum.2008. Etika dan Kode Etik Profesi Kebidanan. Yogyakarta Mitra Cendikia
Press.
Satrianegara, M. Fais.2009. Buku Ajar Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan.Jakarta:
Salemba Medika
Wijono, Djoko.2000. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Surabaya:
Airlangga University Press.

Anda mungkin juga menyukai