Anda di halaman 1dari 24

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Plasenta atau ari-ari ini merupakan organ manusia yang berfungsi sebagai media
nutrisi untuk embrio yang ada dalam kandungan. Umumnya plasenta terbentuk lengkap pada
kehamilan < 16 minggu dengan ruang amnion telah mengisi seluruh kavum uteri. Letak
plasenta umumnya di depan atau dibelakang dinding uterus, agak kearah fundus uteri. Karena
alasan fisiologis, permukaan korpus lebih luas, sehingga lebih banyak tempat untuk
berimplantasi. Plasenta melekat pada dinding uterus dan tali pusat bayi, yang membentuk
hubungan penting antara ibu dan bayi. Namun ada beberapa plasenta yang mengalami
kelainan letak yaitu plasenta previa dan solusio plasenta. Plasenta previa adalah plasenta yang
berimplementasi padasegmen bawah rahim yang menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri
internum. Angka kejadian iplasenta previa adalah 0,4-0,6% dari keseluruhan persalinan.

Solusio plasenta adalah implantasi normalnya diuterus (korpus uteri) dalam masa
kehamilan lebih dari 20 minggu dan sebelum janin lahir. Dalam plasenta terdapat banyak
pembuluh darah yang memungkinkan pengantaran zat nutrisi dari ibu kejanin, jika plasentaini
terlepas dari implantasi normalnya dalam masa kehamilan maka akan mengakibatkan
perdarahan yang hebat. Perdarahan pada solusio plasenta sebenarnya daripada plasenta
sebenarnya lebih bahaya daripada plasenta previa oleh karena kejadian tertentu perdarahan
yang tampak keluar melalui vagina hampir tidak ada atau tidak sebanding dengan perdarahan
yang berlangsung internal yang sangat banyak pemandangan yang menipu inilah yang
sebenarnya yang membuat solusio plasenta lebih berbahaya karena dalam keadaan demikian
perkiraan jumlah, darah yang telah keluar sukar diperhitungkan, padahal janin telah mati dan
ibu dalam keadaan syok.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa itu Solusio Plasenta?

1.2.2 Bagaimana Cara Pembuatan SOAP Solusio Plasenta?

1.2.3 Apa itu Plasenta Previa?

1.2.4 Bagaimana Cara Pembuatan SOAP Plasenta Previa?

1.3 Tujuan

1
1.3.1 untuk mengetahui definisi plasenta previa dan solusio plasenta

1.3.2 untuk mengetahui klasifikasi plasenta previa dan solusio plasenta

1.3.3 untuk mengetahui etiologi dari plasenta previa dan solusio plasenta

1.3.4 untuk mengetahui gejala dari plasenta previa dan solusio plasenta

1.3.5 untuk mengetahui penatalaksanaan terhadap plasenta previa dan solusio plasenta

2
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Solusio Plasenta

Solusio plasenta (solutio placentae), atau yang disebut juga sebagai abrupsio plasenta
(abruptio placentae), adalah lepasnya plasenta dari dinding rahim bagian dalam sebelum
proses persalinan, baik seluruhnya maupun sebagian. Kondisi ini merupakan komplikasi
kehamilan yang serius, namun jarang terjadi. Plasenta tumbuh di dalam rahim ibu selama
masa kehamilan dan berfungsi untuk memberikan nutrisi serta oksigen pada janin dalam
kandungan. Solusio plasenta berisiko membahayakan nyawa ibu dan bayi yang dikandung
jika tidak segera ditangani. Hal ini dikarenakan solusio plasenta bisa menyebabkan
perdarahan hebat pada sang ibu dan mengurangi suplai nutrisi serta oksigen untuk sang bayi.

 Gejala
Usia kehamilan di atas enam bulan (trimester ketiga), terutama beberapa
pekan sebelum proses persalinan, merupakan waktu yang rawan untuk terjadinya
solusio plasenta. Beberapa gejala yang menandai kondisi ini di antaranya adalah:
1. Nyeri punggung.
2. Kontraksi yang berlangsung cepat.
3. Perdarahan pada vagina.
4. Rahim terasa sakit.
5. Nyeri perut.
6. Gerakan bayi dalam kandungan yang kurang aktif atau tidak seperti biasanya.
 Penyebab
Hingga saat ini penyebab pasti terjadinya solusio plasenta atau abrupsio
plasenta belum diketahui, namun ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko
seorang wanita untuk mengalaminya, yaitu:
1. Merokok atau memakai narkoba.
2. Berusia di atas 40 tahun.
3. Memiliki riwayat solusio plasenta sebelumnya.
4. Pernah melahirkan bayi kembar.
5. Memiliki tekanan darah tinggi atau hipertensi.
6. Menderita gangguan pembekuan darah.
7. Memiliki riwayat trauma pada perut, seperti terjatuh atau terkena pukulan.
8. Air ketuban bocor atau pecah terlalu awal.

3
 Diagnosis
Untuk mendiagnosis solusio plasenta, dokter akan melakukan pemeriksaan
fisik guna mengetahui kontraksi rahim. Selain itu, kemungkinan diperlukan
pemeriksaan darah atau USG untuk membantu mengetahui penyebab terjadinya
perdarahan vagina. USG dapat digunakan untuk melihat kondisi rahim dan
kandungan, namun tidak selalu dapat mendeteksi adanya solusio plasenta. Pada
solusio plasenta, detak jantung janin juga perlu dimonitor untuk mengetahui kondisi
bayi dan dan mendeteksi adanya kegawatan janin.
 Perawatan

Perawatan solusio plasenta yang dilakukan tergantung pada keadaan bayi yang
dikandung, usia kehamilan, dan tingkat keparahan solusio plasenta. Plasenta yang
sudah terlepas dari dinding rahim tidak bisa ditempelkan kembali. Penderita mungkin
akan dirawat di rumah sakit jika usia kehamilan di bawah 34 minggu, detak jantung
bayi normal, dan kondisi tergolong ringan. Namun jika usia kehamilan sudah di atas
34 minggu dan solusio plasenta membahayakan penderita serta bayi yang dikandung,
maka dokter akan menyarankan untuk segera dilakukannya proses persalinan
(biasanya melalui operasi caesar). Jika penderita mengalami perdarahan hebat, maka
harus dilakukan transfusi darah.

 Komplikasi

Solusio plasenta atau abrupsio plasenta dapat menimbulkan komplikasi dan


membahayakan jiwa penderita dan bayi yang dikandungnya.Ibu hamil yang menderita
solusio plasenta kemungkinan bisa mengalami gangguan pembekuan darah dan syok
akibat kehilangan darah. Selain itu, solusio plasenta juga bisa menyebabkan gagal
ginjal atau kegagalan organ tubuh lainnya. Perdarahan juga kemungkinan terjadi
setelah proses persalinan. Operasi histerektomi atau pengangkatan rahim mungkin
akan dilakukan jika perdarahan yang terjadi tidak bisa dikendalikan.Sedangkan pada
bayi, solusio plasenta dapat menyebabkan kurangnya asupan nutrisi dan oksigen, serta
kelahiran prematur. Bahkan komplikasi yang serius dapat terjadi dimana bayi terlahir
dalam keadaan meninggal.

 Pencegahan

4
Meskipun rawan terjadi di trimester ketiga, solusio plasenta juga bisa terjadi
kapan saja setelah usia kandungan memasuki minggu ke-20. Kondisi ini tidak dapat
dicegah secara langsung, namun ibu hamil dapat menurunkan risikonya dengan cara:

1. Mengonsumsi suplemen asam folat sesuai petunjuk dokter.


2. Memeriksakan kondisi kandungan secara rutin selama masa kehamilan.
3. Mengobati tekanan darah tinggi bila ada sesuai petunjuk dokter.

4. Tidak menggunakan narkoba.

2.2 Kasus SOAP Solusio Plasenta

No. Register : 045 / BPS/ BUMIL

Masuk RS tanggal/jam : 31 Januari 2013

Dirawat diruang :-

I. Pengkajian Data, Tanggal/Pukul : 31 Januari 2013/pukul 15.00 Oleh : Bidan

A. Biodata

Ibu Suami

1. Nama : Ny. Y Tn. P

2. Umur : 21 tahun 25 tahun

3. Agama : Islam Islam

4. Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia

5. Pendidikan : SMU SMU

6. Pekerjaan : IRT Buruh

7. Alamat : Kwaru RT 1/RW 3 Kwaru RT 1/RW 3

Gunung Kidul Gunung Kidul

5
B. DATA SUBYEKTIF

Alasan kunjungan : Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilanya.

Keluhan utama : Ibu mengatakan rasa nyeri saat dipegang pada perut bagian atas, Nyeri pada
punggung serta adanya darah yang keluar dari vagina.

1. Riwayat mensturasi

Menarce : 14 tahun Siklus : 28 hari

Lama : 7 hari Teratur : teratur

Sifat darah : cair Keluhan : tidak ada

2. Riwayat perkawinan

Status perkawinan : sah Menikah ke : 1

Lama : 1 tahun Usia menikah pertama : 20 tahun

5. Riwayat obstetrik : -

6. Riwayat Obstetri : -

7. Riwayat kehamilan sekarang

a. HPM : 6-5-2012 HPL : 13-2-2013

b. ANC pertama umur kehamilan : 4 minggu

c. Kunjungan ANC

 Trimester I

Frekuensi : 2x, Tempat :bidan , Oleh : bidan

Keluhan : tidak ada

Terapi : vitonal f 1x1/hari, vit C 1x1/hari

 Trimester II

Frekuensi : 3x, Tempat : bidan , Oleh : bidan

6
Keluhan : tidak ada

Terapi : vitonal f 1x1/ hari, vit C 1x1/ hari

 Trimester III

Frekuensi : 1x, Tempat : bidan, Oleh : bidan

Keluhan : rasa nyeri saat perut dipegang bagian atas,

Terapi :-

d. Imunisasi TT

TT I : 20-5-2006

TT II: 20-6-2006 TT III : 23-9-2012

e. Pergeraakan janin selama 24 jam (dalam sehari )

Ibu mengatakan merasakan pergerakan janin 2x/ jam dalam sehari

8. Riwayat kesehatan

a. Penyakit yang pernah/sedang diderita (menular, menurun dan menahun).

Ibu mengatakan tidak pernah / tidak sedang menderita penyakit menular


(TBC,hepatitis,HIV) penyakit menurun(hipertensi, asma) dan penyakit menahun (jantung,
paru-paru).

b. Penyakit yang pernah/sedanng diderita keluarga (menular, menurun dan menahun)

Ibu mengatakakan keluarga tidak pernah / tidak sedang menderita penyakit


menular(TBC,hepatitis,HIV) penyakit menurun(hipertensi, asma) dan penyakit menahun
(jantung, paru-paru).

c. Riwayat keturunan kembar

Ibu mengatakan tidak ada riwayat keturan kembar

d. Riwayat operasi

Ibu mengatakan belum pernah operasi

7
e. Riwayat alergi obat

Ibu mengatakan tidak ada riwayat alergi obat

9. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari

a. Pola nutrisi sebelum hamil saat hamil

Makan

Frekuensi : 3x/ hari 3x/ hari

Porsi : 1 piring 1 piring

Jenis : nasi, lauk, sayur nasi,sayur, lauk

Pantangan : tidak ada tidak ada

Keluhan : tidak ada tidak ada

b. Pola eliminasi

BAB

Frekuensi : 1x/ hari 1x/hari

Konsistensi : lembek lembek

Warna : kuning kuning

Keluhan : tidak ada tidak ada

BAK

Frekuensi : 5x/ hari 9x/hari

Konsistensi : cair cair

Warna : kuning jernih kuning jernih

Keluhan : tidak ada tidak ada

c. Pola istirahat

Tidur siang

8
Lama : 2 jam / hari 2 jam / hari

Keluhan : tidak ada tidak ada

Tidur malam

Lama : 8 jam / hari 8 jam / hari

Keluhan : tidak ada tidak ada

d. Personal hygiene

Mandi : 2x/ hari 2x/ hari

Ganti pakaian : 2x/ hari 2x/ hari

Gosok gigi : 2x/ hari 2x/ hari

Keramas : 4x/ minggu 4x/ minggu

e. Pola sexsualitas

Frekuensi : 4x/ minggu 1x/ minggu

Keluhan : tidak ada tidak ada

f. Pola aktifitas (terkait kegiatan fisik, olah raga).

Ibu mengatakan selalu mengkuti kegiatan senam hamil dan jalan jalan pagi.

10. Kebiasaan yang mengganggu kesehatan (merokok, minum jamu, minuman berakohol).

Ibu mengatakan tidak pernah melakukan kebiasaan yang mengganggu kesehatan


seperti merokok, minum jamu, minuman berakohol.

11. Pisikososiospiritual (penerimaan ibu/suami/keluarga terhadap kehamilan, dukungan


sosial, perencanaan persalinan, pemberian ASI, perawatan bayi, kegiataan ibadah, kegiataan
sosial, dan persiapan keuangan ibu dan keluarga).

a. Ibu mengatakan suami dan keluarga sangat senang dengan kehamilanya

b. Ibu mengatakan mendapatkan dukungan sosial dari masyarakat

9
c. Ibu mengatakan sudah merencanakan persalinan di RB

d. Ibu mengatakan akan memberikan ASI esklusif pada bayinya

e. Ibu mengatakan ingin merawatbayinya sendiri dengan keluarga

f. Ibu mengatakan rajin beribadah

g. Ibu mengatakan selalu mengikuti kegiatan sosial

h. Ibu mengatakan sudah menyiapkan keuanganya untuk bersalin

12. Pengetahuan ibu ( tentang kehamilan, persalinan dan laktasi )

Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang kehamilan, persalinan,dan laktasi.

13. Lingkungan yang berpengaruh ( sekitar rumah dan hewan peliharaan)

Ibu mengatakan dilingkungan rumah tidak memelihara hewan.

2. DATA OBYEKTIF

1. Pemeriksaan umum

Keadaan umum : baik Kesadaran : composmetis

Status emosional : stabil

Tanda vital sign

Tekanan darah : 110/70 mMHg Nadi : 81x/ menit

Pernapasan : 21x/ menit Suhu : 36,5 C

Berat badan : 51 kg Tinggi badan:156 cm

2. Pemeriksaan fisik

Kepala : mesosepal, tidak ada benjolan

Rambut : lurus, hitam, tidak rontok, ddan tidak ketombe

Muka : oval, tidak pucat, tidak odem, tidak ada bekas luka

10
Mata : simetris, tidak starbismus, konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak ada tanda-
tanda infeksi

Hidung : simetri, berlubang, tidak polip

Mulut : lembab, tidak pecah-pecah, gusi tidak epulis, tidak ada stomatitis, gigi tidak
karies

Telinga : simetris, pendengaran baik, tidak ada secret, gendang telinga tidak pecah

Leher : tidak ada pembesaran kelenjar parotis, tiroid, limfe dan vena jugularis

Dada : simetris,tidak ada retraksi dinding dada.

Payudara : simetris, puting menonjol, hiperpigmentasi mamae, kolostrum sudah keluar

Abdomen : tidak ada bekas operasi, tidak ada linea alba, tidak ada striegravidarum

 Palpasi leopod

Leopod I : teraba bulat, tidak melenting, lunak, berati letak letak di fundus bokong

Lepod II : bagian kanan teraba kecil-kecil,tidak ada tahanan berati ekstremitas, bagian
kiri teraba memanjang seperti papan,ada tahanan berarti punggung

Leopod III : bagian terendah janin teraba bulat, melenting, keras, tidak bisa digerakan
berarti kepala

Leopod IV :tanggan tidak biusabertemu berarti kepala belum masuk panggul

Osborn test :-

TFU menurut Mc.Donald : 33 cm

TBJ : (31-11)x155=3100gr

Auskultasi DJJ : 155x/ menit

Ekstremitas atas : jumlah jari lengkap, kuku tidak pucat, tidak terdapat odem,
gerakan aktif

Ekstremitas bawah : jumlah jari lengkap, kuku tidak pucat, tidak odem, tidak varises,
reflek patela positif

11
Genetalia luar : bersih, tidak ada pembesaran kelenjar bartolini, tidak varises,

Anus : bersih, belubang, tidak hemoroid

Pemeriksaan panggul (bila perlu) : -

3. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan laborat

HB : 8 gr/ dl

4. Data penunjang

Tidak ada

3. INTEPRETASI DATA

A. Diagnosa kebidanan

Seorang Ny Y umur 21 tahun G1P0A0 Uk 37+1 minggu dengan Solusio Plasenta.

Janin tunggal, hidup intrauteri, puki.

Ds : - ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama

- ibu mengatakan baru berumur 21 tahun

- ibu mengatakan HPM : 6-5-2012

Do : - KU : baik Kesadaran : composmetis

- Vital Sign : TD : 11O/70 mMHg S : 36,5 C

N : 21x/ menit R : 81x/menit

- TFU :33 cm

-BB : 55kg

- DJJ : 155x/ menit, ireguler tidak jelas

- Leopod I : teraba bokong

- Leopod II : teraba punggung disebelah kiri

12
- Leopod III : teraba kepala

- Leopod IV : teraba kepala sudah masuk panggul

4. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL

- Potensial terjadinya fetal distres

- Potensial terjadinya syok hipovolemik pada ibu

5. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA

- Lakukan pemasangan infus

- Lakukan rujukan ke dokter SPOG

6. PERENCANAAN Pukul : 15.10 WIB

1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan/kondisi ibu

2. Ajarkan ibu untuk mengatasi rasa nyeri

3. Anjurkan ibu untuk bedrest

4. Beri KIE tentang tanda bahaya kehamilan

5. Beri KIE nutrisi ibu hamil

6. Pantau adanya tanda dan gejala syok hipovelemik

7. Lakukan pemeriksaan DJJ secara periodik

8. Lakukan rujukan

9. Dokumentasi

7. PELAKSANAAN Pukul : 15. 15 WIB

13
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahawa ada tanda-tanda pelepasan plasenta yang
menyebabkan rasa nyeri pada perut ibu dan akan menyebabkan kematian janin bila tidak
segera dirujuk ke dokter SPOG.

2. Mengajarkan pada ibu teknik relaksasi dengan cara tarik nafas dalam dari hidung
kemudian dikeluarkan lewat mulut secara perlahan.

3. Menganjurkan ibu untuk istirahat total ditempat tidur dan mengurangi aktifitas yang berat.

4. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya kehamilan yaitu janin tidak bergerak, keluarnya
darah yang berwarna merah kecoklatan dari jalan lahir, keluarnya air ketuban sebelum
waktunya dari jalan lahir, pusing yang hebat, demam yang tinggi

5. Memberitahu ibu untuk makan,makanan yang bergizi yang mengadung protein misalnya
tahu, tempe, telor dan ikan. Karbohidrat misalnya nasi, roti, jagung, singkong dan lain-lain.
Vitamin misalnya buah-buahan dan sayuran. Mineral misalnya susu dan sayuran hijau-
hijauan. Memberitahu ibu agar tidak makan makanan yang mengganggu kesehatan misalnya
bahan makanan yang banyak mengadung bahan pengawet, minum minuman berakohol,
minum jamu dan merokok.

6. Memantau adanya tanda syok hipovelemik dengan cara melalukan pemeriksaan tanda-
tanda vital sign,KU.

7. Melakukan pemeriksaan/pemantauan DJJ secara periodik setiap 15 menit sekali

8. Melakukan rujukan ke dokter SPOG

9. Melakukan dokumentasi

8. EVALUASI Pukul : 15.45 WIB

1. Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang keadaanya

2. Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang teknik relaksasi dan ibu dapat menjelaskan
kembali.

3. Ibu bersedia untuk melakukan istirahat total ditempat tidur dan mengurangi aktivitas yang
berat.

14
4. Ibu mengatakan sudah mengetahuitanda bahaya kehamilan dan ibu sudah dapat
menjelaskan kembali

5. Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang nutrisi ibu hamil dan ibu dapat menjelaskan
kembali

6. Sudah dilakukan pemantuan pda ibu

7. Sudah dilakukan pemantauan DJJ

8. Sudah dilakukan rujukan ke dokter SPOG

9. Sudah dilakukan dokumentasi

2.3 Plasenta Previa

Plasenta previa adalah kondisi ketika ari-ari atau plasenta berada di bagian bawah
rahim, sehingga menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir. Selain menutupi jalan lahir,
plasenta previa dapat menyebabkan perdarahan hebat, baik sebelum maupun saat persalinan.
Plasenta adalah organ yang terbentuk di rahim pada masa kehamilan. Organ ini berfungsi
menyalurkan oksigen dan nutrisi dari ibu kepada janin, serta membuang limbah dari janin.
Normalnya, plasenta memang berada di bagian bawah rahim pada awal masa kehamilan,
namun seiring pertambahan usia kehamilan dan perkembangan rahim, plasenta akan bergerak
ke atas. Pada kasus plasenta previa, posisi plasenta tidak bergerak dari bawah rahim hingga
mendekati waktu persalinan.

 Gejala
Gejala utama plasenta previa adalah perdarahan dari vagina yang terjadi pada
akhir trimester kedua atau di awal trimester ketiga kehamilan. Perdarahan bisa banyak
atau sedikit, dan akan berulang dalam beberapa hari. Perdarahan tersebut juga dapat
muncul setelah berhubungan intim dan disertai dengan kontraksi atau kram perut.
Segera periksakan diri ke dokter kandungan bila timbul flek atau perdarahan saat
kehamilan.
 Penyebab
Penyebab plasenta previa belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa
faktor yang diduga dapat membuat ibu hamil lebih berisiko menderita kondisi ini,
yaitu:
1. Berusia 35 tahun atau lebih.

15
2. Merokok saat hamil atau menyalahgunakan kokain.
3. Memiliki bentuk rahim yang tidak normal.
4. Bukan kehamilan pertama.
5. Kehamilan sebelumnya juga mengalami plasenta previa.
6. Posisi janin tidak normal, misalnya sungsang atau lintang.
7. Hamil bayi kembar.
8. Pernah keguguran.
9. Pernah menjalani operasi pada rahim, seperti kuret, pengangkatan miom,
atau operasi caesar.
 Diagnosis
Dokter dapat menduga ibu hamil mengalami plasenta previa jika terjadi
perdarahan di trimester kedua atau ketiga kehamilan. Namun untuk memastikannya,
dokter akan melakukan sejumlah pemeriksaan berikut:
1. USG transvaginal
Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan alat khusus ke dalam vagina
untuk melihat kondisi vagina dan rahim. Pemeriksaan ini adalah metode paling akurat
untuk menentukan letak plasenta.
2. USG panggul
Prosedur ini sama dengan USG transvaginal, tetapi alat hanya ditempelkan
pada dinding perut, guna melihat kondisi di dalam rahim.
3. MRI (magnetic resonance imaging)
Prosedur ini digunakan untuk membantu dokter melihat dengan jelas posisi
plasenta.
Jika ibu hamil mengalami plasenta previa, dokter kandungan akan terus
memantau posisi plasenta atau ari-ari dengan USG secara berkala, sampai tiba hari
persalinan.
 Pengobatan
Pengobatan plasenta previa bertujuan untuk mencegah perdarahan.
Penanganan yang akan diberikan oleh dokter tergantung kepada kondisi kesehatan ibu
dan janin, usia kandungan, posisi ari-ari, dan tingkat keparahan perdarahan. Pada ibu
hamil yang tidak mengalami perdarahan atau hanya mengalami perdarahan ringan,
biasanya dokter akan memperbolehkan ibu hamil melakukan perawatan secara
mandiri di rumah, yang berupa:

16
1. Banyak berbaring
2. Menghindari olahraga
3. Menghindari hubungan intim
Meskipun tidak membutuhkan perawatan di rumah sakit, pasien tetap harus
waspada dan segera mencari pertolongan medis apabila perdarahan memburuk atau
tidak berhenti. Bila ibu hamil mengalami perdarahan hebat apalagi berulang, dokter
kandungan akan menyarankan agar bayi dilahirkan secepatnya melalui operasi caesar.
Namun jika usia kandungannya kurang dari 36 minggu, ibu hamil akan diberikan
suntikan obat kortikosteroid terlebih dahulu untuk mempercepat pematangan paru-
paru janin. Bila perlu, ibu hamil juga akan diberikan transfusi darah untuk mengganti
darah yang hilang. Ibu hamil yang mengalami plasenta previa sebenarnya masih dapat
melahirkan normal, asalkan letak plasenta tidak menutupi jalan lahir atau hanya
menutupi sebagian. Tetapi jika plasenta menutupi seluruh jalan lahir, dokter akan
menyarankan operasi caesar.
 Komplikasi
Plasenta previa bisa berbahaya, baik bagi ibu maupun janin. Pada ibu, plasenta
previa dapat menyebabkan komplikasi berupa:
1. Syok
Syok terjadi akibat perdarahan berat ketika proses persalinan.
2. Penggumpalan darah
Komplikasi ini terjadi akibat perawatan di rumah sakit yang membuat ibu
terlalu lama berbaring, sehingga darah lebih mudah
Sedangkan pada janin, komplikasi yang dapat terjadi akibat plasenta previa adalah:
3. Kelahiran prematur
Bila perdarahan terus berlangsung, bayi harus segera dilahirkan dengan
operasi caesar, meskipun belum cukup bulan.
4. Asfiksia janin
Kondisi ini terjadi ketika janin tidak mendapat cukup oksigen saat di dalam
kandungan.
Pada kondisi yang jarang terjadi, plasenta previa dapat menyebabkan jaringan
plasenta tumbuh terlalu dalam, sehingga sulit untuk dikeluarkan (retensi plasenta).
Kondisi ini akan memperburuk perdarahan.

2.4 Kasus SOAP Plasenta Previa

17
No. Rekam medik : 001-235-2408

Tanggal : 28 Februari 2012 pukul : 09.00 WIB

S:

1. Identitas

Nama Klien : Ny. S Nama Suami : Tn. S

Umur : 30 th Umur : 35 th

Kebangsaan : Indonesia Kebangsaan : Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat Rumah : Jl. A. Yasin Alamat Rumah : Jl. A. Yasin Dewi Sartika

Dewi Sartika

2. Keluhan Utama

- Ibu menagatakn keluar darah segar pada pagi hari tanpa disertai rasa sakit.

- Ibu mengatakan tidak ada riwayat jatuh sebelumnya, tidak berhubungan dengan suami
sebelumnya, juga tidak mengangkat beban berat.

- Ibu mengatakan tidak melakukan hubungan seksual tadi malam

- Ibu mengatakan masih merasakan pergerakan janin

3. Riwayat Haid

Menarche : 12 tahun

Siklus : + 28 hari

Banyaknya : 2 - 3 x ganti softex

Lamanya : 5 - 6 hari

18
Sifat darah : Encer

HPHT : 17 Juli 2011

TP : 24 April 2012

4. Riwayat KB

1. Kontrasepsi yang pernah digunakan: suntik 1 bulan

2. Efek samping :tidak ada

3. Lama penggunaan: 9 tahun

4. Data psikologis

Ibu menikah 1 kali, lama menikah 1 tahun, umur saat menikah 21 tahun. Ibu mengatakan
kehamilannya cukup bahagia dan di dalam keluarga tidak mengalami masalah yang berarti.

6. Riwayat hamil bersalin dan nifas yang lalu

7. Riwayat kesehatan ibu dan keluarga

a. Kesehatan ibu

Ibu tidak punya penyakit DM, hepatitis, paru-paru dan penyakit jantung serta ibu
tidak pernah mengalami operasi apapun.

b. Kesehatan keluarga

Dalam keluarga ibu dan suami tidak pernah menderita penyakit menular dan penyakit
keturunan yang dapat mempengaruhi kehamilannya dan tidak ada riwayat anak kembar.

8. Pola kebiasaan sehari-hari

a. Nutrisi

- Sebelum hamil : makan 3 x sehari dengan porsi nasi, lauk, sayur dan buah tetapi
tidak selalu ibu minum ± 7 – 8 gelas / hari.

19
- Saat hamil : Ibu mengatakan pada awal kehamilan dan akhir kehamilan ini
kurang nafsu makan dan merasa cepat kenyang.

b. Eliminasi

- : BAB = 1 x sehari BAK : ± 8 – 9 x/hari

Istirahat dan tidur

- tidur malam ± 7 - 8 jam /hari, tidur siang ± 1 jam

c. Personal Hygiene

Ganti celana dalam : 3 x sehari

e. Aktivitas / Olah Raga

Ibu rumah tangga

f. Hubungan sexual dan riwayat kontrasepsi

tidak ada gangguan dan ibu belum pernah menggunakan alat kontrasepsi.

g. Data Psikologis

Ibu dan suami merasa senang dengan kehamilannya dan berharap semuanya berjalan lancar.

O:

1. Pemeriksaan Umum

KU: Baik Kesadaran : Composmetis

Keadaan emosional stabil

TD : 90/70 mmHg , N: 80x/menit , S: 370C , RR: 20x/menit.

2. Pemeriksaan Fisik

a) Mata : konjungtiva anemis (+/+) , sclera icteric (-/-)

b) Ekstremitas : Atas: simetris : iya/iya , oedem : tidak/tidak

20
Bawah : simetris : iya/iya , oedem : tidak/tidak

Reflex Patella : +/+

c) Abdomen :

- Inspeksi

Pembesaran sesuai dengan usia kehamilan,memanjang,linea nigra (+) striae livide


(+),bekas luka operasi/ SC tidak ada

- Palpasi

LI : TFU ½ pusat px (MD 32 cm ) , teraba 1 bagian lunak,kurang bundar,tidak


melenting

L II : sebelah kiri teraba 1 tahanan keras memanjang

Sebelah kanan teraba bagian-bagian kecil janin

L III : Teraba 1 bagian besar,bulat dan sudah tidak dapat digoyangkan

L IV : Konvergen

Pergerakan janin (+)

TBJ (32-13) x 155 = 2 945

His : Belum ada

- Auskultasi

Punctum maksimum 1,kuadran kiri bawah pusat, frekuansi 140x/menit,teratur,kuat

1. Anogenital :

Inspeksi :

Vulva / vagina : tidak ada kelainan

PPV : Lendir darah (-), air-air (-) perdarahan (+)

Vaginal Toucher : Tidak dilakukan

21
Data penunjang : Hb: 10 gr%

A :

Ibu G3P2A0 hamil 32 minggu + 2 hari, suspect plasenta previa.

Janin tunggal, hidup, intrauterine.

P :

1) Informed concernt

2) Beritahu ibu tentang keadaan saat ini sesuai dengan hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam
keadaan baik tetapi terdiagnosa plasenta previa

3) Memberitahu ibu bahwa janin dalam keadaan normal dan berada dalam intrauterine

4) Memberitahu ibu untuk bedrest total 3-5 hari supaya tidak terjadi pendarahan lagi

5) Kolaborasi dengan DSOG :

a. USG, untuk melihat plasenta previa jenis apa dan tempat implantasinya

b. Pemberian tokolitik dan antibiotika

c. Pemberian dexametason untuk pematangan paru

d. Pemberian vit c

6) Memberikan tablet fe

7) Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan genitalia

8) Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang tanggal 7 maret 2012

22
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Plasenta Previa adalah perdarahan antepartum pada trimester ketiga. Perdarahan


yangterjadi pada implantasi plasenta, yang menutupi sebagian atau seluruh osteum uteri
internum.Letak placenta tidak semestinya, yaitu dekat jalan keluar bayi atau bahkan menutupi
jalankeluar bayi.Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta yang letaknya normal pada
korpus uterisebelum janin lahir, dengan masa kehamilan 22 minggu/berat janin diatas 500gr.
Solusio plasenta merupakan lepasnya plasenta (organ yang memberi nutrisi kepada janin)
daritempat perlekatannya di dinding uterus (rahim) sebelum bayi dilahirkan. Tanda dan gejala
solusio plasenta dan plasenta previa yaitu : pada awalnya kejadian initak memberikan gejala
apapun. Komplikasi pada plasenta previa yaitu :1. Perdarahan dan syok2. Infeksi3. Laserasi
serviks 4. Plasenta akreta 5. Prematuritas atau lahir mati Komplikasi pada plasenta previa
yaitu :1. Langsung (immediate) a. perdarahan b. Infeksi c. emboli dan syok abtetric 2. Tidak
langsung (delayed) a. couvelair uterus, sehinga kontraksi tak baik, menyebabkan perdarahan
post partum b. hipofibrinogenamia dengan perdarahan post partum. c. nikrosis korteks
neralis, menyebabkan anuria dan uremia d. kerusakan-kerusakan organ seperti hati, hipofisis.

23
Daftar Pustaka

Fadlun,Feryanto,Achmad.2012.Asuhan Kebidanan Patologis.Jakarta:Salemba Medika

Maryunani,Anik.2012. Asuhan Kegawatdaruratan Dalam Kebidanan.Jakarta :TIM

Yeyeh,Ai Rukiyah.2010.Asuhan Kebidanan Patologi.Jakarta:Trans Info Media

Obstetric,William.Jakarta

24

Anda mungkin juga menyukai