Plasenta atau ari-ari ini merupakan organ manusia yang berfungsi sebagai media
nutrisi untuk embrio yang ada dalam kandungan. Umumnya plasenta terbentuk lengkap pada
kehamilan < 16 minggu dengan ruang amnion telah mengisi seluruh kavum uteri. Letak
plasenta umumnya di depan atau dibelakang dinding uterus, agak kearah fundus uteri. Karena
alasan fisiologis, permukaan korpus lebih luas, sehingga lebih banyak tempat untuk
berimplantasi. Plasenta melekat pada dinding uterus dan tali pusat bayi, yang membentuk
hubungan penting antara ibu dan bayi. Namun ada beberapa plasenta yang mengalami
kelainan letak yaitu plasenta previa dan solusio plasenta. Plasenta previa adalah plasenta yang
berimplementasi padasegmen bawah rahim yang menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri
internum. Angka kejadian iplasenta previa adalah 0,4-0,6% dari keseluruhan persalinan.
Solusio plasenta adalah implantasi normalnya diuterus (korpus uteri) dalam masa
kehamilan lebih dari 20 minggu dan sebelum janin lahir. Dalam plasenta terdapat banyak
pembuluh darah yang memungkinkan pengantaran zat nutrisi dari ibu kejanin, jika plasentaini
terlepas dari implantasi normalnya dalam masa kehamilan maka akan mengakibatkan
perdarahan yang hebat. Perdarahan pada solusio plasenta sebenarnya daripada plasenta
sebenarnya lebih bahaya daripada plasenta previa oleh karena kejadian tertentu perdarahan
yang tampak keluar melalui vagina hampir tidak ada atau tidak sebanding dengan perdarahan
yang berlangsung internal yang sangat banyak pemandangan yang menipu inilah yang
sebenarnya yang membuat solusio plasenta lebih berbahaya karena dalam keadaan demikian
perkiraan jumlah, darah yang telah keluar sukar diperhitungkan, padahal janin telah mati dan
ibu dalam keadaan syok.
1.3 Tujuan
1
1.3.1 untuk mengetahui definisi plasenta previa dan solusio plasenta
1.3.3 untuk mengetahui etiologi dari plasenta previa dan solusio plasenta
1.3.4 untuk mengetahui gejala dari plasenta previa dan solusio plasenta
1.3.5 untuk mengetahui penatalaksanaan terhadap plasenta previa dan solusio plasenta
2
BAB II PEMBAHASAN
Solusio plasenta (solutio placentae), atau yang disebut juga sebagai abrupsio plasenta
(abruptio placentae), adalah lepasnya plasenta dari dinding rahim bagian dalam sebelum
proses persalinan, baik seluruhnya maupun sebagian. Kondisi ini merupakan komplikasi
kehamilan yang serius, namun jarang terjadi. Plasenta tumbuh di dalam rahim ibu selama
masa kehamilan dan berfungsi untuk memberikan nutrisi serta oksigen pada janin dalam
kandungan. Solusio plasenta berisiko membahayakan nyawa ibu dan bayi yang dikandung
jika tidak segera ditangani. Hal ini dikarenakan solusio plasenta bisa menyebabkan
perdarahan hebat pada sang ibu dan mengurangi suplai nutrisi serta oksigen untuk sang bayi.
Gejala
Usia kehamilan di atas enam bulan (trimester ketiga), terutama beberapa
pekan sebelum proses persalinan, merupakan waktu yang rawan untuk terjadinya
solusio plasenta. Beberapa gejala yang menandai kondisi ini di antaranya adalah:
1. Nyeri punggung.
2. Kontraksi yang berlangsung cepat.
3. Perdarahan pada vagina.
4. Rahim terasa sakit.
5. Nyeri perut.
6. Gerakan bayi dalam kandungan yang kurang aktif atau tidak seperti biasanya.
Penyebab
Hingga saat ini penyebab pasti terjadinya solusio plasenta atau abrupsio
plasenta belum diketahui, namun ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko
seorang wanita untuk mengalaminya, yaitu:
1. Merokok atau memakai narkoba.
2. Berusia di atas 40 tahun.
3. Memiliki riwayat solusio plasenta sebelumnya.
4. Pernah melahirkan bayi kembar.
5. Memiliki tekanan darah tinggi atau hipertensi.
6. Menderita gangguan pembekuan darah.
7. Memiliki riwayat trauma pada perut, seperti terjatuh atau terkena pukulan.
8. Air ketuban bocor atau pecah terlalu awal.
3
Diagnosis
Untuk mendiagnosis solusio plasenta, dokter akan melakukan pemeriksaan
fisik guna mengetahui kontraksi rahim. Selain itu, kemungkinan diperlukan
pemeriksaan darah atau USG untuk membantu mengetahui penyebab terjadinya
perdarahan vagina. USG dapat digunakan untuk melihat kondisi rahim dan
kandungan, namun tidak selalu dapat mendeteksi adanya solusio plasenta. Pada
solusio plasenta, detak jantung janin juga perlu dimonitor untuk mengetahui kondisi
bayi dan dan mendeteksi adanya kegawatan janin.
Perawatan
Perawatan solusio plasenta yang dilakukan tergantung pada keadaan bayi yang
dikandung, usia kehamilan, dan tingkat keparahan solusio plasenta. Plasenta yang
sudah terlepas dari dinding rahim tidak bisa ditempelkan kembali. Penderita mungkin
akan dirawat di rumah sakit jika usia kehamilan di bawah 34 minggu, detak jantung
bayi normal, dan kondisi tergolong ringan. Namun jika usia kehamilan sudah di atas
34 minggu dan solusio plasenta membahayakan penderita serta bayi yang dikandung,
maka dokter akan menyarankan untuk segera dilakukannya proses persalinan
(biasanya melalui operasi caesar). Jika penderita mengalami perdarahan hebat, maka
harus dilakukan transfusi darah.
Komplikasi
Pencegahan
4
Meskipun rawan terjadi di trimester ketiga, solusio plasenta juga bisa terjadi
kapan saja setelah usia kandungan memasuki minggu ke-20. Kondisi ini tidak dapat
dicegah secara langsung, namun ibu hamil dapat menurunkan risikonya dengan cara:
Dirawat diruang :-
A. Biodata
Ibu Suami
5
B. DATA SUBYEKTIF
Keluhan utama : Ibu mengatakan rasa nyeri saat dipegang pada perut bagian atas, Nyeri pada
punggung serta adanya darah yang keluar dari vagina.
1. Riwayat mensturasi
2. Riwayat perkawinan
5. Riwayat obstetrik : -
6. Riwayat Obstetri : -
c. Kunjungan ANC
Trimester I
Trimester II
6
Keluhan : tidak ada
Trimester III
Terapi :-
d. Imunisasi TT
TT I : 20-5-2006
8. Riwayat kesehatan
d. Riwayat operasi
7
e. Riwayat alergi obat
Makan
b. Pola eliminasi
BAB
BAK
c. Pola istirahat
Tidur siang
8
Lama : 2 jam / hari 2 jam / hari
Tidur malam
d. Personal hygiene
e. Pola sexsualitas
Ibu mengatakan selalu mengkuti kegiatan senam hamil dan jalan jalan pagi.
10. Kebiasaan yang mengganggu kesehatan (merokok, minum jamu, minuman berakohol).
9
c. Ibu mengatakan sudah merencanakan persalinan di RB
2. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum
2. Pemeriksaan fisik
Muka : oval, tidak pucat, tidak odem, tidak ada bekas luka
10
Mata : simetris, tidak starbismus, konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak ada tanda-
tanda infeksi
Mulut : lembab, tidak pecah-pecah, gusi tidak epulis, tidak ada stomatitis, gigi tidak
karies
Telinga : simetris, pendengaran baik, tidak ada secret, gendang telinga tidak pecah
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar parotis, tiroid, limfe dan vena jugularis
Abdomen : tidak ada bekas operasi, tidak ada linea alba, tidak ada striegravidarum
Palpasi leopod
Leopod I : teraba bulat, tidak melenting, lunak, berati letak letak di fundus bokong
Lepod II : bagian kanan teraba kecil-kecil,tidak ada tahanan berati ekstremitas, bagian
kiri teraba memanjang seperti papan,ada tahanan berarti punggung
Leopod III : bagian terendah janin teraba bulat, melenting, keras, tidak bisa digerakan
berarti kepala
Osborn test :-
TBJ : (31-11)x155=3100gr
Ekstremitas atas : jumlah jari lengkap, kuku tidak pucat, tidak terdapat odem,
gerakan aktif
Ekstremitas bawah : jumlah jari lengkap, kuku tidak pucat, tidak odem, tidak varises,
reflek patela positif
11
Genetalia luar : bersih, tidak ada pembesaran kelenjar bartolini, tidak varises,
3. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laborat
HB : 8 gr/ dl
4. Data penunjang
Tidak ada
3. INTEPRETASI DATA
A. Diagnosa kebidanan
- TFU :33 cm
-BB : 55kg
12
- Leopod III : teraba kepala
8. Lakukan rujukan
9. Dokumentasi
13
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahawa ada tanda-tanda pelepasan plasenta yang
menyebabkan rasa nyeri pada perut ibu dan akan menyebabkan kematian janin bila tidak
segera dirujuk ke dokter SPOG.
2. Mengajarkan pada ibu teknik relaksasi dengan cara tarik nafas dalam dari hidung
kemudian dikeluarkan lewat mulut secara perlahan.
3. Menganjurkan ibu untuk istirahat total ditempat tidur dan mengurangi aktifitas yang berat.
4. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya kehamilan yaitu janin tidak bergerak, keluarnya
darah yang berwarna merah kecoklatan dari jalan lahir, keluarnya air ketuban sebelum
waktunya dari jalan lahir, pusing yang hebat, demam yang tinggi
5. Memberitahu ibu untuk makan,makanan yang bergizi yang mengadung protein misalnya
tahu, tempe, telor dan ikan. Karbohidrat misalnya nasi, roti, jagung, singkong dan lain-lain.
Vitamin misalnya buah-buahan dan sayuran. Mineral misalnya susu dan sayuran hijau-
hijauan. Memberitahu ibu agar tidak makan makanan yang mengganggu kesehatan misalnya
bahan makanan yang banyak mengadung bahan pengawet, minum minuman berakohol,
minum jamu dan merokok.
6. Memantau adanya tanda syok hipovelemik dengan cara melalukan pemeriksaan tanda-
tanda vital sign,KU.
9. Melakukan dokumentasi
2. Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang teknik relaksasi dan ibu dapat menjelaskan
kembali.
3. Ibu bersedia untuk melakukan istirahat total ditempat tidur dan mengurangi aktivitas yang
berat.
14
4. Ibu mengatakan sudah mengetahuitanda bahaya kehamilan dan ibu sudah dapat
menjelaskan kembali
5. Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang nutrisi ibu hamil dan ibu dapat menjelaskan
kembali
Plasenta previa adalah kondisi ketika ari-ari atau plasenta berada di bagian bawah
rahim, sehingga menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir. Selain menutupi jalan lahir,
plasenta previa dapat menyebabkan perdarahan hebat, baik sebelum maupun saat persalinan.
Plasenta adalah organ yang terbentuk di rahim pada masa kehamilan. Organ ini berfungsi
menyalurkan oksigen dan nutrisi dari ibu kepada janin, serta membuang limbah dari janin.
Normalnya, plasenta memang berada di bagian bawah rahim pada awal masa kehamilan,
namun seiring pertambahan usia kehamilan dan perkembangan rahim, plasenta akan bergerak
ke atas. Pada kasus plasenta previa, posisi plasenta tidak bergerak dari bawah rahim hingga
mendekati waktu persalinan.
Gejala
Gejala utama plasenta previa adalah perdarahan dari vagina yang terjadi pada
akhir trimester kedua atau di awal trimester ketiga kehamilan. Perdarahan bisa banyak
atau sedikit, dan akan berulang dalam beberapa hari. Perdarahan tersebut juga dapat
muncul setelah berhubungan intim dan disertai dengan kontraksi atau kram perut.
Segera periksakan diri ke dokter kandungan bila timbul flek atau perdarahan saat
kehamilan.
Penyebab
Penyebab plasenta previa belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa
faktor yang diduga dapat membuat ibu hamil lebih berisiko menderita kondisi ini,
yaitu:
1. Berusia 35 tahun atau lebih.
15
2. Merokok saat hamil atau menyalahgunakan kokain.
3. Memiliki bentuk rahim yang tidak normal.
4. Bukan kehamilan pertama.
5. Kehamilan sebelumnya juga mengalami plasenta previa.
6. Posisi janin tidak normal, misalnya sungsang atau lintang.
7. Hamil bayi kembar.
8. Pernah keguguran.
9. Pernah menjalani operasi pada rahim, seperti kuret, pengangkatan miom,
atau operasi caesar.
Diagnosis
Dokter dapat menduga ibu hamil mengalami plasenta previa jika terjadi
perdarahan di trimester kedua atau ketiga kehamilan. Namun untuk memastikannya,
dokter akan melakukan sejumlah pemeriksaan berikut:
1. USG transvaginal
Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan alat khusus ke dalam vagina
untuk melihat kondisi vagina dan rahim. Pemeriksaan ini adalah metode paling akurat
untuk menentukan letak plasenta.
2. USG panggul
Prosedur ini sama dengan USG transvaginal, tetapi alat hanya ditempelkan
pada dinding perut, guna melihat kondisi di dalam rahim.
3. MRI (magnetic resonance imaging)
Prosedur ini digunakan untuk membantu dokter melihat dengan jelas posisi
plasenta.
Jika ibu hamil mengalami plasenta previa, dokter kandungan akan terus
memantau posisi plasenta atau ari-ari dengan USG secara berkala, sampai tiba hari
persalinan.
Pengobatan
Pengobatan plasenta previa bertujuan untuk mencegah perdarahan.
Penanganan yang akan diberikan oleh dokter tergantung kepada kondisi kesehatan ibu
dan janin, usia kandungan, posisi ari-ari, dan tingkat keparahan perdarahan. Pada ibu
hamil yang tidak mengalami perdarahan atau hanya mengalami perdarahan ringan,
biasanya dokter akan memperbolehkan ibu hamil melakukan perawatan secara
mandiri di rumah, yang berupa:
16
1. Banyak berbaring
2. Menghindari olahraga
3. Menghindari hubungan intim
Meskipun tidak membutuhkan perawatan di rumah sakit, pasien tetap harus
waspada dan segera mencari pertolongan medis apabila perdarahan memburuk atau
tidak berhenti. Bila ibu hamil mengalami perdarahan hebat apalagi berulang, dokter
kandungan akan menyarankan agar bayi dilahirkan secepatnya melalui operasi caesar.
Namun jika usia kandungannya kurang dari 36 minggu, ibu hamil akan diberikan
suntikan obat kortikosteroid terlebih dahulu untuk mempercepat pematangan paru-
paru janin. Bila perlu, ibu hamil juga akan diberikan transfusi darah untuk mengganti
darah yang hilang. Ibu hamil yang mengalami plasenta previa sebenarnya masih dapat
melahirkan normal, asalkan letak plasenta tidak menutupi jalan lahir atau hanya
menutupi sebagian. Tetapi jika plasenta menutupi seluruh jalan lahir, dokter akan
menyarankan operasi caesar.
Komplikasi
Plasenta previa bisa berbahaya, baik bagi ibu maupun janin. Pada ibu, plasenta
previa dapat menyebabkan komplikasi berupa:
1. Syok
Syok terjadi akibat perdarahan berat ketika proses persalinan.
2. Penggumpalan darah
Komplikasi ini terjadi akibat perawatan di rumah sakit yang membuat ibu
terlalu lama berbaring, sehingga darah lebih mudah
Sedangkan pada janin, komplikasi yang dapat terjadi akibat plasenta previa adalah:
3. Kelahiran prematur
Bila perdarahan terus berlangsung, bayi harus segera dilahirkan dengan
operasi caesar, meskipun belum cukup bulan.
4. Asfiksia janin
Kondisi ini terjadi ketika janin tidak mendapat cukup oksigen saat di dalam
kandungan.
Pada kondisi yang jarang terjadi, plasenta previa dapat menyebabkan jaringan
plasenta tumbuh terlalu dalam, sehingga sulit untuk dikeluarkan (retensi plasenta).
Kondisi ini akan memperburuk perdarahan.
17
No. Rekam medik : 001-235-2408
S:
1. Identitas
Umur : 30 th Umur : 35 th
Alamat Rumah : Jl. A. Yasin Alamat Rumah : Jl. A. Yasin Dewi Sartika
Dewi Sartika
2. Keluhan Utama
- Ibu menagatakn keluar darah segar pada pagi hari tanpa disertai rasa sakit.
- Ibu mengatakan tidak ada riwayat jatuh sebelumnya, tidak berhubungan dengan suami
sebelumnya, juga tidak mengangkat beban berat.
3. Riwayat Haid
Menarche : 12 tahun
Siklus : + 28 hari
Lamanya : 5 - 6 hari
18
Sifat darah : Encer
TP : 24 April 2012
4. Riwayat KB
4. Data psikologis
Ibu menikah 1 kali, lama menikah 1 tahun, umur saat menikah 21 tahun. Ibu mengatakan
kehamilannya cukup bahagia dan di dalam keluarga tidak mengalami masalah yang berarti.
a. Kesehatan ibu
Ibu tidak punya penyakit DM, hepatitis, paru-paru dan penyakit jantung serta ibu
tidak pernah mengalami operasi apapun.
b. Kesehatan keluarga
Dalam keluarga ibu dan suami tidak pernah menderita penyakit menular dan penyakit
keturunan yang dapat mempengaruhi kehamilannya dan tidak ada riwayat anak kembar.
a. Nutrisi
- Sebelum hamil : makan 3 x sehari dengan porsi nasi, lauk, sayur dan buah tetapi
tidak selalu ibu minum ± 7 – 8 gelas / hari.
19
- Saat hamil : Ibu mengatakan pada awal kehamilan dan akhir kehamilan ini
kurang nafsu makan dan merasa cepat kenyang.
b. Eliminasi
c. Personal Hygiene
tidak ada gangguan dan ibu belum pernah menggunakan alat kontrasepsi.
g. Data Psikologis
Ibu dan suami merasa senang dengan kehamilannya dan berharap semuanya berjalan lancar.
O:
1. Pemeriksaan Umum
2. Pemeriksaan Fisik
20
Bawah : simetris : iya/iya , oedem : tidak/tidak
c) Abdomen :
- Inspeksi
- Palpasi
L IV : Konvergen
- Auskultasi
1. Anogenital :
Inspeksi :
21
Data penunjang : Hb: 10 gr%
A :
P :
1) Informed concernt
2) Beritahu ibu tentang keadaan saat ini sesuai dengan hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam
keadaan baik tetapi terdiagnosa plasenta previa
3) Memberitahu ibu bahwa janin dalam keadaan normal dan berada dalam intrauterine
4) Memberitahu ibu untuk bedrest total 3-5 hari supaya tidak terjadi pendarahan lagi
a. USG, untuk melihat plasenta previa jenis apa dan tempat implantasinya
d. Pemberian vit c
6) Memberikan tablet fe
22
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
23
Daftar Pustaka
Obstetric,William.Jakarta
24