NGT adalah kependekan dari Nasogastric tube. alat ini adalah alat yang digunakan untuk
memasukkan nutsrisi cair dengan selang plastic yang dipasang melalui hidung sampai lambung.
Ukuran NGT diantaranya di bagi menjadi 3 kategori yaitu:
Dewasa ukurannya 16-18 Fr
Anak-anak ukurannya 12-14 Fr
Bayi ukuran 6 Fr
Indikasi pemasangan NGT:
indikasi pasien yang di pasang NGT adalah diantaranya sebagai berikut:
Pasien tidak sadar
pasien Karena kesulitan menelan
pasien yang keracunan
pasien yang muntah darah
Pasien Pra atau Post operasi esophagus atau mulut
Kontra indikasi NGT:
1.Pada pasien yang memliki tumor di rongga hidung atau esophagus
2.Pasien yang mengalami cidera serebrospinal
Tujuan pemasangan NGT:
Memberikan nutrisi pada pasien yang tidak sadar dan pasien yang mengalami kesulitan menelan
Mencegah terjadinya atropi esophagus/lambung pada pasien tidak sadar
Untuk melakukan kumbang lambung pada pasien keracunan
IVFD/infus
Memberikan cairan makanan melalui vena (karena akan kembali ke jantung) dengan menggunakan infus
set yang steril pengganti makanan.
TUJUAN
1. Sebagai terapi, misalnya shock
2. Menambah makanan, menambah cairan, misalnya pada dehidrasi ,
melarutkan racun di dalam tubuh.
3. Sebagai media untuk pemberian obat-obatan injeksi via intra vena.
TRANSFUSI DARAH
Transfusi darah merupakan salah satu bagian penting pelayanan kesehatan modern. Bila digunakan
dengan benar, transfusi dapat menyelamatkan jiwa pasien dan meningkatkan derajat kesehatan.
Indikasi tepat transfusi darah dan komponen darah adalah untuk mengatasi kondisi yang menyebabkan
morbiditas dan mortalitas bermakna yang tidak dapat diatasi dengan cara lain.
TUJUAN:
1. Meningkatkan volume darah sirkulasi (setelah pembedahan, trauma dan haemoragic).
2. Meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk mempertahankan
kadar hemoglobin pada klien anemia.
3. Memberikan komponen seluler tertentu sebagai terapi sulih (misalnya: faktor pembekuan untuk
membantu mengontrol perdarahan pada pasien hemofilia).
HUKNAH TINGGI
Memasukkan cairan melalui anus sampai ke kolon asenden
Tujuan
a. Membantu mengeluarkan faeces akibat konstipasi
b. Tindakan pengobatan/pemeriksaan diagnostik
HUKNAH RENDAH
Memasukkan cairan melalui anus sampai ke kolon desenden
Tujuan
a. Merangsang peristaltik usus
b. Mengosongkan usus sebagai persiapan tindakan operasi
c. Tindakan pengobatan
GLISERIN
Memberikan gliserin spuit adalah suatu tindakan memasukkan cairan minyak gliserin melalui anus kedalam
rektum dengan menggunakan spui tgliserin.
TUJUAN
1
BSM(Basic Skill Midwifery) / KETRAMPILAN DASAR KEBIDANAN --HAND OUT ; UNIVERSITAS TRINITA
1. Merangsang peristaltic sehingga pasien bisa BAB
2. Persiapan tindakan operasi/persalinan/persiapan pemeriksaan radiologi
3. Memberi rasa nyaman
PENGAMBILAN DARAH
Pengambilan darah specimen perifer yaitu pengambilan darah untuk pemeriksaan laboratorium
dapat diambil dari perifer (pembuluh darah tepi) vena, arteri.pengambilan darah sebaiknya diambil dari
vena tangan yaitu salah satu dari vena pada fosssa cubiti. dan cara penyuntikan pada pengambilan
darah dengan 45 derajat. dan sebelum melakukan pengambilan darah seharusnya kita melakukan
aspirasi terlebih dahulu agar dapat mengetahui bahwa spuit benar benar
masuk kadalam pembuluh Vena.
PEMBERIAN OBAT
Pengelompokan Obat
1.Obat yang diperoleh secara bebas Dengan tanpa resep dokter:
disebut Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas:Lingkaran Hijau Bebas di jual sampai di
Warung ,Lingkaran Biru Jual di Apotik dan Toko Obat Berijin.
2.Obat yg diperoleh dengan resep dokter(ethical)
a. Daftar g atau obat keras : antibiotika,anti diabetes
b. Narkotika:Petidin,codein
c. Psikotropika:Obat penenang/Sedativa
Dosis Obat
-ADALAH obat yang diberikan kepada penderita dalam satuan berat (gram, milligram,mikrogram) atau
satuan isi (liter, mililiter) atau unit-unit lainnya (Unit Internasional).
-Obat-obat tertentu memerlukan dosis permulaan (initial dose) atau dosis awal (loading dose) yang lebih
tinggi dari dosis pemeliharaan (maintenance dose).
2
BSM(Basic Skill Midwifery) / KETRAMPILAN DASAR KEBIDANAN --HAND OUT ; UNIVERSITAS TRINITA
c.berkurangnya tingkat kesadaran
d.pusing
Kulit
Merupakan cara memberikan obat pada kulit dengan mengoleskan bertujuan mempertahankan hidrasi,
melindungi permukaan kulit, mengurangi iritasi kulit, atau mengatasi infeksi. Pemberian obat kulit dapat
bermacam-macam seperti krim, losion, aerosol, dan sprei.
Hidung
Memberikan obat melalui hidung adalah salah satu macam cara pemberian obat secara topikal. Yang
dimaksud dengan pemberian obat secara topikal adalah memberikan obat secara lokal pada kulit atau pada
membrane pada area mata, hidung, lubang telinga, vagina dan rectum. Salah satu cara memberikan obat
melalui hidung yaitu memberikan obat tetes hidung. Memberikan obat tetes hidungdapat dilakukan pada
hidung seseorang dengan keradangan hidung {rhinitis} atau nasofaring.
Rectum
Memberikan obat melalui rektum merupakan pemberian obat dengan memasukan obat melalui anus dan
kemudian rektum dengan tujuan memberikan efek lokal dan sistemik.
Tindakan pengobatan ini disebut pemberian obat supositoria yang bertujuan untuk mendapatkan efek
terapi obat,menjadikan lunak pada daerah fases dan merangsang buang air besar.
TELINGA
Tujuan :
a.Untuk memberikan effek terapi lokal (mengurangi peradangan, membunuh organisme penyebab infeksi
pada kanal telinga eksternal)
b.Menghilangkan nyeri
c.Untuk melunakkan serumen agar mudah untuk diambil
Vagina
Merupakan cara memberikan obat dengan memasukkan obat melalui vagina, yang bertujuan untuk
mendapatkan efek terapi obat dan mengobati saluran vagina atau serviks. Obat ini tersedia dalam bentuk
krim dan suppositoria yang digunakan untuk mengobati infeksi lokal.
-RUMUS UNTUK MENGHITUNG ADA BANYAK VERSI TAPI PADA DASARNYA ADALAH SAMA
-YANG PERLU DI INGAT/DI HAFAL TERUS YAITU FAKTOR TETESAN YANG SUDAH DI BAKUKAN:
*MAKRO(DEWASA) FAKTOR DRIPS/TETESAN=
20 TETES/ML
*MIKRO (ANAK) FAKTOR DRIPS/TETESAN=
60 TETES/ML
*TRANSFUSI FAKTOR DRIPS/TETESAN=
3
BSM(Basic Skill Midwifery) / KETRAMPILAN DASAR KEBIDANAN --HAND OUT ; UNIVERSITAS TRINITA
15 TETES/ML
Contoh kasus
Dokter meresepkan kebutuhan cairan Nacl 0,9 % pada Tn A.
Sejumlah 2 FLES atau 2 BOTOL( ingat 1 FLES=500 ml) ,.di layani selama 12 jam(ingat 1 jam=60
menit),.Tn. A. Memakai Makro Drips(ingat Faktor tetesan pada Makro drips=20 tetes/ML)
1000 ml/12 jam. berapa tetes per menit cairan tersebut diberikan? Ingat!
Ketahui jumlah cairan yang akan diberikan dalam satuan ml Konversi satuan jam ke satuan menit
Faktor tetesan Makro 20 tts/ML
Cara Hitung: Masukkan ke dalam rumus:Jumlah cairan yang dibutuhkan dikali dengan faktor tetesan lalu
dibagi dengan lamanya pemberian,…Jawabannya :(1000 x 20) / (12 x 60) = 20.000 / 720 = 27.77
dibulatkan jadi 28 ,…Cairan tersebut harus diberikan 28 tetes/menit.
2. INFUS IV DEKSTRAN
Kehilangan darah, sejauh jumlahnya tidak melampaui 10% dari jumlah total, tubuh masih dapat
menyeimbangkannya kembali. Jika kehilangannya lebih besar, harus disuplai cairan pengganti darah untuk
mengisi plasma melalui jalan infus ke dalam tubuh. Hal tersebut dibutuhkan juga pada syok perdarahan,
akibat luka (kebakaran, luka dalam) pada sakit perut atau muntah yang berkepanjangan.
Infus dextran 70 merupakan larutan makromolekul yang memiliki waktu tinggal yang lebih panjang dalam
pembuluh darah, karena tidak atau sedikit mengalami difusi, juga airnya terikat secara hidratasi. Yang
menentukan dextran 70 sebagai bahan pengganti plasma adalah berat molekulnya diatas 20.000.
Pengisisan volume darah dapat dilakukan dengan larutan NaCl fisiologis atau dengan larutan elektrolit,
namun jumlah cairan yang dimasukkan tersebut hanya sebentar berada dalam peredaran darah, untuk
kemudian segera dieliminasi keluar tubuh melalui ginjal
5. INFUS IV NaCl
Natrium merupakan kation utama dalam cairan ekstraseluler dan memegang peranan penting pada
regulasi tekanan osmotisnya, juga pada pembentukan perbedaan potensial ( listrik ) yang perlu bagi
kontraksi otot dan penerusan impuls di syaraf.
Defisiensi natrium dapat terjadi akibat kerja fisik yang terlampau berat dengan banyak berkeringat dan
banyak minum air tanpa tambahan garam ekstra. Gejalanya berupa mual, muntah, sangat lelah, nyeri
4
BSM(Basic Skill Midwifery) / KETRAMPILAN DASAR KEBIDANAN --HAND OUT ; UNIVERSITAS TRINITA
kepala, kejang otot betis, kemudian juga kejang otot lengan dan perut.
Selain pada defisiensi Na, natrium juga digunakan dalam bilasan 0,9 % ( larutan garam fisiologis ) dan
dalam infus dengan elektrolit lain.
9.INFUS IV DEKSTROSA
Dekstrosa dengan mudah dimetabolisme, dapat meningkatkan kadar glukosa darah dan menambah kalori.
Dekstrosa dapat menurunkan atau mengurangi protein tubuh dan kehilangan nitrogen, meningkatkan
pembentukan glikogen dan mengurangi atau mencegah ketosis jika diberikan dosis yang cukup. Dekstrosa
dimetabolisme menjadi CO2 dan air, maka larutan dekstrosa dan air dapat mengganti cairan tubuh yang
hilang. Injeksi dekstrosa dapat juga digunakan sebagai diuresis dan volume
pemberian tergantung kondisi klinis pasien.
5
BSM(Basic Skill Midwifery) / KETRAMPILAN DASAR KEBIDANAN --HAND OUT ; UNIVERSITAS TRINITA
Terapi adalah: Usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang sakit.
Kompres panas dan dingin atau biasa disebut dengan terapi panas dingin pada tubuh bertujuan untuk
meningkatkan perbaikan dan pemulihan jaringan.
Terapi panas dan dingin menghasilkan perubahan fisiologi suhu jaringan, ukuran pembuluhan darah,
tekanan darah kapiler, area permukaan kapiler untuk pertukaran cairan dan
elektrolit dan metabolisme jaringan.
Kompres panas kering dapat digunakan secara lokal, untuk konduksi panas, dengan menggunakan botol
air panas, bantal pemanas elektrik, bantalan akuatermia, atau kemasan pemanas disposibel. Kompres
panas dapat diberikan, melalui konduksi,dengan cara kompres kasa,
kemasan pemanas, berendam, atau mandi.
Kompres dingin kering diberikan untuk mendapat efek lokal dengan menggunakan kantong es, koloar es,
sarung tangan es, dan kemasan pendingin disposibel.
Indikasi Kompres Panas
Klien yang kedinginan (suhu tubuh yang rendah)
Klien dengan perut kembung
Klien yang mempunyai penyakit peradangan, seperti radang persendian Spasme otot,
Adanya abses, memar.
Kompres dingin, indikasinya:
a.Klien dengan suhu tubuh yang tinggi
b.Klien dengan batuk dan muntah darah
c.Pasca tonsillectomy
MANAJEMEN/PENATALAKSANAAN NYERI
3 fase pengalaman nyeri:
Fase antisipasi-----terjadi sebelum nyeri diterima.
Fase ini mungkin bukan merupakan fase yg paling penting, karena fase ini bisa mempengaruhi dua
fase lain. Pada fase ini memungkinnkan seseorang belajar tentang nyeri dan upaya untuk
menghilangkan nyeri tersebut. Peran perawat dalam fase ini sangat penting, terutama dalam
memberikan informasi pada klien.
Contoh: sebelum dilakukan tindakan bedah, perawat menjelaskan tentang nyeri yang nantinya akan
dialami oleh klien pasca pembedahan, dengan begitu klien akan menjadi lebih siap
dengan nyeri yang nanti akan dihadapi.
Fase sensasi-----terjadi saat nyeri terasa.
Fase ini terjadi ketika klien merasakan nyeri. karena nyeri itu bersifat subyektif, maka tiap orang
dalam menyikapi nyeri juga berbeda-beda. Toleraransi terhadap nyeri juga akan berbeda antara
satu orang dengan orang lain. orang yang mempunyai tingkat toleransi tinggi terhadap nyeri tidak
akan mengeluh nyeri dengan stimulus kecil, sebaliknya orang yang toleransi terhadap nyerinya
rendah akan mudah merasa nyeri dengan stimulus nyeri kecil. Klien dengan tingkat toleransi tinggi
terhadap nyeri mampu menahan nyeri tanpa bantuan, sebaliknya orang yang toleransi terhadap
nyerinya rendah sudah mencari upaya pencegah nyeri, sebelum nyeri datang.
Keberadaan enkefalin dan endorfin membantu menjelaskan bagaimana orang yang berbeda
merasakan tingkat nyeri dari stimulus yang sama. Kadar endorfin berbeda tiap individu, individu
dengan endorfin tinggi sedikit merasakan nyeri dan individu dengan
sedikit endorfin merasakan nyeri lebih besar.
Klien bisa mengungkapkan nyerinya dengan berbagai jalan, mulai dari ekspresi wajah, vokalisasi
dan gerakan tubuh. Ekspresi yang ditunjukan klien itulah yang digunakan perawat untuk mengenali
pola perilaku yang menunjukkan nyeri. Perawat harus melakukan pengkajian secara teliti apabila
klien sedikit mengekspresikan nyerinya, karena belum tentu orang yang tidak mengekspresikan
nyeri itu tidak mengalami nyeri. Kasus-kasus seperti itu tentunya membutuhkan bantuan perawat
untuk membantu klien mengkomunikasikan nyeri secara efektif.
Fase akibat (aftermath)------terjadi ketika nyeri berkurang atau berhenti
Fase ini terjadi saat nyeri sudah berkurang atau hilang. Pada fase ini klien masih membutuhkan
kontrol dari BIDAN, karena nyeri bersifat krisis, sehingga dimungkinkan klien mengalami gejala sisa
pasca nyeri. Apabila klien mengalami episode nyeri berulang, maka respon akibat ((aftermath)
dapat menjadi masalah kesehatan yang berat. BIDAN berperan dalam membantu memperoleh
kontrol diri untuk meminimalkan rasa takut akan kemungkinan nyeri berulang.
6
BSM(Basic Skill Midwifery) / KETRAMPILAN DASAR KEBIDANAN --HAND OUT ; UNIVERSITAS TRINITA
Banyak klien tidak melaporkan/mendiskusikan kondisi ketidaknyamanan. Untuk itulah perawat
harus mempelajari cara verbal dan nonverbal klien dalam mengkomunikasikan rasa
ketidaknyamanan. Klien yang tidak mampu berkomunikasi efektif seringkali membutuhkan
perhatian khusus ketika pengkajian.
2.Klasifikasi pengalaman nyeri
BIDAN mengkaji apakah nyeri yang dirasakan klien akut atau kronik. Apabila akut, maka
dibutuhkan pengkajian yang rinci tentang karakteristik nyeri dan apabila nyeri bersifat kronik,
maka perawat menentukan apakah nyeri berlangsung intermiten, persisten atau terbatas.
3.Karakteristik nyeri
Onset dan durasi
BIDAN mengkaji sudah berapa lama nyeri dirasakan, seberapa sering nyeri kambuh, dan apakah
munculnya nyeri itu pada waktu yang sama.
Lokasi
BIDAN meminta klien untuk menunjukkan dimana nyeri terasa,
menetap atau terasa pada menyebar
Keparahan
BIDAN meminta klien menggambarkan seberapa parah nyeri yang dirasakan. Untuk memperoleh
data ini perawat bisa menggunakan alat Bantu, skala ukur. Klien ditunjukkan skala ukur,
kemudian disuruh memilih yang sesuai dengan kondisinya saat ini yang mana.
Cara mengatasi
Tanyakan pada klien tindakan yang dilakukan apabila nyerinya muncul dan kaji juga apakah
tindakan yang dilakukan klien itu bisa efektif untuk mengurangi nyeri.
Tanda lain yang menyertai
Kaji adanya penyerta nyeri, seperti mual, muntah, konstipasi, gelisah, keinginan untuk miksi
dll.Gejala penyerta memerlukan prioritas penanganan yang sama dengan nyeri itu sendiri.
4. Efek nyeri pada klien
Nyeri merupakan kejadian yang menekan atau stress dan dapat mengubah gaya hidup dan
kesejahteraan psikologis individu. Perawat harus mengkaji hal-hal berikut ini untuk mengetahui
efek nyeri pada klien:
a. Tanda dan gejala fisik
mengkaji tanda-tanda fisiologis, karena adanya nyeri yang dirasakan klien bisa berpengaruh
pada fungsi normal tubuh.
b. Efek tingkah laku
mengkaji respon verbal, gerakan tubuh, ekspresi wajah, dan interaksi sosial. Laporan verbal
tentang nyeri merupakan bagian vital dari pengkajian, perawat harus bersedia
mendengarkan dan berusaha memahami klien. Tidak semua klien mampu mengungkapkan
nyeri yang dirasakan, untuk hal yang seperti itu perawat harus mewaspadai perilaku klien
yang mengindikasikan nyeri.
c. Efek pada ADL
Klien yang mengalami nyeri kurang mampu berpartisipasi secara rutin dalam aktivitas sehari-
hari. Pengkajian ini menunjukkan sejauh mana kemampuan dan proses penyesuaian klien
berpartisipasi dalam perawatan diri. Penting juga untuk mengkaji efek nyeri pada aktivitas
sosial klien.
o Intervensi
Manajemen nyeri terdiri dari:
a.Farmakologis (kolaborasi)-------penggunaan analgetik
Mengganggu penerimaan/stimuli nyeri dan interpretasinya dengan menekan
fungsi talamus & kortek serebri.
b. Non farmakologi (mandiri)
Sentuhan terapeutik
Teori ini mengatakan bahwa individu yang sehat mempunyai keseimbangan energi antara
tubuh dengan lingku;ngan luar. Orang sakit berarti ada ketidakseimbangan energi, dengan
memberikan sentuhan pada klien, diharapkan ada transfer energi dari perawat ke klien.
Akupresur
Pemberian penekanan pada pusat-pusat nyeri
Guided imagery
Meminta klien berimajinasi membayangkan hal-hal yang menyenangkan, tindakan ini
memerlukan suasana dan ruangan yang tenang serta konsentrasi dari klien. Apabila klien
mengalami kegelisahan, tindakan harus dihentikan. Tindakan ini dilakukan pada saat klien
merasa nyaman dan tidak sedang nyeri akut.
Distraksi
7
BSM(Basic Skill Midwifery) / KETRAMPILAN DASAR KEBIDANAN --HAND OUT ; UNIVERSITAS TRINITA
Mengalihkan perhatian terhadap nyeri, efektif untuk nyeri ringan sampai sedang. Distraksi
visual (melihat TV atau pertandingan bola), distraksi audio (mendengar musik), distraksi
sentuhan (massase, memegang mainan),
distraksi intelektual (merangkai puzzle, main catur)
Anticipatory guidence
Memodifikasi secara langsung cemas yang berhubungan dengan nyeri. Contoh tindakan:
sebelum klien menjalani prosedur pembedahan, perawat memberikan
penjelasan/informasi pada klien tentang pembedahan, dengan begitu klien sudah punya
gambaran dan akan lebih siap menghadapi nyeri.
Hipnotis
Membantu mengubah persepsi nyeri melalui pengaruh sugesti positif.
Biofeedback
Terapi perilaku yang dilakukan dengan memberikan individu informasi tentang respon
nyeri fisiologis dan cara untuk melatih kontrol volunter terhadap respon tersebut. Terapi
ini efektif untuk mengatasi ketegangan otot dan migren, dengan cara
memasang elektroda pada pelipis.
Stimulasi kutaneus
Cara kerja dari sistem ini masih belum jelas, salah satu pemikiran adalah cara ini bisa
melepaskan endorfin, sehingga bisa memblok stimulasi nyeri. Bisa dilakukan dengan
massase, mandi air hangat, kompres dengan kantong es dan stimulasi saraf elektrik
transkutan (TENS/ transcutaneus electrical nerve stimulation). TENS merupakan stimulasi
pada kulit dengan menggunakan arus listrik ringan yang dihantarkan
melalui elektroda luar.
8
BSM(Basic Skill Midwifery) / KETRAMPILAN DASAR KEBIDANAN --HAND OUT ; UNIVERSITAS TRINITA
2. Urgen
Klien membutuhkan perhatian segera, dilaksanakan dalam 24 – 30 jam.
Contoh :
- infeksi kandung kemih akut
- batu ginjal atau batu pada uretra
3. Diperlukan
Klien harus menjalani pembedahan, direncanakan dalam beberapa minggu atau bulan.
Contoh :
- katarak
- gangguan tiroid
- hiperplasia prostat tanpa obstruksi kandung kemih
4. Elektif
Klien harus dioperasi ketika diperlukan, tidak terlalu membahayakan jika tidak dilakukan.
Contoh :
- hernia simpel
- perbaikan vagina
- perbaikan skar/cikatrik/jaringan parut
5. Pilihan
Keputusan operasi atau tidaknya tergantung kepada klien (pilihan pribadi klien).
Contoh : bedah kosmetik.
Perawatan pre operatif merupakan tahap pertama dari perawatan perioperatif yang dimulai sejak pasien
diterima masuk di ruang terima pasien dan berakhir ketika pasien dipindahkan ke meja operasi untuk
dilakukan tindakan pembedahan.
Perawatan intra operatif dimulai sejak pasien ditransfer ke meja bedah dan berakhir bila pasien di transfer
ke wilayah ruang pemulihan.
Perawatan post operatif merupakan tahap lanjutan dari perawatan pre dan intra operatif yang dimulai saat
klien diterima di ruang pemulihan / pasca anaestesi dan berakhir sampai evaluasi selanjutnya
I. PRE OPERATIF
Persiapan pembedahan dapat dibagi menjadi 2 bagian, yang meliputi persiapan psikologi baik pasien
maupun keluarga dan persiapan fisiologi (khusus pasien).
A. Persiapan Psikologi
Terkadang pasien dan keluarga yang akan menjalani operasi emosinya tidak stabil. Hal ini dapat
disebabkan karena :
1. Takut akan perasaan sakit, narcosa atau hasilnya.
2. Keadaan sosial ekonomi dari keluarga.
Penyuluhan merupakan fungsi penting dari BIDAN pada fase pra bedah dan
dapat mengurangi cemas pasien.
B. Persiapan Fisiologi
1. Diet
8 jam menjelang operasi pasien tidak diperbolehkan makan, 4 jam sebelum operasi pasien tidak
diperbolehkan minum, (puasa) pada operasi dengan anaesthesi umum.
Pada pasien dengan anaesthesi lokal atau spinal anaesthesi makanan ringan diperbolehkan. Bahaya yang
sering terjadi akibat makan/minum sebelum pembedahan antara lain :
- Aspirasi pada saat pembedahan
9
BSM(Basic Skill Midwifery) / KETRAMPILAN DASAR KEBIDANAN --HAND OUT ; UNIVERSITAS TRINITA
- Mengotori meja operasi.
- Mengganggu jalannya operasi.
2. Persiapan Perut.
Pemberian leuknol/lavement sebelum operasi dilakukan pada bedah saluran pencernaan atau pelvis daerah
periferal. Untuk pembedahan pada saluran pencernaan dilakukan 2 kali yaitu pada waktu sore dan pagi
hari menjelang operasi.
Maksud dari pemberian lavement antara lain :
- Mencegah cidera kolon
- Memungkinkan visualisasi yang lebih baik pada daerah yang akan dioperasi.
- Mencegah konstipasi.
- Mencegah infeksi.
3. Persiapan Kulit
Daerah yang akan dioperasi harus bebas dari rambut. Pencukuran dilakukan pada waktu malam menjelang
operasi. Rambut pubis dicukur bila perlu saja, lemak dan kotoran harus terbebas dari daerah kulit yang
akan dioperasi. Luas daerah yang dicukur sekurang-kurangnya 10-20 cm2.
4. Hasil Pemeriksaan
Meliputi hasil laboratorium, foto roentgen, ECG, USG dan lain-lain.
5. Persetujuan Operasi / Informed Consent
Izin tertulis dari pasien / keluarga harus tersedia. Persetujuan bisa didapat dari keluarga dekat yaitu suami
/ istri, anak tertua, orang tua dan kelurga terdekat.
Pada kasus gawat darurat ahli bedah mempunyai wewenang untuk melaksanakan operasi tanpa surat izin
tertulis dari pasien atau keluarga, setelah dilakukan berbagai usaha untuk mendapat kontak dengan
anggota keluarga pada sisa waktu yang masih mungkin.
10
BSM(Basic Skill Midwifery) / KETRAMPILAN DASAR KEBIDANAN --HAND OUT ; UNIVERSITAS TRINITA
Upaya yang dapat dilakukan diarahkan untuk mengantisipasi dan mencegah masalah yang kemungkinan
mucul pada tahap ini. Pengkajian dan penanganan yang cepat dan akurat sangat dibutuhkan untuk
mencegah komplikasi yang memperlama perawatan di rumah sakit atau membayakan diri pasien.
Memperhatikan hal ini, asuhan keperawatan post operatif sama pentingnya dengan prosedur pembedahan
itu sendiri.
TAHAPAN KEPERAWATAN POST OPERATIF
Perawatan post operatif meliputi beberapa tahapan, diantaranya adalah :
1. Pemindahan pasien dari kamar operasi ke unit perawatan pasca anastesi (recovery room)
2. Perawatan post anastesi di ruang pemulihan (recovery room)
3. Transportasi pasien ke ruang rawat
4. Perawatan di ruang rawat
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB BIDAN DI RUANG RAWAT
Ketika pasien sudah mencapai bangsal, maka hal yang harus kita lakukan, yaitu :
a. Monitor tanda-tanda vital dan keadaan umum pasien, drainage, tube/selang, dan komplikasi. Begitu
pasien tiba di bangsal langsung monitor kondisinya. Pemerikasaan ini merupakan pemmeriksaan pertama
yang dilakukan di bangsal setelah post operasi.
b. Manajemen Luka
Amati kondisi luka operasi dan jahitannya, pastikan luka tidak mengalami perdarahan abnormal. Observasi
discharge untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Manajemen luka meliputi perawatan luka sampai
dengan pengangkatan jahitan.
c. Mobilisasi dini
Mobilisasi dini yang dapat dilakukan meliputi ROM, nafas dalam dan juga batuk efektif yang penting untuk
mengaktifkan kembali fungsi neuromuskuler dan mengeluarkan sekret dan lendir.
d. Rehabilitasi
Rehabilitasi diperlukan oleh pasien untuk memulihkan kondisi pasien kembali. Rehabilitasi dapat berupa
berbagai macam latihan spesifik yang diperlukan untuk memaksimalkan kondisi pasien seperti sedia kala.
e. Discharge Planning
Merencanakan kepulangan pasien dan memberikan informasi kepada klien dan keluarganya tentang hal-hal
yang perlu dihindari dan dilakukan sehubungan dengan kondis/penyakitnya post operasi.
Ada 2 macam discharge planning :
a. Untuk bidan : berisi point-point discahrge planing yang diberikan kepada klien (sebagai dokumentasi)
b. Untuk pasien : dengan bahasa yang bisa dimengerti pasien dan lebih detail.
Contoh nota discharge planning pada pasien post tracheostomy :
1. Untuk bidan : pecegahan infeksi pada area stoma
2. Untuk klien : tutup lubang operasi di leher dengan kassa steril (sudah disiapkan)
Dalam merencanakan kepulangan pasien, kita harus mempertimbangkan 4 hal berikut:
1. Home care preparation
Memodifikasi lingkungan rumah sehingga tidak mengganggu kondisi klien. Contoh : klien harus diatas kursi
roda/pakai alat bantu jalan, buat agar lantai rumah tidak licin. Kita harus juga memastikan ada yang
merawat klien di rumah.
2. Client/family education
Berikan edukasi tentang kondisi klien. Cara merawat luka dan hal-hal yang harus dilakukan atau dihindari
kepada keluarga klien, terutama orang yang merawat klien.
3. Psychososial preparation
Tujuan dari persiapan ini adalah untuk memastikan hubungan interpersonal sosial dan aspek psikososial
klien tetap terjaga.
4. Health care resources
Pastikan bahwa klien atau keluarga mengetahui adanya pusat layanan kesehatan yang terdekat dari rumah
klien, seperti rumah sakit, puskesmas dan lain-lain. Jadi jika dalam keadaan darurat bisa segera ada
pertolongan.
Menjahit Luka
DEFINISI:Penjahitan luka adalah suatu tindakan untuk mendekatkan tepi luka dengan
benang sampai sembuh dan cukup untuk menahan beban fisiologis.
INDIKASI
Setiap luka dimana untuk penyembuhannya perlu mendekatkan tepi luka.
LUKA
Definisi
Luka adalah semua kerusakan kontinnuitas jaringan akibat trauma mekanis.
Trauma tajam menyebabkan :
a. luka iris : vulnus scissum/incicivum
b. luka tusuk : vulnus ictum
11
BSM(Basic Skill Midwifery) / KETRAMPILAN DASAR KEBIDANAN --HAND OUT ; UNIVERSITAS TRINITA
c. luka gigitan : vulnus morsum
Trauma tumpul menyebabkan :
a. luka terbuka : vulnus apertum
b. luka tertutup : vulnus occlusum ( excoriasi dan hematom )
Luka tembakan menyebabkan : vulnus sclopetorum.
12
BSM(Basic Skill Midwifery) / KETRAMPILAN DASAR KEBIDANAN --HAND OUT ; UNIVERSITAS TRINITA
Kontra indikasi : tidak ada Teknik penjahitan
Dilakukan sebagai berikut:
a. Jarum ditusukkan pada kulit sisi pertama dengan sudut sekitar 90 derajat, masuk subcutan terus kekulit
sisi lainnya.
b. Perlu diingat lebar dan kedalam jaringan kulit dan subcutan diusahakan agar tepi luka yang dijahit dapat
mendekat dengan posisi membuka kearah luar ( everted)
c. Dibuat simpul benang dengan memegang jarum dan benang diikat.
d. Penjahitan dilakukan dari ujung luka keujung luka yang lain.
B. Indikasi : Luka pada persendian
Luka pada daerah yang tegangannya besar
Kontra indikasi : tidak ada
Teknik penjahitan ini dilakukan untuk mendapatkan eversi tepi luka dimana tepinya cenderung
mengalami inverse. misalnya kulit yang tipis. Teknik ini dilakukan sebagai berikut:
1. Jarum ditusukkan jauh dari kulit sisi luka, melintasi luka dan kulit sisi lainnya, kemudian keluar pada kulit
tepi yang jauh, sisi yang kedua.
2. Jarum kemudian ditusukkan kembali pada tepi kulit sisi kedua secara tipis, menyeberangi luka dan
dikeluarkan kembali pada tepi dekat kulit sisi yang pertama.
3. Dibuat simpul dan benang diikat.
PERAWATAN LUKA
Pengertian Merawat Luka
Merawat luka adalah untuk mencegah trauma(injuri)pada kulit,membrane mukosa atau jaringan lain yang
disebabkan adanya trauma,fraktur,luka operasi yang dapat merusak kalori.
Tujuan Merawat luka
Mencega infeksi dari masuknya mikroorganisme kedalam kulit dan membran mukosa
Mencegah bertambahnya kerusakan jaringan
Mempercepat penyembuhan
Membersikan luka dari benda asing atau febris
Drainase untuk memudahkan pengeluaran eksudat
Mencegah perdarahan
13
BSM(Basic Skill Midwifery) / KETRAMPILAN DASAR KEBIDANAN --HAND OUT ; UNIVERSITAS TRINITA
Punggung hari ke 10-14
LATIHAN SOAL
1. Sebutkan definisi dari Obat!
2. Sebutkan bentuk-bentuk Obat!
3. Sebutkan Prinsip pemberian obat yang benar!
4. Sebutkan tehnik-tehnik pemberian obat!
5. Sebutkan 3 Fase pengalaman Nyeri!
6. Sebutkan Definisi dari luka
7. Sebutkan Klasifikasi luka
8. Sebutkan Ciri-ciri orang yang akan meninggal
9. Sebutkan Jenis-jenis dari definisi mati
10. Jelaskan singkat cara-cara mendampingi orang yang hampir meninggal
11. HIERARCHY OF NEEDS FROM MASLOW terdiri dari BERAPA HIERARCHY?
12. Makan,minum,Eliminasi termasuk Hirarki?
13. Oksigen termasuk Hirarki?
14. Ambisius termasuk Hirarki?
15. Kalau memang kamu mencintai aku janganlah tinggalkan aku, itu artinya manusia membutuhkan
hirarki?
16. Sebutkan Factor-faktor yang mempengaruhi Kebutuhan dasar Manusia
17. Suatu keadaan tubuh mempertahankan kondisi yang dialaminya adalah definisi dari?
18. Pertukaran energi secara terus menerus antara manusia dan lingkungan sekitarnya adalah definisi
dari?
19. komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan
hidup seluruh sel-sel tubuh adalah?
20. Apakah Jenis Benang jahit Untuk Otot?
21. Apakah nama Jenis Chateter yang di pasang sementara?
22. Jenis dan Cara Injeksi apa Di Dalam Kulit?
23. Sebutkan Unsur-unsur dalam transmisi kuman!
24. Dekontaminasi adalah?
25. Larutan yang biasa di pakai untuk DTT?
26. Seorang Ibu umur 24 thn dengan usia kehamilan 10 minggu datang ke UGD RS karena
Mual,Muntah dan Pusing serta terjadi penurunan kesadaran karena kehilangan banyak cairan,atas
advis dokter di berikan tindakan pemasangan IVFD dengan pemberian Cairan Resusitasi sejumlah
1500 ml di berikan selama 4 Jam
14
BSM(Basic Skill Midwifery) / KETRAMPILAN DASAR KEBIDANAN --HAND OUT ; UNIVERSITAS TRINITA
Pertanyaan:
a. Apakah Diagnosis Medis Ibu tersebut?
b. Cairan apakah yang paling cocok di berikan?
c. Berapa tetes / menit cairan yang di berikan?
SELAMAT BELAJAR,…
SEMOGA A.Md.Keb. DAPAT DI RAIH TEPAT PADA WAKTUNYA!
15
BSM(Basic Skill Midwifery) / KETRAMPILAN DASAR KEBIDANAN --HAND OUT ; UNIVERSITAS TRINITA