Anda di halaman 1dari 37

KONSEP DASAR

PEMBERIAN OBAT
Pertemuan I

BY
6 September 2016 Retno Wulan,S.S.T.Keb.
WAHYUDI HIDAYAT, S. Kep
DEFINISI PEMBERIAN OBAT
Obat merupakan sebuah substansi yang
diberikan kepada manusia atau binatang
sebagai perawatan,pengobatan,atau
bahkan pencegah terhadap berbagai
gangguan yang terjadi di dalam tubuh.
Dalam pelaksanaannya tenaga medis
memiliki tanggung jawab dalam
keamanan obat dan pemberian secara
langsung ke pasien. Hal ini semata-mata
untukmemenuhi kebutuhan pasien.
Hal yg perlu diperhatikan
1. Pemberian obat yang aman dan akurat merupakan salah satu
tugas terpenting perawat.
2. Obat adalah alat utama terapi yang digunakan dokter untuk
mengobati klien yang memiliki kesehatan
3. Perawat bertanggung jawab memehami kerja obat dan efek
samping yang ditimbulkan, memberikan obat dengan
tepat,memantau respons klien, dan membantu klien
menggunakannya dengan benar dan berdasarkan pengetahuan.
4. Perawat harus memahami masalah klien saat ini dan sebelumnya.
5. Pertimbangan perawat penting dalam pemberian obat yang tepat
dan aman.
PERSIAPAN PEMBERIAN OBAT
Sebelum memberikan obat pada
pasien,ada beberapa persyaratan yang
perlu diperhatikan untuk menjamin
keamanan dalam pemberian
obat,diantaranya:
1. Tepat Obat
2. Tepat Dosis
3. Tepat Pasien
4. Tepat Jalur Pemberian
5. Tepat Waktu
6. Tepat Pendokumentasian
1. Tepat Obat
Sebelum mempersiapkan obat ke tempatnya
petugas medis harus memerhatikan
kebenaran obat sebanyak 3x, yakni :
a. Ketika memindahkan obat dari tempat
penyimpanan obat.
b. Saat obat di programkan.
c. Mengembalikan obat ketempat
penyimpanan.
2. Tepat Dosis
Untuk menghindari kesalahan dalam pemberian
obat,maka penentuan dosis harus diperhatikan
dengan menggunakan alat standar seperti obat
cair harus dilengkapi alat tetes,gelas ukur,spuit
atau sendok khusus : alat untuk membelah
tablet; dan lain-lain. Dengan
demikian,perhitungan dosis benar untuk
diberikan ke pasien.
3. Tepat Pasien
Obat yang diberikan hendaknya benar pada pasien yang di
programkan. Hal ini dilakukan dengan mengidentifikasi identitas
kebenaran obat,yaitu mencocokan nama,nomor
register,alamat,dan program pengobatan pada pasien. Identitas
pasien harus diperiksa (papan identitas di tempat tidur, gelang
identitas) atau ditanyakan langsung kepada pasien atau
keluarganya.

Jika pasien tidak sanggup berespon secara verbal, respon


non verbal dapat dipakai, misalnya pasien mengangguk. Jika
pasien tidak sanggup mengidentifikasi diri akibat gangguan
mental atau kesadaran, harus dicari cara identifikasi yang lain
seperti menanyakan langsung kepada keluarganya. Bayi harus
selalu diidentifikasi dari gelang identitasnya.
4. Tepat Jalur Pemberian
a. Oral, adalah rute pemberian yang paling umum dan paling banyak
dipakai, karena ekonomis, paling nyaman dan aman.
b. Parenteral, kata ini berasal dari bahasa Yunani, para berarti disamping,
enteron berarti usus, jadi parenteral berarti diluar usus, atau tidak
melalui saluran cerna, yaitu melalui vena (perset / perinfus).
c. Topikal, yaitu pemberian obat melalui kulit atau membran mukosa.
Misalnya salep, losion, krim, spray, tetes mata.
d. Rektal, pemberian rektal dilakukan untuk memperoleh efek lokal seperti
konstipasi (dulkolax supp), hemoroid (anusol), pasien yang tidak sadar /
kejang (stesolid supp). Pemberian obat perektal memiliki efek yang lebih
cepat dibandingkan pemberian obat dalam bentuk oral.
e. Inhalasi, yaitu pemberian obat melalui saluran pernafasan. Saluran nafas
memiliki epitel untuk absorpsi yang sangat luas, dengan demikian
berguna untuk pemberian obat secara lokal pada salurannya, misalnya
salbotamol (ventolin), combivent, berotek untuk asma, atau dalam
keadaan darurat misalnya terapi oksigen.
5. Tepat Waktu
• Pemberian obat harus benar-benar sesuai
dengan waktu yang diprogamkan,karena
berhubungan dengan kerja obat yang dapat
menimbulkan efek terapi dari obat
• Ini sangat penting, khususnya bagi obat yang
efektivitasnya tergantung untuk mencapai atau
mempertahankan kadar darah yang memadai.
Jika obat harus diminum sebelum makan, untuk
memperoleh kadar yang diperlukan, harus diberi
satu jam sebelum makan. Ingat dalam
pemberian antibiotik yang tidak boleh diberikan
bersama susu karena susu dapat mengikat
6. Tepat Pendokumentasian
a. Setelah obat itu diberikan, harus
didokumentasikan, dosis, rute, waktu dan
oleh siapa obat itu diberikan. Bila pasien
menolak meminum obatnya, atau obat itu
tidak dapat diminum, harus dicatat
alasannya dan dilaporkan.
b. Dokumentasi sangat penting,jadi setelah
memberikan obat kita harus segera
memberikan obat ke format dokumentasi
dengan benar. Fungsi dokumentasi adalah
sebagai catatan perkembangan pasien dan
sebagai alat untuk bukti melakukan tindakan.
DOSIS OBAT
• Adalah jumlah obat yang diberikan kepada penderita
dalam satuan berat atau satuan isi atau unit-unit lainnya
• Satuan berat : mikrongram (µg), miligram (mg), gram (g)
• Satuan isi : mililiter (ml) / cc, liter (l)
• Satuan unit : UI
Dosis Obat
1. Dalam menentuklan dosis anak, ada beberapa
masalah yang harus kita perhatikan.Organ (hepar,
ginjal, SSP) belum berfungsi secara sempurna,
metabolisme obat belum maksimal.
2. Distribusi cairan tubuh berbeda dengan orang
dewasa:
• Perbedaan absorpsi (perbedaan kepadatan sel)
• Perbedaan distribusi (% cairan ekstrasel &
cairan tubuh total.
• Perbedaan metabolisme (ensimatik yang belum
sempurna)
• Perbedaan ekskresi (glomerulus belum
berkembang lengkap)
NAMA OBAT DAN BENTUK OBAT
Sebuah obat memiliki empat nama berbeda:
1. Nama kimia memberi gambaran pasti komposisi obat.
2. Nama generic diberikan oleh pabrik yang pertama kali
memproduksi obat tersebut.
3. Nama resmi obat adalah nama obat yang terdaftar dalam
publikasi resmi
4. Nama dagang,nama merek,atau nama pabrik adalah nama
yang digunakan pabrik dalam memasarkan obat. Sebuah
obat generic dapat memiliki nama dagang yang berbeda.
Nama dagang memiliki symbol ® disebelah kanan atas nama
obat, yang mengindikasikan bahwa obat terdaftar
Beberapa bentuk obat :
1. Obat tersedia dalam berbagai bentuk
atau preparat, bentuk obat menentukan
rute pemberian obat.
2. Komposisi obat dibuat untuk
meningkatkan absorbsi dan metabolisme
di dalam tubuh.
3. Ada beberapa bentuk obat misalnya
tablet, kapsul, eliksir dan supositoria.
Ketika memberi obat, perawat harus
yakin bahwa ia memberikan obat dalam
Faktor Yang Mempengaruhi
Pemberian OBat
1. Faktor Obat:
a. Sifat fisika : daya larut obat dalam air/lemak,
kristal/amorf, dsb.
b. Sifat kimiawi : asam, basa, garam, ester, garam
kompleks, pH, pKa.
c. Toksisitas : dosis obat berbanding terbalik dengan
toksisitasnya.
2. Faktor Cara Pemberian Obat Kepada Penderita:
a. Oral : dimakan atau diminum
b. Parenteral : subkutan, intramuskular, intravena, dsb
c. Rektal, vaginal, uretral
d. Lokal, topical
3. Faktor Penderita:
a. Umur
b. Berat badan
c. Jenis kelamin
d. Toleransi
e. Keadaan pato-fisiologi
f. Bentuk sediaan dan cara pemakaian
g. Waktu pemakaian
h. Pemakaian bersama obat lain (interaksi obat)
Misal interaksi tetrasiklin dengan logam-logam kalsium,
magnesium & aluminium (logam ini terdapat pada
antasida atau produk susu keju), pemakaian secara
bersamaan harus dihindari atau dengan cara mengatur
jadwal pemberian, karena tetrasiklin membentuk
kompleks dengan logam tersebut yang sukar diabsorpsi
oleh saluran cerna.
BERAT DAN KOMPOSISI BADAN
1. Ada hubungan langsung antara jumlah obat
yang diberikan dan jumlah jaringan tubuh
tempat obat didistribusikan.
2. Kebanyakan obat diberikan berdasarkan
berat dan komposisi tubuh dewasa.
3. Perubahan komposisi tubuh dapat
mempengaruhi distribusi obat secara
bermakna, misalnya pada klien lansia.
4. Semakin kecil berat badan klien, semakin
besar konsentrasi obat di dalam jaringan
tubuhnya, dan efek obat yang dihasilkan
makin kuat.
Alat Penakar Dosis u/ Obat
Minum
Dalam Bentuk Sendok
•Sendok makan = 15 cc
•Sendok teh = 5 cc

Karena ada variasi volume dlm bentuk sendok yang digunakan, maka
idealnya :
1. Tiap wadah obat minum dilengkapi dgn sendok yang sesuai (ada
batas ukurannya)
2. Tiap penderita memiliki gelas-obat yang diberi tanda dgn garis
untuk sendok makan dan untuk sendok teh

Berupa Obat Tetes


Penetes yg digunakan adalah penetes baku
MACAM-MACAM DOSIS
1. Dosis Terapi (dosis medicinalis, dosis therapeutica, dosis
lazim) : Rentangan jumlah obat yang diberikan kepada
penderita dewasa untuk satu kali pemberian atau untuk
jangka waktu tertentu secara per oral untuk mendapatkan
efek terapi
2. Dosis Minimal : Jumlah terkecil yg dibutuhkan penderita
dewasa untuk satu kali minum atau jangka waktu tertentu
secara peroral untuk mendapatkan efek terapi.
3. Dosis Maksimal: jumlah terbesar dari rentangan obat yang
masih aman diberikan kepada penderita dewasa dan belum
menimbulkan gejala-gejala keracunan.
4. DOSIS TOKSIK :Dosis obat yang diberikan melebihi dosis
terapeutik, sehingga dapat menyebabkan terjadinya
keracunan obat .
MACAM-MACAM DOSIS
1. Dosis Tunggal (Single dose): pola
pemberian obat satu kali sudah mampu
memberikan efek terapi dengan efektif
secara klinik.
2. Dosis awal (Initial dose): dosis yg
diberikan pada awal suatu terapi sampai
tercapai kadar kerja yg diinginkan secara
terapi.
3. Maintenance dose: sejumlah obat yg
diberikan dg tujuan untuk dpt menjaga
kadar obat dalam tubuh tertentu pada
MACAM-MACAM DOSIS
1. Dosis Muatan (Loading dose): sejumlah obat
yang digunakan untuk memacu percepatan
waktu penyampaian kadar efektif minimum.
2. Dosis Beganda (Multiple dose): Pola
pemberian obat berulang. Pengulangan
dilakukan saat obat diperkirakan akam
mengalami eliminasi pada jumlah tertentu
dengan interval pemberian tertentu untuk
mencapai efek terapi
Rumus Menentukan Presentase DM Obat
• Presentasi DM Sekali
Takaran Obat sekali dalam resep/DM
sekali x 100 %
• Presentasi DM Sehari
Takaran Obat sehari dalam resep/DM
sekali x 100 %
PERHITUNGAN DOSIS OBAT
Berdasarkan Umur
• Rumus Young (umur < 8 tahun)
DM anak < 8 th = n/n+2 x dosis maksimum dewasa
n : dalam tahun
Contoh : dosis (dws) GG100-200mg/kali, maka dosis utk anak 4 thn : 4/12+4
x (100-200) = 25-50 mg/kali

• Rumus Dilling (umur > 8 tahun)


DM anak < 8 th=n/20 x dosis maksimum dewasa
n : dalam tahun
maka dosis untuk anak 10 thn ; 10/20 x (100-200) = 50-100mg/kali

• Rumus Fried
DM bayi (bulan) = n/150 x dosis maksimum dewasa
n : dalam bulan
PERHITUNGAN DOSIS OBAT
Berdasarkan Berat Badan
• Dengan Ukuran BB anak
mengalikan BB anak dg besar dosis tiap kg
contoh : amoxycillin , dosis terapi 10-
25mg/kg/BB/kali dpt diberikan setiap 6-8 jam,
maka : anak umur 2 thn dg BB 10 kg,dpt diberikan
dosis 10x(10-25)mg=100-250mg, setiap 6- 8 jam

• Rumus Thermich
DM = n/70 x dosis maksimum dewasa
n : berat badan (kg)
contoh: dosis terapi GG utk anak 8 thn dg BB 21
kg adalah : 21/70 x (100-200) mg/kali = 30-60
mg/kali
PERHITUNGAN DOSIS OBAT
Berdasarkan Luas Permukaan Tubuh
Rumus Crawford-Terry
Da : LPT/1,8 x Dd.

LPT: √tinggi (cm) x berat (kg)


3600

contoh: dosis terapi GG utk anak umur 8 thn dg


LPT 0,9 m² adalah : 0,9/1,8 x (100-200)mg/kali =
50-100mg/kali
KONSEP DASAR
PEMBERIAN OBAT
Pertemuan II

Retno Wulan,S.S.T.Keb.

7 September 2016
Penggunaan Unit Dosis OBat
Pengaturan dosis berdasarkan luas permukaan tubuh
(Body Surface Area/BSA)
Metode ini banyak digunakan pd 2 jenis kelompok
pasien, yaitu:
1. Pasien kanker yang menerima kemoterapi
2. Pasien pedatrik pada semua usia kanak-kanak,
kecuali bayi prematur dan bayi normal yg fungsi
hati & ginjalnya belum sempurna
Metode ini paling akurat à karena
mempertimbangkan tinggi dan bobot pasien
BATASAN OBAT
• Sebagai bahan kimia, obat identik dengan
racun. Yang membedakan adalah cara
pemberian dan dosisnya. Bila indeks
terapinya sempit, seperti digoksin (obat
jantung) dan xantine (zat yg berada dalam
darah, air seni, hati), tingkat toksisitasnya
akan semakin tinggi.
• Berdasarkan Permenkes RI No.
242/1990, OBAT JADI: merupakan sediaan
atau paduan bahan-bahan yang siap
digunakan untuk mempengaruhi/menyelidiki
sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam
rangka penetapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan
Catatan.
...!
1. Penggunaan rumus Young sebaiknya dihindari,
karena sering tidak tepat.
2. Kadang dalam literatur ditemukan dosis anak dg
kriteria umur,
3. Misalkan
Dosis cyproheptadin:
• Anak umur < 2 thn tdk dianjurkan
• 2-6 thn : 2mg, 2-3 kali/hr, maks 12mg/hr
•7-14 thn : 4mg, 2-3 kali/hr, maks 16mg/hr
Cara ini mengarah generalisasi dosis, artinya anak
umur 2-6 thn dosisnya sama, demikian juga untuk
anak 7-14 thn. Cara ini perlu dicermati bila
digunakan untuk obat dg indek terapi sempit, agar
tidak menimbulkan masalah.
1. Penggunaan Obat pada Anak 2.Penggunaan Obat pada Lansia
Bentuk sediaan obat: Dipengaruhi oleh:
• Cara pemberian yang • Kemampuan metabolisme hati
diinginkan. • Fungsi ginjal
• Usia • Protein plasma
• Ketersediaan • BB, lemak, dan cairan tubuh
• Sensitivitas reseptor
• Pengobatan lain yang
• Penurunan produksi asam
sedang dijalani lambung
• Kondisi penyakit • Penurunan motilitas usus
• Multidrug therapy
3. Penggunaan Obat pada Bumil 4.Penggunaan Obat Pada Busui
Dipengaruhi oleh: 1. Efek langsung pada janin,
• Kemampuan obat menembus serta efek pada volume ASI
sawar uri 2. Dipengaruhi oleh:
• Saat paparan • Cara pemberian obat
• Jumlah obat • Dosis dan frekuensi
pemberian obat
• Penyakit yang diderita
• Karakteristik obat
• Kerentanan genetik • Frekuensi dan volume ASI
• Pertimbangkan perawatan • Usia & tingkat maturitas
tanpa menggunakan obat. bayi Hindari obat yang
• Pertimbangkan rasio manfaat tidak perlu
(pada ibu) dan risiko (trutama • Pertimbangkan rasio
pada janin). manfaat-resiko
• Hindari pemakaian obat • Hindari atau hentikan
selama trimester pertama
sementara menyusui jika:
Obat diketahui memiliki
kehamilan. efek yang membahayakan
• Bila perlu, berikan obat yang bayi yang masih menyusu
aman. ,Ibu mengalami gangguan
Pencegahan Injury Pengobatan
• Kesalahan pengobatan adalah suatu kejadian
yang dapat membuat klien menerima obat
yang salah atau tidak mendapat terapi obat
yang tepat.
• Dalam risiko cedera sebagai hasil dari interaksi
kondisi lingkungan dengan respon adaptif
indifidu dan sumber pertahanan.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REAKSI
OBAT
1. Absorpsi obat
Absorpsi obat merupakan proses pergerakan obat dari sumber ke
dalam tubuh melalui aliran darah kecuali dari jenis topical .hal ini
dipengaruhi oleh cara dan jalur pemberian obat ,jenis obat,keadaan
tempat ,makanan,dan keadaan pasien.
2. Distribusi obat ke dalam tubuh
Setelah obat diabsorpsi,kemudian obat didistribusikan ke dalam
darah melalui vascular dan system limfatis menuju sel dan masuk
ke dalam jaringan tertentu. Proses ini dapat dipengaruhi oleh
keseimbangan cairan , elektrolit dan keadaan patologis.
3. Metabolisme obat
Setelah melalui sirkulasi , obat akan mengalami proses
metabolisme .obat akan ikut sirkulasi ke dalam jaringan ,kemudian
berinteraksi dengan sel dan melakukan sebuah perubahan zat
kimia hingga menjadi lebih aktif . obat yang tidak bereaksi akan
diekskresikan.
4. Eksresi sisa
Setelah obat mengalami metabolisme atau pemecahan ,akan
terdapat sisa zat yang tidak dapat dipakai.sisa zat ini tidak bereaksi
Efek Obat
Obat memiliki dua efek yakni efek
terapeutik dan efek samping. Efek terapeutik
obat memiliki kesesuaian terhadap efek yang
diharapkan sesuai kandungan obatnya seperti
paliatif (berefek untuk mengurangi gejala),
kuratif (memiliki efek pengobatan), suportif
(berefek sebagai pengganti), efek kemoterapi
(berefek untuk mematikan atau menghambat),
dan restoratif (berefek pada memulihkan fungsi
tubuh yang sehat). Efek samping merupakan
dampak yang tidak diharapkan, tidak bisa
diramal, dan bahkan kemungkinan dapat
membahayakan seperti adanya alergi,
toksisitas (keracunan), penyakit iatrogenik,
Pencegahan Injury Pengobatan
• Pertahankan postur tubuh anda. Postur atau bentuk tubuh
yang tidak benar dapat mempermudah dan mengarah
terjadinya cedera. Apabila anda mulai kehilangan postur
tubuh anda, hentikan olahraga dan posisikan kembali diri
anda.
• Dengarkan kondisi tubuh anda. Apabila ada sesuatu hal
terasa sakit/menyakitkan ketika anda berlatih/olahraga,
hentikan aktifitas olaharaga yang anda kerjakan.
• Selalu lakukan pemanasan. Otot-otot sebaiknya dan harus
dilakukan pemanasan sebelum sesi latihan olahraga
kekuatan dilakukan.
• Selalu lakukan peregangan/pendinginan. Merupakan hal
penting dalam menyelesaikan olahraga yang anda lakukan
dengan peregangan/pendinginan
Terimakasih_
TUGAS KELOMPOK
• Buatlah kelompok menjadi 4 kelompok
• Carilah nama :
1.Obat oral
2.Obat rektal, vaginal, uretral
3.Obat parental
4.Lokal, topical
yang dipakai dalam kebidanan beserta kegunaannya.
• Diketik yang rapi dengan spasi 1,5 dengan font Times New
Roman, minimal 4 halm.
• Dikasih sampul warna Hijau semua.
• Dikumpulkan hari Jumat tgl 11 September 2016.
• Dipresentasikan.

Anda mungkin juga menyukai