Anda di halaman 1dari 5

KD 16.

MENERAPKAN PERAWATAN KLIEN MENINGGAL DUNIA

A. Definisi Kematian
Kematian suatu keadaan alamiah yang setiap individu pasti akan mengalaminya. Secara
umum, setiap manusia berkembang dari bayi, anak-anak, remaja, dewasa, lansia dan
akhirnya mati.
Kematian (death) merupakan kondisi terhentinya pernapasan, nadi, dan tekanan darah,
serta hilangnya respon terhadap stimulus eksternal, ditandai dengan terhentinya aktivitas
listrik otak, atau dapat juga dikatakan terhentinya fungsi jantung dan paru secara menetap
atau terhentinya kerja otak secara menetap.
Terdapat beberapa perubahan tubuh setelah kematian, diantaranya :
1. Algor mortis (Penurunan suhu jenazah)
Algor mortis merupakan salah satu tanda kematian yaitu terhentinya produksi panas,
sedangkan pengeluaran berlangsung terus menerus, akibat adanya perbedaan panas
antara mayat dan lingkungan.
Faktor yang mempengaruhi Algor mortis yaitu :
a. Faktor lingkungan
b. Suhu tubuh saat kematian ( suhu meningkat, a.m.makin lama)
c. Keadaan fisik tubuh serta pakaian yang menutupinya
d. Aliran udara, kelembaban udara
e. Aktivitas sebelum meninggal, konstitusi tubuh
f. Sebab kematian, posisi tubuh
2. Livor mortis (Lebam mayat)
Livor mortis (lebam mayat) terjadi akibat peredaran darah terhenti mengakibatkan
stagnasi maka darah menempati daerah terbawah sehingaa tampak bintik merah
kebiruan.
3. Rigor mortis (Kaku mayat)
Rigor mortis adalah kekakuan pada otot tanpa atau disertai pemendekan serabut otot.
Tahapan tahapan rigor mortis:
a. 0-2 sampai 4 jam : kaku belum terbentuk
b. 6 jam : Kaku lengkap
c. 12 jam : kaku menyeluruh
d. 36 j am : relaksasi sekunder
4. Dekomposisi ( Pembusukan)
Hal ini merupakan suatu keadaan dimana bahan-bahan organik tubuh mengalami
dekomposisi baik yang disebabkan karena adanya aktifitas bakteri, maupun karena
autolisis.Skala waktu terjadinya pembusukan
Mulai terjadi setelah kematian seluler. Lebih dari 24 jam mulai tampak warna kehijauan
di perut kanan bawah (caecum).
Mekanisme: Degradasi jaringan oleh bakteri → H2S, HCN, AA, asam lemak
H2S + Hb → HbS (hijau kehitaman).
Faktor yang mempengaruhi pembusukan:
a. Mikroorganisme
b. Suhu optimal (21 – 370C)
c. Kelembaban tinggi→cepat
d. Sifat mediumnya udara=air=tanah=(1:2:8)
e. Umur bayi, anak, ortu → lambat
f. Kostitusi tubuh : gemuk (cepat)
g. Keadaan waktu mati kematian :edema(cepat), dehidrasi(lambat)
h. Sebab kematian : radang (cepat)

Jenazah adalah seseorang yang meninggal karena penyakit. Perawatan jenazah adalah
perawatan pasien setelah meninggal, termasuk menyiapkan jenazah untuk diperlihatkan
kepada anggota keluarga yang bersangkutan, transportasi ke kamar jenazah dan melakukan
disposisi (penyerahan barang-baran) milik pasien. Perawatan jenazah biasanya dilakukan
karena ditundanya penguburan/kremasi, misalnya untuk menunggu kerabat yang tinggal
jauh di luar kota atau di luar negeri.
Perawatan jenazah pada penderita penyakit menular dilaksanakan dengan selalu
menerapkan kewaspadaan universal tanpa mengakibatkan tradisi budaya dan agama yang
dianut keluarganya. Setiap petugas kesehatan terutama perawat harus dapat menasehati
keluarga jenazah dan mengambil tindakan yang sesuai agar penanganan jenazah tidak
menambah risiko penularan penyakit seperti halnya hepatitis-B, AIDS, kolera dsb.
Tradisi yang berkaitan dengan perlakuan terhadap jenazah tersebut dapat diizinkan dengan
memperhatikan hal yang telah disebut di atas, seperti misalnya mencium jenazah sebagai
bagian dari upacara penguburan. Perlu diingat bahwa virus HIV hanya dapat hidup dan
berkembang dalam tubuh manusia hidup, maka beberapa waktu setelah penderita infeksi-
HIV meninggal, virus pun akan mati.

B. Jenis Kematian
Berikut ini terdapat beberapa definisi mengenai kematian sebagai berikut :
1. Mati klinis
Mati Klinis adalah henti nafas (tidak ada gerak nafas spontan) ditambah henti sirkulasi
(jantung) total dengan semua aktivitas otak terhenti, tetapi tidak ireversibel.
2. Mati biologis (kematian semua organ)
Mati biologis selalu mengikuti mati klinis bila tidak dilakukan resusitasi jantung paru (RJP)
atau bila upaya resusitasi dihentikan. Mati biologis merupakan proses nekrotisasi semua
jaringan, dimulai dengan neuron otak yang menjadi nekrotik setelah kira-kira 1 jam tanpa
sirkulasi, diikuti oaleh jantung, ginjal, paru dan hati yang menjadi nekrotik selama beberapa
jam atau hari. Pada kematian, seperti yang biasa terjadi pada penyakit akut atau kronik
yang berat.
3. Mati serebral (kematian korteks)
Mati serebral adalah kerusakan ireversibel (nekrosis) serebrum, terutama neokorteks. Mati
otak (MO,kematian otak total) adalah mati serebral ditambah dengan nekrosis sisa otak
lainnya, termasuk serebelum, otak tengah dan batang otak.

C. Penyebab Kematian
Penyebab kematian menurut ilmu kedokteran tidak berhubungan dengan jatuhnya
manusia ke dalam dosa atau dengan Allah, melainkan diakibatkan tidak berfungsinya organ
tertentu dari tubuh manusia.
Kematian menurut dokter H. Tabrani Rab disebabkan empat faktor:
1. berhentinya pernafasan
2. matinya jaringan otak
3. tidak berdenyutnya jantung
4.adanya pembusukan pada jaringan tertentu oleh bakteri-bakteri

D. Tanda Kematian
1. Tanda Kematian Tidak Pasti
a. Berhentinya sistim pernafasan dan sistim sirkulasi.
Secara teoritis, diagnosis kematian sudah dapat ditegakkan jika jantung dan paru
berhenti selama 10 menit, namun dalam prakteknya seringkali terjadi kesalahan
diagnosis sehingga perlu dilakukan pemeriksaan dengan cara mengamati selama
waktu tertentu. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan mendengarkannya melalui
stetoscope pada daerah precordial dan larynx dimana denyut jantung dan suara nafas
dapat dengan mudah terdengar. Kadang-kadang jantung tidak segera berhenti
berdenyut setelah nafas terhenti,
b. Kulit yang pucat
Kulit muka menjadi pucat ,ini terjadi sebagai akibat berhentinya sirkulasi darah
sehingga darah yang berada di kapiler dan venula dibawah kulit muka akan mengalir
ke bagian yang lebih rendah sehingga warna kulit muka tampak menjadi lebih pucat.
c. Relaksasi otot
Pada saat kematian sampai beberapa saat sesudah kematian , otot-otot polos akan
mengalami relaksasi sebagai akibat dari hilangnya tonus. Relaksasi pada stadium ini
disebut relaksasi primer. Akibatnya rahang turun kebawah yang menyebabkan mulut
terbuka, dada menjadi kolap dan bila tidak ada penyangga anggota gerakpun akan
jatuh kebawah. Relaksasi dari otot-otot wajah menyebabkan kulit menimbul sehingga
orang mati tampak lebih muda dari umur sebenarnya, sedangkan relaksasi pada otot
polos akan mengakibatkan iris dan sfincter ani akan mengalami dilatasi. Oleh karena
itu bila menemukan anus yang mengalami dilatasi harus hati-hati menyimpulkan
sebagai akibat hubungan seksual perani/anus corong.
d. Perubahan pada mata
Perubahan pada mata meliputi hilangnya reflek kornea dan reflek cahaya yang
menyebabkan kornea menjadi tidak sensitif dan reaksi pupil yang negatif .
2. Tanda kematian pasti
Setelah beberapa waktu timbul perubahan paska mati yang jelas, sehingga
memungkinkan diagnosa kematian menjadi lebih pasti. Tanda-tanda tersebut dikenal
sebagai tanda pasti kematian berupa:
a. Lebam mayat / Livor Mortis(hipostatis/lividitas paska mati)
b. Kaku mayat (rigor mortis)
c. Penurunan suhu tubuh
d. Pembusukan
e. Mummifikasi
f. Adiposera

E. Perubahan pada tubuh setelah kematian


Perubahan pada tubuh mayat adalah dengan melihat tanda kematian pada tubuh
tersebut. Perubahan dapat terjadi dini pada saat meninggal atau beberapa menit
kemudian, misalnya:
1. Kerja jantung dan peredaran darah terhenti,
2. Pernapasan berhenti,
3. Refleks cahaya dan kornea mata hilang,
4. Kulit pucat,
5. Terjadi relaksasi otot

F. Tindakan Perawat Dalam Menangani Jenazah


Dalam menangani jenazah perawat harus melakukannya dengan hormat dan sebaik-
baiknya. Rasa hormat ini dapat dijadikan prinsip, dengan kata lain, seseorang telah
diperlakukan secara manusiawi dan sama seperti orang lain. Seorang perawat harus
memperlakukan tubuh jenazah dengan hormat. Sebelum kematian terjadi, anggota
tubuh harus diikat dan kepala dinaikkan ke atas bantal. Tubuh harus dibersihkan dengan
membasuhnya dengan air hangat secara perlahan. Segala sesuatu yang keluar dari tubuh
pasien harus dicuci dan dibersihkan rawatan posmortem,
Perawatan tubuh setelah kematian disebut perawatan postmortem. Hal ini dapat
menjadi tanggung jawab perawat. Perawat akan lebih mudah melakukannya apabila
bekerja sama dengan staf kesehatan lainnya. Adapun hal yang harus diperhatikan :
1. Perlakukan tubuh dengan rasa hormat yang sama perawat lakukan terhadap orang
yang masih hidup.
2. Beberapa fasilitas memilih untuk meninggalkan pasien sendiri sampai petugas kamar
jenazah tiba.
3. Periksa prosedur manual rumah sakit sebelum melanjutkan perawatan postmortem

Urutan perawatan jenazah:


a. tempatkan dan atur jenazah pada posisi anatomis
b. singkirkan pakaian atau alat tenun
c. Lepaskan Semua alat kesehatan
d. bersihkan tubuh dari kotoran dan noda
e. tempatkan kedua tangan jenazah di atas abdomen dan ikat pergelangannya
(tergantung dari kepercayaan atau agama nya)
f. tempatkan satu bantal di bawah kepala
g. tutup kelopak mata jika tidak ada tutup bisa menggunakan kapas basah
h. katupkan rahang atau mulut kemudian ikat dan Letakkan gulungan handuk di bawah
dagu
i. Letakkan alas di bawah glutea
j. tutup sampai sebatas bahu kepala ditutup dengan kain tipis
k. catat semua milik pasien dan berikan kepada keluarga
l. beri kartu atau tanda pengenal
m. bungkus jenazah dengan kain panjang

Anda mungkin juga menyukai