Anda di halaman 1dari 7

MATERI 3.

7
Apresiasi Keindahan Seni Rupa Mancanegara

Tujuan Pembelajaran

Setalah mempelajari bab ini, siswa diharapkan mampu :

1. Menjelaskan pengertian dan hakikat konsep seni rupa Timur,


2. Menyatakan dan menjelaskan tentang konsep seni sebagai sarana religius,
3. Menyatakan dan menjelaskan tentangseni bersifat komunal,
4. Menyatakan dan menjelaskan tentang seni mengejar bentuk simbolik, serta
5. Menyatakan dan menjelaskan tentang proses seni yang mengutamakan harmoni dengan
alam.

Apresepsi

Kemunculan seni telah terbukti membuat kehidupan manusia menjadi lebih beradab,
lebih indah, dan lebih meningkat spiritualnya. Manusia sulit bisa hidup lebih tenang dan bahagia
tanpa kehadiran sebuah karya seni. Melalui seni, keberadaan manusia semakin dihormati,
dihargai, dan menjadikan sosialisasi antar manusia menjadi lebih baik. Fugsi dan peran manusia
dalam kehidupan sulit dilaksanakan dengan baik tanpa menggunakan seni.

Oleh karena itu, semenjak peradaban manusia muncul, seni adalah karya manusia yang
kut megiringi awal pertumbuhan kebudayaan. Perwujudan bentuk seni sangat bervariasi, mulai
seni musik, seni rupa, sesni tari, dan seni drama dengan segala varian bentuknya yang lebih
spesifik dan mengkhusus. Begitu pula, seni rupa beragam spesifik jenisnya mulai dari seni
bangunan dan arsitektur, seni lukis, seni patung, seni keramik, seni kerajinan, desain interior,
desain produk, desain komunikasi dan lain sebagainya.
A. Konsep Umum Seni Rupa Timur

Dalam sejarah peradaba kebudayaan manusia, bentuk atau wujud seni rupa awal yang paling
sering muncul adalah seni bangunan, seni patung, dan seni melukis. Dekade baru perkembangan
seni mulai pada abad ke-17, ditandai dengan kemunculan seni desain.

Berdasarkan pusat kelahiran dan kebudayaan, seni rupa dapat dikelompokkan menjadi dua
arus, yaitu seni rupa Barat, dan seni rupa Timur. Seni rupa Barat pertama kali berkembang di
wilayah Yunani, baru kemudian menyebar ke seluruh wilayah Eropa dan Amerika. Sementara
itu, seni rupa Timur banyak berkembang di wilayah Asia Timur, seperti Tiongkok dan Jepang,
sebelu akhirnya menyebar ke wiliyah Asia lainnya dan wilayah perbatasan Asia, seperti Mesir
dan Timur Tengah.

Pengelompokan seni rupa menjadi seni rupa Barat dan Timur awalnya dilakukan oleh
sejarawan yang mempelajari tentang sejarah kesenia. Kedua jenis arus seni rupa tersebut
memiliki ciri khas, keunikan, dan karakteristik nilai beebeda-beda. Bahan dapat dikatakan
filosofi dan pengalaman hidup kedua bangsa yang saling bertolak belakang menghasilkan
perbedaan yang kontras antara keuda arus seni rupa tersebut. Meskipun demikian, hasil karya
seni yang dimiliki kedua arus seni rupa tersebut memiliki keindahan dibidangnya masing-
masing.

Seni rupa Timur sendiri lahir dan tumbuh sejak jaman purbakal. Seni rupa Timur dipercaya
telah ada jauh sebelum seni rupa Barat berkembang. Seni rupa ini terlahir dilembah-lembah
Sunga Nil, Sungai Eufrat, Sungai Tigris dan Mesir, Sungai Kuning di Tiongkok, dan Sungai
Indus di India. Seperti yang telah disinggung sebelumnya, seni rupa Timur berkembang pesat di
Tiongkok. Hasil seni rupa yang berakar dari kebudayaan Tiongok tercermin melalui berbagai
karya, seperti kerajinan gerabah dan porselen ataupun lukisan. Pesatnya kemajuan seni rupa dan
peradaban di Tiongkok turut memengaruhi wilayah-wilayah di sekitarnya, seperti India, Indo-
Tiongkok, dan Jepang.

B. Konsep Keindahan Seni Rupa Tiongkok


Konsep keindahan seni rupa Timur, khususnya di wilayah Tiongkok, sangat menitikberatkan
pada ajaran Tao, atau Taoisme dapat dimaknai sebagai aliran yang mempercayai bahwa nilai-
nilai kehidupan bersumber dari segala sesuatu yang ada di alam semesta. Pada masa tersebut
Taoisme banyak berkembang dan diyakini masyarakat Tiongkok juga banyak berlandaskan
Taoisme.

Penerapan Taoisme dalam bidang seni rupa Tiongkok tampak melalui sikap seniman dalam
menciptakan karyanya. Berdasarkan aliran ini, seniman perlu menciptakan karya seni yang harus
megungkapkan roh, karakter, atau watak. Oleh karena itu, seniman harus banyak melakukan
kontemplasi dan menyucikan diri sehingga mampu melihat, menyentuh, serta menangkap roh
tersembunyi di dalam benda-benda di sekitarnya. Upaya ini dikenal sebagai upaya untuk
mencapai kesadaran Tao. Jika seniman telah mencapai kesadaran Tao, ia akan mampu
menghasilkan karya seni yang indah dan sarat makna.

Contoh lukisan Tiongkok yang mencerminkan ajaran Tao

Panjangnya perjaanan yang harus dilalui seniman Tiongkok untuk menghasilkan karya seni
yang indah dan sarat makna tentu membuat orang-orang berfikir bahwa karya seni yng
dihasilkan akan mendekati kata sempurna. Namun, yang terjadi tidaklah demikian. Karya seni
yang tercipta masih tidak lepas dari potensi buruk. Selain itu, keindahan merupakan hal yang
sifatnya relatif dan tidak mutlak. Oleh sebab itu, banyak seniman yang menciptakan karya yang
lebih mengutamakan sisi dan pengalaman spiritual yang akan diperoleh serta mengesampingkan
bentuk dan warna yang semarak. Sisi spiritual yang ditonjolkan dalam karya dipercaya akan
membangkitkan keindahan tersendiri bagi siapapun yang menghayatinya. Penerapan prinsip
tersebut banyak ditemukan dalam karya lukisan pada masa Tiongkok Kuno. Ciri khas lukisan
tersebut adalah banyaknya ruang kosong dan kesan sunyi dari lukisan, serta berfokus pada satu
objek. Tak heran jika berkembang pepatah yang meyebutkan bahwa perkembangan seni lukis di
Barat adalah seni lukis mata (memanjakan mata), sedangkan seni lukis di Timur, tepatnya di
Tiogkok, adalah seni lukis ide/gagasan (memanjakan sisi spiritual dan pemikiran). Pepatah ini
jelas menunjukkan bahwa seni lukis Tiongkok Kuno mementingkan esensinya, bukan
eksistensinya. Penggunaan warna dalam karya lukisan Tiongkok Kuno tidak bersifat fungsional,
tetapi lebih bersifat simbolisme. Seni rupa Tiongkok menganjurkan adanya tahap perencanaan
yang matang sebelum berkarya. Selain itu, karena mengutamakan esensi, karya seni Tiongkok
sebaiknya direproduksi agar dapat diteruskan dan disebarluaskan.
C. Konsep Keindahan Seni Rupa Mesir dan Mesopotamia
Secara utama, keindahan konsep seni rupa Timur sangat dipengaruhi oleh hal yang bersifat
transenden atau diluar kuasa manusia. Hal-hal yang bersifat transenden ini berupa kepercayaan
yang kuat terhadap dewa-dewa, roh leluur/nenek moyang, dan mitos kebudayaan. Dalam sejarah
peradaban Mesir dan Mesopotamia, banyak karya seni ang terlahir sebagai bentuk pemujaan dan
penghormatan kepada para dewa ataupun roh leluhur. Contohnya adalah Piramida Giza di Mesir
yang dibangun sebagai makam dan bangunan untuk menghormati raja-raja Mesir Kuno. Banyak
pula kuil dan patung-patung berukuran besar yang dibangun untuk menghormati dewa-dewa
Mesir Kuno, seperti patung Anubis (dewa kematian masyarakat Mesir Kuno). Sementara itu, di
Mesopotamia terdapat kuil yang dikenal dengan istilah Zigurat. Kuil yang terbuat dari batu bata
tersebut dibangun untuk memberikan penghormatan kepada dewa-dewa masyarakat
Mesopotamia.

Piramid merupakan salah satu peninggalan Mesir

Selain dalam bentuk seni arsitektur dan seni patung hal yang bersifat transenden dalam
peradaban masyarakat Mesir Kuno turut terlihat dalam karya seni lukis. Bagi masyarakat Mesir
Kuno, lukisan dibuat dengan tujuan ritual dan keagama, bukan keindahan semata. Contohnya
adalah lukisan yang dibuat untuk meindungi roh orang yang telah meninggal dan memuluskan
jalannya menuju nirwana. Lukisan tersebut dapat ditemukan dalam lembaran kertas papirus atau
tergambar di dinding gua. Lukisan tersebut lebih banyak bersubjek figur-figur manusia,
berbentuk dekoratif, menggunakan warna yang lebih cerah dibandingkan media gambarnya,
tidak memiliki perspektif, dan belum ada nuansa gelap-terang atau bayangan.

D. Konsep Keindahan Seni Rupa India


Dalam perkembangan selanjutnya, seni rupa Timur yang berkembang di India mengutamaka
filosfi bahwa kehidupan manusia harus selaras atau berjalan secara harmonis dengan alam
sekitarnya. Oleh sebab itu, penciptaan segala jenis karya seni harus ramah dan tidak merusak
alam. Dari segi estetika, karya seni rupa India banyak mengadaptasi simbol-simbol dari agama
Hindu dan Buddha. Hal ini sesuai dengan fenomena masyarakat saat itu yang banyak menganut
kedua agama tersebut.

Pahatan gajah yang menunjukkan harmoni antara kehidupan manusia dan alam sekitarnya

Simbol-simbol keagamaan yang tampak pada karya seni rupa di India menunjuka bahwa
estetika atau konsep keindahan berkaitan erat dengan konsep ketuhanan dan religi. Konsep religi
agama Hindu dan Buddha mempercayai bahwa segala sesuatu yang ada didunia adalah fana atau
tidak kekal. Oleh karena itu, manusia dianjurkan untuk tidak terlena dengan kehidupan duniawi.
Konsep ini tercermin melalui munculnya karya seni yang sifatnya sederhana dan tidak terlalu
rumit.

E. Konsep Keindahan Seni Rupa Timur Tengah


Konsep keindahan yang dianut oleh negara-negara di Timur Tengah, seperti Persia, sangat
terpengaruh oleh ajaran Islam yang berkembang dan berpengaruh luas di kawasan itu.
Pandangan-pandangan tentang keindahan banyak terinspirasi dari sumber agama tersebut.
Sebagai contoh, ajaran Islam sangat melarang penggambaran makhluk hidup. Sementara itu,
berkembang pula anggapan bahwa seni yang baik dan indah adalah seni yang sejalan dengan
ajaran Islam.
Pengaruh ajaran Islam yang tercermin dalam bentuk arsitektur bangunan Timur Tengah

Oleh karena itu, bentuk seni yang terlahir dan berkembang adalah karya berupa ornamen atau
arabeska. Pembatasn diri agar jngan menciptakan gambaran makhluk hidup secara relitis
akhirnya menghasilkan kreativitas dimensi estetis yang unik, yakni bersifat simbolik dan
nonnaturalis. Contoh karya seni yang muncul dari kondisi tersebut adalah kaligrafi, oranamen-
ornamen geometris, arsitektur majid, dan motif stilasi benbentuk tumbuh-tumbuhan pada
permadani

Salah satu tokoh Islam terkenal, Al-Ghazali, benyak mengemukakan pendapat terkait
masalah keindahan. Menurut Al-Ghazali, segala sesuatu yang bentuk dan sifatnya indah akan
dicintai akan keindahan membawa kesenangan dan kebahagiaan. Berdasarkan pendapat tersebut,
tampak bahwa konsep keindahan senantiasa seiring dengan kesempurnaan. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa konsep keindahan di Timur Tengah adalah sesuatu hal yang
menghasilkan kesempurnaan.

F. Konsep Keindahan Seni Rupa Indonesia


Indonesia merupakan contoh negara yang menganut seni rupa Timur. Oleh sebab itu, banyak
karya seni rupa Indonesia di masa lampau yang sarat dengan nilai spiritual dan religi. Contohnya
adalah karya seni arsitektur dan seni rupa berupa aneka candi di Indonesia berikut arca-arca yang
melengkapinya. Candi dan arca di Indonesia umumnya digunakan sebagai sarana ibadah dan
pemujaan kepada dewa ataupun roh leluhur. Contoh lainnya adalah seni pertunjukan wayang
kulit yang berkembng dari masa ke masa dan menjadi sarana penyampai kepercayaan, mulai dari
animisme, ajaran Hindu dan Buddha, hingga ajaran Islam.

Selain kental dengan sisi spiritual, konsep keindahan seni rupa di Indonesia juga
menitikberatkan pada hubungan antara manusia dan alam sekitar. Harmoni antara alam dan
manusia terwujud melalui banyaknya bentuk seni rupa di Indonesia yang memasukkan simbol
alam. Contohnya adalah seni ukiran dan pahatan di Jawa dan Bali yang banyak memasukkan
unsur flora, seperti bunga dan dedaunan. Media yang digunakan juga berasal dari alam, seperti
kayu dari berbagai jenis pohon ataupun batu.

Selain menonjolkan sisi spiritual dan harmoni dengan alam, bentuk seni rupa di Indonesia
juga bersifat komunal. Maksudnya, bentuk dan hasi seni di Indonesia bukan hanya dianggap
sebagai hasil kreatifitas seniman tetapi juga produk budaya masyarakat yang
melatarbelakanginya. Akibatya, hasil karya seni di Indonesia banyak yang mencantumkan
daereah asal untuk menunjukan identitas masyarakat penciptanya, misalnya seni ukir Jepara, seni
batik Pekalongan, atau seni Reog Ponorogo.

Berdasarkan uraian tersebut, terlihat bahwa di berbaga negara yang mengikuti arus seni rupa
Timur, bentuk seni rupa yang dihasilkan adalah bentuk-bentuk yang bersifat esensial atau pokok,
yaitu menonjolkan sisi spiritual dan religius. Selain itu, terdapat pakem-pakem tertentu di
berbagai karya seni rupa Timur. Contoh pakem tersebut adalah seni lukisan Tiongkok yang
sangat membatasi penggunaan warna, atau seni wayang di Inonesia yang menonjolkan simbol
(misalnya penggunaan warna merah untuk menonjolkan karakter antagonis dalam wayang kulit).

Jika dicermati secara mendalam, selain menonjolkan sisi esensial, bentuk karya seni rupa
Timur juga selalu menampilkan ekspresi dan emosi dari penciptanya. Selain itu, karena
kepercayaan banyak mementingkan nilai simbolik, banyak karya seni lukis yang visualisasi
pembentukannya lebih banyak mengungkapkan nilai-nilai yang selaras dengan bentuk seni
dekoratif, yaitu pewarnaan yang tidak mengindahkan pencahayaan sehingga subjek atau figur-
figur terlihat datar. Untuk lebih jelasnya, ciri-ciri bentuk seni rupa Timur dapat terlihat isi tabel
berikut.

No Ciri-ciri
1. Karya seni lebih banyak mangungkapkan sesuatu hal dalam bentuk yang esensial atau hal-
hal yang pokok.
2. Nilai keindahan seni rupa Timur lebih mengutamakan nilai yang bersifat spiritual dan
religius.
3. Keindahan yang ingin selalu dihasilkan dalam karya seni rupa berusaha untuk diselaraskan
dengan kehidupan alam semesta
4. Ekspresi atau emosi lebih teraktualisasikan lewat pembetukan.
5. Lebih banyak mengungkapkan bentuk seni dekoratif, yaitu pewarnaan yang tidak
mengindahkan pencahayaan sehingga subjek atau figur-figur terlihat datar.
6. Seni merupakan sebuah produk budaya masyarakat yang bersifat komunal.

Anda mungkin juga menyukai