Konsep Kewargaan Digital adalah konsep yang dapat digunakan untuk memberikan
pengetahuan mengenai penggunaan teknologi dunia maya dengan baik dan benar. Penggunaan
teknologi dunia maya dengan baik dan benar memiliki banyak implikasi, pemilihan kata yang
berkomunikasi, tidak menyinggung pihak lain dalam update status, tidak memberikan
informasi penting kepada publik, tidak membuka tautan yang mencurigakan, dan lainnya.
Kewargaan Digital adalah norma prilaku jujur, bertanggung jawab, dan peduli terkait
dengan pemanfaatan Informasi dan Teknologi komunikasi secara bersama. Kewargaan digital
adalah konsep yang memberikan penyadaran penggunaan teknologi informasi di dunia maya
secara bertanggung jawab dengan baik dan benar. Hal ini memiliki banyak impilkasi,
diantaranya pemilihan kata yang tepat dalam berkomunikasi, tidak menyinggung pihak lain
dalam memutakhirkan (update) status, tidak menyebarkan ujaran kebencian Sara, tidak
membuka tautan yang mencurigakan dan sebagainya. Mike Ribble mengelompokkan
pelaksanaan kewargaan digital dalam tiga lingkungan yang memuat sembilan unsur sebagai
berikut.
B. Komponen Kewarganegaraan Digital
1. Lingkungan Belajar
IT telah menjadi bagian dari lingkungan pembelajaran. Pemanfaatn IT untuk mencari
informasi, data, maupun literatur yang digunakan untuk keperluan akademis. Tiga
komponen Kewargaan digital yang harus diperhatikan dalam pemanfaatan Teknologi
untuk lingkungan belajar sebagai berikut :
Akses Digital
Mengakses fasilitas IT adalah hak dasar setiap warga digital. Namun, tidak semua
orang memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses fasilitas tersebut baik itu
dibatasi oleh status ekonomi, disabilitas infrastruktur maupun oleh lingkungan
komunitas pengguna itu sendiri.
Seiring perkembangan teknologi, aksesdigital semakin mudah diperoleh. Tatangan
selanjutnya adalah pemanfaatan akses digital secara cerdas dan bertanggung jawab
dalam rangka kebersamaan sebagai warga digital dalam dunia maya.
Komunikasi Digital
Berbagai bentuk komunikasi digital telah tersedia, seperti e-mail, sms, chatting,
forum, dan berbagai bentuk lainnya, memungkinkan setiap individu untuk terus
dapat terhubung dengan individu lainnya. Setiap warga digital dapat mengetahui
berbagai jenis komunikasi menggunakan media digital. Warga digital juga
diharapkan dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan dari setiap jenis
komunikasi tersebut, sehingga dapat memilih penggunaan komunikasi yang tepat
sesuai dengan kebutuhan
Literasi Digital
Literasi digital merupakan proses belajar mengajar tentang teknologi dan cara
pemanfaatan teknologi. Dimana harapannya pelajar dan pengajar bisa belajar apa
saja, kapan saja, dan dari mana saja. Saat teknologi baru muncul, para pelajar dan
pengajar diharapkan dapat beradaptasi secara cepat dan tidak terpaku pada satu
jenis teknologi.
2. Lingkungan Sekolah
Hak dan Kewajiban
Setiap warga digital memiliki hak dan kewajiban yang sama berdasarkan
kesepakatan norma. Setiap warga digital memiliki hak atas privasi, kebebasan
berbicara. Namun, setiap warga digital juga memiliki kewajiban untuk mnghormati
privasi orang lain maupun berbicara tanpa menyakiti perasaan orang lain.
Etika
Seringkali pengguna teknologi digital tidak memami bahkan tidak memedulikan
etiket dalam penggunaan teknologi. Banyak pihak yang memanfaatkan konsep,
produk, atau layanan digital tanpa memedulikan aturan serta tata karma
penggunaannya. Etiket digital dibuat dengan tujuan untuk menjaga perasaan dan
kenyamanan pengguna lainnya
Keamanan
Dalam dunia nyata kita membangun pagar, mengunci pintu, menambahkan alarm
dalam rumah kita dengan alasan keamanan. Dalam dunia digital kita juga perlu
melakukan perlindungan seperti melakukan install antivirus, firewall, membackup
data, dan menjaga data seperti username dan password, nomor kartu kredit, dan
lain sebagaunya. Kita harus berhati-hati dan menjaga informasi dari pihak yang
tidak bertanggungjawab sebagai warga digital,.
C. Konsep T.H.I.N.K. ?
T.H.I.N.K. Merupakan tata krama untuk menjadi Kewargaan Digital yang baik dan benar,
kita telah menyadari pentingnya kewargaan digital. Tata Krama Komunikasi sinkron juga
berkesenambungan denagn menggunakan konsep “T.H.I.N.K.” sebelum kita berkomunikasi di
dunia digital, baik itu e-mail, post facebook, twitter, blog, forum, dan lain-lain. T.H.I.N.K.
merupakan akronim dari:
Is it True (Benarkah)?
Benarkah posting Anda? Atau hanya isu yang tidak jelas sumbernya?
Is it Hurtful (Menyakitkankah)?
Apakah post anda akan menyakiti perasaan orang lain?
Is it illegal (Ilegalkah)?
Ilegalkah post Anda?
Is it Necessary (Pentingkah)?
Pentingkah post Anda? Post yang tidak penting akan mengganggu orang lain.
Is it Kind (Santunkah)?
Santunkah post Anda?, tidak menggunakan kata-kata yang dapat menyinggung orang
lain?