Anda di halaman 1dari 4

Warga digital adalah orang yang sadar akan hal baik dan yang buruk, menunjukan kecerdasan

perilaku teknologi, dan bisa membuat pilihan yang tepat saat menggunakan teknologi.
Memanfaatkan TI untuk membentuk suatu komunitas, pekerjaan, dan berekreasi.

Berekreasi adalah:

Memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk mengoperasikan TI.

Mengekspresikan sebuah ide/gagasan karakteristik, pribadi, ide maupun tujuan yang tertuang di
dunia maya. Tapi, sifat dunia maya yang tidak mempertemukan individu-individu tersebut maka
secara tidak langsung mendorong makin menipisnya bahkan hilangnya norma-norma sopan santun,
rasa tanggung jawab, dan etika saat berkomunikasi. Untuk mengantisipasi hal itu maka
diperlukanlah Kewargaan Digital.

Kewargaan Digital adalah konsep yang dapat digunakan untuk memberikan pengetahuan mengenai
penggunaan teknologi dunia maya dengan baik dan benar. Atau juga dapat didefinisikan sebagai
norma perilaku yang tepat dan bertanggung jawab atas penggunaan teknologi. Implikasi
penggunaan teknologi dunia maya yang baik dan benar:

· Pemilihan kata yang tepat saat berkomunikasi

· Tidak menyinggung pihak lain

· Tidak memberikan informasi rahasia

|| KOMPONEN KEWARGAAN DIGITAL ||

Ada 9 komponen kewargaan digital, yang dibagi menjadi 3 kategori.

Komponen Kewarganegaraan Digital

Kewarganegaraan digital memiliki 9 komponen utama, yaitu :

1. Akses Digital
Akses digital merupakan salah satu komponen yang paling mendasar untuk menjadi warga digital.
Namun karena beberapa faktor, seperti: status sosial ekonomi, domisili, cacat tubuh, atau lainnya,
beberapa individu mungkin tidak memiliki akses digital. Akses digital yang termudah sering
didapatkan di sekolah yang menawarkan komputer dengan internetnya untuk mempermudah siswa
dalam mengakses informasi, sekaligus meminimalisir kesenjangan digital akibat beberapa faktor
tersebut.

2. Perdagangan Digital

Tidak dapat dipungkiri bahwa kegiatan perdagangan saat ini sebagian besar dilakukan secara online.
Tentu saja sebagai warga digital, kita diharapkan bertindak bijak dan hati-hati, misalnya saja dalam
hal penggunaan kartu kredit secara online. Kegiatan perdagangan digital telah membuat segalanya
jadi lebih mudah, namun ada pula dampak negatifnya. Download ilegal, perjudian, transaksi
narkoba, pornografi, dan lainnya rentan terjadi pula melalui kegiatan perdagangan digital.

3. Komunikasi Digital

Komunikasi digital dilakukan secara tertulis melalui jejaring sosial maupun email. Hal ini tentu saja
membutuhkan kemampuan komunikasi yang baik dan sesuai dengan etika.

4. Literatur Digital

Hal ini memberi pemahaman tentang bagaimana menggunakan berbagai perangkat digital.
Misalnya, bagaimana cara mencari informasi di mesin pencari dengan benar atau bagaimana cara
menggunakan berbagai log online. Biasanya banyak lembaga pendidikan akan membantu tiap
individu untuk memahami hal ini.

5. Etika Digital

Sebagaimana dibahas dalam komponen ke-3, etika digital adalah suatu harapan agar berbagai media
teknologi informasi di internet mengkomunikasikan sesuatu sesuai dengan etika. Tak jarang
beberapa media tertentu menuntut perilaku dan penggunaan bahasa yang lebih tepat dan sesuai.
6. Hukum Digital

Tak bisa dipungkiri bahwa kegiatan perdagangan digital telah menghadirkan fenomena pembajakan,
download ilegal, penyalahgunaan kartu kredit, pencurian identitas, penyebaran virus, mengirim
spam, cyber bully, atau tindakan negatif lainnya. Oleh karena itu diaturlah hukum digital untuk
mengantisipasi terjadinya hal-hal tersebut meski tidak bisa sepenuhnya dihilangkan 100%.

7. Hak dan Kewajiban Digital

Hak dan kewajiban digital merupakan seperangkat hak warga negara digital seperti memiliki privasi,
berkomunikasi dengan penuh etika, dan sebagainya.

8. Kesehatan Digital

Seorang warga digital harus menyadari akibat stres fisik seperti ketegangan mata, sakit kepala, dan
lainnya yang mungkin terjadi akibat penggunaan internet yang berlebihan. Mereka harus sadar
untuk tidak tergantung bahkan kecanduan pada internet karena hal itu bisa mengganggu kesehatan
mereka.

9. Keamanan Digital

Hal ini berarti bahwa seorang warga digital harus mengambil langkah-langkah protektif dengan
berlatih menggunakan password yang sulit, perlindungan virus, back-up data, dan lain sebagainya.

|| T.H.I.N.K.||

T.H.I.N.K. Merupakan tata krama untuk menjadi Kewargaan Digital yang baik dan benar, kita telah
menyadari pentingnya kewargaan digital. Tata Krama Komunikasi sinkron juga berkesenambungan
denagn menggunakan konsep “T.H.I.N.K.” sebelum kita berkomunikasi di dunia digital, baik itu e-
mail, post facebook, twitter, blog, forum, dan lain-lain. T.H.I.N.K. merupakan akronim dari:

- Is it True (Benarkah)?

Benarkah posting Anda? Atau hanya isu yang tidak jelas sumbernya?

- Is it Hurtful (Menyakitkankah)?

Apakah post anda akan menyakiti perasaan orang lain?

- Is it illegal (Ilegalkah)?

Ilegalkah post Anda?

- Is it Necessary (Pentingkah)?

Pentingkah post Anda? Post yang tidak penting akan mengganggu orang lain.

- Is it Kind (Santunkah)?

Santunkah post Anda?, tidak menggunakan kata-kata yang dapat menyinggung orang lain?

Kesimpulan

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kewargaan digital merupakan aturan atau konsep yang
bisa digunakan untuk memberikan sebuah pengetahuan dalam penggunaan teknologi dunia maya
dengan cara yang baik dan benar, diantaranya tidak menyinggung pihak lain, memilih kata yang
sopan saat berkomunikasi serta tidak diperbolehkan memberikan informasi yang bersifat rahasia.

Anda mungkin juga menyukai