Anda di halaman 1dari 6

TUGAS INDIVIDU

“OPINI MEDIA MASSA SMART ASN”

Nama : Jordan Julio Toelle


Angkatan : LXV
Kelompok :2
Nomor Absen : 14

1. Pemahaman Awal:

a. Digital Ethic:
Digital ethics adalah kaidah yang haruslah dijalankan oleh seseorang dalam bermedia digital
sesuai dengan kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri,
mempertimbangkan sumber informasi merasionalisasikan dalam kehidupan, sekaligus bisa
mengembangkan tata kelola jenis etika dalam keseharian.

Contoh Digital Ethics yaitu:


1. Memahami Tata Krama dalam menggunakan Internet
Menjalankan tata krama saat mempergunakan internet sebagai bagian daripada kehidupan
tentu saja menjadi bagian daripada digital ethics. Alasannya karena hal ini berhubungan
dengan proses sosial seseorang dalam menciptakan hubungan yang baik antar masyarakat.

Contohnya saja dengan tidak mencaci maki anggota keluarga yang tidak berhubungan
dengan kasus seorang, misalnya ketika ada yang berprilaku korupsi tak khayal kebanyakan
masyarakat kita memberikan perundungan pada anak, istri, ataupun anggota keluarga
lainnya dengan berlebihan yang hal tersebut secara etika tidaklah patut untuk dilakukan.

2. Memahami dan Mengamalkan kaidah digital


Setiap menjalankan tindakan dengan mempergunakan internet sebagai sumber bisa
dikatakan sebagai bagian daripada digital ethics. Prihal ini contohnya saja dengan
memahami kaidah yang berlaku setiap media sosial yang dipergunakan, perlu setidaknya
diperhatikan.
Contoh kasusnya seperti memahami bahwa plagiat ataupun mengambil video milik orang
lain yang kemudian di klaim menjadi karya kita merupakan wujud tidakan yang tidak
termasuk dalam digital ethics diharapkan. Lantaran hal tersebut menjadi bagian daripada
pelanggaran dalam segi hukum ataupun media sosial yang ada.

3. Memahami Proses interaksi dengan peraturan yang berlaku di era digital


Kasus tentang proses sosial dan interaksi sosial seperti ini bisa menjadi bagian daripada
digital ethics. Khususnya ketika seseorang melakukan transaksi jual beli, sudah seharusnya
memahami aturan yang berlaku. Misalnya aturannya adalah COD tentu setelah barang
diambil dan dibuka haruslah berkewajiban membayar, bukan sebaliknya dengan
memberikan tegurusan karena barang dinggap tidak sesuai.

Nah, itulah saja artikel yang bisa dibagikan pada pembaca berkenaan dengan contoh kasus
penerapan digital ethics di masyarakat dalam keseharian. Semoga saja bisa memberikan
wawasan bagi semuanya saja yang sedang membutuhkannya.

b. Digital Culture
Digital kultur adalah budaya di ruang digital yang terbentuk di zaman modern kekinian dengan
mengikuti perkembangan digital internet. Digital kultur sifatnya mempermudah proses dan
cara pengerjaan dengan perangkat-perangkat penyedia layanan yang memungkinkan
kelancaran dalam berbagai urusan. Ada sejumlah faktor pendukung terbentuknya digital
culture dan manusia adalah produsen dari perkembangan digital culture dan sulit dipisahkan.
Contohnya penemuan telepon, penemuan mesin ketik, penemuan komputer dan pembuatan
satelit di luar angkasa

c. Digital Safety
Digital safety adalah kemampuan melindungi diri dan aset digital saat sedang ada di ruang
digital. Seolah-olah memang harus manfaatkan peluang yang ada di internet dan juga menjaga
data digital. Adapun alasan digital safety untuk data digital karena hidup lebih dekat dan
bergantung berbagai layanan di internet. Kadangkala, tidak tahu siapa yang akan ditemui saat
berinternet. Kadang memberi data pribadi, semakin sering melakukan transaksi financial di
internet, hidup terakses ke internet melalui berbagai gawai, perangkat lunak, dan apps, atau
bahkan membawa alat kerja ke rumah dan sebaliknya.
d. Digital Skill
Definisi dari keterampilan digital atau digital skill adalah suatu kemampuan dalam
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk menemukan, mengevaluasi,
memanfaatkan, membuat, dan mengkomunikasikan konten/informasi, dengan kecakapan
kognitif maupun teknikal.

Secara sederhana, digital skill adalah suatu pengetahuan dan kemampuan untuk menggunakan
media digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi,
menggunakan, membuat informasi, dan memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas, cermat,
tepat, dan patuh hukum dalam rangka membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan
sehari-hari pada umumnya, dan dalam kehidupan berbisnis khususnya.

Digital skill juga bisa diartikan sebagai kemampuan untuk menemukan, mengevaluasi,
menggunakan, berbagi, dan membuat konten menggunakan perangkat digital, seperti komputer
dan smartphone.

2. Penerapan 4 Pilar literasi Digital di tengah Masyarakat

Menurut saya penerapan 4 pilar literasi digital di kehidupan masyarakat sudah ada di diri masing-
masing apalagi kita berada di era yang semua serba ada. Kita bisa melihat banyak sekali para
pengguna dengan kemampuan untuk menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dengan
baik. Seperti di dalam kantor yang dimana pegawai swasta maupun Pegawai Negeri Sipil banyak
mempunyai kemampuan menggunakan teknologo informasi dan komunikasi secara sehat, bijak,
cerdas dan lain sebagainya agar dapat membantu mempermudah pekerjaan dalam intansi atau
kantor yang mereka kerja. Adapun contoh lainnya seperti para warga biasa dengan kemampuan
lebih dalam teknologi dan memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan bisnis maupun dalm
mencari uang seperti Toko Online dan juga seperti Para Youtuber.

Tapi masih banyak pula pengguna digital yang belum menerapkan 4 pilar literasi digital. Banyak
kasus yang kita temui di dunia digital mengenai ujaran kebencian, caci makian sesame pengguna,
ada pula yang memanfaatkan digital sebagai media untuk mencerai beraikan negara. Sangat banyak
dan masih ada sampai sekarang kita temui. Bukan Cuma itu saja adapun pelanggaran yang dibuat
oleh seseorang yang sangat mahir dan pintar dalam menggunakan Teknologi ini. Saking hebatnya
sehingga dapat membobol data keamanan para pengguna digital lainnya. Tidak sampai dsitu saja
orang tersebut menjual belikan data data pengguna lainnya sehingga dapat melakukan penipuan
atas nama orang yang tidak bersalah.

Jadi menurut saya, Penerapan 4 pilar literasi digital di tengah masyarakat sudah ada namun bagi
sebagian orang memanfaatkan 4 pilar tersebut untuk kepentingan pribadi atau untuk hal buruk yang
dapat merugikan banyak orang. Sehingga penerpan 4 pilar ini belum maksimal.

3. Analisis

Literasi digital merupakan pengetahuan serta kecakapan pengguna dalam memanfaatkan


media digital, seperti alat komunikasi, jaringan internet dan lain sebagainya. Kecakapan pengguna
dalam literasi digital mencakup kemampuan untuk menemukan, mengerjakan, mengevaluasi,
menggunakan, membuat serta memanfaatkannya dengan bijak, cerdas, cermat serta tepat sesuai
kegunaannya.

Menurut Yudha Pradana dalam Atribusi Kewargaan Digital dalam Literasi Digital (2018),
literasi digital memiliki empat prinsip dasar, yaitu Pemahaman yang artinya masyarakat memiliki
kemampuan untuk memahami informasi yang diberikan media, baik secara implisit ataupun
eksplisit. Lalu Saling ketergantungan yang artinya antara media yang satu dengan lainnya saling
bergantung dan berhubungan. Media yang ada harus saling berdampingan serta melengkapi antara
satu sama lain. Berikutnya adalah Faktor social yang artinya media saling berbagi pesan atau
informasi kepada masayrakat. Karena keberhasilan jangka panjang media ditentukan oleh pembagi
serta penerima informasi. Yang terakhir adalah Kurasi yang artinya masyarakat memiliki
kemampuan untuk mengakses, memahami serta menyimpan informasi untuk dibaca di lain hari.
Kurasi juga termasuk kemampuan bekerja sama untuk mencari, mengumpulkan serta
mengorganisasi informasi yang dinilai berguna sehingga dapat mewujudkan literasi digital yang
baik. Oleh karena itu sebagai ASN yang BerAKHLAK diharuskan menerapkan 4 Pilar Literasi
Digital yaitu (1) Digital Ethics, (2) Digital Culture, (3) Digital Safety dan (4) Digital Skills.

Digital ethics adalah kaidah yang haruslah dijalankan oleh seseorang dalam bermedia
digital sesuai dengan kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri,
mempertimbangkan sumber informasi merasionalisasikan dalam kehidupan, sekaligus bisa
mengembangkan tata kelola jenis etika dalam keseharian.
Digital kultur adalah budaya di ruang digital yang terbentuk di zaman modern kekinian
dengan mengikuti perkembangan digital internet. Digital kultur sifatnya mempermudah proses
dan cara pengerjaan dengan perangkat-perangkat penyedia layanan yang memungkinkan
kelancaran dalam berbagai urusan. Ada sejumlah faktor pendukung terbentuknya digital
culture dan manusia adalah produsen dari perkembangan digital culture dan sulit dipisahkan.
Contohnya penemuan telepon, penemuan mesin ketik, penemuan komputer dan pembuatan
satelit di luar angkasa

Digital safety adalah kemampuan melindungi diri dan aset digital saat sedang ada di ruang
digital. Seolah-olah memang harus manfaatkan peluang yang ada di internet dan juga menjaga
data digital. Adapun alasan digital safety untuk data digital karena hidup lebih dekat dan
bergantung berbagai layanan di internet. Kadangkala, tidak tahu siapa yang akan ditemui saat
berinternet. Kadang memberi data pribadi, semakin sering melakukan transaksi financial di
internet, hidup terakses ke internet melalui berbagai gawai, perangkat lunak, dan apps, atau
bahkan membawa alat kerja ke rumah dan sebaliknya.

Digital skill adalah suatu kemampuan dalam menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi untuk menemukan, mengevaluasi, memanfaatkan, membuat, dan
mengkomunikasikan konten/informasi, dengan kecakapan kognitif maupun teknikal. Secara
sederhana, digital skill adalah suatu pengetahuan dan kemampuan untuk menggunakan media
digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan,
membuat informasi, dan memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat, dan patuh
hukum dalam rangka membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan sehari-hari pada
umumnya, dan dalam kehidupan berbisnis khususnya. Digital skill juga bisa diartikan sebagai
kemampuan untuk menemukan, mengevaluasi, menggunakan, berbagi, dan membuat konten
menggunakan perangkat digital, seperti komputer dan smartphone.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa Pilar-pilar Literasi Digital ini sangat perlu diterapkan pada
setiap diri kita sebagai seorang ASN. Pilar-pilar inilah yang mampu memberikan dampak baik
dalam diri kita yang nantinya akan terbawa hingga ke masyarakat dikarenakan kita seorang
ASN yang bertugas untuk mkelayani Masyarakat dengan baik dan bersungguh-sungguh.

Anda mungkin juga menyukai