Anda di halaman 1dari 4

Nama : Roudhotul Zahro

Nim/Gol. : D31222386/C
Prodi : Manajemen Agribisnis

DIGITAL ETHICS DAN DIGITAL CULTURE

Mengapa kehidupan digital harus diatur? Karena kehidupan digital kurang lebih
merepresentasikan kehidupan manusia yang sebenarnya. Banyak aktivitas dalam kehidupan
manusia, termasuk aktivitas yang berhubungan dengan orang lain (kepribadian) dan publik,
yang dilakukan melalui media digital. Tanpa etika dan etiket, kehidupan digital tidak
berkelanjutan. Sehingga dapat dikatakan bahwa etika digital merupakan kebutuhan bersama
yang harus dilestarikan agar kita semua dapat menikmatinya sebagai representasi dari
kehidupan nyata.
Etika digital menjadi semakin penting karena semakin banyak masyarakat yang
memiliki media digital. Amanda (2021) menemukan bahwa jumlah pengguna internet di
Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data APJII, 95,4% pengguna
internet di Indonesia menggunakan smartphone atau telepon pintar untuk mengakses
internet. Meningkatnya jumlah pengguna internet mempengaruhi peningkatan pengguna
media sosial dan toko online. 
Menurut Shina (2021), literasi digital setidaknya memiliki empat (4) pilar, yaitu:  
1. Digital skills (kecakapan digital), yang salah satunya difokuskan kepada pengetahuan
dasar mengenai lanskap digital, yakni internet dan dunia maya.
2. Digital culture (budaya digital), yang salah satunya difokuskan kepada pengetahuan
dasar akan nilai-nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika sebagai landasan kecakapan
digital dalam kehidupan berbudaya, berbangsa, dan bernegara.
3. Digital ethics (etika digital), yang salah satunya difokuskan kepada etika berinternet
(netiquette).
4. Digital safety (keamanan digital), yang salah satunya difokuskan kepada pengetahuan
dasar mengenai proteksi identitas digital dan data pribadi di platform digital.
Ketika empat pilar literasi digital tertanam kuat di setiap pengguna media sosial, tidak
menutup kemungkinan kehidupan digital kita bisa menjadi lebih baik dan beradab.
APA ITU ERA DIGITAL?
Sederhananya, era digital adalah masa dimana informasi lebih mudah dan cepat
diperoleh dan disebarluaskan menggunakan teknologi digital (Solihin & Suradi (Ed), 2018).
Dengan kata lain, era digital (atau sering disebut sebagai era informasi) adalah masa dimana
sejumlah besar informasi tersedia untuk banyak orang, yang sebagian besar tersedia melalui
teknologi informasi. Era digital juga ditandai dengan perkembangan teknologi dari perangkat
elektronik dan mekanik analog ke teknologi digital. Era digital juga mengacu pada teknologi
informasi dan komunikasi (TIK), yang operasinya memobilisasi informasi lebih cepat dari
sebelumnya.
Digital Ethics

Etika secara tradisional menekankan kepada kita bahwa tanggung jawab adalah
moralitas yang harus kita miliki. Tidaklah cukup untuk menentukan apakah sesuatu itu
bermoral jika kita hanya mengikuti beberapa larangan agama atau peraturan pemerintah. Apa
yang kita anggap terbaik tidak selalu benar, kita juga tidak bisa mengandalkan akal sehat saja.
Oleh karena itu, keadilan menuntut masyarakat untuk menetapkan beberapa aturan yang adil
bagi setiap orang untuk menangani masalah moral, yang membuat globalisasi digital
menciptakan lingkungan baru untuk membangun etika baru.
Teknologi digital berada di jantung kehidupan ekonomi dan sosial kita. Internet telah
menjadi infrastruktur komunikasi lokal dan internasional untuk aktivitas ekonomi dan politik,
yang menyebabkan informasi dan keamanan yang dihasilkannya digunakan untuk tujuan
komersial, sehingga masalah ini merupakan pelanggaran privasi.
Etika digital berfokus pada dampak teknologi digital pada masyarakat dan lingkungan
kita. Pertanyaan seperti berikut adalah apa yang membentuk agenda etika digital. Apakah adil
bagi kita bahwa pemain internet digital besar seperti Google, Apple, Facebook, dan Amazon
menggunakan kekuatan dominan mereka di pasar untuk bersaing?
Digital Ethics saat ini semakin mendapat perhatian dengan berkembangnya dunia
digital. Istilah "digital ethics" and "information ethics" begitu sering digunakan dalam
kehidupan sehari-hari, dan sebelum melanjutkan topik kita, ada baiknya kita memahami apa
yang dimaksud dengan "etika digital". Etika digital adalah disiplin yang kompleks karena
perilaku individu sulit dipantau atau diukur. Tujuannya adalah untuk mendefinisikan
tanggung jawab sosial dan membimbing para praktisi dalam membuat penilaian yang etis dan
masuk akal. Masalah ras digital sangat penting di setiap bidang rekayasa perangkat lunak
teknologi digital, media/jurnalisme digital, kedokteran/perawatan kesehatan, pekerjaan sosial,
jejaring sosial, e-commerce, komputasi awan, dan banyak lagi. Ini mencakup masalah
kebebasan berbicara, tanggung jawab sosial, kewarganegaraan, hak cipta, kekayaan
intelektual, dan banyak lagi.
Digital ethics adalah seperangkat nilai dan prinsip yang membimbing perilaku
individu dan organisasi dalam penggunaan teknologi digital. Dalam era digital yang semakin
berkembang, digital ethics semakin penting untuk memastikan bahwa teknologi digunakan
secara bertanggung jawab dan tidak merugikan orang lain.
Beberapa nilai dan prinsip yang ditekankan dalam digital ethics adalah:
1. Privasi: Pengguna teknologi digital memiliki hak atas privasi dan kontrol atas data
pribadi mereka. Hal ini termasuk hak untuk mengetahui bagaimana data mereka
digunakan, dan hak untuk menolak penggunaan data mereka jika dirasa tidak tepat.
2. Keamanan: Pengguna teknologi digital harus memastikan bahwa informasi mereka
aman dan tidak disalahgunakan oleh pihak lain. Ini meliputi penggunaan kata sandi
yang kuat dan aman, serta memperbarui perangkat lunak keamanan yang diperlukan.
3. Kebebasan berekspresi: Pengguna teknologi digital memiliki hak untuk
mengekspresikan pendapat mereka secara bebas, asalkan tidak merugikan orang lain
atau melanggar hak asasi manusia.
4. Tanggung jawab sosial: Pengguna teknologi digital harus mempertimbangkan dampak
sosial dari tindakan mereka dan bertanggung jawab atas konsekuensi dari tindakan
mereka. Hal ini termasuk memastikan bahwa tindakan mereka tidak merugikan orang
lain atau menyebabkan kerusakan pada lingkungan.
5. Netiquette: Netiquette adalah aturan perilaku yang diterapkan dalam lingkungan
digital. Hal ini termasuk menjaga sopan santun dalam komunikasi online,
menghindari tindakan cyberbullying, dan memastikan bahwa komunikasi online
dilakukan dengan cara yang jelas dan tepat.
6. Kebebasan dan akses: Digital ethics juga menekankan pentingnya kebebasan akses
terhadap teknologi digital. Hal ini termasuk memastikan bahwa teknologi digital
tersedia untuk semua orang, dan bahwa tidak ada diskriminasi terhadap individu atau
kelompok tertentu.
Digital ethics sangat penting dalam penggunaan teknologi digital, terutama dengan
adanya perkembangan teknologi yang semakin cepat. Hal ini membawa dampak positif dan
juga negatif, oleh karena itu penting bagi pengguna teknologi untuk mempertimbangkan
nilai-nilai digital ethics dalam penggunaan teknologi. Dengan menerapkan digital ethics, kita
dapat memastikan bahwa teknologi digunakan secara bertanggung jawab dan tidak
merugikan orang lain.

Digital Culture

Digital culture adalah sebuah konsep yang merujuk pada cara masyarakat berinteraksi
dan berperilaku di dunia digital, terutama melalui teknologi informasi dan komunikasi.
Digital culture mencakup berbagai aspek, termasuk penggunaan media sosial, bermain game
online, bisnis online dan e-commerce, hiburan digital, dan berbagai bentuk komunikasi
digital. Hal ini termasuk budaya memes dan video, yang telah menjadi bagian penting dari
cara kita berinteraksi dan menyampaikan pesan di era digital.
Digital culture telah mengubah banyak aspek kehidupan manusia, baik itu dalam hal
gaya hidup, cara berkomunikasi, hiburan, belanja, hingga cara bekerja dan melakukan bisnis.
Dalam lingkungan digital, individu dapat terhubung dengan orang lain dari seluruh dunia
dengan mudah, yang memungkinkan individu untuk terlibat dalam budaya dan komunitas
yang lebih luas. Digital culture juga memungkinkan individu untuk memiliki akses ke
informasi dan sumber daya yang sebelumnya tidak tersedia.
Namun, digital culture juga membawa dampak negatif seperti kecanduan media
sosial, perpecahan sosial, dan penggunaan teknologi yang tidak bertanggung jawab. Karena
dampaknya yang besar, digital culture menjadi penting untuk dipahami dan dikelola dengan
baik.
Penting untuk mempertimbangkan digital ethics dalam membentuk digital culture.
Digital ethics adalah seperangkat nilai dan prinsip yang membimbing perilaku individu dan
organisasi dalam penggunaan teknologi digital. Nilai-nilai digital ethics mencakup privasi,
keamanan, kebebasan berekspresi, tanggung jawab sosial, netiquette, kebebasan dan akses.
Dengan mempertimbangkan digital ethics, individu dan organisasi dapat
menggunakan teknologi digital secara bertanggung jawab dan tidak merugikan orang lain.
Selain itu, digital culture yang positif dan bertanggung jawab dapat memberikan manfaat
besar bagi individu dan masyarakat secara keseluruhan, seperti terciptanya lingkungan digital
yang sehat, terhubung dengan orang lain secara positif, serta memperluas wawasan dan
pengetahuan.

Mengapa Digital Culture penting?


Budaya digital memungkinkan Anda tumbuh, berinovasi dengan cepat, dan
beradaptasi dengan kebutuhan pelanggan. Saat pasar global menjadi digital, budaya digital
yang matang akan membantu Anda tetap gesit dan siap menghadapi masa depan bisnis Anda.
Berikut adalah beberapa dari sekian banyak manfaatnya:  
1. Lebih sedikit hambatan dan lebih banyak transparansi
Ruang kerja digital memungkinkan komunikasi dan komunikasi yang lebih
efektif antar tim, bahkan yang biasanya tidak bekerja sama. Mereka memungkinkan
Anda untuk memecah silo dan membangun jembatan untuk berbagi informasi di
antara saluran yang berbeda. Dan karena manajer memiliki alat yang lebih baik dan
lebih baik untuk berbagi informasi penting, budaya digital perusahaan cenderung
lebih terbuka dan transparan. 
2. Meningkatkan kelincahan dan kemampuan beradaptasi
Alat digital membantu agar tetap gesit dan merespons gangguan. Jika
kebutuhan pelanggan berubah secara teratur, perusahaan dan produk Anda harus
mengikuti mereka untuk bertahan di pasar. Budaya digital membantu untuk
melakukan pivot saat membutuhkannya. Hal ini memungkinkan manajer di semua
tingkatan organisasi untuk berinteraksi dan dengan cepat mengkomunikasikan arah
atau prioritas baru. Dan itu memberi kesempatan untuk mengubah cara mereka
bekerja di sepanjang garis tersebut.  
3. Pengumpulan data yang lebih baik
Ketika menempatkan lebih banyak bisnis secara online, Anda memiliki lebih
banyak data. Dengan mengumpulkan dan menganalisisnya, Anda dapat menemukan
pola, mengidentifikasi inefisiensi, dan membuat keputusan yang meningkatkan cara
bekerja. Platform digital untuk pelanggan memungkinkan untuk memahami preferensi
pelanggan, mengumpulkan umpan balik, dan membantu menciptakan produk dan
pengalaman yang disukai pelanggan.  

Anda mungkin juga menyukai