Anda di halaman 1dari 10

Modul Materi 1 Simulasi dan

Komunikasi Digital Kelas X


Semester Ganjil

Kelas X Usaha Perjalanan Wisata Tahun Pelajaran 2020/2021


MODUL MATERI 1
KEWARGAAN DIGITAL

Kompetensi Dasar:
3.8. Memahami Konsep Kewargaan Digital
4.8. Merumuskan etika Kewargaan Digital

A. Kewargaan Digital
Warga digital adalah orang yang sadar akan hal baik dan yang tidak baik, menunjukkan kecerdasan
perilaku teknologi, dan bisa membuat pilihan yang tepat saat menggunakan teknologi,
memanfaatkan TI untuk membentuk suatu komunitas, pekerjaan dan berekreasi.
Dikarenakan tidak mempertemukan individu secara langsung, maka hal ini juga menjadi efek
negatif seperti menipisnya bahkan hilangnya norma sopan santun, rasa tanggung jawab, dan etika
saat berkomunikasi. Cara untuk mengantisipasi hal itu maka diperlukanlah Kewargaan Digital.
Kewargaan digital dapat didefinisikan sebagai norma perlaku yang tepat dan bertanggung jawab
terkait dengan penggunaan teknologi.
Rentang warga usia warga digital mulai bergeser, seiring dengan semakin mudahnya akses
teknologi, tampilan, dan fitur yang semakin memanjakan pengguna, membuat anak-anak diusia
belai telah dapat memanfaatkan teknologi tersebut untuk berkomunikasi, mencari, dan bertukar
informasi di dunia maya. Usia yang masih belia semakin membuka kemungkinan adanya
pelanggaran norma-norma maupun penyebaran informasi penting yang dapat disalahgunakan
oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab.
Kewargaan digital adalah konsep yang dapat digunakan untuk memberikan pengetahuan
mengenai penggunaan teknologi dunia maya dengan baik dan benar. Penggunaan teknologi dunia
maya dengan baik dan benar memiliki banyak implikasi, pemilihan kata yang tepat dalam
berkomunikasi, tidak menyinggung pihak lain dalam memutakhirkan (update) status, serta
memberikan informasi rahasia kepada publik, tidak membuka tautan yang mencurigakan, dan
lainnya.

B. Komponen Kewargaan Digital


Kewargaan digital dapat dibagi menjadi sembilan komponen, yang dikategorikan menjadi tiga
berdasarkan pemanfaatannya. Gambaran untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.

Modul Materi Simulasi dan Komunikasi Digital | Page 1


1. Lingkungan Belajar dan Akademik
Ada beberapa komponen yang didapat dalam lingkungan belajar dan akademik, diantaranya
adalah :
a. Akses Digital (Digital Access)
Setiap orang seharusnya memiliki hak yang sama dalam mengakses fasilitas IT. Namun
dikarenakan beberapa hal tidak setiap orang dapat mengakses IT. Oleh karena itu, setiap
penggunaan TIK harus menyadari bahwa tidak setiap orang memiliki kesempatan yang
sama dalam mengakses teknologi, baik itu dibatasi oleh infrastruktur maupun oleh
lingkungan komunitas pengguna itu sendiri. Belajar menghargai hak setiap orang untuk
memiliki akses ke teknologi informasi, serta berjuang untuk mencapai kesetaraan hak dan
ketersediaan fasilitas untuk mengakses teknologi informasi merupakan dasar dari
kewargaan digital. Dan seiring berkembangnya teknologi, akses digital juga semakin
mudah diperoleh, sehingga tantangan terbesar selanjutnya adalah pembiasaan terhadap
pemanfaatan teknologi itu sendiri.
Digital Access merupakan faktor penting dalam berkomunikasi menggunakan teknologi
digital. Hak akses serta jaminan kualitas sambungan internet menjadi penentu
keberhasilan hubungan komunikasi yang melibatkan perangkat keras dan perangkat lunak.
Selain itu, dikemas juga menjadi smart device saat pengguna berkomunikasi dengan orang
lain di dunia maya.
Tanpa adanya sambungan internet, Anda tidak dapat mengakses informasi secara cepat
dan akurat. Seiring perkembangan zaman, teknologi sambungan internet atau digital
access bukan lagi menjadi barang mahal dan sukar di dapat. Namun, dapat dikatakan
bahwa kebutuhan pokok bagi masyarakat. Contohnya saat ini bermunculan tawaran harga
kuota internet oleh provider sambungan telekomunikasi dengan beragam harga yang
relatif murah. Provider adalah perusahaan yang menyediakan berbagai layanan internet
atau biaya disebut dengan Internet Service Provider (ISP).
b. Komunikasi Digital (Digital Communication)
Pemahaman dasar dikembangkannya teknologi informasi dikembangkannya teknologi
informasi berbasis internet adalah sebagai media komunikasi. Dahulu, pengiriman
informasi menggunakan surat kertas melalui kantor pos, kemudian berkembang teknologi
SMS (Sort Message Service) melalui handphone menggunakan sinyal GSM, pengiriman
surel melalui internet, dan yang terbaru adalah teknologi pengiriman data, baik berupa

Modul Materi Simulasi dan Komunikasi Digital | Page 2


teks, audio, video secara online dan real time melalui sambungan internet. Dengan
teknologi terbaru ini, setiap orang dapat dengan mudah menyampaikan informasi secara
langsung kepada orang lain baik melalui telepon suara, video call, pesan pendek yang dapat
Anda jumpai pada berbagai aplikasi seperti WhatsApp, Telegram, dan Skype.
Kegiatan dalam lingkungan belajar, akademis, maupun lingkungan kerja dan masyarakat
umum nantinya, komunikasi merupakan kewajiban yang harus dilakukan setiap orang
untuk dapat bertukar informasi dan ide. Komunikasi dapat dilakukan secara satu arah, dua
arah, antarpribadi maupun komunikasi dalam forum. Perkembangan teknologi digital telah
mengubah sikap seseorang dalam berkomunikasi. Berbagai bentuk komunikasi digital telah
tersedia, seperti email, sms, chatting, forum, dan berbagai bentuk lainnya, memungkinkan
setiap individu untuk terus dapat terhubung dengan individu lainnya.

c. Literasi Digital (Digital Literacy)


Digital Literacy merupakan referensi yang dijadikan acuan dalam sebuah rutinitas
komunikasi. Dalam hal ini adalah rujukan yang diperoleh melalui teknologi informasi yang
diintegrasikan dengan dunia nyata. Contohnya pemberdayaan sumber belajar berupa e-
book, maupun kegiatan belajar e-Learning melalui internet akan banyak membantu baik
bagi guru maupun bagi siswa itu sendiri. Semakin banyak informasi yang diperoleh,
semakin banyak pula kualitas informasi dan pertimbangan yang diperoleh siswa dalam
memahami materi.
Dunia pendidikan telah mencoba untuk mengintegrasikan teknologi digital ke dalam
proses belajar mengajar, sehingga siswa mampu menggunakan teknologi digital untuk
mencari dan bertukar informasi. Namun pada kenyataannya, teknologi yang digunakan
pada dunia kerja sedikit berbeda dengan yang digunakan di sekolah. Berbagai bidang
pekerjaan seringkali memerlukan informasi yang aktual dan bermanfaat, pekerja dituntut
memiliki kemampuan untuk mencari dan memproses data secara kompleks dalam waktu
yang singkat. Sementara itu, ketergantungan siswa pada pengajar belum seirama dengan
tuntutan dunia kerja. Literasi digital merupakan proses belajar mengajar mengenai
teknologi dan pemanfaatan teknologi. Pelajar dan pengajar diharapkan dapat belajar apa
saja, kapan saja, dan dari mana saja. Saat teknologi baru muncul, para pelajar dan pengajar
diharapkan dapat beradaptasi secara cepat dan tidak terpaku pada satu jenis teknologi.

2. Lingkungan sekolah dan tingkah laku


Pada lingkungan sekolah dan tingkah laku, juga dibagi menjadi tiga komponen diuraikan
sebagai berikut :
a. Hak digital (Digital Rights & Responsibility)
Kebebasan berpendapat dan bersuara di muka umum telah dijamin dan dinyatakan
keabsahannya oelh undang-undang. Setiap orang memiliki legalitas dan hak mutlak
terhadap jaminan privasinya, kebebasan berbicara, berdiskusi, dan mengunggah foto atau
video ke dunia maya. Namun, ada batasan-batasan tertentu yang harus dipahami bahwa
hak tersebut tetap harus mengedepankan etika, norma, peraturan perundangan yang
berlaku, serta tidak menganggu ketertiban umum dan hak orang lain. Sebagai contoh,
mengunggah foto pribadi seseorang tanpa izin terlebih dahulu atau menyinggung SARA.
Perlindungan hak asasi para warga digital sama dengan perlindungan hak di dunia nyata.
Setiap warga digital memiliki hak atas privasi, kebebasan berbicara, dan sebagainya. Hak
tersebut haruslah dipahami oleh setiap warga digital. Setiap warga digital juga memiliki
beberapa kewajiban yang harus dipenuhi dengan adanya hak. Setiap warga digital harus
ikut membantu pemanfaatan teknologi secara benar, mengikuti tata krama yang berlaku,
baik yang tersirat maupun tersurat. Contoh nyatanya adalah tidak melakukan pembajakan
konten, tidak menyebarkan informasi palsu, tidak memancing emosi pengguna teknologi
informasi lainnya.

Modul Materi Simulasi dan Komunikasi Digital | Page 3


b. Etika digital (Digital Etiquette)
Kebanyakan penggunaan teknologi digital tidak peduli dengan etika penggunaan teknologi,
tetapi langsung menggunakan produk tanpa mengetahui aturan serta tata krama
penggunanya. Atau sudah mengetahui tetapi menganggap etika digital tidak terlalu
penting untuk diperhatikan. Seringkali para pengguna digital melupakan bahwa walaupun
dalam dunia digital para pengguna tidak saling bertatap muka, tetapi perlu diperhatikan
bahwa di balik setiap akun, di balik setiap posting forum, terdapat individu lainnya yang
dapat tersinggung jika Kalian melanggar tata krama. Etika digital dibuat dengan tujuan
untuk menjaga perasaan dan kenyamanan pengguna lainnya. Namun peraturan saja tidak
cukup. Seringkali, para pengguna tidak mengetahui aturan tersebut, ataupun malas
membaca peraturan. Kita juga harus mengajarkan setiap pengguna teknologi digital untuk
bertanggungjawab dalam pemanfaatan teknologi.
Etika digital adalah pertimbangan yang wajib diperhatikan oleh para pengguna ketika
berinteraksi dengan dunia informasi. Etika adalah suatu sikap yang memenuhi standar dan
nilai-nilai norma kemasyarakatan dan tidak bertentangan dengan agama dan kebudayaan.
Dalam arti sempit, etika adalah perbuatan yang baik, tidak mengganggu orang lain, serta
tidak bertentangan dengan undang-undang. Jadi, etika digital adalah sikap atau perbuatan
yang baik, sesuai dengan norma-norma, adat, budaya, dan sosial kemasyarakatan pada
saat menjadi bagian dari warga digital. Hal itu bertujuan menjaga keharmonisan dan
kenyamanan dalam berkomunikasi dengan pengguna lainnya. Sebagai contoh, tidak
melakukan pengejekan, bullying, peretasan, atau yang lainnya. Bulliying adalah
penggunaan kekerasan, ancaman, atau paksaan untuk mengintimidasi orang lain. Hal ini
dapat mencakup tindakan pemindahan secara lisan, emosional, cyber, atau fisik yang
dilakukan berulangkali.
c. Keamanan digital (Digital Security)
Faktor keamanan baru-baru ini menjadi isu paling penting dalam dunia komunikasi
berbasis digital. Sering Anda mendengar sebuah web mengalami aksi peretasan, di-
tracking intruder, di deface dan bahkan terjadi pencurian data atau uang rekening di
sebuah perbankan atau sering disebut sebagai Cyber crime. Penyebab utama adalah
kesalahan konfigurasi sistem, bug/error aplikasi, terinfeksi virus atau trojan, atau faktor
kelalaian penggunanya. Trojan Horse adalah sebuah software yang dirancang untuk
melakukan serangan dengan cara menginfeksi komputer melalui surel.
Setiap komunitas terdapat individu yang mencuri karya, merusak, ataupun mengganggu
individu lainnya. Meskipun tidak boleh berburuk sangka, kita tidak dapat mempercayai
orang begitu saja, karena hal tersebut akan beresiko terhadap keamanan kita. Hal ini
berlaku juga dalam dunia digital. Dalam dunia nyata kita membangun pagar, mengunci
pintu, menambahkan alarm dalam rumah kita dalam alasan keamanan. Hal yang sama juga
perlu diterapkan dalam dunia digital, seperti meng-instal antivirus, firewall, mem-backup
data, dan menjaga data sensitif seperti username dan password, nomor kartu kredit, dll.
Sebagai warga digital, kita harus berhati-hati dan menjaga informasi dari pihak yang tidak
bertanggung jawab.

3. Lingkungan di luar sekolah


Ada tiga komponen yang didapat dalam lingkungan diluar sekolah, ketiga komponen tersebut
diuraikan sebagai berikut :
a. Hukum digital (Digital Law)
Setiap data atau informasi yang diunggah ke dunia maya memiliki kekuatan hukum, baik
bersifat pasti, bebas atau gratis, dan belum pasti. Definisi kekuatan hukum bersifat pasti
adalah informasi atau data tersebut telah dilegalkan dan memiliki dasar hukum yang sah
menurut undang-undang sehingga setiap pelanggaran yang dilakukan dapat dikenakan
sangsi. Sebagai contoh, hak cipta, hak merek dagang, dan aturan perundang-undangan

Modul Materi Simulasi dan Komunikasi Digital | Page 4


tentang ITE (Informasi Transaksi Elektronik). UU ITE merupakan hukum yang mengatur
tentang pengguna informasi dan transaksi elektronik yang dilakukan dengan menggunakan
media elektronik.
Adapun informasi yang bersifat bebas atau gratis adalah informasi yang disampaikan tidak
memiliki landasan hukum yang sah menurut undang-undang, bebas disebarluaskan.
Sebagai contoh, aplikasi open source yang dapat dipakai secara gratis, dimodifikasi sesuai
keperluan bahkan diperjualbelikan tergantung dari lisensi yang dituliskan. Informasi yang
dipublikasikan dan belum memiliki dasar hukum yang pasti memiliki pengertian bahwa
informasi yang disampiakan belum tentu kebenarannya atau belum disahkan secara
hukum. Contohnya peraturan perundangan yang belum disahkan DPR serta bukti-bukti
kejahatan yang dipublikasikan di dunia maya tetapi belum diverifikasi dan dinyatakan sah
oleh pihak berwenang.
Hukum digital mengatur etika penggunaan teknologi dalam masyarakat. Warga digital
perlu menyadari bahwa mencuri ataupun merusak pekerjaan, data diri, maupun properti
daring orang lain merupakan perbuatan yang melanggar hukum. Contoh perbuatan yang
melanggar hukum antara lain : meretas informasi atau wabsite, mengunduh musik ilegal,
plagiarisme, membuat virus, mengirimkan spam, ataupun mencuri identitas orang lain.
Hukum siber (cyber law) di Indonesia sendiri dapat dikategorikan menjadi 5 aspek besar,
yaitu :
1) Aspek hak cipta
2) Aspek merk dagang
3) Aspek fitnah dan pencemaran nama baik
4) Aspek privasi
5) Aspek yuridiksi dalam ruang siber
b. Transaksi digital (Digital Commerce)
Sebagian besar transaksi yang dilakukan pada saat ini mengarah pada otentikasi dan
penggunaan media teknologi berbasis informasi. Sebagai contoh, transaksi perbankan
yang dapat dilakukan hanya menggunakan fitur e-banking, pembayaran kartu kredit via
ponsel pintar, jual beli barang, hingga pembayaran jalan bebas hambatan. Saat ini sedang
menjadi fenomena baru bahwa hampir semua transaksi jual beli dan transaksi keuangan
dilakukan secara online menggunakan beberapa metode akses dan autentikasi sistem.
Dasar informasi pengguna dinyatakan sah jika memiliki akun surel yang valid, nomor
telepon, atau akun lainnya. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa pangsa pasar
berbasis digital lebih menggairahkan perekonomian nasional dan memudahkan
masyarakat dalam bertransaksi, seperti keberadaan situs jual beli online dan beberapa
aplikasi transportasi online.
Warga digital perlu menyadari bahwa sebagian besar dari proses jual beli telah
dilaksanakan secara daring. Berbagai situs jual-beli lokal dapat dengan mudah diakses oleh
penjual dan pembeli, seperti olx.com, lazada.com, tokopedia.com, dan berbagai toko
daring lainnya. Mudahnya akses dan semakin tingginya tingkat kesadaran masyarakat akan
teknologi informasi ikut mendorong tumbuhnya pasar jual beli daring di Indonesia.
Kegiatan dalam jual beli daring, penjual dan pembeli perlu menyadari resiko dan
keuntungan yang didapat dari jual beli daring, mulai dari resiko penipuan, perbedaan
barang yang dikirim, lama pengiriman, hingga legalitas barang yang diperjualbelikan.
Warga digital perlu mengetahui bagaimana menjadi pembeli maupun penjual daring yang
baik.
c. Kesehatan digital (Digital Health & Wellness)
Dibalik manfaat teknologi digital, terdapat bebarapa ancaman kesehatan yang perlu
diperhtaikan, seperti kesehatan mata karena terlalu lama bermain game atau gagdet,
radiasi otak dan telinga karena sering menggunakan fitur ear phone dengan bluetooth,
serta kejang otot tangan, jari dan kaki, bahkan keseluruhan badan. Tidak hanya kesehatan

Modul Materi Simulasi dan Komunikasi Digital | Page 5


fisik, kesehatan psikologis mental dapat juga terancam jika pengguna tidak mengatur
penggunaan teknologi digital, serperti stres akibat bullying dan terpengaruh berita tidak
benar. Untuk mencegahnya, pengguna perlu menyadari bahaya-bahaya yang dapat
ditimbulkan oleh teknologi digital.

C. THINK
Setelah memahami komponen diatas, kalian telah menyadari pentingnya kewargaan digital. Untuk
menyederhanakan dan agar mudah mengingat ke-9 komponen diatas, sebagai jembatan Kalian
dapat menggunakan akronim pengingat “T.H.I.N.K” sebelum kalian berkomunikasi di dunia digital,
baik itu email, post facebook, twitter, blog, forum, dan lain-lain, T.H.I.N.K merupakan akronim dari:
a. Is it True (Benarkah)?
Benarkah posting Anda? Atau hanya isu yang tidak jelas sumbernya?
b. Is it Hurtful (Menyakitkankah)?
Apakah postingan Anda akan menyakiti perasaan orang lain?
c. Is it illegal (Ilegalkah)?
Ilegalkah postingan Anda?
d. Is it Necessary (Pentingkah)?
Sehingga dapat disimpulkan bahwa T.H.I.N.K. merupakan tata krama untuk menjadi kewargaan
digital yang baik dan benar dalam berkomunikasi di dunia digital, baik itu email, post facebook,
twittter, twitter blog, forum, dan sebagainya.
D. Meningkatkan Keamanan Digital
Seiring meningkatnya perkembangan teknologi dan semakin banyak jumlah warga digital, semakin
besar kemungkinan terjadinya potensi kejahatan cyber (cyber crime). Kejahatan cyber berimplikasi
pada kerugian secara finansial, bocornya data, pencurian data, kerusakan perangkat komputer,
maupun dampak negatif pada kejiwaan seseorang. Ada beberapa gangguan yang dapat terjadi
ketika berinteraksi dengan teknologi informasi, antara lain sebagai berikut :
1. Back Door
Back Door atau dalam terjemahan bahasa inggris adalah di balik pintu, memiliki pengertian
program yang ditanam oleh penyusup ke dalam komputer korban yang bertujuan untuk
bekerja secara diam-diam tanpa teridentivikasi oleh si pemilik maupun oleh sistem security dan
antivirus yang dipasang pada komputer korban. Tujuan dari program back door adalah untuk
mendapatkan akses secara ilegal, me-remote, dan mengontrol kerja komputer korban.
Akibatnya, komputer dapat mengalami kerusakan sistem, dan data-data penting seperti akun
user di curi. Pada beberapa kasus, misalnya komputer berbasis windows, penyusup sering
menggunakan program Back Door seperti BackOrifice, SubSeven, dan NetBus.
2. Trojan Horse
Trojan horse merupakan program yang sering digunakan oleh intruder untuk memasukkan
program Back Door ke dalam komputer korban. Trojan sering kali disisipkan pada program-
program yang terlihat memiliki kegunaan bagi user. Namun, pada beberapa program antivirus
yang memiliki engine ter-update, sering kali mampu mendeteksi dan mengisolasi program
Trojan Horse tersebut agar tidak menginfeksi sistem komputer.
3. DoS (Denial of Service)
Konsep sederhana dari DoS adalah mengirimkan data ke target secara terus-menerus dalam
jumlah besar. Sebagai contoh, komputer intruder melakukan DoS dengan besar data 10 MB
per detik selama 1 jam sehingga komputer korban akan menerima data sampah atau spam
sebesar 36.000 MB. Akibatnya, komputer korban menjadi crash , hang, bahkan down. Seperti
era tahun 2000-an yang sedang populer, virus brontok menginfeksi komputer, lalu
memerintahkan korban melalui DoSke sebuah target tertentu secara bersamaan. Teknik ini
disebut sebagai DdoS atau Distributed Denial of Service. Banyak server yang diberitakan
mengalami penyerangan hingga down dan mengakibatkan terputusnya layanan service yang

Modul Materi Simulasi dan Komunikasi Digital | Page 6


dijalankan. Intruder adalah seseorang yang menyusup ke dalam suatu sistem atau yang lebih
dikenal dengan hacker atau cracker.

Gambar Denial of Service


4. Program Agen Penyerangan
Konsep program agen penyerangan sama seperti DdoS. Setelah program terpasang pada
komputer korban, komputer korban dijadikan sebagai komputer pendukung yang menjadi
perantara bagi intruder untuk melakukan penyerangan ke komputer lainnya. Kejadian ini
berdampak pada perangkat digital yang dijadikan agen, akan mengalami error atau down.
5. Virus
Virus merupakan aplikasi yang dibuat secara khusus untuk merusak perangkat digital yang
berhasil diinfeksi. Dampak yang ditimbulkan pada perangkat adalah banyak file yang hilang, di-
hidden , sistem operasi yang rusak, dan aplikasi yang error atau tidak dapat bekerja sesuai
mestinya. Selain melakukan perusakan data atau sistem dalam perangkat, virus juga dilengkapi
dengan metode perlindungan diri serta mempunyai kemampuan menggandakan diri, men-
shutdown perangkat, serta menyembunyikan diri. Jenis-jenis virus yang beredar saat ini sangat
beraneka ragam, seperti Worm, Macro virus, Directory virus, Memory resident virus, Direct
action virus, Overwrite virus, Boot sector virus, Polymorphic virus, Companion virus,
Multipartite virus, Web scripting virus, FAT virus, Mailcious virus, E-mail spoofing,
Ransomware, scamer dan masih banyak lagi.
Selain gangguan yang berdampak secara langsung pada perangkat digital, ada bebepa kerugian
yang menyebabkan kondisi kesehatan baik secara fisik dan mental pada para penggunanya menjadi
terganggu antara lain sebagai berikut,
1. Radiasi gelombang elektromagnetik yang berefek buruk terhadap kesehatan mata, telinga, dan
otak karena terlalu sering berinteraksi dengan layar komputer atau ponsel pintar.
2. Kejahatan siber atau cyber crime , seperti pencurian data surel, peretasan akun e-banking, akun
media sosial, dan kartu kredit.
3. Pelecehan atau Cyber Harrasment yang mengakibatkan seseorang menjadi stres.
4. Intimidasi atau mengolok-olok secara terus-menerus dan besama-sama dalam sebuah
komunitas digital atau yagn sering disebut dengan cyber bullying.
5. Penipuan dan kasus lainnya.
Kondisi yang paling sering terjadi dalam sebuah komunitas digital seperti grup-grup dalam media
sosial adalah intimidasi. Ada beberapa tipe intimidasi yang dapat Anda jumpai dalam sosial
hubungan kemasyarakatan, yaitu sebagai berikut
1. Intimidasi bersifat fisik, yaitu tindakan memaksakan kehendak kepada orang lain yang sudah
menyentuh aspek-aspek kontak fisik secara langsung. Biasanya mengarah pada kategori
tindakan kejahatan yang dapat dikenakan sanksi secara hukum. Contohnya, menendang,
memukul, menampar, dan mengambil secara paksa.
2. Intimidasi bersifat sosial, yaitu tindakan yang mengakibatkan kredibilitas atau nama baik
seseorang menjadi tercemar. Modus utama tindakan ini adalah menjatuhkan moral korban di

Modul Materi Simulasi dan Komunikasi Digital | Page 7


mata masyarakat dengan tujuan bahwa pelaku menyebarkan fitnah atau isu negatif terhadap
korban sehingga korban dikucilkan dari lingkungan masyarakat.
3. Intimidasi secara verbal adalah tindakan melakukan penekanan, penghasutan, pengejekan,
penghinaan, mengancam atau mengucapkan kata-kata tidak pantas kepada orang lain.
Intimidasi secara verbal biasanya dilakukan secara langsung ketika berbicara dengan korban
seperti halnya kontak fisik. Contohnya pada kasus bahwa pelaku mengancam akan melakukan
tindakan kekerasan fisik pada korban jika tidak mau menuruti kemauannya.
4. Intimidasi di dunia cyber atau yang dikenal dengan istilah cyber bullying adalah tindakan
melakukan intimidasi dengan tujuan negatif dan memiliki kecenderungan menjatuhkan orang
lain melalui media internet. Modus utama yang ingin dicapai pelaku adalah korban merasa
tertekan, stres, mengalami disfungsi sosial kemasyarakatan, balas dendam atau ingin
menjatuhkan moral korban. Tindakan cyber bullying dapat berupa pengiriman pesan pribadi,
pengunggahan data pribadi, penipuan, pelecehan, atau pemfitnahan dalam grup media sosial,
pengancaman, pemerasan, penipuan bahkan mengunggah konten-konten yang tidak sesuai
etika, norma dan agama.
Untuk menghindari terjadinya gangguan seperti yang telah dijelaskan, ada beberapa tips yang
dapat dilakukan sebagai seorang warga digital yang dapt dikategorikan menjadi dua macam, yaitu
sebagai berikut :
1. Bidang Teknologi Informasi
Kiat-kiat yang dapat dilakukan dalam sisi teknologi informasi adalah sebagai berikut.
a. Selalu meng-update sistem operasi mesin maupun aplikasi program melalui situs-situs
resmi pengembang
b. Memasang antivirus, antispam, anti-adware, anti-spyware, antitrojan serta meng-update-
nya secara rutin
c. Menggunakan kombinasi password yang baik, gabungan antara karakter, numerik dan
beberapa karakter khusus sehingga tidak mudah ditebak. Usahakan panjang password
lebih dari 8 digit sebagai contoh 1n71h_60p0_6uru*#@.
d. Selalu mengaktifkan firewall dan meng-update secara kontinu
e. Jangan terlalu sering menggunakan sambungan wifi secara gratis di tempat-tempat umum
karena rentan dilakukan sniffing.
f. Meng-update aplikasi web browser.
g. Tidak membuka situs-situs yang menampilkan konten-konten terlarang karena rentan
dengan infeksi trojan, spyware dan virus.
h. Jangan mudah percaya orang lain, dengan memberikan akses fisik secara langsung pada
perangkat digital seperti komputer, laptop, dan smartphone.
i. Tidak membuka spam surel atau file attachment yang berbahaya atau tidak diketahui
identitasnya.

2. Perbaikan kualitas Sumber Daya Manusia


Tingkat kualitas sumber daya manusia dalam hubungan komunikasi secara digital sedikit
banyak akan memengaruhi dampak negatif yang ditimbulkan. Untuk meminimalkan
kemungkinan buruk, ada beberapa langkah yang dikerjakan antara lain sebagai berikut.
a. Mengedepankan jiwa sosial dan tenggang rasa sehingga membentuk rasa kemasyarakatan
secara kekeluargaan dan saling menghormati.
b. Tidak mengunggah hal-hal yang bersifat pribadi milik orang lain, seperti foto pribadi,
masalah pribadi atau kasus tertentu yang menyebabkan orang lain menjadi marah
c. Hindari nada yang bernada ancaman, hasutan, fitnahan, penyebaran hoax, pengecaman
untuk menghindari konflik panjang
d. Sebaiknya tidak mengunggah foto atau informasi biodata secara detail ke media sosial
yang dapat dijadikan modus penipuan

Modul Materi Simulasi dan Komunikasi Digital | Page 8


e. Mengatur pertemanan, privasi dan informasi publik apapun yang dapat diakses oleh orang
lain
f. Jika mengalami sesuatu yang kurang menyenangkan, hendaknya tidak memperpanjang
debat atau diskusi yang tidak akan pernah menemukan solusinya di media sosial.
g. Lakukan pemblokiran pada orang-orang yang berpotensi menimbulkan ketegangan
h. Jangan mengikuti grup atau komunitas yang cenderung menyebarkan SARA, penghinaan,
pelecehan atau tindakan-tindakan negatif yang bertentangan dengan hukum.
i. Baca dan pahami tentang aturan perundang-undangan yang berlaku terkait dengan
informasi dan teknologi.
j. Hormati hak cipta yang dimiliki setiap informasi yang diunggah
k. Hindari plagiarisme ketika menulis informasi di internet
l. Tidak memberikan komentar atau tanggapan yang dapat memicu konflik antar pengguna

Gunakan pedoman F.A.K.T.A setiap melakukan unggahan data atau informasi ke dunia maya.
Pedoman F.A.K.T.A yaitu sebagi berikut.
1. Faktual
Data atau informasi yang disampaikan harus sesuai kenyataan serta tidak dibuat-buat yang
menjurus pada fitnah. Sebagai contoh informasi telah terjadi Gempa di daerah ABC berukuran
8 skala richter, berpotensi tsunami. Masyarakat yang berada di radius 5 km hendaknya segera
mengungsi. Jika berita itu tidak benar atau belum dinyatakan keabsahannya oleh badan
berwenang nantinya dapat menimbulkan kepanikan luar biasa.
2. Asli
Informasi yang disampaikan dapat Anda dapatkan secara langsung kemudian dibagikan.
Contohnya “kecelakaan lalu lintas di jalan XYZ terjadi pada pukul 05.00 WIB akibat ban mobil
pecah” dilengkapi dengan foto kejadian. Jika Anda hanya meneruskan informasi dari orang lain
atau grup komunitas media soial, hendaknya mencantumkan asala berita atau informasi
tersebut sehingga menguatkan asal-usul berita.
3. Kesantunan
Tata bahasa yang digunakan ketika melakukan posting atau memberikan komentar dalam
sebuah diskusi atau dalam grup hendaknya selalu memperhatikan tata krama, norma, adat,
budaya, dan nilai-nilai agama. Jika para pengguna atau warga digital mengedepankan nilai
kesantunan, perbedaan tidak meruncing menjadi pertikaian.
4. Tenggang rasa
Unsur tenggang rasa lebih menyoroti bagaimana aktivitas Anda dalam berinteraksi dengan
media sosial. Jika Anda dicubit merasakan sakit, jangan pernah mencubit orang lain. Itu filosofi
sederhana yang memiliki makna dalam. Artinya, jika Anda dihina, dilecehkan, di bully dan
diintimidasi dalam sebuah komunitas grup digital akan merasakan sakit hati, sebaliknya jika
Anda juga menghindari hal serupa terhadap pengguna lain. Intinya, Anda harus selalu hati-hati
dalam meng-upload berita, data atau informasi lain apakah akan menyinggung orang lain, suku
atau organisasi lain.
5. Analisis
Saat ini, hampir semua orang dapat membuat blog, web atau situs-situs berita yang dapat
dengan mudah diakses orang lain. Motivasi mereka bermacam-macam, mulai dari hanya
sekedar belajar IT, posting informasi, memperoleh pendapatan sampingan dengan adsense
atau bahkan bermodus kejahatan. Oleh karena itu, anda hampir tidak dapat membedakan
informasi itu benar-benar asli dan akurat atau tidak. Dengan demikian, sikap yang teliti dan
lebih analitif akan diperlukan untuk memfilter agar Anda tidak berlarut-larut mengikuti isu atau
pengaruh dari informasi yang beredar.

Modul Materi Simulasi dan Komunikasi Digital | Page 9

Anda mungkin juga menyukai