Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

KONSEP KEINDAHAN SENI RUPA TIONGKOK

GURU PENGAMPU :
SHELY OCTAVIYANTI S.Pd

NAMA KELOMPOK :
SISKA TRIWULAN DARI
DINI AGUSTINA
SAHARUDIN
RISTANG

SMK NEGERI 6 TANJUNG JABUNG TIMUR


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Seni rupa merupakan salah satu wujud ekspresi dan komunikasi manusia tertua di
dunia. Menurut Koentjaraningrat, seni rupa merupakan salah satu bagian dari 7 segi
kebudayaan (Koentjaraningrat, 1986). Berkesenian dalam konteks Tiongkok merupakan
jalur yang sangat berbeda dengan sistem setara yang berlaku di dunia Barat secara
umum.Membicarakan budaya, maka salah satu bentuk budaya yang tidak habis
diperbincangkan adalah konsep keindahan. Bagaimana manusia menciptakan keindahan,
mewujudkan keindahan, mengembangkan keindahan, dan memberi makna serta hiasan
pada benda-benda ciptaannya, merupakan bagian penting dalam ilmu kesenian. Seniman,
ilmuwan dan ahli sejarah seni terus menggali dan berusaha menerjemahkan alam pikir
manusia yang berkesenian. Tiongkok sendiri memiliki sejarah kesenian yang panjang.
Penemuan-penemuan arkeologis yang tersebar di daratan Tiongkok sudah membuktikan
bahwa manusia Tiongkok di Jaman Neolithik sudah menciptakan benda-benda seni,
terutama di sekitar Sungai Kuning dan Yangtze, berupa tembikar dan giok.Dalam filsafat
seni, para ahli mengkaji konsep-konsep umum yang mendasari kegiatan berkesenian dari
setiap budaya maupun periode seni. Dalam mencari konsepkonsep tersebut biasanya
dimulai dengan mengkaji hasil pemikiran filsuf-filsuf budaya tersebut sesuai dengan
jamannya. Untuk Tiongkok sendiri, filsuf-filsuf Tao dan Konfusianisme memberikan
kontribusi besar atas perkembangan alam pikir kesenian.

1.2. RUMUSAN MASALAH


1) Apa yang dimaksud dengan seni rupa?
2) Bagaimana ciri khas seni rupa Tiongkok?
3) Kenapa harus disebut Tiongkok?

1.3. TUJUAN
Untuk mengapresiasikan pengalaman artistik manusia ke dalam sebuah bentuk yang
dapat diraba oleh tangan dan ditangkap oleh mata dan dapat dinikmati dalam jangka
waktu yang lama atau berulang-ulang.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. KONSEP KEINDAHAN SENI RUPA TIONGKOK


Konsep keindahan seni rupa Timur, khususnya di wilayah Tiongkok, sangat menitik
beratkan pada ajaran Tao atau Taoisme. Taosime dapat dimaknai sebagai aliran yang
memercayai bahwa nilai-nilai kehidupan bersumber dari segala sesuatu yang ada di alam
semesta. Pada masa Taoisme banyak berkembang dan diyakini masyarakat Tiongkok.
Oleh sebab itu, perkembangan seni di Tiongkok juga banyak berlandaskan pada Taoisme.
Penerapan Taoisme dalam bidang seni rupa Tiongkok tampak melalui sikap seniman
dalam menciptakan karyanya. Berdasarkan aliran ini, seniman perlu menciptakan karya
seni yang harus mengungkapkan roh, karakter, atau watak. Oleh karena itu, seniman
harus banyak melakukan kontemplasi dan menyucikan diri sehingga mampu melihat,
menyentuh, serta menangkap roh tersembunyi di dalam benda-benda di sekitarnya.
Upaya ini dikenal sebagai upaya untuk mencapai kesadaran Tao. Jika seniman telah
mencapai kesadaran Tao, ia akan mampu menghasilkan karya seni yang indah dan sarat
makna.
Panjangnya perjalanan yang harus dilalui seniman Tiongkok untuk menghasilkan
karya seni yang indah dan sarat makna tentu membuat orang-orang berpikir bahwa karya
seni yang dihasilkan akan mendekati kata sempurna. Namun, yang terjadi tidaklah
demikian. Karya seni yang tercipta masih tidak lepas dari potensi buruk. Selain itu,
keindahan merupakan hal yang sifatnya relatif dan tidak mutlak. Oleh sebab itu, banyak
seniman yang menciptakan karya yang lebih mengutamakan sisi dan pengalaman
spiritual yang akan diperoleh serta mengesampingkan bentuk dan warna yang semarak.
Sisi spiritual yang ditonjolkan dalam karya dipercaya akan membangkitkan keindahan
tersendiri bagi siapa pun yang menghayatinya. Penerapan prinsip tersebut banyak
ditemukan dalam karya lukisan pada masa Tiongkok Kuno. Ciri khas lukisan tersebut
adalah banyaknya ruang kosong dan kesan sunyi dari lukisan, serta berfokus pada satu
objek. Tak heran jika berkembang pepatah yang menyebutkan bahwa perkembangan seni
lukis di Barat adalah seni lukis mata (memanjakan mata), sedangkan seni lukis di Timur,
tepatnya di Tiongkok, adalah seni lukis ide/ gagasan (memanjakan Sisi spiritual dan
pemikiran). Pepatah ini jelas menunjukkan bahwa seni lukis Tiongkok Kuno
mementingkan esensinya, bukan eksistensinya. Penggunaan warna dalam karya lukisan
Tiongkok Kuno tidak bersifat fungsional, tetapi lebih bersifat simbolisme. Seni rupa
Tiongkok menganjurkan adanya tahap perencanaan yang matang sebelum berkarya.
Selain itu, karena mengutamakan esensi, karya seni Tiongkok sebaiknya direproduksi
agar dapat diteruskan dan disebarluaskan.
2.2. CONTOH KEINDAHAN SENI RUPA TIONGKOK
Seni Tiongkok kuno ini bisa dibilang salah satu tradisi tertua yang berkelanjutan di dunia
yang berasal dari 10.000 SM. Yakni periode Neolitikum, ketika merebaknya tembikar
sederhana dan seni patung. Seni Tiongkok kuno telah berkembang seiring waktu dan
dipengaruhi oleh faktor agama, politik, dan filsafat.Seni ini termasuk kaligrafi, puisi, dan
lukisan, yang masing2 punya karakteristik sendiri tergantung pada dinasti yang tengah
berkuasa saat itu. Berikut beberapa jenis seni Tiongkok kuno yang paling populer.

2.1.1. BATU GIOK

Di jaman Tiongkok kuno, Giok dianggap lebih dari sekadar batu! Giok adalah
simbol kesempurnaan, keabadian, kemuliaan, dan keteguhan. Orang China
menganggapnya sebagai esensi dari surgawi dan bbumi Di Tiongkok kuno, surga
dianggap bundar dan bumi dianggap persegi. 'Pai', lubang di tengah giok
diciptakan untuk menghormati para Dewa di surga. Sedangkan 'Tsung, sisi
persegi panjangnya dibuat untuk menghormati Bumi.

2.1.2. ARSITEKTUR DAN PATUNG BUDDHA

Saat agama Buddha menyebar ke Tiongkok pada 67 Masehi, maka banyak seni
arsitektur yang mulai terpengaruh. Salah satunya yakni dengan keberadaan patung
Buddha. Di Indonesia sendiri, seni ini dapat dilihat di tempat2 tertentu, misalnya
di Pagoda Avalokitesvara, Banyumanik, Semarang. Warisan agama Buddha di
Tiongkok telah mengarah menjadi salah satu jenis seni Buddha yang paling luas
di dunia

2.1.3. CLOISSONE

Cloissone berasal dari kata Prancis 'cloison', yang secara harafiah berarti 'partisi' .
Cloissone adalah seni kuno untuk menghias benda logam. Seni Cloissone ini
digunakan untuk mendekorasi benda-benda yang terbuat dari tembaga atau
perunggu.

2.1.4. PUISI (POEM) TIONGKOK KUNO

Karya puisi di Tiongkok kuno adalah ekspresi dari emosi publik dan pribadi,
dimana pembaca dapat memahami kehidupan batin penulis dengan membaca
puisinya. Puisi Tiongkok klasik mencakup 3 elemen dasar yang dikenal sebagai
shi, ci, dan qu.Hanya ada beberapa contoh puisi yang tersisa dari Tiongkok kuno,
karena dulu pernah terjadi peristiwa sejarah yang kejam; dimana kaisar Qin
Shihuang (dinasti Qin) memutuskan untuk membakar buku2 dan membunuh para
sarjana.Beberapa contoh puisi Tiongkok kuno yang masih ada, seperti puisi 'Lagu
Tengah Malam', Orang Bijak dari Hutan Bambu, serta puisi pengumpulan
anggrek paviliun.
BAB 3
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Bagaimana manusia menciptakan keindahan, mewujudkan keindahan, mengembangkan
keindahan, dan memberi makna serta hiasan pada benda-benda ciptaannya, merupakan
bagian penting dalam ilmu kesenian. Seniman, ilmuwan dan ahli sejarah seni terus
menggali dan berusaha menerjemahkan alam pikir manusia yang berkesenian. Tiongkok
sendiri memiliki sejarah kesenian yang panjang. Penemuan-penemuan arkeologis yang
tersebar di daratan Tiongkok sudah membuktikan bahwa manusia Tiongkok di Jaman
Neolithik sudah menciptakan benda-benda seni, terutama di sekitar Sungai Kuning dan
Yangtze, berupa tembikar dan giok.Dalam filsafat seni, para ahli mengkaji konsep-
konsep umum yang mendasari kegiatan berkesenian dari setiap budaya maupun periode
seni

3.2. SARAN
saran dari kelompok kami adalah perbanyaklah mencari informasi tentang berbagai
macam seni rupa yang ada didunia ini. Karena itu dapat menambah ilmu pengetahuan
kita dan dapat menjadi pembelajaran bagi kita semua
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai selesai.Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih
banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Lambur 2, Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................................................
ii

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................................


1
1.1. LATAR
BELAKANG ................................................................................................. 2
1.2. RUMUSAN
MASALAH ............................................................................................. 3
1.3. TUJUAN ...................................................................................................................
... 4
BAB 2 PEMBAHASAN ...............................................................................................................
5
2.1. KONSEP KEINDAHAN SENI RUPA TIONGKOK .................................................
6
2.2. CONTOH KEINDAHAN SENI RUPA TIONGKOK ................................................
7
BAB 3 PENUTUP .........................................................................................................................
8
3.1. KESIMPULAN ...........................................................................................................
9
3.2. SARAN ......................................................................................................................
10

Anda mungkin juga menyukai